Glikosida Jantung
konduktivitas pada atrioventricular (AV) node. Digoksin merupakan glikosida jantung yang
sering digunakan. Glikosida jantung sangat berguna pada pengobatan takikardi supraventrikel,
fungsi utama dapat mengatur reaksi ventricular pada fibrilasi atrium yang tidak berubah.
Digoksin mempunyai fungsi terbatas untuk mengatasi gagal jantung kronik pada anak. Pada tata
laksana fibrilasi atrium dosis penunjang glikosida jantung ditetapkan dari kecepatan ventrikal
tidak kurang dari 60 denyut per menit terkecuali bersama pemberian beta-bloker. Dosis
penunjang glikosida jantung pada anak untuk tata laksana fibrasi ditentukan oleh kecepatan
ventrikal paling rendah. Dijaman sekarang digoksin jarang untuk dipergunakan untuk pengaturan
detak pada jantung yang segera dilakukan. Walaupun digoksin dapat diberikan dengan cara
intrayena, adapun gejala takikardi yang menetap bukan merupakan suatu indikasi untuk
pemberian dosis melebihi yang dianjurkan. Digoksin memiliki waktu paruh panjang dan dosis
penunjang cukup diberikan sehari sekali. Efek yang tidak diinginkan bergantung pada kadar
glikosida jantung dalam plasma dan bergantung juga pada sensitivitas dari sistem konduksi atau
miokardium, pasti terjadi peningkatan risiko toksisitas jika kadar digoksin dalam plasma
mencapai 1,5-3 mcg/L. Glikosida jantung harus digunakan dengan sangat hati-hati pada lansia
karena meningkatnya risiko terjadi toksisitas digitalis. Hipokalemia dapat memicu terjadinya
toksisitas digitalis pada usia anak dan dewasa. Toksisitas ini dapat diatasi dengan menghentikan
penggunaan digoksin dan mengoreksi kondisi hipokalemia dengan pemberian diuretika hemat
kalium, manifestasi yang serius memerlukan penatalaksanaan secara cepat dari dokter spesialis.
Monografi: DIGOKSIN
Peringatan: Infark jantung baru; sindrom penyakit sinus; penyakit tiroid; kurangi dosis pada usia
lanjut); hindari hipokalemia dan pemberian intravena yang sangat cepat (nausea dan risiko
kinidin menaikkan kadar digoksin plasma sampai sekitar 70-100%. karena kinidin mengurangi
klirens ginjal dan volume distribusi digoksin. Dengan demikian dosis digoksin harus dikurangi
sampai 50% dan dilakukan pemantauan kadar digoksin plasma. Verapamil, suatu antagonis
Kontraindikasi: Blok jantung komplit yang intermiten; blok AV derajat II; aritmia
Efek Samping: Dosis yang berlebih, termasuk anoreksia, mual muntah, diare, nyeri abdomen,
gangguan penglihatan, sakit kepala, rasa capai, mengantuk, bingung, pusing; depresi; delirium,
halusinasi; aritmia, blok jantung; rash yang jarang; iskemi usus; ginekomastia pada pemakaian
Dosis: oral, untuk digitalisasi cepat: 1-1,5 mg/24 jam dalam dosis terbagi; bila tidak diperlukan
cepat: 250 - 500 mcg sehari (dosis lebih tinggi harus dibagi).
DIGITOKSIN
Indikasi: gagal jantung, aritmia supraventrikular, terutama fibrilasi atrium
Dosis: Penunjang, 100 mcg sehari atau 2 hari sekali; bila perlu dapat dinaikkan sampai 200 mcg
sehari
Keterangan: Alkaloid lain dari digitalis yang mempunyai khasiat sama dengan digoksin, bedanya
digitoksin lebih larut dalam lemak dibanding dengan digoksin. Bioavailabilitas oral digitoksin
mendekati 100%, waktu paruhnya 4-7 hari, dan volume distribusinya 0,6 liter/kg.