Tujuan
Praktikum ini memiliki beberapa tujuan yang mencakup tujuan dari beberapa topik
pembahasan, yaitu diantaranya :
- Untuk membedakan pati dari disakarida dan mono sakarida. (reaksi iodium)
Dalam praktikum ini ada beberapa alat dan bahan yang harus tersedia dalam masing-masing
topik untuk pelaksanaan praktikum, yaitu diantaranya:
Reaksi molisch
Pereaksi molisch
Asam sulfat pekat
Larutan pati 1%
Fruktosa, sukrosa, glukosa, dan laktosa masing-masing 1%
Reaksi iodium
Larutan lugol
Larutan pati 1%
Larutan sukrosa dan glukosa 1%
Reaksi benedict
Larutan benedict (terdiri dari kuprisulfat, natrium karbonat, natrium sitrat)
Larutan glukosa, fruktosa, dan sukrosa masing-masing 1%
D. Cara Kerja
Dalam praktikum ini ada beberapa langkah yang harus dilakukan secara berurutan
dari beberapa topik pembahasan, yaitu diantaranya:
Reaksi molisch
1. Siapkan 6 tabung
2. Isi masing-masing tabung dengan larutan yang sudah ditentukan, yaitu:
Tabung 1: larutan pati 1% (2ml)
Tabung 2: larutan maltosa 1% (2ml)
Tabung 3: larutan sukrosa 1% (2ml)
Tabung 4: larutan glukosa 1% (2ml)
Tabung 5: larutan laktosa 1% (2ml)
Tabung 6: larutan X (2ml)
Reaksi iodium
1. Siapkan 4 tabung
2. Isi tabung 1 dengan larutan pati sebanyak 2ml
3. Isi tabung 2 dengan larutan sukrosa 1% sebanyak 2ml
4. Isi tabung 3 dengan larutan glukosa 1% sebanyak 2ml
5. Dan tabung 4 dengan larutan X sebanyak 2ml
6. Setelah itu, teteskan masin-masing tabung 1,2,3,4 dengan larutan
lugol sebanyak 1 tetes
7. Amati hasil warna biru tua
8. Catat hasil percobaan
Reaksi benedict
1. Siapkan 3 tabung
2. Lalu isi masing-masing tabung dengan larutan benedict sebanyak 2ml
3. Kemudian teteskan larutan pada masing-masing tabung 1,2,3
Yaitu: -tabung 1 ( 4 tetes larutan glukosa 1%)
-tabung 2 ( 4 tetes larutan fruktosa 1%)
-tabung 3 ( 4 tetes larutan sukrosa 1%)
4. Panaskan 3 tabung tersebut selama 8 menit dalam air mendidih (100˚C),
lalu biarkan dingin perlahan
5. Amati hasil apabila ada/tidaknya endapan merah bata
6. Catat hasil percobaan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Karbohidrat berasal dari kata “karbon” dan “hidrat”, walaupun tidak mengandung molekul air
namun kata karbohidrat tetap dipakai sebagai kata ganti sakarida. Nama karbohidrat berasal dari
kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini memiliki rumus empiris yang menunjukkan
bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat” dan memiliki nisbah 1: 2: 1 untuk C, H, dan O.
Perbandingan jumlah atom H dan O adalah 2 :1 seperti pada molekul air (Matoharsono, 1976).
Karbohidrat mempunyai fungsi biologi yang penting. Pati dan glikogen berperan sebagai penyedia
sementara glukosa. Polimer karbohidrat yang tidak larut berperan sebagai unsur struktural dan
penyangga di dalam dinding sel bakteri dan tanaman. Karbohidrat lain berfungsi sebagai pelumas
sendi kerangka, sebagai senyawa perekat di antara sel dan pemberi spesifitas biologi pada
permukaan sel (Lehninger, 1982).
Karbohidrat memberi kontribusi pada stuktur sel hewan dan mikroorganisme, terutama tanaman.
