Anda di halaman 1dari 30

Tugas Akhir Mata Kuliah

Psikologi Humanistik

Mohammad Ivan Fajriansyah


111211133068

Fakultas Psikologi Unair


2016
Aktualisasi DIri
Puncak Performa dan Puncak Pengalaman

KONSEP AKTUALISASI DIRI MASLOW

Sebelum kita membahas apa itu aktualisasi diri, maka sebaiknya kita
memahami konsep aktualisasi diri yang digagas oleh Abraham Maslow.
Abraham Maslow adalah salah satu tokoh yang berbicara tentang aktualisasi
diri. Maslow mendasarkan konsepnya pada hierarki kebutuhan yang terdiri
dari :
a. Physiological needs

Kebutuhan fisiologis terdiri dari air, makanan, oksigen, kesehatan,


dan hal-hal mendasar yang lain. Kebutuhan ini mempuyai 2 sifat,
yaitu kebutuhan ini dapat benar-benar dipenuhi atau bahkan dapat
dipenuhi secara berlebihan. Yang kedua, sifatnya yang berulang.
Setelah kita makan, kita akan merasa lapar kembali. Begitu juga
dengan kebutuhan akan oksigen atau kesehatan.

b Safety needs

Kebutuhan akan rasa aman terdiri dari rasa aman baik secara fisik
maupun finansial, stabilitas, kebebasan dari ancaman

c. Love and belongingness needs,

yang terdiri dari cinta, belongingness to a group atau menjadi


anggota suatu kelompok sosial, afeksi, dan penerimaan diri

d. Esteem needs

Kebutuhan akan pencapaian berupa respect atau penghormatan dari


orang lain, recognition atau dikenal oleh orang lain, dan honour

e. Self actualization needs,

Karena konsep kebutuhan ini bersifat hierarki, artinya ada tingkatan


terkecil yang harus dipuaskan untuk bisa naik ke kebutuhan yang
lebih tinggi, maka kebutuhan teratas menurut Maslow adalah
kebutuhan untuk meng-aktualisasikan diri. Aktualisasi diri berupa
kreativitas, kebijaksanaan, self fulfilment/pemenuhan dan pendaya
gunaan diri realisasi dari keseluruhan potensial orang tersebut

Seseorang akan dapat beraktualisasi diri ketika kebutuhan-kebutuhan di


bawahnya telah terpenuhi dengan baik. Kemudian seseorang melakukan
aktualisasi diri diri guna mengembangkan sifat-sifat serta potensi yang
memang dimiliki sesuai dengan keunikannya sehingga menjadi keseluruhan
kepribadian yang utuh.
Patology berhubungan
Cara pemuasan Efek deprivasi
dengan kebutuhan
Makan berlebihan,
Fisiologis Lapar – makan Malnutrisi
anorexaia

Mendapatkan
Safety Kecemasan Tidak aman
pekerjaan yang baik

Bergabung dengan
Love and
kelompok, mencari kesendirian Kepribadian antisosial
belonging
pasangan

Tak berharga,
Esteem Mendapatkan pujian Depresi
inferior

Self Pekerjaan kreatif, Kebosanan, tanpa


Sinisme, alienasi
actualization menolong orang lain makna

Pada orang yang telah mencapai aktualisasi diri, ia akan menjadi


manusia yang seutuhnya, self esteem mereka akan tetap terjaga walaupun
mereka dicemooh, atau bahkan ditolak oleh orang lain. Dengan kata lain,
mereka tidak tergantung pada persetujuan orang lain.

Karakteristik orang yang mengalami aktualisasi diri menurut Maslow


adalah sebagai berikut :

a Persepsi yang efektif terhadap realitas

Orang yang mengalami aktualisasi diri dapat mendeteksi kepalsuan


pada orang lain tetapi juga tidak melakukan prasangka dan lebih suka
melihat dunia sebagaimana adanya. Mereka juga memiliki rasa takut
yang lebih sedikit terhadap hal baru sehingga lebih mudah merasa
nyaman terhadap segala sesuatu. Hal ini mebuat mereka terbuka pada
hal-hal yang meragukan dan tidak pasti.

b. Penerimaan terhadap diri, orang lain, dan dunia

Orang yang mengalami aktualisasi diri dapat menerima dirinya


sebagaimana adanya. Mereka tidak akan selalu bersikap membela diri,
palsu, dan merasa bersalah. Tetapi mereka juga menerima orang lain
dan tidak memiliki kebutuhan untuk mengarahkan, member informasi,
atau mengubah orang lain. Mereka dapat menoleransi kelemahan orang
lain dan tidak merasa terancam dengan kelebihan orang lain.

c. Spontanitas, sederhana, dan apa adanya

Orang yang mengalami aktualisasi diri adalah orang yang bersahaja dan
tidak takut untuk mengekspresikan perasaannya.

d. Melihat inti pemecahan masalah

Orang yang mengalami aktualisasi diri berminat pada masalah yang


berada di luar dirinya. Mereka berorientasi pada tugas dan
memperhatikan masalah-masalah di luar dirinya. Hal ini
mengakibatkan mereka mengembangkan misi dalam hidupnya, sebuah
tujuan dalam kehidupan di luar dirinya. Mereka juga mengembangkan
falsafah hidup yang solid dan dasar etis yang kuat untuk mengatasi
masalah.

