Anda di halaman 1dari 19

KROMATOGRAFI GAS

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Analisa ObatSemester Genap(Semester 4)

Disusun Oleh :

1) Dwi Fardiansyah (0432950714041)


2) Iik Sofwatu Sa’adah (0432950714019)
3) Linda Rojab (0432950714021)
4) Prasetyaningsih (0432950714019)
5) Puput Puji Lestari (0432950714026)
6) Rizky Hapsari Maharani (0432950714031)

Prodi S1 Farmasi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

Jalan R.A. Kartini No. 66 Bekasi Telp.(021)88345064 Fax. (021)88357111

Maret 2016
KROMATOGRAFI GAS

A. SEJARAH
Kromatografi sebagai metode pemisahan secara fisikokimia telah
ditemukan sejak awal abad ke 20 oleh seorang botanist keturunan Rusia-
Italia, M.S. Tswet. Ia memaparkan fenomena pemisahan yang berdasarkan
pada absorpsi pada 21 maret 1903 pada Warsaw Society of Natural
Sciences, yang kemudian dia beri nama Chromatography, merupakan
transliterasi dari bahasa Yunani (greek) yang artinya penulisan warna.
Sejarah Kromatografi berkembang sepuluh tahun setelahnya, L.S. Palmer
di US dan C. Dhere di Eropa secara independen mempublikasikan proses
pemisahan yang mirip dengan Tswet. Pada 1931, Lederer bersama dengan
Kuhn dan Winterstein mempublikasikan paper tentang purifikasi xantofil
pada kolom absorpsi CaCO3 berdasarkan prosedur Tswet.
Pada tahun 1941, A. J. P. Martin dan R. L. M. Synge dari
Cambridge University menemukan kromatografi partisi, dan mendapatkan
nobel pada tahun 1952. Kromatografi yang ditemukan oleh Tswet dalam
bentuk Kromatografi CairPadat (Liquid Solid Chromatography)
mengalami perkembangan selama lebih dari 50 tahun ke dalam bentuk
Kromatografi Gas (Gas Chromatography), Kromatografi Lapis Tipis (Tin
Layer Chromatography) dan Kromatografi Cair-Cair (Liquid-Liquid
Chromatography). Adalah Prof. Horvath dari Yale university, mendesain
instrumen yang memiliki kolom yang kecil, yang sangat resisten terhadap
aliran fase gerak, inilah HPLC, dan nama HPLC diperkenalkan oleh Prof.
Horvart pada tahun 1970 pada the Twenty-first Pittsburgh Conference in
Cleveland.
B. DEFINISI
Kromatografi gas atau disebut juga dengan Gas Chromatography
(GC) merupakan metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada
zaman instrumen dan elektronika. Kromatografi gas merupakan metode
yang tepat dan cepat untuk memisahkan campuran yang sangat rumit, dan
membutuhkan waktu yang beragam, mulai dari hitungan detik untuk
campuran sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang
mengandung 500-1000 komponen. Komponen campuran dapat
diidentifikasi dengan menggunakan waktu retensi yang khas pada kondisi
yang tepat.

Secara etimologi, Kromatografi berasal dari bahasa yunani yang


berarti ‘warna’ dan ‘tulis’. Kromatografi gas (GC), merupakan jenis
kromatografi yang digunakan dalam kimia organik untuk pemisahan dan
analisis. Oleh karena itu, senyawa-senyawa kimia yang akan dipisahkan
haruslah dalam bentuk gas pula. GC dapat digunakan untuk menguji
kemurnian dari bahan tertentu, atau memisahkan berbagai komponen dari
campuran. Kromatografi gas memisahkan suatu campuran berdasarkan
kecepatan migrasinya di dalam fase diam yang dibawa oleh fase gerak.
Sedangkan perbedaan migrasi ini disebabkan oleh adanya perbedaan
interaksi diantara senyawa-senyawa kimia tersebut (di dalam campuran)
dengan fase diam dan fase geraknya. Interaksi ini adalah adsorbsi, partisi,
penukar ion dan jel permiasi.
Kromatografi gas termasuk dalam salah satu alat analisa (analisa
kualitatif dan analisa kuantitatif), kromatografi gas dijajarkan sebagai cara
analisa yang dapat digunakan untuk menganalisa senyawa-senyawa
organik.

