Anda di halaman 1dari 8

KEPUTIHAN

Definisi

Apa itu keputihan?

Keputihan atau yang juga dikenal dengan istilah leukorrhea adalah cairan yang diproduksi
vagina secara berkala. Keputihan merupakan kondisi normal yang tak selalu perlu
dikhawatirkan.

Dikutip dari Mayo Clinic, keputihan terdiri dari cairan dan sel vagina yang secara terus
menerus meluruh. Cairan vagina keluar secara alami untuk melakukan tugasnya. Peluruhan
ini menandakan tubuh bekerja semestinya untuk membersihkan dan mengganti sel-sel yang
lama dengan yang baru.

Cairan ini memiliki tugas penting yaitu untuk melembapkan, melumasi, dan menjaga jaringan
vagina tetap sehat. Selain itu, cairan keputihan juga membantu melindungi vagina dari infeksi
dan iritasi.

Namun lain cerita dengan keputihan tidak normal yang tak jarang butuh perhatian
medis. Keputihan tidak normal (abnormal) seringkali merupakan pertanda dari masalah
kesehatan tertentu.

Leukorrhea yang tidak normal ditandai dengan wujud, warna, aroma, serta tekstur lendir yang
tidak seperti biasanya. Cairan abnormal ini juga dapat menyebabkan vagina terasa gatal,
nyeri, atau panas.

Seberapa umumkah keputihan?

Keputihan baik yang normal maupun tidak normal sangat umum terjadi. Kondisi ini bisa
terjadi pada wanita yang telah melewati usia pubertas, bahkan yang telah menopause.

Namun, cairan vagina yang tidak normal ini bisa dicegah dan dikendalikan dengan menjaga
kebersihan organ intim.

Selain itu, jangan lupa juga untuk mengurangi faktor-faktor yang bisa meningkatkan
risikonya. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala keputihan?

Cukup mudah mengenali tanda dan gejala leukorrhea. Namun, Anda wajib bisa membedakan
mana yang normal dan mana yang tidak.

Berikut berbagai tanda dan gejala keputihan sesuai dengan jenisnya:


Keputihan normal

Cairan vagian yang normal biasanya:

 Tidak berbau kuat, amis, anyir, atau busuk


 Berwarna bening atau putih susu jernih
 Bertekstur lengket dan licin, bisa kental atau encer
 Muncul cukup banyak dengan tekstur licin dan basah beberapa hari di antara siklus haid
atau selama ovulasi.

Namun, seberapa banyak jumlah cairan yang dikatakan normal bisa bervariasi pada setiap
orang. Ibu hamil umumnya memiliki cairan vagina yang lebih banyak. Begitu pula wanita
yang sudah aktif berhubungan seksual dan sedang menggunakan alat kontrasepsi.

Keputihan tidak normal

Sama dengan yang normal, keputihan jenis ini juga mudah dikenali. Agar tak asal tebak,
berikut tanda dari keputihan yang abnormal plus gejala lain yang menyertainya:

 Warna keputihan bervariasi dari mulai putih, kekuningan, kehijauan, abu-abu, hingga
kemerahan (karena bercampur darah)
 Cairan vagina berbau tidak sedap, amis, anyir, busuk yang cukup menyengat
 Sekali keluar, jumlah cairannya lebih banyak dari biasanya
 Vagina terasa gatal dan terbakar
 Nyeri pada panggul
 Perdarahan di antara siklus haid, setelah, atau selama berhubungan intim
 Sakit saat buang air kecil

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Cairan yang keluar dari vagina ini tidak selalu berbahaya, apalagi pada keputihan
normal. Namun saat tekstur, warna, dan jumlahnya berbeda dengan ciri yang normal, Anda
perlu lebih waspada. Segera konsultasi ke dokter jika mengalami:

 Keputihan berwarna kehijauan, kekuningan, atau keabuan


 Rasa gatal dan terbakar pada vagina
 Teskturnya sangat kental, berbusa, atau terlihat seperti keju cottage (putih berbongkah
disertai cairan kental)
 Bau amis atau tidak sedap yang sangat mengganggu
 Vagina berwarna kemerahan dan perih karena iritasi
 Perdarahan di luar menstruasi yang muncul secara tiba-tiba
 Nyeri pada panggul

Untuk mencari tahu penyebabnya, dokter akan menanyakan gejala tambahan lain yang
menyertainya. Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan dan seksual Anda.
Perawatan yang diberikan disesuaikan dengan penyebabnya. Oleh karena itu, pengobatan
antara satu orang dengan yang lainnya tidaklah sama.

