Pak Efri PKM Kademangan
Pak Efri PKM Kademangan
oleh :
Widiyanto G41160730 /A
Mumammad Albarrurohim G41160755/A
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan maka kegiatan penyelenggaraan rekam medis di unit
kerja rekam medis tercapai sebesar 38% dari total keseluruhan kegiatan URM. Adapun
beberapa uraian kegiatan unit rekam medis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Alur berkas rekam medis pasien rawat jalan
Alur berkas rekam medis rawat jalan
a. Pasien melakukan pendaftaran di tempat penerimaan pasien rawat jalan,
b. Petugas akan menanayakan apakah pasien pernah berobat sebelumnya atau tidak,
c. Jika iya maka petugas akan meminta KIB pasien dan jika pasien lupa membawa
akan dicarikan pada KIUP,
d. Petugas akan mencarikan dokumen rekam medis di filling,
e. Jika pasien baru maka petugas akan membuat dokumen KIB dan dokumen rekam
medik baru,
f. Dokumen rekam medis kemudian di distribusikan ke poliklinik yang dituju oleh
pasien,
g. Dokter atau perawat mengisi dokumen rekam medis berdasarkan pelayanan yang
telah diberikan,
h. Dokumen rekam medis harus dikembalikan paling lambat 1x24 jam setelah pasien
pulang,
i. Disimpan kembali ke ruang filling.
Evaluasi :
Berdasarkan pengalaman magang yang kami lakukan dipuskesmas tersebut terdapat
beberapa evaluasi dalam proses pelayanan dintaranya:
a. Tidak tersedia KIUP,
b. Saat proses distribusi seringkali psien yang membawa sendiri dokumen rekam
medisnya,
c. Saat proses retrival, atau pengambilan dokumen rekam medis untuk peminjaman dll
tidak diganti dengan tracer atau outgate,
d. Tidak adanya tracer atau outgate dan buku ekspedisi sebagai kartu kendali rekam
medik.
3. Sistem penomoran
Puskesmas Kademangan menggunakan sistem penomoran Unit Numbering System
(UNS) dengan menggunakan enam digit karakter dimulai dari angka 00-00-0. Unit
Numbering System (UNS) adalah system penomoran dimana petugas memberikan satu
nomor rekam medis pada pasien berobat rawat jalan,rawat inap maupun IGD. Setiap
pasien yang berkunjung mendapatkan satu nomor pada saat pertama kali pasien datang
ke Puskesmas dan digunakan seumur hidup. Jika berkas ingin dicari kembali pasien
menyerahkan KIB, KIS, atau ASKES, yang sudah diberi nomor untuk memudahkan
pencarian berkas rekam medis pasien. Jika pasien lupa membawa KIB, KIS, dan
ASKES, petugas mencari nama dan alamat pasien di buku assembling untuk
menemukan berkas rekam medis pasien yang bersangkutan.
Evaluasi :
Masalah yang terjadi dalam penomoran rekam medis di puskesmas kademangan adalah
terjadinya duplikasi nomor rekam medis. Meskipun nomor yang sudah pernah
digunakan sebelumya telah dijacatat pada buku assembling tetapi kadang-kadang
petugas memberikan nomor yang sama mungkin karena lelah sehingga konsentrasi
petugas menurun. Hal ini tentunya sesutu yang lumrah bagi puskesmeas dimana
puskesmas tersebut masih memgunakan sistem penomoran secara manual sehingga
permasalahan tersebut sering terjadi. Berbeda dengan sistem penomoran yang sudah
elektronik, diamana kasus duplikasi sangat minim terjadi.