e.Kebutuhan untuk privasi

Orang yang mangalami aktualisasi diri memiliki kebutuhan untuk


detachment yang membuat mereka dapat melakukan segala sesuatunya
sendiri tanpa merasa kesepian. Mereka merasa relaks dan nyaman baik
mereka bersama dengan orang lain maupun sendiri.

f. Otonomi

Orang yang mengalami aktualisasi diri membentuk otonomi dan tidak


tergantung pada orang lain untuk pertumbuhan mereka.
g. Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan

Orang yang mengalami aktualisasi diri terus memiliki kesegaran untuk


berkarya dan mengapresiasi karya orang lain. Mereka menyadari
keberuntungan mereka dan bersyukur atas hal tersebut

h. Mengalami peak experience

Puncak pengalaman menurut Maslow (1971) diibaratkan bagaikan


sebuah waktu disaat kita merasakan kebahagiaan tertinggi. Sementara
Leach (1962) mendefinisikan puncak pengalaman adalah dimana suatu
keadaan berharga yang dikarakteristikan dengan persepsi yang berbeda
dari persepsi biasanya, perasaan yang mendalam, perasaan yang
signifikan karena saat itu adalah saat yang menonjol, saat yang terpatri
dalam ingatan, kurang lebihnya saat dimana hal tersebut sangatlah
berbeda dengan pengalaman-pengalaman yang lainnya. Sedangkan
Laski (1962), beliau menyebut puncak pengalaman sebagai istilah
transcendent ecstasy yang dijelaskan sebagai sesuatu yang
menyenangkan, sesuatu yang terjadi untuk sementara waktu, sesuatu
yang tidak direncanakan, bersifat jarang, sangat berharga, dan sesuatu
yang luar biasa. Hal ini menyebabkan mereka memiliki perasaan
transcendence.

i. Kesadaran sosial

Istilah ini dapat diartikan sebagai minat sosial, community feeling, atau
perasaan menyatu dengan kemanusiaan. Orang yang mengalami
aktualisasi diri akan peduli pada orang lain

j. Kekerabatan dengan Orang Lain

Orang-orang yang telah mencapai tahapan aktualisasi diri memiliki


hubungan yang baik dengan orang-orang sekitar dan lingkungan
sosialnya.

k. Struktur karakter yang Demokratis

Mereka mau berteman dengan siapa saja tanpa memandang status,


warna kulit, usia, gender, dan bahkan mereka seperti tidak peduli
adanya perbedaan di antara orang-orang
l. Diskriminasi antara sarana dan tujuan

Memiliki batas yang jelas antara benar dan salah dan tidak memiliki
konflik akan nilai dasar. Mereka memastikan pandangannya pada
tujuan daripada cara atau sarana yang digunakan dan memiliki
kemampuan yang luar biasa untuk membedakan antara keduanya. Bila
orang lain melihat makan atau olahraga seebagai sarana, maka orang
yang mengalami aktualisasi diri melihatnya sebagai tujuan. Mereka
senang melakukan sesuatu karena menyukainya, dan tidak
menjadikannya sebagai sarana.

m. Humoris

Mereka memiliki selera humor yang tidak kasar dan menyerang orang
lain

n. Kreatif

Kreativitas ini diwujudkan dalam kemampuannya melakukan inovasi-


inovasi yang spontan, asli, tidak dibatasi oleh lingkungan maupun
orang lain.

o. Resistansi terhadap enkulturasi

Orang-orang ini memiliki kecenderungan mencintai budaya (nilai,


norma, moral, seni, agama, dan produk budaya lain) sendiri. Maka
mereka resisten atau memiliki daya tahan yang kuat untuk menyerap
kebudayaan lain mentah-mentah.
Pengertian Aktualisasi Diri : Puncak Performansi & Puncak Pengalaman

Puncak Performansi adalah suatu keadaan dimana antara pikiran dan


pergerakan anggota tubuh berjalan bersama . Saat puncak performansi terjadi,
kita mengeluarkan kekuatan yang tersembunyi, baik berupa kekuatan fisik,
ekspresi dalam wajah, suatu bentuk moral, atau keunggulan dalam hal apapun.
sementara puncak pengalaman adalah suatu keadaan di saat terjadinya
kebahagiaan dan kegembiraan yang paling puncak , dimana tentunya puncak
pengalaman ini bersifat subjektif. Puncak pengalaman adalah sesuatu yang
sangat membahagiakan seperti perasaan suka cita yang menonjolkan kognitif
dan persepsi dalam pengalaman tersebut. Sementara karakteristik kepribadian
yang juga teridentifikasi dalam orang yang termasuk aktualisasi diri adalah
keunggulan (excellent) dan kebahagiaan (joy). Antara puncak performansi
dan puncak pengalaman, keduanya bersifat lebih focus pada pengalaman
daripada perilaku, sesuatu hal yang bersifat positif daripada patologis, bersifat
integrative daripada reduktif, dan bersifat sesuatu yang istimewah
(idiosyncratic) daripada sesuatu yang normatif. Rogers (1961), May (1953),
dan Maslow (1962) mengatakan bahwa pengalaman, segala sesuatu yang
positif dalam kaakteristik seorang individu, keseluruhan individu, bahkan
keunikan seorang individu tidak dapat diabaikan. Ketiga pendekatan utama
dalam aspek seorang individu berfokus pada kepribadian, perilaku, dan
pengalaman. Contoh dari aspek kepribadian adalah keontetikan pribadi
seorang individu sebagaimana yang disebutkan Maslow dan Bugental (1965).
Self-disclosure merupakan salah satu contoh dari hal yang dibahas dari aspek
perilaku. Aktualisasi diri merupakan bentuk dari kepribadian yang sehat,
sementara puncak performansi dan puncak pengalaman merupakan bentuk
dari pengalaman yang positif.