C. DASAR-DASAR KROMATOGRAFI GAS


Gas pembawa (biasanya digunakan helium, argon atau nitrogen)
dengan tekanan tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang
berisi fase diam. Selanjutnya sampel diinjeksikan ke dalam injektor
(injection port) yang suhunya dapat diatur. Komponen-komponen dalam
sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas pembawa
menuju kolom. Komponen-komponen akan teradsorpsi oleh fase diam
pada kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai
dengan nilai Kd masing-masing komponen sehingga terjadi pemisahan.
Komponen yang terpisah menuju detektor dan akan terbakar
menghasilkan sinyal listrik yng besarnya proporsional dengan komponen
tersebut. Sinyal lalu diperkuat oleh amplifier dan selanjutnya oleh pencatat
(recorder) dituliskan sebagai kromatogram berupa puncak. Puncak
konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus detektor terhadap waktu.

D. PRINSIP KERJA
Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan
kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses
pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fasa cair dan gas fasa
gerak dan pada oven temperur gas dapat dikontrol sedangkan pada
kromatografi kolom hanya pada tahap fasa cair dan temperatur tidak
dimiliki.
Secara rinci prinsip kromatografi adalah udara dilewatkan melalui
nyala hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan
terionisasi dan menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor,
kuantitas aliran listrik sebanding dengan ion.
Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan
kromatografi lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses
pemisahan campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase
gerak dan pada oven temperur gas dapat dikontrol sedangkan pada
kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak
dimiliki.Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan yang mana solut-
solut yang mudah menguap (dan stabil terhadap panas) bermigrasi melalui
kolom yang mengandung fase diam dengan suatu kecepatan yang
tergantung pada rasio distribusinya.
Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu
senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara
solute dengan fase diam. Selain itu jugapenyebaran cuplikan diantara dua
fase. Salah satu fase ialah fase diam yang permukaannya nisbi luas dan
fase yang lain yaitu gas yang mengelusi fase diam. Fase gerak yang berupa
gas akan mengelusi solute dari ujung kolom lalu menghantarkannya ke
detektor.
Prinsip utama pemisahan dalam kromatografi gas adalah
berdasarkan perbedaan laju migrasi masing-masing komponen dalam
melalui kolom. Komponen-komponen yang terelusi dikenali (analisa
kualitatif) dari nilai waktu retensinya (Tr).Gas pembawa (biasanya
digunakan Helium, Argon atau Nitrogen) dengan tekanan tertentu
dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya
sampel di injeksikan kedalam injektor (Injection Port) yang suhunya dapat
diatur.
Komponen-komponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan
akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom. Komponen-
komponen akan teradopsi oleh fase diampada kolom kemudian akan
merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masing-
masing komponen sehingga terjadi pemisahan.Komponen yang terpisah
menuju detektor dan akan terbakar menghasilkan sinyal listrik yang
besarnya proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal lau diperkuat
oleh amplifier dan selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai
kromatogram berupa puncak.Puncak konsentrasi yang diperoleh
menggambarkan arus detektor terhadap waktu.
Secara sederhana prinsip kromatografi gas adalahudara dilewatkan
melalui nyala hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut
akan terionisasi danmenginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor,
kuantitas aliran listrik sebanding dengan ion.

E. KLASIFIKASI METODE KROMATOGRAFI GAS


1) Kromatografi gas–cair (KGC)
Terdapat fasa gerak dan fasa diam:
 Fasa gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap.
Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fasa gas bergerak.
 Fasa diam berupa cairan dengan titik didih tinggi yang terikat pada
zat padat penunjangnya.
Kromatografi gas cair termasuk dalam salah satu alat analisa
(analisa kualitatif dan analisa kuantitatif), kromatografi gas cair yaitu
sebagai cara analisa yang dapat digunakan untuk menganalisa
senyawa-senyawa organik. Dalam fasa gerak adalah gas (hingga
keduanya disebut kromatografi gas), tetapi fasa diamnya berbeda.
Meskipun cara tersebut mempunyai persamaan dan perbedaannya
adalah cara kerja.
2) Kromatografi gas-padat (KGP)
Pada kromatografi gas padat (KGP) terdapat adsorbsi dan pada
kromatografi gas cair (KGC) terdapat partisi (larutan).Kromatografi gas
padat (KGP) digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan
gas.Metode ini awalnya kurang berkembang.Penemuan jenis-jenis
padatan baru sebagi hasil riset memperluas penggunaan metode
ini.Kelemahan metode ini mirip dengan kromatografi cair padat.
Sedangkan kromatografi gas cair sering disebut oleh para pakar
kimia organic sebagai kromatografi fasa uap.Pertama kali dikenalkan
oleh James dan Martin pada tahun 1952.metode ini paling banyak
digunakan karena efisien, serba guna, cepat dan peka. Cuplikan dengan
ukuran beberapa microgram sampel dengan ukuran 10 gram masih
dapat dideteksi.Komponen cuplikan harus mempunyai tekanan
beberapa torr pada suhu kolom.

