Anda di halaman 1dari 28

REFERAT

GIZI DALAM KEHAMILAN

Pembimbing :
Letnan Kolonel (CKM) dr. Rifardi Rifiar, Sp.OG

Disusun oleh:
Sofni Rohmania
1102014256

KEPANITRAAN KLINIK ILMU OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH


SAKIT TINGKAT II MOCH. RIDWAN MEURAKSA
PERIODE 11 NOVEMBER 2019 – 18 JANUARI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat serta pengikutnya
hingga akhir zaman. Karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat
menyelesaikan sari pustaka ini dengan judul “GIZI DALAM KEHAMILAN”
sebagai salah satu persyaratan mengikuti ujian kepaniteraan klinik di bagian
Obstetri dan Ginekologi RS Mochammad Ridwan Meuraksa.
Berbagai kendala yang telah dihadapi penulis sehingga sari pustaka ini
selesai tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Atas bantuan
yang telah diberikan, baik moril maupun materil. Penulis ingin mennyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Letnan Kolonel (CKM) dr.
Rifardi Rifiar, Sp.OG selaku konsulen Obstetri dan Ginekologi RS Mochamad
Ridwan Meuraksa yang telah banyak memberikan ilmu dan masukan kepada
penulis selama mengenyam masa kepaniteraan klinik.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan
demi penyempurnaannya. Semoga referat ini dapat memberi informasi yang
berguna bagi para pembaca

Jakarta, Desember 2019

Penulis

Sofni Rohmania

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I........................................................................................................................4

PENDAHULUAN....................................................................................................4

1.1. Latar Belakang...................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................6

2.1. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil.................................................................................6

2.2. Pola Makan Ibu Hamil.....................................................................................14

2.3 Kebutuhan Gizi bagi Wanita Hamil Menurut Waktu...................................19

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Asupan Zat Gizi Pada Ibu
Hamil.......................................................................................................................21

2.5. Konsumsi Tablet Besi Pada Ibu Hamil............................................................23

BAB III...................................................................................................................27

KESIMPULAN.......................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................28

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan adalah masa terpenting untuk pertumbuhan janin. Salah satu


faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu kehamilan adalah gizi. Status gizi
ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin yang sedang dikandung. Status gizi pada trimester pertama akan sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio pada masa perkembangan dan
pembentukan organ – organ tubuh (organogenesis). Pada trimester II dan III
kebutuhan janin terhadap zat – zat gizi semakin meningkat. Jika tidak terpenuhi,
plasenta akan kekurangan zat makanan sehingga akan mengurangi
kemampuannya dalam mensintesis zat-zat yang dibutuhkan oleh janin.1
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu
kemungkinan luaran bayi pada ibu dengan nutrisi yang tidak adekuat. Bayi
dengan BBLR tidak jarang diikuti dengan berbagai komplikasi, sehingga dapat
berakibat kematian. Frekuensi BBLR di negara maju berkisar antara 3,6 – 10,8%,
di negara berkembang berkisar antara 10 – 43%. Rasio antara negara maju dan
negara berkembang adalah 1 : 4. Di Indonesia, berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, angka kematian neonatal sebesar 20 per
1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR, yaitu
sebanyak 29%. Di Medan, diperoleh angka kematian bayi dikarenakan BBLR
sebanyak 311 jiwa.4
BBLR dapat dicegah dengan asupan nutrisi seimbang selama kehamilan.
Pada laporan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi masih ditemukan beberapa tantangan,
diantaranya masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil. Rendahnya

4
status gizi ibu hamil dapat disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah
rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi.4
Pemenuhan nutrisi ibu hamil tidak dapat dilakukan dalam waktu yang
singkat, sehingga diperlukan pengetahuan dan kesadaran pentingnya nutrisi agar
perilaku asupan nutrisi yang adekuat dapat bertahan selama kehamilan.
Penelitian tentang pengetahuan nutrisi sebelumnya pernah dilakukan. Hasil
penelitian tentang pengetahuan ibu hamil di berbagai tempat, antara lain : di
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan didapatkan 34,7%
responden memiliki pengetahuan rendah, dan di Puskesmas Colomadu II
Karanganyar Surakarta didapatkan 20% responden berpengetahuan rendah.5
Dari penelitian sebelumnya, masih banyak ibu hamil yang memiliki
pengetahuan rendah tentang nutrisi. Hal ini yang menyebabkan peneliti tertarik
untuk mengetahui bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang asupan nutrisi di
Medan, khususnya di Poliklinik Ibu Hamil Departemen Obstetri dan Ginekologi
RSUP H. Adam Malik.4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan selama masa

kehamilan karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu

5
guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Gizi pada saat kehamilan adalah zat

makanan atau menu yang takaran semua zat gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil

setiap hari dan mengandung zat gizi seimbang dengan jumlah sesuai kebutuhan

dan tidak berlebihan. Kondisi kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat

menentukan kesehatan ibu hamil. Sehingga demi suksesnya kehamilan, keadaan

gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus

mendapat tambahan energi, protein, vitamin, dan mineral.9

Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari kondisi kesehatan si

ibu. Dasar pengaturan gizi ibu hamil adalah adanya penyesuaian faali selama

kehamilan, yaitu sebagai berikut :

a. Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori. Metabolisme basal

pada masa 4 bulan pertama mengalami peningkatanan kemudian menurun 20-

25% pada 20 minggu terakhir.