Puncak Performansi

Puncak performansi dapat terjadi dalam bentuk usaha keras apapun.


Puncak performansi merupakan sesuatu fungsional yang bersifat lebih
kreatif, lebih efisien, lebih produktif, lebih baik dan lebih baik daripada
perilaku kebiasaan kita. Hal yang kita rasakan saat kita mengalami puncak
performansi adalah perasaan kekuatan yang luar biasa. Berdasarkan
penelitian, hal ini pertama kali ditandai oleh tujuan yang jelas (Bugental).
Sebagai contoh, seorang dosen menikmati pengajaran yang diberikan
kepada mahasiswanya seolah-olah tidak ada yang lebih menyenangkan
daripada mengajar, seorang musisi yang sangat semangat dan menghayati
karya musiknya, dan contoh lainnya. Pada intinya, puncak performansi
seringkali terjadi apabila kita mempunyai suatu tujuan yang jelas. Dimana
suatu tujuan itu tidak mempunyai halangan apapun, yang bersifat jelas,
fenomenologis dan holistik. Memang setiap individu mempunyai tugas
ataupun kepentingan yang berbeda-beda, tetapi disini mereka mempunyai
fokus perhatian yang sama. Dalam puncak performansi ini, seorang
individu bercirikan dengan kemauan yang kuat, orientasi dengan kualitas
hasil pekerjaan, dan tujuan jelas yang hendak dicapai. Tiap individu
tersebut tidak tenggelam dalam objek mereka sendiri, tetapi disini mereka
lebih bericirikan dengan kemandirian dan keunikan kepribadian mereka.
Performansi puncak ini seringkali dijabarkan sebagai sesuatu yang
spontanius dan sering dianggap sebagai segala sesuatu yang berjalan
secara natural, sebagai contohnya adalah proses ini diibaratkan sebagai
aliran a yang mengalir.

Puncak Pengalaman

Puncak pengalaman menurut Maslow (1971) diibaratkan bagaikan


sebuah waktu disaat kita merasakan kebahagiaan tertinggi. Sementara
Leach (1962) mendefinisikan puncak pengalaman adalah dimana suatu
keadaan berharga yang dikarakteristikan dengan persepsi yang berbeda
dari persepsi biasanya, perasaan yang mendalam, perasaan yang
signifikan karena saat itu adalah saat yang menonjol, saat yang terpatri
dalam ingatan, kurang lebihnya saat dimana hal tersebut sangatlah
berbeda dengan pengalaman-pengalaman yang lainnya. Sedangkan Laski
(1962), beliau menyebut puncak pengalaman sebagai istilah transcendent
ecstasy yang dijelaskan sebagai sesuatu yang menyenangkan, sesuatu
yang terjadi untuk sementara waktu, sesuatu yang tidak direncanakan,
bersifat jarang, sangat berharga, dan sesuatu yang luar biasa. Maslow
sendiri menyarankan bahwa music dan sex merupakan konteks untuk
puncak pengalaman. Penelitian Laski dan Leach sendiri memapaparkan
bahwa puncak pengalaman dideskripsikan dalam suatu hubungan
termasuk di dalam sexualitas dan kelahiran, seni dan seni bekerja,
appresiasi terhadap alam, dan hal-hal lainnya. Beberapa kualitas puncak
pengalaman antara sebagai berikut , pemenuhan (fulfilment), signifikansi
(significance), dan spiritualitas (spirituality)
Kejadian Negatif
Misery (Penderitaan)

Penderitaan merupakan sesuatu hal yang bersifat intens, sesuatu hal


yang memenuhi perasaan dan pikiran yang bersifat intens dan sangat
menyakitkan secara personal. Subjek penelitian menjabarkan bahwa
penderitaan adalah segala sesuatu yang menghasilkan perasaan yang
negatif, hal itu termasuk kematian, sakit, dan suatu hubungan yang
berakhir dengan menyedihkan. Subjek penelitian menganggap hal
tersebut yang dipaparkan sebagaimana diatas.

Failure (Kegagalan)

Kegagalan merupakan performansi yang paling buruk. Para


partisipan penelitian menjabarkan bahwa sesuatu hal yang terkait
dengan pekerjaan, sekolah, dan hubungan merupakan topik yang umum
yang terdapat dalam konteks partisipan sebagai suatu kegagalan.
Kegagalan ini menghasilkan sesuatu yang bersifat kelumpuhan
(paralysis), perilaku mengalahkan diri sendiri (self-defeating), dan
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan. Partisipan juga
mengakui bahwa kegagalan memberikan dampak kehilangan diri dan
kehilangan orientasi dalam diri mereka (Bugental).