F. MEKANISME KERJA DAN KOMPONEN KROMATOGRAFI GAS

1) Gas Pembawa
Gas pembawa ditempatkan dalam tabung bertekanan
tinggi.Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi
tekanan ini sangat besar untuk digunakan secara Iansung.Untuk
memperkecil tekanan tersebut agar memenuhi kondisi pemisahan
maka digunakan drager yang dapat mengurangi tekanan dan
mengalirkan gas dengan laju tetap. Aliran gas akan mengelusi
komponen-komponen dengan waktu yang karaterisitik terhadap
komponen tersebut (waktu retensi). Karena kecepatan gas tetap maka
komponen juga mempunyai volume yang karateristik untuk gas
pembawa (volume retensi). Adapun persyaratan-persyaratan yang
harus dipenuhi oleh gas pembawa adalah :
- Inert, agar tidak terjadi interaksi dengan pelarut.
- Murni, mudah didapat dan murah harganya.
- Dapat mengurangi difusi dari gas
- Cocok untuk detektor yang digunakan.
Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen,
karbon dioksida dan hidrogen.Gas helium dan argon sangat baik,
tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar,
sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya.Kadang-kadang
digunakan juga CO2.

2) Sistem Injeksi Sampel


Sampel dimasukkan ke dalam aliran gas, jika sampel berupa
cairan harus diencerkan terlebih dahulu dalam bentuk larutan. Injeksi
sampel dapat diambil dengan karet silicon ke dalam oven, banyak
sampel 0,1-10 ml.

3) Kolom
Fungsi kolom merupakan ”jantung” kromatografi gas dimana
terjadi pemisahan komponen-komponen cuplikan kolom terbuat dari
baja tahan karat, nikel, kaca.Faktor yang berkaitan dengan
keterpisahan puncak Chromatography adalah keefisienan kolom dan
keefisienan pelarut.
Ada dua type kolom :
a. Kolom Partisi, berisi bahan padat inert menyangga lapisan
tipis cairan, disebut Kromatografi Gas Cair (GLC)
b. Kolom Adsorbsi, berisi partikel penyerap yang umumnya
digunakan untuk analisa gas permanen dan hidrokarbon
rendah disebut Kromatografi Gas Padat (GSC)
4) Oven
Termost (oven), adalah tempat penyimpanan kolom.Suhu kolom
harus di control, temperature kolom bervariasi antara 50 ˚C -
250˚C.suhu oven harus diatur sedikit dibawah titik didih sample. Jika
suhu di atur terlalu tinggi, cairan fasa diam bisa teruapkan, juga
sedikit sample akan larut pada suhu tinggi, dan bisa mengalir terlalu
cepat dalam kolom sehingga terjadi terpisah.
5) Detektor
Detektor terletak pada ujung keluar dari kolom pemisahan,
fungsi detektor untuk memonitor gas pembawa yang keluar dari
kolom dan merespon perubahan komposisi yang terelusi.Keluaran
dari detektor diumpan ke sebuah perekam yang menghasilkan suatu
jejak pena yang disebut kromatogram. Suhu detektor harus panas
agar cuplikan tak mengembun.Pelebaran puncak dan menghilangnya
puncak komponen merupakan ciri khas terjadinya
pengembunan.Seluruh detektor ditutup dalam oven yang lebih panas
dibanding dengan temperatur kolom.Hal itu menghentikan
kondensasi dalam detektor.Pemilihan detektor akan bergantung pada
faktor seperti tingkat konsentrasi yang harus diukur dan sifat dasar
komponen – komponen yang akan dipisahkan.
Detektor yang paling meluas penggunaanya dalam kromatografi
gas yaitu :
- Detektor konduktivitas termal
Sel konduktivitas termal atau katarometer adalah detektor yang
paling meluas penggunaannya dalam kromatografi gas. Detektor
ini telah digunakan dalam studi kromatografi gas dalam
senyawa sepit logam, misalnya untuk penetapan kuantitatif
campuran berilium, aluminium, gallium, dan indium
trifluoroasetilasetonat. Namun penggunaan detektor ini dalam
halida logam dapat menimbulkan masalah korosi yang tidak
berarti dalam hal senyawa sepit logam, karena reaktifnya halida
itu.
- Detektor pengionan nyala
Dasar detektor ini adalah bahwa efluen yang keluar dari
kolom dicampur dengan hydrogen dan dibakar di udara
untuk menghasilkan nyala yang cukup energinya untuk
mengionkan molekul zat terlarut yang potensial
pengionannya rendah. Ion-ion yang dihasilkan dikumpulkan
pada electrode-elektrode dan arus ion yang terjadi diukur,
paruh pembakar merupakan electrode negative sedang
anodenya berupa kawat atau jaring yang menjorok ke ujung
nyala.

