Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 8 :

1. IBRAHIM ERICH
2. LISCA PUJI RUSTANTI
3. PINKAN PUSPA NINGSIH
4. RISNA DWI ASTUTI

KELAS : X-A

TUGAS : SENI BUDAYA


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat
waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah tentang “musik gamelan” , yang
menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari sejarah
musik gamelan.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Tuhan YME memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang …………………………………………… 1


1.2 Tujuan ………………………………………………………… 1
1.3 Rumusan Masalah …………………………………….. 1

Bab II Sejarah dan Jenis Gamelan

2.1 Sejarah Gamelan …………………………………….. 2


2.2 Jenis Gamelan …………………………………………… 3

Bab III Alat Musik Gamelan

3.1 Bagian Alat Musik Gamelan …………………… 4

Bab IV Tokoh dan Grup Gamelan

4.1 Tokoh Gamelan ………………………………………… 6

Bab V Penutup

5.1 Kesimpulan ………………………………………………… 7


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan musik dunia makin tahun pertumbuhanya kian pesat dan berkembang, khusunya di
Indonesia musik pada era saat ini telah berbeda dengan musik pada masa Indonesia di tahun lalu.
Saat ini mayoritas penikmat musik indonesia lebih suka untuk menikmati musik modern dibanding
dengan musik daerah. Pada hakikatnya musik daerah adalah musik yang tumbuh dan berkembang
dinusantara, tetapi pada saat ini musik-musik tersebut tidak terlalu menarik perhatian peminat
musik dan kurangnya sarana sebagai tempat untuk mengembangkan musik daerah tersebut.

Salah satu contoh dari banyaknya jenis-jenis musik di nusantara adalah Musik gamelan, musik
ini lahir dan berkembang di daerah jawa. Musik gamelan pada saat ini telah mengalami banyak
perkembangan dan sedikit modifikasi atau pertambahan beberapa alat msuik modern. Namun
walaupun demikian peminat musik ini masih sangat sedikit, umumnya para pemain musik daerah ini
adalah para orang-orang tua jawa yang telah mahir memainkan alat-alat musiknya. Kurangnya
pengetahun dan pengenalan mengenai musik derah ini membuat generasi muda kurang begitu
menghargai dan mengapresiasi musik daerahnya. Untuk dapat memahami lebih jauh mengenai musik
gamelan maka pada makalah ini disajikan beberapa ulasan tentang musik gamelan, mulai dari sejarah,
alat musik, dan beberapa tokohnya.

1.2 TUJUAN
Makalah ini bertujuan agar siswa-siswi kelas X mengetahui dan lebih memahami mengenai salah
satu musik daerah nusantara yaitu Gamelan. Dan dapat pula untuk menghargai dan melestarikan
musik daerahnya.

1.3 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana sejarah gamelan?
2. Alat musik apa saja yang digunakan pada musik gamelan?
3. Jenis-jenis musik gamelan?
4. Bagaimana cara untuk memainkan alat musik tersebut?
5. Siapa saja tokoh musik gamelan?
6. Grup gamelan yang masih ada pada saat ini?

1
BAB II

SEJARAH DAN JENIS GAMELAN

2.1 SEJARAH GAMELAN


Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang,
dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan
utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel
yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan
kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis
ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18,
istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada
awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan
hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya
dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara
menyanikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka,
dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan
(sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para
dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set
gamelan.
Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi
Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat musik semisal suling
bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan
dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya.
Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.
Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan
empatcara penalaan, yaitu sléndro, pélog, “Degung” (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan
“madenda” (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.
Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan
not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India,
bowed string dari daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik
tradisional Jawa dan Bali sekarang ini. Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan
warna suara mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini menyatukan
berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan musik khas yang merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun saat ini gamelan masih digunakan
pada acara-acara resmi seperti pernikahan, syukuran, dan lain-lain. Tetapi pada saat ini, gamelan
hanya digunakan mayoritas masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah.

2
2.2 JENIS GAMELAN
Gamelan adalah seperangkat alat musik dengan nada pentatonis, yang terdiri dari : Kendang,
Bonang, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender,
Gong, Gambang, Rebab,, Siter, Suling. Komponen utama alat musik gamelan adalah : bambu, logam,
dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan. Kata
Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa “gamel” yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran
“an” yang menjadikannya sebagai kata benda. Sedangkan istilah gamelan mempunyai arti sebagai satu
kesatuan alat musik yang dimainkan bersama.

Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang sangat kompleks. Gamelan
menggunakan empat cara penalaan, yaitu “sléndro”, “pélog”, ”Degung” (khusus daerah Sunda, atau
Jawa Barat), dan “madenda” (juga dikenal sebagai diatonis), sama seperti skala minor asli yang
banyak dipakai di Eropa.
• Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu : 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil.
• Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu : 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan
interval yang besar.

Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yang terdiri dari beberapa putaran dan
pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.
Jenis-jenis gamelan diantaranya:

1. Gamelan Sunda-Degung (Jawa barat)


Degung adalah kumpulan alat musik dari sunda. Ada dua pengertian tentang istilah degung:

* Degung sebagai nama perangkat gamelan


* Degung sebagai nama laras bagian dari laras salendro ( berdasarkan teori Machyar Angga
Kusumahdinata).

Degung sebagai unit gamelan dan degung sebagai laras memang sangat lain. Dalam teori tersebut,
laras degung terdiri dari degung dwiswara (tumbuk: (mi) 2 – (la) 5) dan degung triswara: 1 (da), 3
(na), dan 4 (ti).

2. Gamelan Degung

Ada beberapa gamelan yang pernah ada dan terus berkembang di Jawa Barat, antara lain
Gamelan Salendro, Pelog dan Degung. Gamelan salendro biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan
wayang, tari, kliningan, jaipongan dan lain-lain. Gamelan pelog fungsinya hampir sama dengan gamelan
salendro, hanya kurang begitu berkembang dan kurang akrab di masyarakat dan jarang dimiliki oleh
grup-grup kesenian di masyarakat. Hal ini menandakan cukup terwakilinya seperangkat gamelan
dengan keberadaan gamelan salendro, sementara gamelan degung dirasakan cukup mewakili kekhasan
masyarakat Jawa Barat.

3
3. Gamelan Bali

Musiknya juga sering mengalami perubahan tempo dan dinamik. Bedanya lagi, gamelan Bali
memiliki lebih banyak instrumen berbilah daripada berpencu. Logamnya pun lebih tebal sehingga
dapat bersuara lebih nyaring. Ciri lain gamelan Bali adalah digunakannya sejenis simbal yang disebut
ceng-ceng. Ceng-ceng inilah yang berbunyi nyaring dan cepat sehingga membuat musik Bali berbeda
dari musik jawa.

BAB III
ALAT MUSIK GAMELAN

3.1 BAGIAN ALAT MUSIK GAMELAN


Bagian Alat Musik Gamelan, nama-nama alat musik dalam Gamelan Jawa:
1.Kendhang
Terbuat dari kulit hewan (Sapi atau kambing) Kendhang berfungsi utama untuk mengatur irama.
Kendhang ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung,
yang menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang
gedhe biasa disebut kendang kalih.

2. Demung, Saron, Peking

Alat ini berbentuk bilahan dengan enam atau tujuh bilah (satu oktaf ) ditumpangkan pada bingkai
kayu yang juga berfungsi sebagai resonator. Instrumen mi ditabuh dengan tabuh dibuat dari kayu.
Menurut ukuran dan fungsinya, terdapat tiga jenis saran:

- DEMUNG
Alat ini berukuran besar dan beroktaf tengah..

- SARON
Alat ini berukuran sedang dan beroktaf tinggi.

- PEKING
Berbentuk saron yang paling kecil dan beroktaf paling tinggi. Saron panerus atau peking ini
memainkan tabuhan rangkap dua atau rangkap empat lagu balungan.

4
3. Bonang

Bonang dibagi menjadi dua jenis, yaitu bonang barung dan bonang panerus. Perbedaannya pada besar
dan kecilnya saja, dan juga pada cara memainkan iramanya.

Bonang barung berukuran besar, beroktaf tengah sampai tinggi, adalah salah satu dari instrumen-
instrumen pemuka dalam ansambel. Bonang panerus adalah bonang yang kecil, beroktaf tinggi. Pada
teknik tabuhan pipilan, irama bonang panerus memiliki kecepatan dalam bermain dua kali lipat dari
pada bonang barung.

4. Slenthem

Menurut konstruksinya, slenthem termasuk keluarga gender; malahan kadang-kadang ia dinamakan


gender panembung. Tetapi slenthem mempunyai bilah sebanyak bilah saron;

Slenthem beroktaf paling rendah dalam kelompok instrumen saron. Seperti demung dan saron
barung, slenthem memainkan lagu balungan dalam wilayahnya yang terbatas.