Penyebab

Apa penyebab keputihan?

Cairan vagina normal muncul dan keluar dengan sendirinya sebagai proses alami tubuh.
Keputihan adalah tanda bahwa vagina sedang membersihkan dirinya sendiri. Ini wajar.

Namun, keluarnya cairan vagina yang tidak normal dan berbau busuk dapat disebabkan oleh
masalah kesehatan tertentu. Misalnya:

Infeksi jamur

Infeksi jamur candida albicans dapat menyebabkan cairan keputihan berupa bongkahan-
bongkahan kental berwarna putih keruh yang diselimuti cairan encer berair.

Infeksi jamur vagina umumnya disebabkan oleh berbagai hal, seperti:

 Stres
 Memiliki diabetes kronis
 Menggunakan alat kontrasepsi hormonal
 Hamil
 Minum antibiotik
 Sistem kekebalan tubuh yang lemah karena obat atau penyakit

Infeksi bakteri

Bacterial vaginosis adalah infeksi bakteri yang menyerang vagina. Tanda dan gejala yang
muncul yaitu:

 Keputihan berwarna putih, keabuan, atau hijau


 Vagina gatal
 Rasa terbakar saat buang air kecil
 Keputihan berbau tidak sedap

Salah satu faktor yang meningkatkan risiko infeksi bakteri yaitu berganti-ganti pasangan
seksual dan tidak mempraktikkan seks aman.

Radang vagina (vaginitis)

Vaginitis disebabkan oleh infeksi akibat ketidakseimbangan bakteri pada vagina. Peradangan
juga bisa muncul ketika kadar estrogen menurun drastis pada wanita yang sudah menopause.
Akibat peradangan ini, vagina mengeluarkan cairan tidak normal dengan jumlah yang lebih
banyak dari biasanya.

Radang leher rahim (serviks)

Radang leher rahim adalah peradangan pada serviks yang disebabkan oleh infeksi menular
seksual, alergi alat kontrasepsi, dan pertumbukan bakteri berlebih. Munculnya keputihan
abnormal biasanya disertai dengan gejala lain seperti sakit saat kencing hingga perdarahan
setelah seks.

Radang panggul

Kondisi ini disebabkan oleh bakteri yang ditularkan secara seksual. Bakteri yang masuk ke
vagina kemudian bergerak dan menyebar hingga ke rahim, saluran tuba, dan ovarium.

Radang panggul merupakan penyakit yang ditandai dengan keputihan berlebih dengan warna
yang tak biasa dan berbau tak sedap.

Kanker serviks

Kanker serviks adalah penyakit yang menyerang leher rahim dengan keputihan tidak normal
sebagai salah satu tandanya. Saat serviks ditumbuhi sel kanker, cairan vagina yang keluar
umumnya berwarna putih dengan tekstur cair atau cokelat disertai darah plus bau menyengat.

Kencing nanah (gonore)

Bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menyebabkan penyakit kencing nanah menjadi salah
satu penyebab keputihan yang abnormal.

Bakteri ini umumnya ditularkan melalui hubungan seksual antara orang yang terinfeksi
dengan orang yang sehat.

Bakteri menyebar terutama ketika Anda sering berganti pasangan seksual dan tidak
menggunakan kondom saat seks.

Trikomoniasis

Trikomoniasis merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit kecil yang
dinamakan protozoa satu sel.

Penyakit ini bisa ditandai dengan keputihan yang berwarna keabuan, kuning, atau hijau.
Selain itu, cairan vagina akibat trikomoniasis juga biasanya mengeluarkan bau tak sedap yang
cukup menyengat.

Chlamydia

Chlamydia atau klamidia atau penyakit menular seksual yang muncul akibat bakteri
chlamydia trachomatis. Bakteri ini menyebar melalui seks vaginal, oral, dan anal. Salah satu
tanda utama klamidia yaitu keputihan yang terus menerus.