- Detektor penangkap electron


Memanfaatkan fenomena rekombinasi yang didasarkan pada
penangkapan electron oleh senyawa yang berafinasi
terhadap electron bebas, jadi detektor ini mengukur
berkurangnya, bukannya bertambahnya arus listrik.
- Detektor selektif unsur
Detektor yang paling lazim digunakan dewasa ini memberi
respons terhadap hadirnya suatu unsur atom gugus
karakteristik dalam senyawa terelusi.
6) Recorder (Pencatat)
Fungsi recorder sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan
pada sebuah kertas yang hasilnya disebut kromatogram atau disebut
juga kumpulan puncak grafik.

G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KROMATOGRAFI GAS


 Kelebihan
1) Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang
tinggal.
2) Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan
efisiensi pemisahan yang tinggi.
3) Gas mempunyai vikositas yang rendah.
4) Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat
sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
5) Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah
fase diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir
segala macam campuran.
 Kekurangan
1) Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
2) Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan
campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah
dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi
pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika
ada metode lain.
3) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat
reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut.
H. METODA ANALISIS
Bila volum atau konsentrasi dari masing-masing komponen yang
terpisah sudah tertentu, hal itu disebut penentuan volumetrik (volumetric
determination). GC didasarkan pada prinsip bahwa komponen target yang
terdeteksi adalah murni karena sudah dipisahkan dari komponen-
komponen lain dalam cuplikan. Bila pemisahan ini betul-betul sempurna,
volumnya (konsentrasinya) dapat ditentukan dengan tingkat keakuratan
yang sangat tinggi. Berikut 4 pokok metoda analisis (penentuan
volumetrik) yang digunakan dalam GC:
1. Metoda persentase luas permukaan (surface area percentage method)
2. Metoda pengaturan persentase luas permukaan (adjusted surface area
percentage method)
3. Metoda kurva kalibrasi absolut (absolute calibration curve method)
4. Metoda internal standard (internal standard method) Keuntungan dan
kekurangan masing-masing metoda di atas dan pemilihan metodanya
menjadi penting dalam mempertimbangkan analisis yang ingin dihasilkan.

I. SAMPEL YANG DAPAT DIANALISIS DENGAN GC


1) Produk Gas Alam
2) Kemurnian Pelarut
3) Asam Lemak
4) Residu Pestisida
5) Polusi Udara
6) Alkohol
7) Steroid
8) Minyak Atsiri
9) Flavor
10) Ganja

