"Menjatuhkan pidana 6 tahun hukuman penjara dan denda Rp 300 juta subsider 3
bulan kurungan, membayar uang pengganti Ro 1,8 miliar," Kata Hakim Ketua
Aswijhon, Senin, 11 Januari.
Vonis ini dibacakan setelah Suryadharma menunggu 9 bulan pasca penetapan
tersangka dirinya, dan 8 bulan penahanan oleh lembaga antirasuah.
Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali ditahan sejak 10 April 2015 lalu.
Penahanan pertama dilakukan selama 20 hari di Rumah Tahanan (Rutan) Guntur oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menanggapi vonis hakim, Suryadharma Ali menyatakan akan pikir-pikir. "Atas nama
Tuhan berikan saya kesempatan untuk berpikir dengan kuasa hukum saya, langkah
apa yang akan kami lakukan," kata dia. Menurut Suryadharma, setelah dia menyimak
secara seksama pertimbangan hakim, apa yang disampaikan sama sekali tidak
mempertimbangkan fakta-fakta yang saya kerjakan.
Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali didakwa memperkaya diri sendiri hingga
Rp 1,8 miliar dari pelaksanaan ibadah haji periode 2010-2013 dan menerima 1 lembar
potongan kain penutup Ka'bah yang disebut kiswah.
Selain menerima sejumlah uang, Suryadharma, selaku Menteri Agama periode 2009-
2014, juga diduga melakukan korupsi dana haji, antara lain menunjuk orang-orang
tertentu yang tidak memenuhi persyaratan menjadi Petugas Panitia Penyelenggara
Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, mengangkat Petugas Pendamping Amirul Hajj tidak
sesuai ketentuan, dan menggunakan Dana Operasional Menteri (DOM) tidak sesuai
dengan peruntukan.
Perbuatan Suryadharma juga memperkaya orang lain, yakni pendamping Amirul Hajj
dan hotel. Suryadharma mengarahkan tim penyewaan Perumahan Jemaah Haji
Indonesia di Arab Saudi untuk menunjuk penyedia perumahan jemaah Indonesia tidak
sesuai ketentuan dan memanfaatkan sisa kuota haji nasional tidak berdasarkan prinsip
keadilan dan proporsionalitas.
Suryadharma juga dituding melakukan perbuatan yang tidak sesuai peraturan dengan
memberangkatkan 1.771 jemaah tidak sesuai nomor antrian sejumlah Rp 12,328
miliar.