b. Perubahan fungsi alat pencernaan karena perubahan hormonal, peningkatan

HCG, estrogen, progesteron menimbulkan berbagai perubahan seperti mual

muntah, motilitas lambung sehingga penyerapan makanan lebih lama,

peningkatan absorbsi nutrien, dan motilitas usus sehingga timbul masalah

obstipasi.

c. Peningkatan fungsi ginjal sehingga banyak cairan yang dieksresi pada

pertengahan kehamilan dan sedikit cairan dieksresi pada bulan-bulan terakhir

kehamilan.

d. Peningkatan volume dan plasma darah hingga 50%, jumlah erytrosit 20-30%

sehingga terjadi penurunan hemodilusi dan konsentrasi hemoglobin.

6
Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang adekuat baik jumlah maupun
susunan

menu serta mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi. Malnutrisi

kehamilan akan menyebabkan volume darah menjadi berkurang, aliran darah ke

uterus dan plasenta berkurang dan transfer nutrien melalui plasenta berkurang

sehingga janin pertumbuhan janin menjadi terganggu.

Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam meningkatkan

kebutuhan gizi pada ibu hamil adalah:

1. Buruknya status gizi ibu

2. Usia ibu yang masih sangat muda

3. Kehamilan kembar

4. Jarak kehamilan yang rapat

5. Tingkat aktivitas fisik yang tinggi

6. Penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan malabsorbsi

7. Konsumsi rokok dan alkohol

8. Konsumsi obat legal (antibiotik dan phenytoin) maupun obat ilegal


(narkoba).3

Peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan hasil akhir

kehamilan. Bila ibu hamil sangat kurus makan akan melahirkan bayi dengan berat

badan rendah (BBLR) dan bayi prematur. Sebab-sebab terjadinya penurunan atau

peningkatan berat badan pada ibu hamil yaitu edema, hipertensi kehamilan, dan

makan yang banyak/berlebiha.9 Proporsi kenaikan berat badan selama hamil

adalah sebagai berikut :

a. Pada trimester I kenaikan berat badan ibu lebih kurang 1 kg yang hampir

7
IMT (sebelum Penambahan BB selamaPenambahan BB/mgg

hamil) kehamilan (kg) (trimester II dan III) (kg)


Rendah 12.5-18 0.5
Normal 11.5-16 0.4
Overweight 7-11.5 0.3
Obese < 6.8 tergantung

seluruhnya merupaka kenaikan berat badan ibu.

b. Pada trimester II sekitar 3 kg atau 0,3 kg/minggu. Sebesar 60% dari

kenaikan berat badan ini disebabkan pertumbuhan jaringan ibu.

c. Pada Trimester III sekitar 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu. Sebesar 60% dari

kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan janin.

2.1.1. Energi

Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang

8
meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta,
pembuluh darah, dan jaringan yang baru. Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan
sebagai cadangan lemak serta untuk proses metabolisme jaringan baru. Ibu hamil
memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada kehamilan. Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebesar 300 kkal/hari
untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan demikian dalam satu hari asupan energi
ibu hamil trimester ketiga dapat mencapai 2300 kkal/hari.
Kebutuhan energi yang tinggi paling banyak diperoleh dari bahan makanan
sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Setelah itu bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian,
dan gula murni.2

2.1.2. Protein

Pada saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang disebabkan


oleh peningkatan volume darah dan pertumbuhan jaringan baru. Jumlah protein
yang harus tersedia sampai akhir kehamilan adalah sebanyak 925 gr yang
tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Widyakarya Pangan dan Gizi
VIII 2004 menganjurkan penambahan sebanyak 17 gram untuk kehamilan pada
trimester ketiga atau sekitar 1,3 g/kg/hr. Dengan demikian, dalam satu hari asupan
protein dapat mencapai 67-100 gr.3
Perkiraan faktorial protein terhadap komponen-komponen pertambahan
pada kehamilan normal cukup bulan dapat dilihat dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1. Perkiraan Faktorial Protein Terhadap Komponen-Komponen
Pertambahan Pada Kehamilan Normal Cukup Bulan

Komponen Pertambahan Berat (gr) Protein (gr)


Janin 3400 440
Plasenta 650 100
Cairan amnion 800 3
Rahim 970 166
Darah 1250 81
Cairan Ekstrasellular 1680 135
Total 8750 925

9
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik dalam hal

jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, dan kerang.

