Makalah
Disusun Oleh :
Prodi S1 Farmasi
Maret 2016
KROMATOGRAFI GAS
A. SEJARAH
Kromatografi sebagai metode pemisahan secara fisikokimia telah
ditemukan sejak awal abad ke 20 oleh seorang botanist keturunan Rusia-
Italia, M.S. Tswet. Ia memaparkan fenomena pemisahan yang berdasarkan
pada absorpsi pada 21 maret 1903 pada Warsaw Society of Natural
Sciences, yang kemudian dia beri nama Chromatography, merupakan
transliterasi dari bahasa Yunani (greek) yang artinya penulisan warna.
Sejarah Kromatografi berkembang sepuluh tahun setelahnya, L.S. Palmer
di US dan C. Dhere di Eropa secara independen mempublikasikan proses
pemisahan yang mirip dengan Tswet. Pada 1931, Lederer bersama dengan
Kuhn dan Winterstein mempublikasikan paper tentang purifikasi xantofil
pada kolom absorpsi CaCO3 berdasarkan prosedur Tswet.
Pada tahun 1941, A. J. P. Martin dan R. L. M. Synge dari
Cambridge University menemukan kromatografi partisi, dan mendapatkan
nobel pada tahun 1952. Kromatografi yang ditemukan oleh Tswet dalam
bentuk Kromatografi CairPadat (Liquid Solid Chromatography)
mengalami perkembangan selama lebih dari 50 tahun ke dalam bentuk
Kromatografi Gas (Gas Chromatography), Kromatografi Lapis Tipis (Tin
Layer Chromatography) dan Kromatografi Cair-Cair (Liquid-Liquid
Chromatography). Adalah Prof. Horvath dari Yale university, mendesain
instrumen yang memiliki kolom yang kecil, yang sangat resisten terhadap
aliran fase gerak, inilah HPLC, dan nama HPLC diperkenalkan oleh Prof.
Horvart pada tahun 1970 pada the Twenty-first Pittsburgh Conference in
Cleveland.
B. DEFINISI
Kromatografi gas atau disebut juga dengan Gas Chromatography
(GC) merupakan metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada
zaman instrumen dan elektronika. Kromatografi gas merupakan metode
yang tepat dan cepat untuk memisahkan campuran yang sangat rumit, dan
membutuhkan waktu yang beragam, mulai dari hitungan detik untuk
campuran sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang
mengandung 500-1000 komponen. Komponen campuran dapat
diidentifikasi dengan menggunakan waktu retensi yang khas pada kondisi
yang tepat.
D. PRINSIP KERJA
Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan
kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses
pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fasa cair dan gas fasa
gerak dan pada oven temperur gas dapat dikontrol sedangkan pada
kromatografi kolom hanya pada tahap fasa cair dan temperatur tidak
dimiliki.
Secara rinci prinsip kromatografi adalah udara dilewatkan melalui
nyala hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan
terionisasi dan menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor,
kuantitas aliran listrik sebanding dengan ion.
Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan
kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses
pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase
gerak dan pada oven temperur gas dapat dikontrol sedangkan pada
kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak
dimiliki.Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan yang mana solut-
solut yang mudah menguap (dan stabil terhadap panas) bermigrasi melalui
kolom yang mengandung fase diam dengan suatu kecepatan yang
tergantung pada rasio distribusinya.
Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu
senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara
solute dengan fase diam. Selain itu jugapenyebaran cuplikan diantara dua
fase. Salah satu fase ialah fase diam yang permukaannya nisbi luas dan
fase yang lain yaitu gas yang mengelusi fase diam. Fase gerak yang berupa
gas akan mengelusi solute dari ujung kolom lalu menghantarkannya ke
detektor.
Prinsip utama pemisahan dalam kromatografi gas adalah
berdasarkan perbedaan laju migrasi masing-masing komponen dalam
melalui kolom. Komponen-komponen yang terelusi dikenali (analisa
kualitatif) dari nilai waktu retensinya (Tr).Gas pembawa (biasanya
digunakan Helium, Argon atau Nitrogen) dengan tekanan tertentu
dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya
sampel di injeksikan kedalam injektor (Injection Port) yang suhunya dapat
diatur.
Komponen-komponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan
akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom. Komponen-
komponen akan teradopsi oleh fase diampada kolom kemudian akan
merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masing-
masing komponen sehingga terjadi pemisahan.Komponen yang terpisah
menuju detektor dan akan terbakar menghasilkan sinyal listrik yang
besarnya proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal lau diperkuat
oleh amplifier dan selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai
kromatogram berupa puncak.Puncak konsentrasi yang diperoleh
menggambarkan arus detektor terhadap waktu.
Secara sederhana prinsip kromatografi gas adalahudara dilewatkan
melalui nyala hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut
akan terionisasi danmenginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor,
kuantitas aliran listrik sebanding dengan ion.
1) Gas Pembawa
Gas pembawa ditempatkan dalam tabung bertekanan
tinggi.Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi
tekanan ini sangat besar untuk digunakan secara Iansung.Untuk
memperkecil tekanan tersebut agar memenuhi kondisi pemisahan
maka digunakan drager yang dapat mengurangi tekanan dan
mengalirkan gas dengan laju tetap. Aliran gas akan mengelusi
komponen-komponen dengan waktu yang karaterisitik terhadap
komponen tersebut (waktu retensi). Karena kecepatan gas tetap maka
komponen juga mempunyai volume yang karateristik untuk gas
pembawa (volume retensi). Adapun persyaratan-persyaratan yang
harus dipenuhi oleh gas pembawa adalah :
- Inert, agar tidak terjadi interaksi dengan pelarut.