Umumnya gejala muncul setelah 1 hingga 2 minggu setelah terpapar bakteri.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko untuk mengalami keputihan?

Ada banyak faktor yang membuat Anda berisiko terkena kelainan cairan vagina, yaitu:
 Memiliki beberapa pasangan seksual
 Tidak menggunakan kondom saat berhubungan intim
 Memiliki diabetes
 Memiliki kondisi yang melemahkan sistem imun
 Menggunakan kontrasepsi hormonal
 Sedang stres
 Mengonsumsi antibiotik
 Tidak menjaga kebersihan organ intim

Daignosis & pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan


pada dokter Anda.

Bagaimana mendiagnosis keputihan?

Dokter akan mendiagnosis kondisi Anda dengan melihat riwayat kesehatan saat ini dan
sebelumnya. Selain itu, dokter juga akan menanyakan tentang gejala yang muncul dan
dirasakan.

Dokter mungkin akan bertanya kapan Anda mulai mengalami keputihan, apa warna
cairannya, atau apakah cairan tersebut berbau. Dokter juga akan bertanya apakah Anda
mengalami rasa gatal, nyeri, atau perih pada bagian dalam atau sekitar vagina.

Jangan malu untuk menceritakan detail gejala yang Anda rasakan terlebih soal keputihan
yang dialami. Pasalnya, penjelasan Anda akan membantu dokter untuk mendapatkan
diagnosis yang akurat.

Untuk memastikan adanya infeksi pada vagina, dokter akan mengambil sampel cairan atau
sel dari serviks (pap smear) untuk diperiksa lebih lanjut.

Bagaimana cara mengobati keputihan?

Apabila dokter telah mengetahui penyebab keputihan abnormal Anda, ia akan memberikan
rekomendasi perawatan sesuai kondisi. Pasalnya, beda penyebab beda pula penanganannya
dan pilihan pengobatannya.

Oleh karena itu, pengobatan untuk keputihan abnormal sangat bervariasi. Dokter akan
mengobati masalah kesehatan yang melatarbelakanginya untuk membantu mengurangi atau
menghilangkan gejala termasuk keputihan.

Secara umum, jenis obat dan perawatan yang dilakukan yaitu:

Obat antijamur

Pengobatan untuk infeksi jamur tergantung pada tingkat keparahan dan frekuensi infeksi.
Untuk gejala yang ringan hingga sedang dokter akan memberikan obat antijamur dalam
bentuk krim, salep, tablet, dan supositoria.
Miconazole, terconazole, dan fluconazole merupakan varian obat antijamur yang kerap
diresepkan. Jika gejalanya parah, dosis dan jangka waktu pemakaiannya akan disesuaikan
dengan keparahan penyakit.

Fluconazole (Diflucan) merupakan obat antijamur minum yang diresepkan untuk mengobati
infeksi yang parah. Obat ini membantu membunuh jamur di seluruh tubuh. Efek sampingnya
juga cenderung ringan yaitu sakit perut dan sakit kepala.

Namun, obat antijamur minum yang satu ini biasanya tidak boleh diminum oleh ibu hamil.
Pasalnya, obat ini bisa menyebabkan keguguran atau cacat lahir.

Antibiotik

Untuk mengobati infeksi bakteri, dokter biasanya akan memberikan obat antibiotik minum
atau krim. Metronidazole (Flagyl, Metrogel-Vaginal) termasuk salah satu gel oles yang
biasanya dimasukkan ke dalam vagina.

Selain itu, clindamycin (Cleocin, Clindesse) juga biasa diresepkan untuk sebagai krim oles
untuk vagina. Untuk antibiotik minum, dokter bisa memberikan tinidazole (Tindamax).

Pastikan untuk menggunakan krim atau gel sesuai resep anjuran dokter. Jika gejalanya hilang
sebelum obat habis, tetap habiskan obat sesuai resep yang diberikan dokter.

Ini karena menghentikan pengobatan lebih awal bisa meningkatkan risiko kekambuhan
gejala. Dokter juga akan meresepkan terapi antibiotik jangka panjang untuk kasus infeksi
yang berulang dan parah.

