Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SANDI INDRA ANGGALO

KELAS : E - TEOLOGI
NIRM : 2020185849

 Apakah gunanya bagi kita mempelajari Perjanjian Lama? Apa hubungannya dengan kita
saat ini? Apakah Perjanjian Lama hanya merupakan catatan sejarah dan kebudayaan orang
Yahudi? Apakah kita sungguh perlu belajar Perjanjian Lama?

Perhatikanlah bahwa tiga perempat Alkitab kita terdiri dari Perjanjian Lama! Oleh karena itu
Perjanjian Lama dan Perjanjian baru dalam Alkitab, adalah dua perjanjian yang tidak dapat dipisahkan
karena saling melengkapi. Sebagaimana pernah dikatakan Augustine pada abad ke-4 “Yang Baru
dalam Yang Lama disembunyikan. Yang Lama dalam Yang Baru diterangkan”

Perjanjian Lama diilhamkan oleh Roh Kudus. “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran.” 2 Timotius 3:16. “tulisan” yang dimaksud dalam ayat ini adalah
bagian kitab-kitab Perjanjian Lama yang ada pada Alkitab kita sekarang. Pada waktu ayat ini ditulis
2000 tahun yang lalu, Alkitab saat itu hanya terdiri dari Perjanjian Lama. Dalam masa Yesus dan
murid-murid-Nya serta masa jemaat mula-mula tidak ada Alkitab selain Perjanjian Lama.

Yesus sendiri mengenal dan sering mengutip dari Perjanjian Lama. Dicatat bahwa Ia mengutip
dari 24 kitab. Pada permulaan pelayananNya, Yesus melawan godaan Iblis dengan mengutip apa yang
ditulis dalam Perjanjian Lama. “Demikianlah segala pengajaranNya sesuai dan didasarkan atas
pengajaran Taurat, Mazmur dan Kitab nabi-nabi, yang ada dalam Perjanjian Lama. Karena Yesus
berkata, sedangkan Kitab Suci tidak dapat dibatalkan”. Oleh karena itu Murid-murid Yesus memakai
Perjanjian Lama. Filipus berkata : "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab
Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret". Ada banyak peristiwa atau perkataan
Yesus yang murid-murid-Nya tidak langsung mengerti, namun sesudahnya mereka ingat kembali ayat-
ayat dari Perjanjian Lama. “Mula-mula murid-murid Yesus tidak mengerti akan hal itu, tetapi sesudah
Yesus dimuliakan, teringatlah mereka, bahwa nas itu mengenai Dia, dan bahwa mereka telah
melakukannya juga untuk Dia“ (Yohanes 12:16). Paulus mendasarkan pengajarannya atas Perjanjian
Lama. Paulus sering mengutipnya. Sebagai contoh, dalam Roma 3, Paulus mengutip darinya tujuh kali.
Dan didalam ayat 4 (Mazmur 51:6 dan Mazmur 116:11); ayat 10–12 (Mazmur 14:1-3); ayat 13
(Mazmur 5:10); ayat 14 (Mazmur 10:7); ayat 15 (Amsal 1:16); ayat 17 (Yesaya 59:7). Dalam Roma 9-
12, Paulus mengutip 36 kali ayat-ayat dari kitab-kitab berikut: Kejadian, Keluaran, Imamat, Ulangan, 1
Raja-raja, Mazmur, Amsal, Yesaya (10 kali), Yeremia, Hosea, Yoel dan Maleakhi. Oleh sebab itu Kitab
Ibrani didasarkan Perjanjian Lama yang dikutip kira-kira 33 kali. Untuk mengerti kitab itu memang
kita perlu mengerti latar belakangnya. Satu contoh adalah Ibrani 6 sampai 8 yang membicarakan
hubungan antara Melkisedek, Abraham dan Yesus. Untuk memahaminya harus lebih dulu mengenal
Kejadian 14:13-20 dan Mazmur 110. Sama halnya didalam Kitab Wahyu ada lebih dari 500 referensi
kepada Perjanjian Lama. Kitab Wahyu tidak dapat dipahami tanpa latar belakang Perjanjian Lama.
Sebagai contoh dikatakan bahwa waktu bunyi sangkakala ketujuh, akan genaplah keputusan rahasia
Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi. (Wahyu 10:7).