J. APLIKASI KROMATOGRAFI GAS


Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-
senyawa dalam berbagai bidang.Dalam senyawa organic dan anorganik,
senyawa logam, karena persyaratan yang digunakan adalah tekanan uap
yang cocok pada suhu saat analisa dilakukan.
Berikut beberapa kegunaan kromatografi gas pada bidang-
bidangmya adalah :
1. Pada Bidang Bioteknologi
Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan
yang sangat besar.Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun
kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia
sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified (dimurnikan)
terutama untuk keperluan dalam bio-farmacy. Kromatografi juga bisa
diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam
nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya.
Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan
kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat
ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk
menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk
mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.
2. Pada Bidang Klinik
Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat
terutama dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur.Dari air
liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang
sedang diderita pasien tersebut.Seorang perokok dapat diketahui
apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan
mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya.
Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya
bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan
suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan
cepat. Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing
menjadi sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu
ginjal).
Banyak metode analisis seperti spektrofotometri,
manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan
kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil
analisis dibandingkan dengan teknik kromatografi. Dengan alasan-
alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama dalam
membantu mengatasi permasalahan dalam dunia bioteknologi,
farmasi, klinik dan kehidupan manusia secara umum.
3. Pada Bidang Forensik
Aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat
membantu, terutama dilihat dari segi keamanan.Masih lekat dalam
ingatan kita, sebuah peristiwa Black September Tragedy
mengguncang Amerika pada tanggal 11 September 2001 yang
ditandai dengan runtuhnya dua gedung kesayangan pemerintah
Amerika Serikat.Demikian halnya di Indonesia yang marak dengan
aksi peledakan bom yang terjadi di mana-mana.Perhatian dunia pun
akhirnya mulai beralih dengan adanya peristiwa-peristiwa
pengeboman/peledakan tersebut ke bahaya explosive (bahan peledak)
dengan peningkatan yang cukup tajam.
Kini kromatrografi menjadi hal yang sangat penting dalam
menganalisis berbagai bahan-bahan kimia yang terkandung dalam
bahan peledak. Hal ini didorong karena dengan semakin cepat
diketahuinya bahan-bahan dasar apa saja bahan peledak, maka akan
makin mempercepat diambilnya tindakan oleh bagian keamanan untuk
mengatasi daerah-daerah yang terkena ledakan serta antisipasi
meluasnya efek radiasi yang kemungkinan akan mengena tubuh
manusia di sekitar lokasi ledakan. Lebih jauh lagi, efek negatifnya
terhadap lingkungan juga bisa segera diketahui.
Pada dasarnya setiap bahan peledak, baru akan meledak jika
terjadi benturan, gesekan, getaran atau adanya perubahan suhu yang
meningkat. Dengan terjadinya hal-hal seperti ini, memberikan peluang
bahan peledak tersebut berubah manjadi zat lain yang lebih stabil yang
diikuti dengan tekanan yang tinggi, yang bisa menghasilkan ledakan
dahsyat atau bahkan munculnya percikan api.
Ada banyak bahan kimia yang biasa digunakan dalam bahan
peledak, baik bahan peledak yang kerkekuatan tinggi maupun rendah,
beberapa diantaranya adalah 2,4,6- trinitrotoluene (TNT), siklonit
(RDX), tetril, pentaeritritol tetranitrat (PETN) dan tetritol serta
beberapa anion lain seperti perklorat, klorat, klorida, nitrat, nitrit,
sulfate dan tiosianat. Bisa dikatakan bahwa analisis organic ion (ion
organik) dan inorganic ion (ion anorganik) memainkan peranan yang
sangat penting pada saat investigasi lokasi ledakan bom berlangsung.
Pendeteksian ion-ion anorganik misalnya, setelah pengeboman
berlangsung, akan memberikan harapan karena tidak semua material
dari bahan peledak tersebut ikut meledak pada saat terjadi ledakan.
Bahan-bahan anorganik seperti klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate,
tiosianat, dan perklorat adalah bahan-bahan kimia yang biasa
digunakan sebagai oksidator untuk low explosive (bahan peledak
berkekuatan rendah).
4. Dalam bidang lingkungan
Dalam masalah lingkungan, sebagai konsekuensi majunya
peradaban manusia, berarti permasalahan pun semakin “maju”.Salah
satu permasalahan serius yang dihadapi oleh negara-negara
berkembang dan utamanya negara maju adalah persoalan global
warming (pemanasan global). Menurut survei National Institute for
Environmental Studies, Japan, tahun 2006 lalu, bahwa masyarakat di
Jepang memperkirakan tingkat pemanasan global merupakan masalah
lingkungan paling serius dan tingkatannya hampir 7 kali lipat dari satu
dekade yang lalu saat polling kali pertama dilakukan pada tahun
19972 ). Seiring dengan hal itu, permasalahan lingkungan pun
semakin meningkat.Di sinilah, teknik kromatografi mengambil peran
paling penting dalam environmental analysis (analisis lingkungan) ini.
Pada dasarnya permasalahan lingkungan bisa dibagi ke dalam
3 bagian : water hygiene, soil hygiene dan air hygiene. Sebagai
contoh, kualitas air (misal : air ledeng, air sungai, air danau, air
permukaan) dapat diketahui salah satunya dengan mengetahui jenis
anion dan kation yang terkandung dalam sampel air tersebut sekaligus
jumlahnya. Apakah mengandung logam-logam berbahaya atau
tidak.Demikian halnya pada daerah yang terkena acid rain (hujan
asam).
Antisipasi dini dapat dilakukan dengan mengetahui secara dini
kandungan sulfate ion, SO4 2- (ion sulfat) dan nitrogen trioxide ion,
NO3 - (nitrogen trioksida) yang terdapat dalam air hujan
tersebut.Terbentuknya hujan asam disebabkan gas sulfur oxide, SOx
dengan uap air dan membentuk asam sulfat (H2SO4), demikian pula
nitrogen oxide NOx dapat membentuk asam nitrat (HNO3) di
udara.Reaksi-rekasi ini mengambil waktu berjam-jam atau bahkan
berhari-hari di udara hingga akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk
hujan asam. Di beberapa negara maju seperti Jepang, Amerika, Eropa,
Kanada, dan beberapa negara lainnya, monitoring udara dan air hujan
menjadi sangat penting tidak hanya untuk memperkirakan efek dari
polusi itu tapi yang lebih penting lagi adalah memonitor progress
(perkembangan) control polusi dari global ecology (ekologi global).
Kontrol kondisi air hujan ini menjadi penting karena beberapa
efek yang fatal yang mungkin bisa terjadi, di antaranya jatuhnya hujan
asam dapat meningkatkan keasaman danau, sungai, bendungan yang
pada akhirnya mungin dapat menyebabkan kematian pada kehidupan
air.Demikian pula keasaman pada tanah dapat meningkat dan
merembes ke air permukaan tanah yaitu sumber air minum sehari-hari.
5. Bidang farmasi dan obat-obatan
Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan kualitas,
analisa hasil-hasilbaru dalam pengamatan metabolisme dalam zat-
zatalir biologi
6. Bidang kimia/ penelitian
Digunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian
kemurnian hasil.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi kromatografi gas yang kami paparkan dapat diambil beberapa
kesimpulan,diantaranya:
1. Kromatografi gas adalah cara pemisahan kromatografi menggunakan gas
sebagai fasa penggerak. Zat yang dipisahkan dilewatkan dalam kolom yang diisi
dengan fasa diam. Gas pembawa mengalir melalui kolom dengan kecepatan tetap,
memisahkan zat dalam gas atau cairan, atau dalam bentuk padat pada keadaan
normal. Cara ini digunakan untuk percobaan identifikasi dan kemurnian, atau
untuk penetapan kadar.
2. Sistem peralatan kromatografi gas pada umumnya meliputi :
a) Gas pembawa
b) Sistem injeksi sampel.
c) kolom.
d) Oven
e) Detektor
f) Recorder
de) komputer yang dilengkapi dengan perangkat pengolah data.