Definisi Operasional Dari Sebuah Kejadian

·Merupakan sebuah aktivitas (konteks dimana pengalaman terjadi)

·Sebuah tingkatan mengenai performansi yang dimulai dari


performansi rendah, lalu pada tingkatan sedang, lalu pada tingkatan
kegagalan

·Sebuah tingkatan performansi yang dimulai dari performansi puncak,


lalu pada yang netral, dan kepada tingkatan penderitaan.

·Terhubungan oleh banyak hal, seperti : kepribadian, perkembangan


(kualitas perkembangan: intelegensi, umur baya, kebutuhan
penerimaan, kekuatan ego, aktualisasi diri); neurophysiological ( detak
jantung, aktivitas beta, aliran adrenalin, kecemasan); perilaku (berlari,
melukis, makan, minum, mendengarkan music, mengerjakan tugas);
lingkungan (sosiokultural, geografis, keadaan sekitar seperti keadaan
yang tenang, keadaan yang ramai, dan lainnya); pengalaman ( proses
dalam; perasaan, pengambilan keputusan, penilaian, spiritualitas).

Dalam penelitian ini Bugental mengidentifikasi kejadian sebagai


diagram area dari performansi dan perasaan, seperti titik ekstrem perasaan
negative (penderitaan) atau titik ekstream perasaan performansi positif
(puncak performansi). Bagan berikut menjabarkan beberapa hubungan atau
korelasi antara perasaan dan tingkat performansi beserta implikasi perilaku
dan karakteristik kepribadian. Setiap kuadran menunjukkan beberapa korelasi
antara dua dimensi yaitu perasaan dan performansi.

Negative Feeling – Negative Performance

Ditunjukkan pada bagian kuadran bawah bagian kiri. Pada kuadran ini
seringkali diindikasikan adanya psikopatologis dan kriminologis. Performansi
yang rendah dan kekecewaan seringkali terjadi dalam kuadran ini. hal leboh
serius yang dapat terjadi adalah kegagalan dan penderitaan yang diakibatkan
ketidakberdayaan atau ketidakmampuan, traumatik yang berakumulasi, dan
berbagai psikopatologis. Pengalaman yang paling menonjol misalnya
penderitaan dan kegagalan.

Positive Feeling – Negative Performance

Bagian ini ditunjukkan pada kuadran kiri bagian atas. Contoh dalam
kehidupan sehari-hari mengenai kuadran ini adalah ketika semua penggemar
pemain basket Michael Jordan selalu menyemangatinya di dalam arena
sehingga menyebabkan Michael Jordan sendiri mengabaikan umpatan yang
dilontarkan lawan tanding Michael Jordan yang disebabkan jeleknya
permainan Michael Jordan sendiri. Mogar (1967) snediri menjelaskan bahwa
pecandu minuman alcohol merupakan penyakit yang diakibatkan dari
pengaruh kebosanan yang menggiring kepada kegagalan komprehensif.
Mogar sendiri memperlakukan pecandu alcohol sebagai seseorang yang
berusaha mendapatkan pengalaman puncak untuk mengatasi kebosanannya
tersebut.

Negative Feeling – Positive Performance

Bagian ini terdapat pada bagian bawah kuadran bagian kanan.


Penelitian dari Atkins (1990) dalam performansi tinggi yang dilakukan actor,
ditemukan bahwa beberapa actor tersebut mengalami puncak pengalaman
yang pada faktanya beberapa aktor tersebut dilaporkan mengalami perasaan
yang sangat negative di saat puncak karir mereka. Hanya kemudian setelah itu
mereka merasakan kepuasaan atau kebahagiaan. Atkins memberi postulat
yang ditujukan kepada actor tersebut bahwa penderitaan mungkin
memberikan pengaruh motivasi terhadap karirnya.

Victorious Personality, sebuah istilah dimensi kepribadian yang


menarik ini disebutkan oleh Sheehy (1986) yang juga berkorelasi dengan
kuadran ini, yaitu negative feeling – positif performance. Sheehy
mendeskripsikan kepribadian victorious merupakan sebuah inti dari
kepribadian pada beberapa orang, yaitu dimana kebangkitan dari keberanian
yang bersifat heroic, sebuah perasaan yang sangat berarti, dan vitalitas yang
member energi pada aktivitas dan di setiap relasi sosialnya. Sejarah dari
pencapaian otentik individu seperti ini adalah sebuah bentuk dari puncak
performansi dengan penderitaan (misery) dalam hubungan sosialnya. Contoh
fenomenal dari bagian kuadran ini adalah composer Beethoven dimana beliau
mendapatkan victorius personality yang dahulunya beliau terisolasi dan
mengalami penderitaan. Hal ini dikarenakan Beethoven memberikan
kontribusi dan fokus terhadap mengkomposisi karyanya setelah penyakit tuli
yang membatasi keahliannya.

Positive Feeling – Positive Performance

Bagian ini ditunjukkan pada kuadran kanan bagian atas. Pada bagan ini
seringkali terjadi, tetapi tidak harus, dimana puncak performansi dan puncak
pengalaman terjadi di waktu yang sama. Csikszentmihalyi (1975)
menyebutkan hal ini sebagai ganjaran dari pengalaman-pengalaman yang
telah dilakukan sebelumnya. Sementara itu Atkins (1990) menemukan bahwa
aktor memberitahukan bahwa puncak pengalaman mereka diringi dengan
puncak performansi. Sehingga disini ditemukan hubungan korelasi antara
puncak pengalaman dan puncak performansi yang salin berhubungan
signifikan.