Inti berita Perjanjian Lama memang adalah Yesus. Yesus datang untuk menggenapi Perjanjian
Lama. Ia berkata, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”,
Matius 5:17. Perhatikan juga apa yang dikatakanNya: "Inilah perkataanKu, yang telah Kukatakan
kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada
tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur. Karena itu kita
perlu memeriksa dan mengerti maknanya. Kita perlu mencari Yesus dalam Perjanjian Lama. Salah satu
rahasia Perjanjian Lama adalah bahwa Yesus dapat dilihat dalam setiap kitab. “Kamu menyelidiki
Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi
walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, itu sebabnya Ada banyak nubuatan
dalam Perjanjian Lama. Khususnya ada nubuatan tentang Mesias yang akan datang. Yesus menggenapi
lebih dari 300 nubuatan. Sebagai contoh, dinubuatkan bahwa Mesias akan lahir di Betlehem Ia adalah
keturunan Daud dan Ia akan dilahirkan oleh seorang anak dara dan akan masuk Yerusalem dengan naik
seekor keledai Ia pun akan dijual untuk tiga puluh uang perak dan Ia akan dikuburkan dengan orang
kaya. Dan Juga ada banyak lagi nubuatan tentang kedatanganNya kembali pada akhir zaman. Ada
nubuatan tentang pemulihan bangsa Yahudi. Ada nubuatan tentang keadaan dunia dan bangsa-bangsa.
Semuanya ini penting bagi kita. Untuk mengerti Perjanjian Baru kita perlu mengenai latar belakang.
Ada latar belakang dari tokoh-tokoh yang disebut dalam Perjanjian Baru seperti Adam, Nuh, Abraham,
Ishak, Yakub, Musa, Harun, Daud, nabi-nabi dan lain-lain. Ada tempat-tempat yang disebut yang
bermakna bagi kita karena hubungan dengan Perjanjian Lama: Betlehem, Yerusalem, Sungai Yordan,
Mesir, Babel. Ada adat istiadat orang Yahudi, hari rayanya, pembangunan Bait Allah, yang merupakan
latar belakang untuk mengerti rencana keselamatan. Sejarah Israel penting sebagai teladan bagi kita.
Perjanjian Lama adalah kamus atau ensiklopedia supaya kita dapat mengerti Perjanjian Baru.

Jadi Untuk memahami Perjanjian Baru kita perlu melihat bayangan-bayangan dalam Perjanjian
Lama. “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan
bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.”(Ibrani 10:1). Karena Jalan keselamatan disembunyikan di
dalam Perjanjian Lama. Kita tidak dapat mengerti inti dari Injil yaitu dosa, hukuman, keselamatan dan
penebusan, tanpa mengerti Perjanjian Lama. Paulus berkata kepada Timotius bahwa Kitab Suci, yaitu
Perjanjian Lama, dapat memberikan hikmat dan menuntun kepada keselamatan (2 Timotius 3:16).
Untuk mengerti rencana Allah dari permulaan dan maksud abadi Allah, kita perlu mengerti seluruh
Alkitab. Karena Perjanjian Lama bermanfaat untuk mengajar, menyataan kesalahan, memperbaiki
kelakuan, mendidik dalam kebenaran dan memperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Dengan
Firman Allah kita dapat diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Kita dapat mengerti sejarah,
penyembahan dan nyanyian. Kita dapat melihat contoh orang yang percaya kepada Tuhan dan
berkenan kepada-Nya. Kita dapat menerima hikmat dan mengerti nubuatan bagi masa depan. Dan oleh
sebab itu Perjanjian Lama ditulis khusus bagi kita yang hidup pada akhir zaman.

Pemazmur mengetahui bahwa ia menulis bagi angkatan yang akan datang, “Biarlah hal ini dituliskan
bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji TUHAN. Dan
Paulus menjelaskan, “Semuanya ini telah menimpa mereka bangsa Israel sebagai contoh dan dituliskan
untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.” Dan
Petrus pun menegaskan bahwa Perjanjian Lama ditulis bagi kita, “Kepada mereka telah dinyatakan,
bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang
telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang
diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh
malaikat-malaikat. (1 Petrus 1:12).

Karena semua itu, betapa penting bahwa kita dapat menyelediki dan memahami apa yang ditulis dalam
Perjanjian Lama!

Anda mungkin juga menyukai