LAPORAN
Oleh:
Dian Indah Lesari, S.Kep
NIM 192311101006
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas Program Profesi Ners Stase KDP yang disusun oleh :
Hari :
Tanggal :
FAKULTAS KEPERAWATAN
Mengetahui
PJ Program Profesi Ners, PJMK
Menyetujui,
Wakil Dekan I
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
Hari :
Tanggal :
TIM PEMBIMBING
Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,
iii
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN.......................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
LAPORAN PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Definisi Gangguan Oksigenasi................................................................ 1
B. Epidemiologi.......................................................................................... 2
C. Etiologi................................................................................................... 2
D. Tanda dan gejala..................................................................................... 3
E. Patofisiologi dan clinical pathway......................................................... 5
F. Penatalaksanaan medis........................................................................... 5
G. Penatalaksanaan keperawatan................................................................ 8
a. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul (PES).......................... 9
b. Perencanaan......................................................................................13
H. Daftar pustaka....................................................................................... 20
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS KELOLAAN.................................. 22
A. Pengkajian............................................................................................. 22
B. Problem List.......................................................................................... 35
C. Rumusan Diagnosa Keperawatan......................................................... 36
D. Perencanaan.......................................................................................... 37
E. Implementasi Keperawatan................................................................... 40
F. Catatan Perkembangan/evaluasi keperawatan.......................................43
iv
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan yang memiliki
prioritas paling tinggi dalam hirarki maslow. Kebutuhan tubuh terhadap
oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan mendesak
(Asmadi, 2008). Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan
mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Keadaan
normal manusia membutuhkan sekitar 300cc oksigen setiap hari (24 jam)
atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi juga berarti gabungan antara
aktifitass mekanisme yang berperan dalam proses suplai O2 ke seluruh
tubuh dan pertukaran dengan CO2. Sistem tubuh yang berperan dalam
kebutuhaan oksigenasi yaitu saluran pernapasan bagian atas, bagian bawah
dan paru (Hidayat, 2006).
C. Etiologi
Menurut Tarwanto (2006) gangguan kebutuhan oksigen dapat disebabkan
oleh beberapa faktor :
a. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kemampuan mengikat O2 seperti pada anemia
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi saluran
pernafasan bagian atas
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan
terganggunya oksigen(O2)
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll
5. kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis seperti
TBC paru.
b. Faktor Perilaku
1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang.
2. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner
4. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe mengakibatkan
penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan.
5. kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat.
a. Batuk terus-menerus
Gejala yang umum dari tuberculosis adalah batuk terus-menerus dan
menyakitkan selama lebih dari 2 minggu. Jika seseorang mengalaminya, lebih
baik segera periksakan ke dokter.
b. Batuk darah
Selain batuk yang tidak kunjung sembuh, penderita tuberkulosis biasanya
juga mengalami batuk darah. Oleh karena itu waspadalah ketika ada noda
darah ketika kamu batuk.
c. Penurunan berat badan
Penderita Tuberkulosis juga biasanya mengalami penurunan berat badan. Hal
ini menunjukkan sebab adanya bakteri TB yang berkembang di dalam tubuh
kamu.
d. Demam
Setiap infeksi TBC biasanya disertai dengan demam. Apabila merasa demam
secara tiba-tiba, sebaiknya juga waspadalah.
e. Lemah
Penyakit TBC bisa membuat tubuhmu cepat merasa lemah.
f. Rasa sakit di paru-paru
TBC merupakan penyakit yang menginfeksi paru-paru. Jika seseorang
merasakan nyeri tajam di paru-paru dan merasa kesakitan ketika
menghembuskan udara maka dapat didiagnosis memiliki infeksi paru-paru
yang parah.
g. Infeksi yang tidak kunjung sembuh
Selain membuat infeksi paru-paru, TBC juga dapat menginfeksi setiap bagian
tubuh seperti perut, hati, bahkan otak. Jika seseorang memiliki infeksi di
daerah tersebut lebih dari 3 minggu, sebaiknya periksakanlah ke dokter.
h. Menggigil di malam hari
Jika merasakan menggigil di malam hari padahal udara sedang tidak dingin,
hal ini bisa jadi tanda TBC. Sebab infeksi dari bakteri TBC ini akan
menyebabkan menggigil di malam hari.
i. Kelelahan
Gejala yang lain adalah akan mudah sekali lelah karena daya tahan tubuh
mulai melemah.
j. Urine kemerahan
Amati urine yang berubah warna (kemerahan) atau urine keruh. Ini
merupakan gejala yang muncul pada tahap selanjutnya.