Disamping menyediakan energi biokimia sebagai penopang proses kehidupan serta
perkembangbiakannya. Pada dasarnya energi yang terkandung dalam karbohidrat berasal dari
energi matahari. Karbohidrat (glukosa) dibentuk dari karbondioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari dan klorofil dalam daun. Kemudian glukosa yang terbentuk dibentuk dalam amilum. Proses
di atas disebut proses fotosintesis (Sudarmaji, dkk, 1996). Dan dapat ditulis sbb:
Berdasarkan jumlah rantai karbon yang menyusunnya, karbohidrat dibagi menjadi 3 golongan yaitu
monosakarida, olisakarida, dan polisakarida (Hart,1983)
Monosakarida
Monosakarida adalah molekul karbohidrat yang tidak dapat dipecah lagi menjadi molekul
karbohidrat yang lebih sederhana melalui proses hidrolisis. Molekul ini sering disebut sebagai gula
sederhana (Whistler dkk, 1996). Menurut Lehninger (1982) monosakarida tidak berwarna, bentuk
kristanya larut dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar. Monosakarida digolongkan
menurut jumlah karbon yang ada dan gugus fungsi karbonilnya yaitu aldehida (aldosa) dan keton
(ketosa). Yang termasuk monosakarida yaitu : glukosa, fruktosa, dan galaktosa
Oligosakarida
Oligoskarida terdiri dari dua atau lebih monosakarida yang pengaruh asamnya dapat mengalami
hidrolisis menjadi bentuk-bentuk monosakarida penyusunnya. Apabila oligosakarida merupakan
gabungan dari 2 molekul monosakarida disebut disakarida, dan apabila tersusun dari tiga molekul
monosakarida disebut trisakarida. Ikatan antara dua molekul monosakarida disebut glikosidik. Ikatan
ini terbentuk antara dua gugus hidroksi dari atom C nomor 1 (disebut karbon anomerik) dengan
gugus hidroksi dari atom C molekul lain (biasanya atom C nomor 4) atau dengan melepas 1 mol air
(Lehninger, 1982). Yang termasuk oligosakarida adalah : sukrosa, maltosa, dan laktosa
Polisakarida
Polisakarida adalah gabungan dari banyak molekul monosakarida dengan ikatan glukosakarida.
Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat testur, contohnya : selulosa,
hemiselulosa, pektin, dan lignin, serta sebagai sumber enrgi, contohnya : pati, dekstrin, dan glikogen
Monosakarida dan sakarida umumnya disebut “gula-gula” karena memiliki rasa yang manis
disebabkan gugus hidroksidanya, sedangkan polisakarida tidak terasa manis karena ukuran
molekulnya besar sehingga tidak dapat masuk ke dalam sel-sel kunci yang terdapat pada permukaan
lidah (Sudarmadji, dkk, 1996).
Pada uji reaksi molisch Penarikan molekul air pada karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan
membentuk senyawa furfural dan turunannya. Furfural yang terbentuk bereaksi dengan α-naftol
membentuk senyawa yang berwarna ungu (cincin ungu). Mekanisme terbentuknya cincin ungu
adalah pertama-tama karbohidrat terhidrolisis oleh H2SO4 pekat menjadi monosakarida kemudian
monosakarida tersebut masih dengan H2SO4 terkondensasi membentuk furfural yang kemudian
bereaksi dengan alfanaftol sehingga membentuk senyawa kompleks ungu (cincin ungu). Cincin ungu
terbentuk akibat asam sulfat pekat yang masuk melalui pinggir yang akan terkumpul di dasar tabung
dan lama kelamaan pada permukaan asam tadi terbentuk senyawa kompleks ungu sehingga larutan
akan terlihat menjadi tiga bagian yaitu bagian paling bawah berwarna bening dimana larutan
tersebut adalah asam, bagian tengah berwarna ungu yang disebut sebagai cincin ungu, dan paling
atas adalah sampel yang diduga mengadung karbohidrat.
Pada uji reaksi iodium (Hubl), molekul pati mempunyai struktur 3 dimensi berupa spiral. Molekul
pati dapat mengikat iodium secara fisik, yaitu dengan menempatkannya di dalam spiral . komplek
tersebut berwarna biru tua. Bila larutan pati dipanaskan, struktur spiral akan hilang, sehingga
molekul pati tidak dapat lagi mengikat iodium. Dengan demikian warna biru tua akan menghilang.
Monosakarida dan disakarida bila direaksikan dengan iodium tidak memberikan warna biru tua.
Pada uji reaksi benedict, kuprisulfat di dalam larutan tembaga alkali akan direduksi olek sakarida
yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas membentuk kuprooksida.
Uji benedict berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan
mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
(kuprooksida) berwarna merah bata. Dengan reaksi sebagai berikut:
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil percobaan
1. Reaksi Molisch
2. Reaksi iodium
T a b u n g
B A H A N
1 2 3 4
Larutan pati 2 mL - - -
Larutan sukrosa 1% - 2mL - -
Larutan glukosa 1% - - 2mL -
Larutan X - - - 2 mL
Larutan lugol 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes
HASIL: (+) warna biru (-) bening (-) bening (-) bening
Warna biru tua tua, keunguan
3. Reaksi benedict
T a b u n g
B A H A N
1 2 3
Larutan benedict 2 mL 2 mL 2mL
Larutan glukosa 1% 4 tetes - -
Larutan fruktosa 1% - 4 tetes -
Larutan sukrosa 1% - - 4 tetes
HASIL:
Endapan