4. Sistem penamaan
Untuk sistem penamaan yang digunakan oleh puskesmas kademangan menggunakan
nama sesuai kartu identitas pasien, dalam hal ini KTP atau KK (untuk pasien dengan
umur < 17 th). Diakhir nama pasien diberikan imbuhan sesuai dengan jenis kelamin dan
umur dar pasien yang bersangkutan, imbuhan yang dimaksud adalah :
a. Jika pasien dengan jenis kelamin perempuan (Sudah Menikah) diberi imbuhan
Ny,
b. Pasien dengan jenis kelamin laki – laki (Sudah Menikah) diberi imbuhan Tn,
c. Untuk kalangan pasien remaja baik laki – laki atau perempuan (Lajang) diberi
imbuhan Sdr,
d. Untuk pasien anak – anak baik itu laki – laki ataupun perempuan diberi imbuhan
An,
e. Dan untuk bayi atau balita (usia <5 th) diberi imbuhan By.
Evaluasi
Evaluasi untuk sistem penamaan terkait dengan konsistensi petugas dalam memberikan
penamaan itu sendiri, kadang petugas memberikan imbuhan sesuai dengan status dari
pasien dan kadang pula petugas lupa memberikan imbuhan tersebut. Inkonsistensi
semacam ini hendaknya dihindari untuk menyeragamkan penamaan itu sendiri, dimana
penamaan juga merupakan salah satu indikator penilaian dalam proses akreditasi.
5. Assembling
Pada Puskesmas Kademangan tidak terdapat kegiatan assembling artinya tidak ada
proses perakitan formulir rekam medis sehingga tidak diketahui angka
ketidaklengkapan baik kelengkapan pengisian maupun kelengkapan pengurutan berkas
rekam medis.
6. Koding dan Indeksing
Proses koding di Puskesmas Kademangan dilakukan oleh dokter baik pada poliklinik
maupun ruang rawat inap. Sementara tidak ada proses indeksing pada Puskesmas
Kademangan
7. Filing
a. Penyimpanan
Sistem penyimpanan rekam medis yang digunakan di Puskesmas Kademangan yaitu
sentralisasi. Penyimpanan sentralisasi adalah penyimpanan dokumen rekam medis
rawat jalan (sekaligus UGD) dan rawat inap di tempat yang sama. Hingga saat ini,
sebagian besar ruangan filing dipenuhi oleh dokumen rekam medis rawat jalan.
Untuk dokumen rawat inap tersimpan di rak yang berbeda dan dikumpulkan serta
diikat per bulan.
b. Penjajaran
Sistem penjajaran dokumen rekam medis di Puskesmas Kademangan yaitu
menggunakan Sistem Penjajaran Bersadar Nomor Langsung (Straight Numerical
Filling). Penjajaran dokumen rekam medis ini yaitu dengan mensejajarkan folder
dokumen rekam medis berdasarkan urutan langsung nomer rekam medisnya
sepertimulai dari 000001, 000002, 000003 dan seterusnya.Dengan menggunakan
sistem penjajaran SNF, sebenarnya petugas tidak terlalu kesulitan dalam mencari
dokumen rekam medis pasien. Namun, jika terdapat nomor yang mirip, misal 00-00-
12478 dan 00-00-14278 terkadang petugas kurang memperhatikan dan terjadi
kesalahan pengambilan dokumen.
8. Retensi (penyusutan) dan pemusnahan
Retensi dan pemusnahan di Puskesmas Kademangan belum pernah dilakukan,
alasannya yaitu masih belum tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang membantu
dalam proses retensi dan penyusutan.
Evaluasi : laporan kunjungan pasien baik mingguan ataupun bulanan kurang jumlahnya
tidak sesuai dengan kunjungan yang sebenarnya, karena tiap berkas keluar dari rak
filing harus dicatat ke buku register stiap harinya, akan tetai pada kenyataannya banyak
nama pasien yang tidak dituliskan jika petugas lupa menuliskan di buku register.
Evaluasi :
Sistem informasi puskesmas atau SIMPUS sudah ada tapi menurut petugas pendaftaran
disana, mereka lebih enak manual, kurangnya pelatihan dalam penggunaan SIMPUS
adalah salah satu alasan tidak digunakannya SIMPUS di puskesmas kademangan.