2.1.3. Vitamin dan Mineral

Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan


mineral

seperti vitamin C, asam folat, zat besi, kalsium, dan zink. Angka kecukupan gizi

yang dianjurkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 untuk tambahan gizi ibu

hamil pada trimester ketiga adalah vitamin A +300 RE, vitamin C +10 mg, tiamin

+0,3 mg, riboflavin +0,3 mg, niasin +4 mg, asam folat +200 µg, vitamin B12 +0,2

µg, kalsium +150 mg, magnesium +40 mg, zat besi +13 mg, zink +10,2 mg,serta

iodium +50 µg.

2.1.3.1. Zat Besi

Selama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk mensuplai pertumbuhan

janin dan plasenta serta meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Zat besi

merupakan senyawa yang digunakan untuk memproduksi hemoglobin yang

berfungsi untuk :

1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh

2. Sintesis enzim yang terkait besi

3. Penggunaan oksigen untuk produksi energi sel.3

Total besi yang diperlukan selama hamil adalah 1040 mg. Dari jumlah ini,
200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang.
Sebanyak 300 mg ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk
pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200
mg lenyap ketika melahirkan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004

10
menganjurkan penambahan sebanyak 13 mg untuk kehamilan pada trimester
ketiga.2
Dengan demikian, angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi ibu hamil trimester
ketiga adalah 39 mg/hari.
Ada dua bentuk besi yang terdapat dalam pangan, yaitu besi heme yang
terdapat dalam produk-produk hewani dan besi nonheme yang terdapat dalam
produk-produk nabati. Makanan dari produk hewani seperti hati, ikan dan daging
yang harganya relatif mahal dan belum sepenuhnya terjangkau oleh kebanyakan
masyarakat Indonesia.3 Selain sumber hewani, ada juga makanan nabati yang kaya
akan zat besi seperti singkong, kangkung, dan sayuran berwarna hijau lainnya.
Namun, zat besi dalam makanan tersebut lebih sulit penyerapannya. Dibutuhkan
porsi besar sumber nabati untuk mencukupi kebutuhan besi sehari.2
Makanan-makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi selama hamil

diantaranya sebagai berikut :

1. Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi, yaitu daging,

sayur, dan buah yang kaya vitamin C.

2. Menghindari penghambat (inhibitor) absorpsi besi seperti teh dan kopi.

Kebutuhan akan zat besi yang besar terutama pada kehamilan yang

menginjak usia trimester ketiga tidak akan mungkin tercukupi hanya melalui diet.

Oleh karena itu, suplementasi zat besi sangat penting sekali, bahkan kepada ibu

hamil status gizinya sudah baik.3

2.1.3.2. Asam Folat

Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti metabolisme

beberapa asam amino, sintesis purin, dan timidilat sebagai senyawa penting dalam

sintesis asam nukleat.3 Selain itu asam folat juga dibutuhkan untuk pembentukan

sel darah merah dan sel darah putih dalam sum-sum tulang belakang dan untuk

11
pendewasaannya.1 Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun

yang telah maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam folat

di dalam makanan mereka sehari-hari Widyakarya Pangan dan Gizi 2004

menganjurkan penambahan sebanyak 200 µg untuk ibu hamil, yang tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan mereka disaat hamil. Kekurangan asam folat

berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan seperti aborsi spontan,

toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan dan hemorrhage (pendarahan).3

dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen. Suplementasi sebaiknya

diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan.

Besarnya suplementasi adalah 280, 660, dan 470 µg per hari, masing-masing pada

trimester I, II, dan III.2 Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat antara

lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, daging, jeruk, dan

telur.

Beberapa nutrisi membutuhkan perhatian khusus pada masa kehamilan, yaitu:

1. Asam folat
Folat merupakan vitamin B yang berperan mencegah defek pada neural tube
(mencegah abnormalitas yang cukup berat pada otak dan medulla spinalis.
Kekurangan folat pada kehamilan dapat meningkatkan resiko kelahiran premature.
Asam folat yang dibutuhkan sebelum konsepsi 800 mikrogram dan asam folat
yang dibutuhkan selama kehamilan 1000 mikrogram

Tabel 2.2 Contoh makanan mengandung asam folat


Contoh Makanan Takaran saji Kandungan asam
folat
Sereal 15-45 gram sereal siap saji 400 mikrogram
Bayam 90 gram bayam rebus 100 mikrogram
Kacang-kacangan 88 gram kacang rebus 90 mikrogram

12
Jeruk 1 buah jeruk kecil 30 mikrogram

2.1.3.3. Kalsium

Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menunjang perrtumbuhan

tulang dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk

membantu pembuluh darah berkontrkasi dan berdilatasi. Jika kebutuhan kalsium

tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari

tulang ibu yang mengakibatkan tulang ibu menjadi keropos atau osteoporosis.11

Widya Karya Pangan dan Gizi menganjurkan penambahan sebesar 150 mg

kalsium untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan demikian kebutuhan kalsium

yang harus dipenuhi oleh ibu hamil adalah 950 mg/hari. Makanan yang menjadi

sumber kalsium diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau, dan berbagai produk

olahan susu seperti keju dan yoghurt. Kekurangan kalsium selama hamil akan

menyebabkan tekanan darah ibu menjadi meningkat.

