Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sudi Febrianto

NIM : 19/448858/PPN/04473

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara individu sebagai bagian dari ujian akhir
tanggal 19 Desember 2019. Jawaban dikirim via ELISA paling lambat tgl 26 Desember 2019 pkl
23.00.

1. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan teknik/metoda yang dipilih apabila Saudara
diminta untuk melakukan diagnosis penyakit tumbuhan?. dan mengapa diagnosis penyakit
tumbuhan merupakan salah satu bagian penting dalam pengelolaan penyakit tumbuhan?
2. Beberapa jamur dapat diinduksi pembentukan spora seksualnya antara lain dengan teknik
fungistasis, nutrient step down, soil agar dan sebagainya.
a. Dari teknik-teknik yang diterapkan tersebut, apa sebenarnya yang menjadi dasar teori
mengapa jamur dapat diinduksi pembentukan spora seksualnya?
b. Mengapa dengan adanya spora, identifikasi menjadi lebih mudah dilakukan?
3. Apakah dimungkinkan melakukan penggolongan Anastomosis Group (AG) pada Rhizoctonia
solani dengan langsung melakukannya menggunakan teknik molekular?
4. Dalam era teknologi informasi dewasa ini, menurut Saudara apakah dimungkinkan
melakukan diagnosis penyakit tumbuhan secara online tanpa mengirim sampel tanaman yang
sakit?
5. Toda dkk tahun 2004 mengembangkan primer spesifik untuk deteksi Rhizoctonia solani AG
2-2 LP penyebab penyakit large patch pada zoysia grass. Mengapa Toda dkk perlu membuat
spesifik primer tersebut dan apa keuntungan dari primer spesifik yang dikembangkannya
tersebut?.
6. Jelaskan mengapa dalam melakukan isolasi patogen dari jaringan sakit yang Saudara lakukan
banyak yang tidak berhasil mendapatkan biakan murninya?.
Jawaban
1. Saya memilih metode secara molekuler salah satunya yaitu dengan menggunakan PCR. Hal
yang mendasari atau yang menjadikan pertimbangan saya mengunakan PCR yaitu karena
menggunakan PCR memiliki sensitifitas yang tinggi dibandingkan dengan metode elisa,
dapat membedakan varian mikroorganisme lainnya, dan sangat cepat memberikan hasil yang
sama pada hari yang sama.
Diagnosis penyakit tumbuhan dalam pengeloaan penyakit tumbuhan sangatlah penting. Hal
ini karena dalam pengendalian penyakit di suatu tanaman budidaya diperlukan terlebih
dahulu suatu diagnosis penyakit yang benar sebelum melakukan tindakan pengendalian
penyakit. Hasil diagnosis sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan pengendalian suatu
penyakit pada tanaman budidaya. Karena diagnosis merupakan tindakan pertama sebelum
mengendalikan suatu penyakit pada tanaman budidaya.
2. a. Yang menjadi dasar teori mengapa jamur dapat diinduksi dalam pembentukan spora
seksualnya, yaitu dengan memberi stress pada miselia jamur baik stress nutrisi, hambatan
fungisida, medium, dan air. Akibat dari stress ini memacu jamur untuk membentuk spora.
b. Identifikasi menjadi lebih mudah dengan adanya spora. Hal ini karena sebagian besar
spora jamur memiliki bentuk yang berbeda-beda setiap spesiesnya. Sehingga mempermudah
dalam mengidentifikasi suatu jamur tersebut dengan jamur yang lainnya.
3. Penggolongan Anastomosis Group (AG) pada Rhizoctonia solani dengan langsung
menggunakan teknik molekuler, menurut saya memungkinkan terjadi. Hal ini karena dalam
penggolongan anastomosis group (AG) akan terjadi fusi sel, dimana jika fusi selnya yang
sama maka sama grup begitu juga sebaliknya.
4. Memungkinkan, hal ini karena kita dapat melihat foto-foto gejala penyakit tanaman yang
telah dikirimkan dengan mencocokkan sumber informasi gejala yang telah kita cari.
Sehingga kita dapat mendiagnosis sementara apa yang menjadi penyebab penyakit pada
tanaman tersebut.
5. Mengapa Toda dkk perlu membuat spesifik primer, hal ini karena spesifik primer hanya
memiliki satu target saja, jadi nantinya akan lebih mudah dalam mengdiagnosis penyakit
tersebut. Kelebihan spesifik primer yaitu hanya ditunjukan pada satu taget saja, lebih spesifik
ketarget tertentu dan dapat melakukan diagnosis secara dini.
6. Dalam mengisolasi patogen dari jaringan sakit untuk biakan murni kebanyakan tidak
berhasil, hal ini dikarenakan beberapa alasan antara lain:
a. Kontam, kebanyakan media isolasi terjadi kontaminasi dengan ditandai berlendir dan
berair. Hal ini disebabkan tidak sterilnya dalam penggunaan alat-alat praktikum dan
waktu isolasi.
b. Waktu pengambilan biakan untuk isolasi murni tidak tepat, yaitu pengambilan tidak pada
ujung akhir miseliumnya melainkan pengambilan di tengah. Hal ini mengakibatkan
banyaknya miselia-miselia dari jamur lainnya yang bukan target.
c. Kurang pengalaman praktikan, hal ini juga dapat menjadi penyebab ketidak berhasilan
biakkan murni karena praktikan belum terbiasa dan belum terlatih dalam mengisolasi
jamur Rhizoctonia solani.

Anda mungkin juga menyukai