5. Kethuk dan Kenong

Kenong merupakan satu set instrumen jenis mirip gong berposisi horisontal, ditumpangkan pada tali
yang ditegangkan pada bingkai kayu. Dalam memberi batasan struktur suatu gendhing, kenong adalah
instrumen kedua yang paling penting setelah gong. Kenong membagi gongan menjadi dua atau empat
kalimat kalimat kenong. Di samping berfungsi menggaris-bawahi struktur gendhing, nada-nada kenong
juga berhubungan dengan lagu gendhing.

Instrumen terdiri dari bilah-bilah metal ditegangkan dengan tali di atas bumbung-bumbung
resonator. Gender ini dimainkan dengan tabuh berbentuk bulat (dilingkari lapisan kain) dengan
tangkai pendek.
Sesuai dengan fungsi lagu, wilayah nada, dan ukurannya, ada dua macam gender:
- gender barung dan
- gender panerus.

7. Gambang

Gambang juga dapat memainkan beberapa macam ornamentasi lagu dan ritme, seperti permainan dua
nada dipisahkan oleh dua bilah, atau permainan dua nada dipisahkan oleh enam bilah, dan pola lagu
dengan ritme– ritme sinkopasi.

5
8. Rebab

Instrumen kawat-gesek dengan dua kawat ditegangkan pada selajur kayu dengan badan berbentuk
hati ditutup dengan membran (kulit tipis) dari babad sapi. Sebagai salah satu dari instrumen pemuka,
rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada
kebanyakan gendhing-gendhing, rebab memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing,
laras, dan pathet yang akan dimainkan. Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja.
Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing. Pada kebanyakan
gendhing, rebab juga memberi tuntunan musikal kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu
ke yang lain.

9. Siter

Siter merupakan bagian ricikan gamelan yang sumber bunyinya adalah string (kawat) yang teknik
menabuhnya dengan cara di petik.

BAB IV

TOKOH GAMELAN

4.1 TOKOH GAMELAN


Kanjeng Pangeran Haryo (K.P.H.) Notoprojo, juga dikenal sebagai Ki Tjokrowasito,K.R.T.
Wasitodipuro, K.R.T. Wasitodiningrat adalah seorang empu (tokoh ahli) karawitan dan salah satu
seniman gamelan Jawa yang paling dihormati. Dia memimpin gamelan Pura Paku Alaman serta gamelan
untuk Radio Republik Indonesia Yogyakarta, dan mengajar gamelan di universitas-universitas di
seluruh dunia. Ia juga adalah seorang komposer dan pemain rebab terkenal. Ia terkenal dengan karya
komposisi gamelannya yang merakyat seperti “Kuwi Opo Kuwi”, “Gugur Gunung” dan “Modernisasi
Desa” . Ia dilahirkan dengan nama Wasi Jolodoro 17 Maret 1909 – meninggal di Yogyakarta,
Indonesia, 30 Agustus 2007. Selain bermain di gamelan Kraton Paku Alaman, ia bermain dengan
kelompok-kelompok gamelan ternama lainnya, seperti Daya Pradangga, dan menjabat sebagai direktur
musik gamelan di stasiun radio MAVRO (Mataramsche Vereeniging Radio Omroep) dari tahun 1934,
Radio Hosokyoku dari 1942-1945 selama pendudukan Jepang di Indonesia, dan RRI Yogyakarta
setelah kemerdekaan. Dia mendapat kesempatan untuk mengajar karawitan di luar negeri sejak
tahun 1953, dan bekerja di beberapa negara. Dia mengajar di Konservatori Tari Indonesia dan
Akademi Seni Tari Indonesia, dan mendirikan sekolah untuk studi musik vokal, Pusat Olah Vokal
Wasitodipuro. Ia mengambil alih kepemimpinan gamelan Pura Pakualaman dari ayahnya pada tahun
1962.

6
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Gamelan adalah produk budaya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kesenian. Kesenian
merupakan salah satu unsur budaya yang bersifat universal. Ini berarti bahwa setiap bangsa
dipastikan memiliki kesenian, namun wujudnya berbeda antara bangsa yang satu dengan bangsa yang
lain. Apabila antar bangsa terjadi kontak budaya maka keseniannya pun juga ikut berkontak sehingga
dapat terjadi satu bangsa akan menyerap atau mengarn bila unsur seni dari bangsa lain disesuaikan
dengan kondisi seternpat. Oleh karena itu sejak keberadaan gamelan sampai sekarang telah terjadi
perubahan dan perkembangan, khususnya dalam kelengkapan ansambelnya.

Anda mungkin juga menyukai