Aktualisasi diri merupakan dimensi kepribadian dari bagian kuadran


ini. Maslow (1971) mengasosiasikan puncak pengalaman dan optimal
functioning dan mengkorelasikan dengan pengalaman.
FULLY FUNCTIONING PERSON

Menurut Rogers, fully functioning person adalah orang yang


berkembang secara optimal. Dia menejelaskan bahwa kehidupan disebut baik
ketika organisme tersebut terus bertujuan untuk memenuhi potensinya secara
penuh. Untuk bisa disebut sebagai fully functioning person, sesorang harus
memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Openness to experience.

Merupakan persepsi yang akurat dari seseorang tentang


pengalaman didunia, termasuk perasaan seseorang. Juga bisa diartikan
sebagai kemampuan menerima kenyataan. Perasaan merupakan bagian
penting dari keterbukaan karena perasaan tersebut menyampaikan nilai
pada organisme lain. Jika Anda tidak dapat terbuka dengan perasaan
Anda, Anda tidak dapat terbuka untuk mencapai aktualisasi. Bagian
yang sulit, tentu saja, adalah membedakan perasaan yang sesungguhnya
dari kecemasan yang dibawa oleh kondisi layak.

2. Existential living.

Hal ini mengenai hidup disini dan saat ini, sebagai bagian dari
untuk berhubungan dengan realitas, menegaskan bahwa kita tidak
hidup di masa lalu atau masa depan. aat ini adalah satu-satunya realitas
yang kita miliki. Pikiran Anda, itu tidak berarti kita tidak harus ingat
dan belajar dari masa lalu kita. Juga tidak berarti kita tidak harus
merencanakan atau bahkan hari-mimpi tentang masa depan. Hanya
mengakui hal-hal apa adanya: kenangan dan mimpi, yang kita
mengalami di sini di masa sekarang

3. Organismic trusting.

Kita harus membiarkan diri kita dibimbing oleh proses


menghargai organismic. Kita harus percaya diri, melakukan apa yang
terasa benar, apa yang datang secara alami. Anda hanya bisa tahu
seperti apa diri sejati anda harus mengatakan jika anda terbuka untuk
pengalaman dan hidup eksistensial! Dengan kata lain, percaya
organismic mengasumsikan Anda berada dalam kontak dengan
kecenderungan untuk beraktualisasi.
4. Experential freedom

Rogers merasa bahwa tidak relevan apakah orang benar-benar


memiliki kehendak bebas. Kita merasa sangat banyak yang seolah-olah
ingin kita lakukan. Ini bukan untuk mengatakan, tentu saja, bahwa kita
bebas untuk melakukan apa-apa: Kita dikelilingi oleh alam semesta
deterministik, seperti, saya mengepakkan tangan sebanyak yang saya
suka, tapi saya tidak akan terbang seperti Superman. Ini berarti bahwa
kita merasa bebas ketika pilihan yang tersedia bagi kita. Rogers
mengatakan bahwa orang sepenuhnya berfungsi mengakui bahwa
perasaan kebebasan, dan bertanggung jawab atas pilihannya.

5. Creativity

Jika Anda merasa bebas dan bertanggung jawab, Anda akan


bertindak sesuai dan berpartisipasi di dunia. Seseorang yang
sepenuhnya berfungsi, akan merasa diwajibkan oleh sifat mereka untuk
berkontribusi pada aktualisasi orang lain, bahkan kehidupan itu sendiri.
Ini bisa melalui kreativitas dalam seni atau ilmu, melalui kepedulian
sosial dan cinta orangtua, atau hanya dengan melakukan salah satu
terbaik di pekerjaan seseorang.

The Peak Experience Maslow


Maslow yang sebelumnya berpendapat bahwa puncak pengalaman
umumnya terjadi pada seorang individu yang mengaktualisasikan dirinya,
namun Maslow kemudian meralat bahwa hampir semua orang pernah
mengalami aktualisasi diri (Maslow, 1971), namun tentu saja puncak
pengalaman dari setiap individu berbeda.

Maslow (1964) memberikan beberapa poin penting mengenai puncak


pengalaman yang dimaksudkan. Menurutnya, puncak pengalaman merupakan
sesuatu hal alamiah yang dialami dikehidupan sehari-hari. Individu yang
mengalami puncak pengalaman akan berpandangan bahwa alam semesta
sebagai satu kesatuan, bahwa menurutnya seseorang yang mengalaminya akan
merasakan ketenangan seolah-olah dia bersatu dengan alam. Pada puncak
pengalaman mereka akan merasa lebih bertanggung jawab terhadap aktivitas
dan persepsi mereka, sehingga mereka lebih aktif dan langkah mereka lebih
pasti untuk kedepannya. Seseorang yang mengalami puncak pengalaman tidak
mempunyai perasaan takut, cemas, atau apapun bentuk konflik yang ada,
mereka lebih merasakan rasa cinta, sayang, dan juga spontan. Menurutnya
juga, mereka mengalami puncak pengalaman disaat mereka mengalami
disorientasi dalam waktu dan tempat, dimana mereka kehilangan kesadaran
diri mereka dan menjadi orang yang berperilaku egois.

