Anda di halaman 1dari 2

 Manfaat mata kuliah kewarganegaraan dalam dunia keperawatan

Strategi Pelayanan Keperawatan dalam kaitan pancasila Selain memiliki


kemampuan intelektual, interpersonal, dan teknikal, perawatjuga harus mempunyai
otonomi yang berarti mandiri dan bersedia menanggung resiko,bertanggung jawab
dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukannya,termasuk dalam
melakukan dan mengatur dirinya sendiri. Hal tersebut telah membuatprofesi perawat
di pandang rendah oleh profesi lain.
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia,
pendidikan kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni sikap
menghargai keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas. Pendidikan itu
mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka identitas nasional.
Seperti yang pernah diungkapkan salah satu rektor sebuah universitas, “tanpa
pendidikan kewarganegaraan yang tepat akan lahir masyarakat egois. Tanpa
penanaman nilai-nilai kewarganegaraan, keragaman yang ada akan menjadi penjara
dan neraka dalam artian menjadi sumber konflik. Pendidikan, lewat kurikulumnya,
berperan penting dan itu terkait dengan strategi kebudayaan.”
Mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan bagi sebagian mahasiswa tidak ubahnya
mempelajari Pancasila tahap dua, atau bahkan tidak jauh berbeda dengan Pendidikan
Moral Pancasila dan Sejarah Bangsa. Beberapa materinya memang berkaitan ataupun
sama. Itulah mengapa Pendidikan kewarganegaraan selalu “dianak tirikan” dalam
percaturan dunia pendidikan. Menurut orang kebanyakan, lebih penting belajar
matematika daripada PKn.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela
negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan
jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.

 Kasus korupsi di indonesia


JAKARTA, Indonesia— Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali dinyatakan
bersalah dalam kasus korupsi penyelengaraan haji di Kementerian Agama tahun
2010-2011 dan 2012-2013. Dia divonis 6 tahun penjara dan denda Rp 300 juta.

"Menjatuhkan pidana 6 tahun hukuman penjara dan denda Rp 300 juta subsider 3
bulan kurungan, membayar uang pengganti Ro 1,8 miliar," Kata Hakim Ketua
Aswijhon, Senin, 11 Januari.
Vonis ini dibacakan setelah Suryadharma menunggu 9 bulan pasca penetapan
tersangka dirinya, dan 8 bulan penahanan oleh lembaga antirasuah.

Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali ditahan sejak 10 April 2015 lalu.
Penahanan pertama dilakukan selama 20 hari di Rumah Tahanan (Rutan) Guntur oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menanggapi vonis hakim, Suryadharma Ali menyatakan akan pikir-pikir. "Atas nama
Tuhan berikan saya kesempatan untuk berpikir dengan kuasa hukum saya, langkah
apa yang akan kami lakukan," kata dia. Menurut Suryadharma, setelah dia menyimak
secara seksama pertimbangan hakim, apa yang disampaikan sama sekali tidak
mempertimbangkan fakta-fakta yang saya kerjakan.

Apa saja tuntutan terhadap Suryadharma dari jaksa KPK?

Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali didakwa memperkaya diri sendiri hingga
Rp 1,8 miliar dari pelaksanaan ibadah haji periode 2010-2013 dan menerima 1 lembar
potongan kain penutup Ka'bah yang disebut kiswah.

Selain menerima sejumlah uang, Suryadharma, selaku Menteri Agama periode 2009-
2014, juga diduga melakukan korupsi dana haji, antara lain menunjuk orang-orang
tertentu yang tidak memenuhi persyaratan menjadi Petugas Panitia Penyelenggara
Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, mengangkat Petugas Pendamping Amirul Hajj tidak
sesuai ketentuan, dan menggunakan Dana Operasional Menteri (DOM) tidak sesuai
dengan peruntukan.

Perbuatan Suryadharma juga memperkaya orang lain, yakni pendamping Amirul Hajj
dan hotel. Suryadharma mengarahkan tim penyewaan Perumahan Jemaah Haji
Indonesia di Arab Saudi untuk menunjuk penyedia perumahan jemaah Indonesia tidak
sesuai ketentuan dan memanfaatkan sisa kuota haji nasional tidak berdasarkan prinsip
keadilan dan proporsionalitas.

"Akibat perbuatan terdakwa telah merugikan keuangan negara sejumlah Rp 27,283


miliar dan 17,967 juta riyal, atau setidak-tidaknya sejumlah itu, sebagaimana laporan
perhitungan kerugian negara dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan,"
kata Jaksa Penuntut Umum Supardi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta,
Senin, 31 Agustus.

Suryadharma juga dituding melakukan perbuatan yang tidak sesuai peraturan dengan
memberangkatkan 1.771 jemaah tidak sesuai nomor antrian sejumlah Rp 12,328
miliar.

Anda mungkin juga menyukai