E. Patofisiologi dan clinical pathway
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi.
Proses ventilasi (proses perpindahan jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari
dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak
dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas
sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi
(penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan
gangguan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka
kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload,
preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas
sehingga menyebabkan gangguan pada oksigenasi (Brunner & Suddarth, 2002)
Droplet mengandung
M.Tuberculosis Udara mengandung
M.Tuberculosis
Masuk ke paru-paru
Peningkatan Mukus
Penumpukan mukus
Suplai O2 Hipoksia
Obstruksi Jalan menurun
Nafas
Metabolisme
Akumulasi sekret
Hiperventilasi Anaerob
berlebih
a meningkat
Ketidakefektifan Dispneu
bersihan jalan Akumulasi
nafas asam laktat
Nafas cuping
hidung
Fatigue
Ketidakefektifan
pola nafas Intoleransi
Aktivitas
F. Penatalaksanaan medis
Pemberian O2 dapat dibagi atas 2 teknik :
1) Kateter nasal
Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 1-6.
2) Nasal Kanul
Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 1-6.
Kerugian: Kerugian sistem ini hampir sama dengan sungkup muka yang lain pada
aliran rendah.
Pemeriksaan fisik
a. Mata
b. Kulit
1) Sianosis
2) Clubbing finger.
d. Mulut dan bibir
h. Pola pernapasan
Berhubungan dengan:
- Mukus berlebihan - Dispneu
- Suara napas tambahan - Sputum dalam jumlah berlebih
- Perubahan frekueni napas - Batuk yang tidak efektif
- Sianosis - Ortopnea
- Kesulitan verbalisasi - Gelisah
- Penurunan bunyi napas - Mata terbuka lebar
Batasan karakteristik:
- Bradipnea - Dispnea
- Fase ekspirasi memanjang - Ortopnea
- Penggunaan otot bantu pernapasan - Penggunaan posisi tiga titik
- Peningkatan diameter anterior-posterior - Penurunan tekanan ekspirasi
- Penurunan tekanan inspirasi - Penurunan ventilasi semenit
- Pernapasan bibir - Pernapasan cuping hidung
- Perubahan ekskursi dada - Pola napas abnormal
- Takipnea - Penurunan kapasistas vital
c) Hipertermi
Definisi :
suhu inti tubuhdiatas kisaran normal diurnal karena kegagalan
termoregulasi.
Batasan Karakteristik
d) Intoleransi Aktivitas
Definisi :
Batasan karakteristik :
Tujuan
No. Indikator Outcome Awal Membantu mengeluarkan
1 2 3 4 5 b. Motivasi pasien untuk dahak
bernafas pelan, dalam, dan
1. Frekuensi pernafasan (12- batuk
24x/menit) c. Instruksikan bagaimana Membantu mengeluarkan
agar dapat melakukan batuk dahak
2. Irama pernafasan regular efektif
d. Kolaborasi dengan dokter
3. Tidak menggunakan otot
pemberian bronkidilator Mel Melebarkan jalan nafas
bantu pernafasan
e. Monitor status pernafasan
4. Retraksi dada simetris dan oksigenasi
Memfasilitasi pemberian
5. Tidak menggunakan cuping f. Monitor kecepatan, irama, oksigen
hidung kedalaman dan kesulitan
bernafas.
6. Batuk dan mengeluarkan
sekret Mengetahui perkembangan
kondisi klien setelah dilakukan
perawatan
Keterangan:
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sebagian besar adekuat
5. Sepenuhnya adekuat
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan NIC: Terapi Oksigen
pola nafas pola nafas pasien efektif dengan kriteria hasil:
a. Berikan oksigen tambahan Mengurangi paparan polusi,
seperti yang diperintahkan mencegah bronkokontriksi.