Puncak pengalaman adalah sesuatu yang bersifat tidak memotivasi,


tidak mengandung perjuangan. Puncak pengalaman menurut Maslow
hanyalah sesuatu yang terlihat indah, baik, diinginkan, berharga, dll, dan
bukan hal yang buruk. Maslow juga beranggapan bahwa puncak pengalaman
akan berpengaruh terhadap seseorang dalam menjalani kehidupannya.
Self-actualization
Peak Performance and Peak Experiences

CONCEPT OF SELF-ACTUALIZATION MASLOW

Before we discuss what is self-actualization, then we should understand


the concept of self-actualization was initiated by Abraham Maslow. Abraham
Maslow was one of the figures that talk about self-actualization. Maslow's
hierarchy of needs based on the concept that consists of:

a. Physiological needs

Physiological needs include water, food, oxygen, health, and basic


things else. This needs mempuyai two properties, namely the need for
this can actually be met or can be met even in excess. Secondly, it is
repeated. After we ate, we will feel hungry again. So is the need for
oxygen or health.

b Safety needs

The need for security is composed of a sense of security, both physically


and financially, stability, freedom from threats

c. Love and belongingness needs,

consisting of love, belongingness to a group or a member of a social


group, affection, and self-acceptance

d. esteem needs

The need for achievement in the form of respect or the respect of others,
recognition or known by others, and honor

e. Self actualization needs,

Because the concept of need is hierarchical, meaning that there is the


smallest levels that must be satisfied in order to rise to a higher
requirement, then the top of Maslow needs is the need to re-actualize
themselves. Self-actualization form of creativity, wisdom, self
fulfillment / compliance and performance is use of self-realization of the
overall potential of the person

A person will be able to actualize themselves when the needs


underneath has been fulfilled properly. Then someone doing self actualization
in order to develop the properties and the potential that is held in accordance
with the uniqueness that it becomes a whole personality intact.
the effects of Pathologist related to
How to satisfying
deprivation the need

Physiological Hungry - eat malnutrition Overeating, anorexaia

Safety Getting a good job Worry Not safe

Love and Join the group,


loneliness antisocial personality
belonging looking for a partner

Esteem get compliments Worthless, inferior Depression

Self Creative work, Boredom, without


Cynicism, alienation
actualization helping others meaning

In people who have achieved self-actualization, he will become whole


human beings, self esteem, they will remain intact even if they are scorned, or
even rejected by others. In other words, they do not depend on the approval of
others.

Characteristics of people who have self-actualization according to


Maslow are as follows:

a perception that is effective against reality

People who have self-actualization can detect falsehoods on


others, but we do not do prejudice and prefer to see the world as it is.
They also have less fear towards new things so it's easier to feel
comfortable with everything. It mebuat they are open to things that are
doubtful and uncertain.

b. Acceptance of self, others, and the world

People who have self-actualization can accept him as such. They


will not always be on the defensive, fake, and guilt. But they also accept
other people and do not have a need to direct, member information, or to
change others. They can tolerate the weaknesses of others and do not
feel threatened by the excess of others.

c. Spontaneity, simple, and what their

People who have self-actualization are unpretentious and not


afraid to express his feelings.

d. Seeing the core problem-solving

People who have an interest in the problem of self-actualization


that is outside himself. They are task-oriented and pay attention to
matters outside himself. This resulted in them developing a mission in
life, a purpose in life outside themselves. They also developed a
philosophy of life that is solid and strong ethical basis to address the
problem.

e.Kebutuhan for privacy

People who self-actualization mangalami have a need for


detachment that makes them able to do everything yourself without
feeling lonely. They feel relaxed and comfortable both of them along
with others as well as themselves.

f. Autonomy

People who have self-actualization form of autonomy and do not


depend on others for their growth.

g. Freshness and sustained appreciation

People who have self-actualization continue to have the freshness


to work and appreciate the work of others. They are aware of their good
fortune and be grateful for it

h. Experiencing peak experience

Peak experience Maslow (1971) likened like a time when we feel


the ultimate happiness. While Leach (1962) defines a peak experience is
where a state marketable characterized by a different perception of
perception usual, deep feelings, feelings significant because it was the
moment that stands out, when the burned into memory, more or less the
time when it very different from the experiences of others. While Laski
(1962), he calls peak experiences as a term transcendent ecstasy
described as something fun, something that happened for a while,
something that was not planned, is rare, extremely valuable, and
something extraordinary. This causes them to have a feeling of
transcendence.

i. social awareness

This term can be defined as the social interest, community feeling,


or the feeling of being with humanity. People who have self-
actualization will care for others

j. Kinship with Others

People who have reached the stage of self-actualization has a good


relationship with the people around and the social environment.

k. Democratic character structure

They want to be friends with anyone regardless of status, skin


color, age, gender, and even they like no matter the difference among
people

l. Discrimination between means and ends

Having a clear boundary between right and wrong and do not have
conflicts of the value of the base. They ascertain views on the objectives
of the manner or means used and has a remarkable ability to distinguish
between the two. When others see your eating or exercise seebagai
means, the people who have seen it as a goal of self-actualization. They
were happy to do anything for love, and not make it as a means.