Jumlah kalsium yang dibutuhkan : 1000mg/hari

Tabel 2.3 Tabel makanan mengandung Kalsium


Contoh Takaran saji Kandungan
makanan kalsium
Yogurt 227 gram yogurt tawar, 415 milligram
rendah lemak
Susu 245 gram susu skim 306 milligram
Keju 43 gram keju mozarella 275 milligram
Jus 186 gram jus jeruk 200 to 260
milligram
Salmon 85 gram salmon 181 milligram
Spinach 90 gram bayam matang 120 milligram

13
Sereal 20-60 gram sereal 100-1.000
milligram

2.2. Pola Makan Ibu Hamil

Keadaan kesehatan ibu hamil tergantung dari pola makannya sehari-hari

yang dapat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas hidangan. Pola makan adalah

suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud

tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau

membantu kesembuhan penyakit. Menurut Margaret Mead, pola makan (food

patern) diartikan sebagai cara seseorang memanfaatkan pangan yang tersedia

sebagai reaksi terhadap tekanan sosio-ekonomi yang dialaminya dan dikaitkan

dengan kebiasaan makan.1 Sedangkan Husada menyebutkan, pengertian pola

makan pada dasarnya mendekati definisi pengertian diet dalam ilmu gizi. Diet

diartikan sebagai pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan agar

seseorang tetap sehat. Untuk mencapai pola makan sehat tersebut tidak terlepas

dari masukan gizi yang merupakan proses organisme menggunakan makanan

yang dikonsumsi melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,

metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ serta

menghasilkan energi.2

Di dalam susunan pola makan seseorang ada satu bahan makanan yang

dianggap penting, dimana satu hidangan dianggap tidak lengkap apabila bahan

makanan tersebut tidak ada, bahan makanan tersebut adalah bahan makanan

14
pokok. Di Indonesia bahan makanan pokok adalah beras dan di beberapa daerah

menggunakan jagung, sagu, dan ubi jalar.2

Pola makan di suatu daerah berubah-ubah sesuai dengan perubahan

beberapa faktor ataupun kondisi setempat yang dapat dibagi dalam dua bagian :

1. Faktor yang berhubungan dengan persediaan atau pengadaan bahan pangan.

Dalam kelompok ini termasuk geografi, iklim, kesuburan tanah yang dapat

mempengaruhi jenis tanaman dan jumlah produksinya di suatu daerah.

2. Faktor adat istiadat yang berhubungan dengan konsumen. Taraf sosio-kultural


setempat memegang peranan penting dalam konsumsi pangan penduduk.
Menurut Den Hartog dan Hautvar, fungsi makanan menurut aspek sosio-
kultural adalah sebagai fungsi kenikmatan (gastronomik), untuk menyatakan
jati diri, fungsi religi (magis), fungsi komunikasi, dan status ekonomi. 1
Jumlah penduduk adalah kunci utama yang menentukan tinggi rendahnya
jumlah konsumsi bahan pangan di suatu daerah. Demikian juga dalam hal
keluarga, jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi pola konsumsi
anggota keluarga. Apalagi dengan pengetahuan, pendapatan yang rendah dan
jumlah anak yang banyak cenderung pola konsumsi berkurang pula.7

Adapun aspek-aspek yang dapat mempengaruhi pola makan seseorang yaitu :

1. Jumlah makanan, yaitu banyaknya makanan yang dimakan atau diminum

yang dihitung untuk mendapatkan gambaran secara kuantitatif mengenai

asupan zat gizi tertentu.

2. Jenis makanan, yaitu bahan makanan yang diolah, disusun, dan dihidangkan

yang dibagi kedalam kelompok makanan pokok, kelompok lauk-pauk,

kelompok sayur, dan kelompok buah cuci mulut.

3. Frekuensi makanan, yaitu tingkat keseringan mengkonsumsi sejumlah bahan

15
makanan tertentu atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari,

minggu, bulan, dan tahun. Frekuensi makanan menggambarkan pola

konsumsi makanan secara kualitatif.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati pada tahun 2010,

terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan ibu dengan kejadian

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil. Hasil Riskesdas tahun 2010

menunjukkan persentase ibu hamil yang mengkonsumsi energi dibawah

kebutuhan minimal adalah sebesar 44,4%, sedangkan untuk persentase ibu hamil

yang mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal sebesar 49,5%.