- Murni, mudah didapat dan murah harganya.
- Dapat mengurangi difusi dari gas
- Cocok untuk detektor yang digunakan.
Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen,
karbon dioksida dan hidrogen.Gas helium dan argon sangat baik,
tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar,
sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya.Kadang-kadang
digunakan juga CO2.
3) Kolom
Fungsi kolom merupakan ”jantung” kromatografi gas dimana
terjadi pemisahan komponen-komponen cuplikan kolom terbuat dari
baja tahan karat, nikel, kaca.Faktor yang berkaitan dengan
keterpisahan puncak Chromatography adalah keefisienan kolom dan
keefisienan pelarut.
Ada dua type kolom :
a. Kolom Partisi, berisi bahan padat inert menyangga lapisan
tipis cairan, disebut Kromatografi Gas Cair (GLC)
b. Kolom Adsorbsi, berisi partikel penyerap yang umumnya
digunakan untuk analisa gas permanen dan hidrokarbon
rendah disebut Kromatografi Gas Padat (GSC)
4) Oven
Termost (oven), adalah tempat penyimpanan kolom.Suhu kolom
harus di control, temperature kolom bervariasi antara 50 ˚C -
250˚C.suhu oven harus diatur sedikit dibawah titik didih sample. Jika
suhu di atur terlalu tinggi, cairan fasa diam bisa teruapkan, juga
sedikit sample akan larut pada suhu tinggi, dan bisa mengalir terlalu
cepat dalam kolom sehingga terjadi terpisah.
5) Detektor
Detektor terletak pada ujung keluar dari kolom pemisahan,
fungsi detektor untuk memonitor gas pembawa yang keluar dari
kolom dan merespon perubahan komposisi yang terelusi.Keluaran
dari detektor diumpan ke sebuah perekam yang menghasilkan suatu
jejak pena yang disebut kromatogram. Suhu detektor harus panas
agar cuplikan tak mengembun.Pelebaran puncak dan menghilangnya
puncak komponen merupakan ciri khas terjadinya
pengembunan.Seluruh detektor ditutup dalam oven yang lebih panas
dibanding dengan temperatur kolom.Hal itu menghentikan
kondensasi dalam detektor.Pemilihan detektor akan bergantung pada
faktor seperti tingkat konsentrasi yang harus diukur dan sifat dasar
komponen – komponen yang akan dipisahkan.
Detektor yang paling meluas penggunaanya dalam kromatografi
gas yaitu :
- Detektor konduktivitas termal
Sel konduktivitas termal atau katarometer adalah detektor yang
paling meluas penggunaannya dalam kromatografi gas. Detektor
ini telah digunakan dalam studi kromatografi gas dalam
senyawa sepit logam, misalnya untuk penetapan kuantitatif
campuran berilium, aluminium, gallium, dan indium
trifluoroasetilasetonat. Namun penggunaan detektor ini dalam
halida logam dapat menimbulkan masalah korosi yang tidak
berarti dalam hal senyawa sepit logam, karena reaktifnya halida
itu.
- Detektor pengionan nyala
Dasar detektor ini adalah bahwa efluen yang keluar dari
kolom dicampur dengan hydrogen dan dibakar di udara
untuk menghasilkan nyala yang cukup energinya untuk
mengionkan molekul zat terlarut yang potensial
pengionannya rendah. Ion-ion yang dihasilkan dikumpulkan
pada electrode-elektrode dan arus ion yang terjadi diukur,
paruh pembakar merupakan electrode negative sedang
anodenya berupa kawat atau jaring yang menjorok ke ujung
nyala.
A. Kesimpulan
Dari materi kromatografi gas yang kami paparkan dapat diambil beberapa
kesimpulan,diantaranya:
1. Kromatografi gas adalah cara pemisahan kromatografi menggunakan gas
sebagai fasa penggerak. Zat yang dipisahkan dilewatkan dalam kolom yang diisi
dengan fasa diam. Gas pembawa mengalir melalui kolom dengan kecepatan tetap,
memisahkan zat dalam gas atau cairan, atau dalam bentuk padat pada keadaan
normal. Cara ini digunakan untuk percobaan identifikasi dan kemurnian, atau
untuk penetapan kadar.
2. Sistem peralatan kromatografi gas pada umumnya meliputi :
a) Gas pembawa
b) Sistem injeksi sampel.
c) kolom.
d) Oven
e) Detektor
f) Recorder
de) komputer yang dilengkapi dengan perangkat pengolah data.
3. Prinsip dari kromatografi gas adalah perbedaan sifat kimia antara molekul-
molekul yang berbeda dalam suatu campuran dipisahkan dari molekul dengan
melewatkan sampel sepanjang kolom. Molekul-molekul memerlukan jumlah
waktu yang berbeda (disebut waktu retensi) untuk keluar dari kromatografi gas,
dan ini memungkinkan spektrometer massa untuk menangkap, ionisasi,
mempercepat, membelokkan, dan mendeteksi molekul terionisasi secara terpisah.
4. Cara kerja dari kromatografi gas adalah gas pembawa lewat melalui satu sisi
detektor kemudian memasuki kolom dan dibawa oleh fase gerak yang selanjutnya
akan dideteksi oleh detector berdasarkan waktu retensinya dan akan dibaca oleh
recorder.
5. Keunggulan dari kromatografi gas diantaranya adalah
efisien,mudah,analisisnya cepat,dan tidak merusak sampel. Sedangkan
kelemahannya adalah terbatas untuk zat yang mudah menguap dan tidak mudah
dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar.
DAFTAR PUSTAKA
Loungmant group. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Kedokteran EGD: Jakarta.