3. Prinsip dari kromatografi gas adalah perbedaan sifat kimia antara molekul-
molekul yang berbeda dalam suatu campuran dipisahkan dari molekul dengan
melewatkan sampel sepanjang kolom. Molekul-molekul memerlukan jumlah
waktu yang berbeda (disebut waktu retensi) untuk keluar dari kromatografi gas,
dan ini memungkinkan spektrometer massa untuk menangkap, ionisasi,
mempercepat, membelokkan, dan mendeteksi molekul terionisasi secara terpisah.

4. Cara kerja dari kromatografi gas adalah gas pembawa lewat melalui satu sisi
detektor kemudian memasuki kolom dan dibawa oleh fase gerak yang selanjutnya
akan dideteksi oleh detector berdasarkan waktu retensinya dan akan dibaca oleh
recorder.
5. Keunggulan dari kromatografi gas diantaranya adalah
efisien,mudah,analisisnya cepat,dan tidak merusak sampel. Sedangkan
kelemahannya adalah terbatas untuk zat yang mudah menguap dan tidak mudah
dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar.
DAFTAR PUSTAKA

Loungmant group. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Kedokteran EGD: Jakarta.

Wikipedia. 2016. Kromatografi Gas. Diperoleh dari


https://id.Wikipedia.org/wiki/Kromatografigas.Diakses: 3 Januari 2016.

Academia. 2016. Modul Kromatografi Gas. Diperoleh dari


https://www.academia.edu/6837766/MODUL_22_GAS_KROMATOGRAFI_
GC. Diakses: 2016

Melly. 2013.Kromatografi Gas. Diperoleh dari https://-gas-


chromatography_melly-chandra-6512010015.pdf. Diakses: 30 desember 2013.

Anda mungkin juga menyukai