Pola makan merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa

kehamilan, sebab apa yang dikonsumsi oleh ibu akan mempengaruhi janin di

dalam kandungan.13 Oleh karena itu ibu hamil harus memiliki pola makan yang

baik diantaranya harus memenuhi sumber karbohidrat, protein, lemak, serta

vitamin dan

mineral demi tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Senada dengan hal itu, Husada

juga menyatakan bahwa salah satu pedoman pola makan sehat adalah makanan

triguna, yaitu:

1. Mengandung zat tenaga seperti beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,

roti, dan mie yang mengandung karbohidrat serta minyak dan lemak yang

mengandung lemak.

2. Mengandung zat pembangun yang berguna untuk pertumbuhan dan

mengganti jaringan yang rusak. Bahan makanan sumber zat pembangun yang

berasal dari hewan mengandung protein hewani adalah telur, ikan, ayam,

16
daging, kerang, udang, kepiting, susu, serta hasil olahannya. Sedangkan jenis

makanan yang mengandung protein nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan

adalah kacang tanah, kacang merah, kacang ijo, kacang kedelai dan hasil

olahannya seperti tempe, tahu, dan lain sebagainya.

3. Mengandung zat pengatur yang berguna untuk mengatur semua fungsi tubuh

dan melindungi tubuh dari penyakit. Bahan makanan sumber zat pengatur

adalah semua jenis sayur-sayuran dan buah-buahan. Bahan makanan ini

mengandung berbagai macam vitamin dan mineral.

Thorn mengungkapkan, cara termudah untuk menjamin pola makan yang

sehat adalah dengan memilih berbagai makanan segar secara keseluruhan, karena

makanan yang telah mengalami pemrosesan tinggi akan kehilangan banyak zat

gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan ibu selama hamil diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan zat gizi karena dengan diet yang tepat saat hamil, akan

dapat mengurangi resiko pembentukan janin abnormal dan membantu menjamin

bayi tumbuh dengan baik.4

Untuk memperoleh pengaruh yang lebih baik dari pola makan ibu hamil,

perlu diperhatikan prinsip ibu hamil, yaitu jumlah lebih banyak, mutu lebih baik,

selain itu susunan menu juga harus seimbang. Ibu hamil harus mengkonsumsi

makanan yang bervariasi setiap hari, minimal mengandung 5 porsi buah dan

sayur, 5 porsi karbohidrat kompleks, 5 porsi protein dan lemak, dan dilengkapi

dengan kombinasi makanan produk susu.13

Menurut Irianto, ada beberapa syarat makanan sehat bagi ibu hamil

yaitu :

17
1. Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh

ibu dan pertumbuhan bayi.

2. Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak,

vitamin, mineral).

3. Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi.

4. Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat,


kadar gula darah, dan tekanan darah.

Sophia menyatakan, kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak

daripada kebutuhan untuk wanita yang tidak hamil, kegunaan makanan tersebut

adalah :

1. Untuk pertumbuhan janin dalam kandungan

2. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan ibu sendiri

3. Agar luka-luka akibat persalinan cepat sembuh dalam masa nifas

4. Sebagai cadangan untuk masa laktasi.

2.3 Kebutuhan Gizi bagi Wanita Hamil Menurut Waktu


2.3.1 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Menurut Trimester I
Kebutuhan gizi ibu hamil pada trimester I meningkat secara minimal,
karena pertumbuhan janin pada tiga bulan pertama ini masih lambat. Akan tetapi
seluruh zat gizi yang dikonsusi ibu hamil harus memenuhi kebutuhan janin,
karena gizi menentukan nasib jabang bayi di kemudian hari. Pada trimester
pertama kebutuhan zat gizi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

1. Kalori
Kalori dibutuhkan untuk perubahan dalam tubuh ibu hamil, meliputi pembentukan
sel-sel baru., pengaliran makanan dari pembuluh darah ibu ke pembuluh darah
janin melalui plasenta dan pembentukan enzim serta hormone yang mengatur

18
pertumbuhan janin. Selama trimester pertama, wanita hamil perlu tambahan berat
badan sebanyak 1-2 kg. berdasarkan Angka Kecukupan Gizi rata-rata yang
dianjurkan, ibu hamil perlu tambahan 285 Kkal setiap hari (tidak termasuk
penambahan akibat perubahan temperature, kegiatan fisik dan pertumbuhan atau
sama dengan 2485 Kkal per hari. Bandingkan dengan wanita dewasa (20-45
tahun) dalam keadaan normal tidak hamil hanya membutuhkan energy 2200 Kkal.

