Anda di halaman 1dari 1

TRIBUNNEWS.COM.

JAKARTA - Beberapa tahun terakhir, kasus


penyalahgunaan dekstrometorfan di masyarakat semakin
meningkat dan mencapai kondisi yang mengkhawatirkan serta
memprihatinkan.
Berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional pada tahun
2010 Penyalahgunaan obat ini sangatlah tinggi oleh para remaja
dan pelajar mulai dari usia sekolah menengah atas bahkan sekolah
dasar,
Hal ini diutarakan Karopenmas Mabes Polri, Boy Rafli Amar saat
diskusi yang diadakan Forum Wartawan Peduli Hukum dan
Keadilan dengan tema: "Pentingnya Perlindungan Hukum
Terhadap Konsumen Berkaitan dengan Penggunaan Zat
Berbahaya Pada Obat-obatan : Sosialisasi Terhadap Penarikan Zat
Berbahan Dekstro Metorfan Tunggal” diJakarta, Senin (26/5/2014).
Beberapa faktor yang mendorong tingginya kasus penyalahgunaan
dekstrometorfan tersebut antara lain efek halusinasi dan dissosiatif
sedatif yang ditimbulkan, harganya yang relatif murah dan
peredarannya di pasaran bebas di masyarakat serta lemahnya
pengawasan peredaran.
Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan Napza, BPOM,
Retno Tyas Utami mengatakan sejak tahun 2011 Badan POM
pernah melakukan kajian dan pembahasan dengan narasumber
dan lintas sektor terkait untuk mengeluarkan rekomendasi tindak
lanjut terkait permasalahan ini.
Untuk itulah Juni tahun 2013 ditetapkan bahwa tindak lanjut dari
pelanggaran tersebut adalah pembatalan persetujuan NIE obat
mengandung Dekstrometorfan Tunggal. Pembatalan ini tertuang
dalam keputusan Kepala Badan POM No. HK. 04.1.35.06.13.3534
Tahun 2013 tentang Pembatalan Izin Edar Obat Mengandung
Dekstrometorfan Sediaan Tunggal.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kasus


Penyalahgunaan Dekstrometorfan di Masyarakat Semakin
Meningkat, https://www.tribunnews.com/kesehatan/2014/05/27/kas
us-penyalahgunaan-dekstrometorfan-di-masyarakat-semakin-
meningkat.

Editor: Budi Prasetyo

Anda mungkin juga menyukai