m. humorous

They have a sense of humor that is not harsh and attack others

n. Creative

Creativity is manifested in its ability to create innovative


spontaneous, genuine, is not limited by the environment and others.
o. Resistance to enculturation

These people have a tendency to love the culture (values, norms,


morals, art, religion, and other cultural products) themselves. So they are
resistant or have strong endurance to absorb another culture raw.
Definition of Self Actualization: Peak Performance
& Peak Experience
Peak Performance is a state where the mind and body movements
of walking together. When peak performance happens, we pull out the
hidden strengths, whether it be physical force, in a facial expression, a
form of moral, or excellence in any case. while peak experience is a
state in time of happiness and joy that the peak, where of course the
highlight of this experience is subjective. Peak experiences are
something quite happy as ecstasy which includes cognitive and
perception in the experience. While the personality characteristics that
were identified in the included self-actualization is excellence
(excellent) and joy (joy). Between peak performance and peak
experiences, both are more focused on experience rather than behavior,
something that is positive rather than pathological, is integrative rather
than reductive, and is something that istimewah (idiosyncratic) rather
than something that is normative. Rogers (1961), May (1953), and
Maslow (1962) says that experience, everything positive in kaakteristik
an individual, the whole individual, even the uniqueness of an individual
can not be ignored. The third main approach focuses on the aspects of an
individual's personality, behavior, and experience. An example of an
aspect of personality is an individual personal keontetikan as mentioned
Maslow and Bugental (1965). Self-disclosure is one example of the
issues discussed from aspects of behavior. Self-actualization is a form of
healthy personality, while peak performance and peak experience is a
form of positive experience.

peak Performance

Peak performance can occur in the form of any endeavor. Peak


performance is something functional that is more creative, more
efficient, more productive, more and better than our habitual behavior.
The thing we feel when we experience peak performance is a feeling of
tremendous strength. Based on research, it is first characterized by a
clear purpose (Bugental). For example, a teacher enjoys teaching
provided to students as if there is nothing more fun than teaching, a
musician very spirit and appreciate his music, and other examples. In
essence, the peak performance often occurs when we have a clear
objective. Where a purpose that does not have any obstructions, which
are clear, phenomenological and holistic. Indeed, each individual has the
task or the interests of different, but here they have the same focus. In
the peak of this performance, an individual is characterized by a strong
will, orientation to the quality of the work and clear objectives to be
achieved. Each of these individuals are not drowning in their own
object, but here they are more bericirikan with independence and
uniqueness of their personality. Peak performance is often described as
something spontanius and often regarded as everything goes naturally,
as an example of this process is described as a flowing stream.

peak experience

Peak experience Maslow (1971) likened like a time when we feel


the ultimate happiness. While Leach (1962) defines a peak experience is
where a state marketable characterized by a different perception of
perception usual, deep feelings, feelings significant because it was the
moment that stands out, when the burned into memory, more or less the
time when it very different from the experiences of others. While Laski
(1962), he calls peak experiences as a term transcendent ecstasy
described as something fun, something that happened for a while,
something that was not planned, is rare, extremely valuable, and
something extraordinary. Maslow himself suggested that music and sex
is the context for peak experiences. Research Laski and Leach himself
memapaparkan that peak experience described in a relationship included
in sexuality and birth, art and art work, appreciation for nature and other
things. Some of the top quality of experience among the following,
fulfillment (fulfillment), significance (significance), and spirituality
(spirituality)
Negative Event
Misery (Suffering)

Suffering is something that is intense, something that meets


your feelings and thoughts which are intense and very painful
personally. The subject of research outlined that suffering is
anything that produces a negative feeling, it includes death, illness,
and a relationship that ended very sadly. The research subjects
regarded it as described above.

Failure (Failure)

Failure is the worst performance. Study participants outlined


that something associated with work, school, and relationships are
topics that are common in the context of the participants as a
failure. This failure resulted in something of paralysis (paralysis),
self-defeating behaviors (self-defeating), and inability to meet
demand. Participants also acknowledged that failure to give effect
to lose yourself and lose orientation in themselves (Bugental).

Operational Definition Of A Genesis

• It is an activity (the context in which the experience occurs)

•A level of the performance starting from a low performance, then


at a moderate level, and then at the level of failure

• A level of performance that starts from peak performance, then in


neutral, and the degrees of pain.

• are connected by many things, such as: personality, development


(development quality: intelligence, middle age, the need for
acceptance, ego strength, self-actualization); neurophysiological
(heart rate, beta activity, adrenaline, anxiety); behavior (running,
paint, eat, drink, listen to music, do chores); environment (socio-
cultural, geographical, circumstances such as a state of quiet,
crowded conditions, and others); experience (in the process;
feeling, decision making, judgment, spirituality).

In this study, the incidence Bugental identified as an area


chart of performance and feeling, like the extremes of negative
feelings (suffering) or point ekstream feeling positive performance
(peak performance). The following chart outlines some
relationship or correlation between feelings and performance level
as well as the implications of behavioral and personality
characteristics. Each quadrant shows some correlation between the
two dimensions of feeling and performance.

Negative Feeling - Negative Performance

Shown at the bottom left side of the quadrant. In this


quadrant are often indicated their psychopathological and
criminological. Performance is low and disappointment often
happens in this quadrant. leboh serious thing that can happen is a
failure and suffering caused helplessness or inability, traumatic
accumulate, and various psychopathological. A most prominent
example of suffering and failure.