2. Protein
Protein dibutuhkan untuk membangun sel-sel baru janin, termasuk sel darah, kulit,
rambut, kuku dan jaringan otot. Protein juga diperlukan plasenta untuk membawa
makanan ke janin dan juga pengaturan hormone sang ibu dan janin. Kebutuhan
wanita hamil akan protein meningkat sampai 68% dari sebelum hamil. Jumlah
protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g
yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin.

3. Vitamin dan mineral


Vitamin A dalam bentuk retinol berkontribusi terhadap kualitas penglihatan anak.
Vitamin B1 dan B2 serta niasin diperlukan dalam proses metabolism tubuh.
Sedangkan vitamin B6 dan b12 berguna untuk mengatur penggunaan proten
dalam tubuh. Vitamin C penting untuk membantu penyerapan zat besi selama
hamil untuk mencegah anemia. Untuk pembentukan tulang serta persendian janin
diperlukan vitamin D yang membantu penyerapan kalsium untuk pertumbuhan
tulang dan gigi janin. Magnesium juga diperlukan. Vitamin E diperlukan untuk
pembentukan sel-sel darah merah serta melindungi lemak dari kerusakan. Asam
folat dibutuhkan di masa awal kehamilan.

2.3.2 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Trimester II


Kebutuhan zat gizi pada trimester keduan dan ketiga perlu diperhatikan
karena terkait erat dengan perkembangan intelegensia janin. Tambahan kalori
pada trimester kedua 285 kalori setiap hari dibandingkan sebelum hamil. Di akhir
bulan kehamila, konsumsi karbohidrat (50-60% dari total kalori) diperlukan dalam
takaran yang cukup untuk persiapan tenaga ibu dalam masa persalinan.
Protein penting untuk pertumbuhan janin dan plasenta, juga untuk memenuhi
kebutuhan suplai darah merah. Vitamin dan mineral tetap dibutuhkan pada

19
trimester kedua. Zat besi biasanya mulai dikonsumsi pada kehamilan trimester
kedua.

2.3.3 Kebutuhan Gizi Ibu hamil Trimester III


Pada trimester ketiga tubuh membuthkan vitamin B6 dalam jumlah banyak
dibandingkan sebelum hamil. Vitamin ini dibutuhkan untuk membentuk protein
dari asam amino, darah merah, saraf otak dan otot-otot tubuh. Zink dibutuhkan
bagi system imunologi (kekebalan) tubuh. Konsumsi zink juga dapat menghindari
lahirnya janin premature dan berperan dalam perkembangan otak janin, terutama
trimester terakhir. Kalsium dibutuhkan pada trimester pertama hingga trimester
ketiga, karena merupakan zat gizi penting selama kehamilan. Kebutuhan zat besi
meningkat terutama pada awal trimester kedua kehamilan.8

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Asupan Zat Gizi Pada


Ibu Hamil

Masalah gizi pada masyarakat Indonesia sangat berkaitan erat dengan

pangan, karena gizi seseorang sangat terpengaruh pada kondisi pangan yang

dikonsumsinya. Masalah pangan antara lain menyangkut ketersediaan pangan dan

kerawanan konsumsi pangan yang disebabkan kemiskinan, rendahnya pendidikan,

dan adat kepercayaan yang terkait dengan tabu makanan.

1. Tabu Makanan (Pantangan)

Pantangan atau tabu adalah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis

makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa yang

melanggarnya. Beberapa alasan tabu diantaranya khawatir terjadi keracunan, tidak

biasa, takut mandul, kebiasaan yang bersifat pribadi, khawatir menimbulkan

penyakit, larangan agama, pembatasan makanan hewani karena disucikan oleh

adat/budaya.

Penelitian yang dilakukan oleh Hartati Bahar pada tahun 2010,

20
menyimpulkan bahwa kepercayaan berpantang makanan tertentu memiliki

kontribusi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Diantara makanan yang

menjadi pantangan adalah makanan yang kaya akan zat besi baik golongan

hewani, nabati, dan gabungan dari keduanya. Golongan makanan hewani seperti

cumi-cumi, udang, kepiting, gurita, telor bebek, dan beberapa jenis ikan.

Golongan nabati meliputi daun kelor, rebung, tebu, nenas, durian, terong, serta

beberapa jenis buah-buahan.