Selain itu, meningkatkan jumlah bakteri baik di vagina juga menjadi usaha yang akan
dilakukan. Salah satu cara alami untuk meningkatkan bakteri baik atau lactobacillus yaitu
melalui makanan seperti yoghurt.

Pembedahan

Jika keputihan yang dialami disebabkan oleh kanker serviks, salah satu cara ampuh
mengobatinya yaitu dengan pembedahan. Ada tiga jenis operasi utama untuk kanker serviks,
yaitu:

 Trachelectomy, pengangkatan jaringan sekitar leher rahim dan bagian atas vagina tanpa
menyentuh rahim
 Histerektomi, pengangkatan rahim beserta serviks dan ovarium serta saluran tuba jika
diperlukan
 Pelvis exenteration, pengangkatan serviks, vagina, rahim, ovarium, saluran tuba, kandung
kemih, dan rektum

Kemoterapi

Selain operasi, kemoterapi menjadi prosedur pengobatan kanker serviks yang juga banyak
digunakan. Kemoterapi biasanya dikombinasikan dengan radioterapi. Radioterapi merupakan
terapi radiasi tingkat tinggi untuk menghancurkan sel kanker dan memperkecil tumor.
Kemoterapi untuk kanker bisa menggunakan obat tunggal yang disebut dengan cisplatin atau
kombinasi beberapa obat untuk membunuh sel kanker. Biasanya, kemoterapi dimasukkan
langsung ke pembuluh darah menggunakan infus.

Namun, pengobatan yang satu ini memiliki beberapa efek samping yang tak bisa disepelekan
yaitu:

 Merusak jaringan sehat di sekitar sel kanker


 Tubuh terasa sakit
 Diare
 Merasa lelah sepanjang waktu karena produksi sel darah berkurang
 Selera makan menurun
 Rambut rontok

Tak jarang, obat-obatan pada kemoterapi juga bisa merusak ginjal. Oleh karenanya, Anda
perlu melakukan tes kesehatan rutin untuk mengecek kondisi ginjal Anda. Namun sama
seperti operasi, kemoterapi hanya dilakukan untuk keputihan yang disebabkan oleh kanker
serviks.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi keputihan?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi
kelainan cairan pada vagina:

 Tidak melewatkan pengobatan yang direkomendasikan dokter


 Mengompres area sekitar vagina dengan air dingin atau hangat untuk mengatasi rasa gatal,
bengkak, atau rasa tidak nyaman pada vulva
 Tidak langsung berhubungan seks saat masih menjalani pengobatan hingga diperbolehkan
dokter
 Menggunakan kondom jika berencana untuk melakukan hubungan seks
 Rutin membersihkan vagina setiap hari dengan sabun yang ringan menggunakan air hangat
 Selalu membasuh vagina dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri masuk ke dalamnya
 Menggunakan celana dalam yang terbuat dari 100% katun
 Tidak menggunakan celana yang ketat
 Menggunakan produk pembersih vagina yang lembut dan dianjurkan dokter

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah keputihan?

Keputihan yang normal tidak bisa dicegah karena menjadi salah satu proses alami tubuh.
Namun, untuk keputihan yang tidak normal ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mencegahnya, seperti:

 Menjaga kebersihan vagina dengan membersihkannya secara teratur dan lembut dengan air
hangat
 Tidak melakukan douching (pembersihan dengan produk kimia tertentu) karena bisa
menghancurkan bakteri baik pencegah infeksi vagina
 Mencuci vagina dengan gerakan dari depan ke belakang agar bakteri anus tidak masuk dan
menginfeksi miss V
 Menggunakan celana dalam bahan katun yang menyerap keringat dan mencegah kelembapan
berlebih
 Melakukan seks aman dengan menggunakan kondom dan setia pada satu pasangan seksual
 Melakukan tes penyakit menular seksual secara rutin jika berisiko tinggi
 Menggunakan sabun dan pembalut tanpa aroma agar tidak mengganggu keseimbangan
bakteri di dalam vagina
 Menggunakan pakaian terutama celana yang tidak terlalu ketat

Anda mungkin juga menyukai