Feeling Positive - Negative Performance

This section is shown in the upper left quadrant. Examples in


the everyday life of the quadrant is when all fans of basketball
player Michael Jordan always encouraged him in the arena,
causing Michael Jordan himself ignore detraction leveled opponent
Michael Jordan caused ugly game Michael Jordan himself. Mogar
(1967) snediri explained that addicts drink alcohol is a disease
resulting from the effects of boredom that leads to a
comprehensive failure. Mogar own treat alcoholics as someone
trying to get a peak experience to cope with the boredom.

Negative Feeling - Positive Performance

This section is located at the bottom right side of the


quadrant. Research from Atkins (1990) in the high performance
that made the actor, it was found that some of the actors
experiencing the peak experience on the fact that some of the
actors were reported to have very negative feelings at the time of
the peak of their careers. Only then after that they feel the
satisfaction or happiness. Atkins gave postulates addressed to the
actor that suffering may provide motivation influence on his
career.

Victorious Personality, an engaging personality dimensions


term is mentioned by Sheehy (1986) were also correlated with
quadrants, ie negative feeling - positive performance. Sheehy
describes victorious personality is a core of the personality in some
people, which is where the revival of courage that is heroic, a
feeling that is very meaningful, and vitality that gives energy to the
activities and in every social relations. History of authentic
individual achievement as this is a form of a peak performance of
the affliction (misery) in relationships. Phenomenal example of
this is part quadrant composer Beethoven where he received
Victorious personality that he formerly isolated and suffering. This
is because Beethoven contribute and focus on composing his work
after illness deafness that limits his expertise.

Positive Feeling - Positive Performance

This section is shown in the upper right quadrant. On this


chart is often the case, but not necessarily, where peak
performance and peak experiences occur at the same time.
Csikszentmihalyi (1975) mentioned this as a reward from the
experiences that have been done before. Meanwhile Atkins (1990)
finds that the actor tells us that the peak of their experience lacks
the peak performance. So here is found the correlation between the
peak experience and peak performance are significantly related
copy.

Self actualization is the personality dimension of a part of


this quadrant. Maslow (1971) associate the peak experience and
optimal functioning and correlate with experience.
FULLY functioning PERSON

According to Rogers, fully functioning person is a person who


develop optimally. He menejelaskan that so-called good life when these
organisms continue to aim to meet their full potential. To be called a
fully functioning person, someone must have the following criteria:

1. Openness to experience.

An accurate perception of one's experience of the world,


including one's feelings. Can also be defined as the ability to
accept reality. Feelings are an important part of openness because
these feelings pass values on other organisms. If you can not open
with your feelings, you can not open for actualization. The hard
part, of course, is distinguishing real feelings of anxiety brought on
by decent conditions.

2. Existential living.

It is about life here and now, as part of getting in touch with


reality, insists that we do not live in the past or the future. aat this
is the only reality we have. Mind you, that does not mean we do
not have to remember and learn from our past. Also does not mean
we do not have to plan or even day-dream about the future. Just
recognize the things what they are: memories and dreams, which
we have experienced here in the present

3. Organismic trusting.

We must allow ourselves to be guided by respect organismic


process. We must believe in ourselves, do what feels right, what
comes naturally. You can only know what the true self you have to
say if you are open to the experience and living existentially! In
other words, trust organismic assumes you are in contact with the
tendency to actualize.
4. Experential freedom

Rogers feels that it is irrelevant whether people really have


free will. We felt very much as though we want to do. This is not
to say, of course, that we are free to do anything: We are
surrounded by a deterministic universe, like, my hand flapping as
much as I like, but I would not fly like Superman. This means that
we feel free when choices available to us. Rogers says that the
fully functioning person acknowledges that feeling of freedom,
and responsible for his choice.

5. Creativity

If you feel free and responsible, you will act accordingly and
participate in the world. Someone who fully functioning, will feel
obliged by their nature to contribute to the actualization of others,
even life itself. This can be through creativity in the arts or
sciences, through social concern and parental love, or just by doing
one of the best in a person's job.
The Peak Experience Maslow

Maslow previously found peak experiences usually occur in


an individual who actualize himself, but Maslow then rectify that
almost everyone has experienced self-actualization (Maslow,
1971), but of course the peak experience of each individual is
different.

Maslow (1964) provides some important points about the


peak experiences intended. According to him, the peak of the
experience is something natural experienced daily life. Individuals
who experience the peak of the experience will be of the view that
the universe as a whole, that someone thinks that experience will
feel calm as if he was at one with nature. At the peak of the
experience they will feel more responsible for the activity and the
perception of them, so that they are more active and they are more
definite steps for the future. Someone who had peak experiences
do not have feelings of fear, anxiety, or any form of conflict that
exists, they are more likely to feel a sense of love, affection, and
also spontaneous. According to him, they experienced a peak
experience when they are disoriented in time and place, where they
lose their self-consciousness and become people who behave
selfishly.

Peak experiences are something that is not motivated, do not


contain the struggle. Peak experience Maslow is just something
that looks beautiful, good, desirable, valuable, etc., and not a bad
thing. Maslow also assumes that peak experience will affect
someone in to live their lives

Anda mungkin juga menyukai