Di beberapa negara berkembang umumnya masih ditemukan larangan,

pantangan atau tabu tertentu bagi makanan ibu hamil, tidak terkecuali di

Indonesia. Walaupun demikian, harus diakui bahwa tidak semua tabu itu berakibat

negatif terhadap kondisi gizi dan kesehatan. Tabu yang tidak jelas pengaruhnya

bagi kesehatan dibiarkan saja, sambil terus dipelajari pengaruhnya untuk jangka

panjang.12

2. Rendahnya Penghasilan dan Pendidikan

Pendidikan kurang merupakan salah satu faktor yang mendasari penyebab

gizi kurang. Pendidikan yang rendah akan menyebabkan seseorang kesulitan

dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini akan menyebabkan rendahnya

penghasilan seseorang yang akan berakibat pula terhadap rendahnya seseorang

dalam menyiapkan makanan baik secara kualitas maupun kuantitasnya.12

Studi tentang perilaku makan telah dilakukan oleh Jerome yang dikutip

oleh Soeharjo, menemukan bahwa jumlah uang belanja untuk makan erat

kaitannya dengan serentetan karakteristik masyarakat daripada dengan pendapatan

keluarga. Analisis Jerome menyimpulkan bahwa pendapatan bukan sebagai faktor

21
penentu dalam perilaku konsumen, tetapi faktor-faktor gabungan antara

pendapatan dan gaya hidup dapat memberikan andil bagi perilaku kelompok yang

kebudayaannya cenderung berubah.12

2.5. Konsumsi Tablet Besi Pada Ibu Hamil

Tablet zat besi adalah zat besi-folat yang berbentuk tablet, tiap tablet berisi

60 mg besi elemental dan 500 µg asam folat. Tablet besi diberikan oleh

pemerintah kepada ibu hamil untuk mengatasi masalah anemia gizi besi terutama

pada kehamilan yang menginjak trimester ketiga. Konsumsi tablet besi diperlukan

karena kebutuhan zat besi yang tinggi pada masa kehamilan tidak akan bisa

terpenuhi hanya dari asupan makanan sehari-hari.3

Penambahan asupan besi baik lewat makanan ataupun suplemen terbukti

mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Penelitian yang dilakukan

oleh Fatimah, dkk juga menyimpulkan bahwa kadar hemoglobin berkaitan erat

dengan konsumsi tablet besi ibu selama kehamilannya. Tanpa suplementasi

cadangan besi dalam tubuh ibu akan mengalami penurunan yang tajam dan akan

habis pada akhir kehamilan. Oleh karena itu tablet besi sebesar 30-60 mg yang

dimulai pada minggu ke-12 kehamilan yang diteruskan sampai tiga bulan

pascapartum perlu diberikan setiap hari.2

2.5.1 Sarana Pendistribusian Tablet Besi

Untuk mengatasi masalah anemia gizi besi pada ibu hamil, pemerintah

melalui Depkes sejak tahun 1975 lewat Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)

mulai mendistribusikan tablet besi. Ini merupakan cara yang efisien untuk

22
mencegah dan mengobati anemia gizi besi pada ibu hamil karena kandungan

besinya padat dan dilengkapi asam folat. Selain itu tablet besi diberikan secara

cuma-cuma sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas dan mudah didapat.

Menurut ketentuan Depkes RI, tablet besi diberikan kepada sasaran

melalui sarana-sarana pelayanan pemerintah maupun swasta, sebagai berikut :

1. Puskesmas / Puskesmas pembantu

2. Polindes (Pondok Bersalin Desa) / Bidann di desa

3. Posyandu

4. Rumah Sakit Pemerintah / Swasta

5. Pelayanan Swasta / Bidan, Dokter Praktek Swasta dan Poliklinik

6. Apotek / toko obat / warung

7. POD (Pos Obat Desa)

2.5.2 Dosis dan Cara Pemberian Tablet Besi

Waktu yang tepat untuk memulai suplementasi besi dengan dosis 30


mg/hari adalah setelah 12 minggu kehamilan (awal trimester kedua) ketika
kebutuhan besi mulai meningkat. Selanjutnya pemberian dengan dosis 60-120
mg/hari dibolehkan bila terdapat bukti lain yang menunjukkan anemia dan dosis
besi bisa diturunkan kembali menjadi 30 mg/hari bila kadar Hb sudah kembali
normal.3 Sedangkan menurut Depkes RI tablet besi diberikan kepada ibu hamil
sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan, yaitu :
1. Dosis pencegahan, diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb,

yaitu 1 tablet berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilan. Mulai

pemberian saat pertama kali ibu memeriksakan kehamilannya (K1).

23
2. Dosis pengobatan, diberikan kepada sasaran yang anemia (Hb < 11 gr/dl),

pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilannya.

Tabel 2.2. Dosis Pemberian Tablet Zat Besi

Kelompok Sasaran Umur Dosis


Ibu hamil sampai nifas - Hb < 11 gr/dl pemberian 3 tablet
sehari selama 90 hari
Hb = 11 gr/dl pemberian 1 tablet
sehari minimal 90 hari
Anak usia sekolah 6-12 tahun Sehari ½ tablet, 2 kali seminggu
selama 3 bulan
Remaja Putri / WUS 12-49 tahun Hb < 12 gr/dl pemberian 3 tablet
sehari selama 10 hari pada waktu haid

2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Tablet Besi

Beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi tablet besi pada ibu hamil

antara lain :

2.5.3.1 Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan

Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil

jangka menengah dari pendidikan kesehatan yang selanjutnya akan berdampak

pada derajat kesehatan.10

Ada kemungkinan bahwa tingkat pendidikan yang rendah merupakan

salah satu faktor penyebab tidak tercukupinya asupan zat besi, sebagai

konsekuensi dari kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan dan

gizi. Seseorang cenderung menolak untuk mengkonsumsi tablet besi karena

ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka memrlukan tambahan zat

besi.3

2.5.3.2. Usia Kehamilan

Jumlah zat besi yang dibutuhkan pada waktu hamil jauh lebih besar dari

24
pada wanita yang tidak hamil. Pada kehamilan trimester I, kebutuhan zat besi

lebih rendah daripada sebelum hamil karena tidak menstruasi dan jumlah zat besi

yang ditransfer ke janin masih rendah. Pada waktu kehamilan mulai menginjak

trimester II terjadi peningkatan sel darah merah sebanyak 450 mg. Oleh sebab

itulah kebutuhan zat besi pada trimester II dan III akan jauh lebih besar dari

jumlah zat besi yang terdapat di dalam makanan sehingga suplementasi tablet besi

sangat diperlukan.

2.5.3.3 Dukungan Sosial

Jika keluarga dan petugas kesehatan memberikan dukungan pada ibu


hamil

untuk mengkonsumsi tablet besi, maka ibu hamil tersebut akan cenderung

mengikuti nasehat medis yang diberikan. Namun, jika motivasi dari keluarga dan

petugas kesehatan kurang atau tidak ada sama sekali, bisa mengakibatkan ibu

hamil tidak akan mengkonsumsi tablet besi tersebut. Hal ini disebabkan karena

dukungan sosial sangat besar pengaruhnya terhadap tindakan seseorang, terutama

ibu hamil yang berada dalam keadaan fisiologis khusus.

Keberadaan kader posyandu dan petugas kesehatan sangat diperlukan

untuk memberikan motivasi dan membantu dalam upaya pemenuhan gizi,

dintaranya adalah pendistribusian tablet besi pada ibu hamil.

25
BAB III
KESIMPULAN

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan selama masa


kehamilan karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu
guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Sehingga demi suksesnya kehamilan,
keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama
hamil harus mendapat tambahan energi, protein, vitamin, dan mineral.
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang
meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta,
pembuluh darah, dan jaringan yang baru. Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan
sebagai cadangan lemak serta untuk proses metabolisme jaringan baru. Ibu hamil
memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada kehamilan. Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebesar 300 kkal/hari
untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan demikian dalam satu hari asupan energi
ibu hamil trimester ketiga dapat mencapai 2300 kkal/hari.
Masalah pangan antara lain menyangkut ketersediaan pangan dan
kerawanan konsumsi pangan yang disebabkan kemiskinan, rendahnya pendidikan,
dan adat kepercayaan yang terkait dengan tabu makanan.
Tablet zat besi adalah zat besi-folat yang berbentuk tablet, tiap tablet berisi
60 mg besi elemental dan 500 µg asam folat. Konsumsi tablet besi diperlukan
karena kebutuhan zat besi yang tinggi pada masa kehamilan tidak akan bisa
terpenuhi hanya dari asupan makanan sehari-hari . Oleh karena itu tablet besi
sebesar 30-60 mg yang dimulai pada minggu ke-12 kehamilan yang diteruskan
sampai tiga bulan pascapartum perlu diberikan setiap hari.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier, S. Perinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit: PT.Gramedia Pustaka


Utama. Jakarta: 2006.
2. Arisman, 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
3. Aritonang, E., 2010. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. IPB Press. Bogor.
4. Bappenas, 2007. Laporan Perkembangan Pencapaian Millennium
Development Goals Indonesia 2007. Jakarta.
5. Depkes RI., 2004. Satu Dari Dua Orang Indonesia Menderita Anemia.
http://www.depkes.go.id.indeks.php?option=news&task=viewarticle&ite
mid=2. Diakses 28 Maret 2011.
6. Kemenkes RI., 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta.
7. Depkes RI., 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
8. Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit
Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008. Skripsi
FKM USU
9. Kusumawati, Yuli. 2004. Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Gizi Ibu
dengan Berat Bayi Lahir di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Infokes vol. 8
No. 1 Maret – September 2004. Available at http://www.google.com.
Accessed on April 2011.
10. Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta Fitramaya
11. Notoatmodjo, S, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Cetakan Pertama.
PT. Rineka Ciptan: Jakarta
12. Simanjuntak, N.A., 2009. Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan
13. Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC
14. Yuwono, D.K., 2008. Hubungan Status Ekonomi, Tingkat Pendidikan Dan
Frekuensi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Dengan Status Anemia Ibu
Hamil Di Kabupaten Banggai. Skripsi FK UGM.

27
28

Anda mungkin juga menyukai