NOC:
b. Monitor aliran oksigen
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan
No. Indikator Outcome Awal oksigen klien.
1 2 3 4 5
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta :
EGC
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., dan Wagner, C.M. 2013.
Nursing Intervention Classification (NIC), 6th edition.United Kingdom:
Elsevier.
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., dan Wagner, C.M. 2013.
Nursing Outcome Classification (NOC), 6th edition.United Kingdom:
Elsevier.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2018. Ayo Kenali Tanda-Tanda TBC Dan
Pengobatannya. www.klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=8825
NIM : 192311101006
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. Identitas Klien
1. Diagnosa Medik:
Tb Paru
2. Keluhan Utama:
Batuk.
3. Riwayat penyakit sekarang:
Keluarga mengatakan pasien sesak dan batuk berdahak selama 3 hari terakhir
sehingga keluarga membawa pasien di RS.DKT. Tanda-tanda vital pasien saat itu, tekanan
darah 120/80, suhu 38,5◦C, nadi 100, RR 26x/menit, SaO2 90%. Pasien mendapat terapi
infus NaCl 0,9% 7 tpm, injeksi antrain 1 gr, injeksi ranitidin 50 mg.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Keluarga mengatakan bahwa pasien pernah mengalami TBC pada tahun 2017.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Pasien mengatakan bahwa tidak memiliki riwayat alergi apapun, baik dari makanan, obat
ataupun plester.
c. Imunisasi:
keluarga mengatakan lupa pernah melakukan imunisasi atau tidak.
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Sebelum sakit Tn.T bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebagai tukang dan kerja serabutan.
pasien mengatakan bahwa dulu memiiki kebiasaan perokok berat namun sudah
berhenti sejak 7 tahun yang lalu.
e. Obat-obat yang digunakan:
pasien dan keluarga lupa nama obat.
Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
Tn.T (77th)
: Menikah
// : Cerai
: Anak kandung
: Anak angkat
: Anak kembar
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Antropometry
Tinggi Badan : 155 cm
Berat badan saat sakit : 45 kg
Berat badan saat sehat : tidak terkaji
IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm)/100)2
IMT = 45/(155/100)2 = 45/2,40 = 18,75.
Klasifikasi nilai IMT :
Interpretasi :
Berdasarkan hasil pengukuran IMT status gizi Tn.T berada dalam rentang normal (gizi
baik)
Biomedical sign :
GDA : 126,6
HB : 15,4gr/dL (nilai normal 12,4-17,7 gr/dL)
SGOT : 83,2 (nilai normal 0-37 U/L)
SGPT : 50,0 (nilai normal 0-42 U/L)
Urea : 80,0 (nilai normal 10-50 mg/dL)
Interpretasi :
Mengalami ketidakseimbangan jumlah SGOT, SGPT dan Urea.
Clinical Sign :
TD : 120/80mmHg HR : 100
Suhu : 38,5 ◦C RR : 26x/menit.
SaO2 : 90%
Interpretasi :
Balance Cairan :
Input : 1000 + 1000 + 20 + 300 =2320 cc
1. Infus = 1000 cc/hari
2. minum = 1000 cc/hari
3. Obat = 20 cc
4. Makan = 300 cc/hari
Output cairan : 1500 + 675 = 2175 cc
1. Urine = 1500 cc
2. IWL = 15 x BB / hari
= 15 x 45 = 675 cc/hari
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien melakukan aktivitas sehari-hari dan rajin
bekerja. Pasien mengatakan saat ini hanya beraktivitas di tempat tidur.
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Makan / minum V
Toileting V
Berpakaian V
Berpindah V
Ambulasi / ROM V
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3: dibantu alat,
4: mandiri
Status Skor ADL : 15
Status Oksigenasi :
pasien sesak nafas, terlihat pernafasan cuping hidung, SaO2 : 90%
Fungsi kardiovaskuler :
Normal, tidak terdapat permasalahan yang berkaitan dengan kardiovaskuler yang
dapat mengganggu aktivitas pasien.
Terapi oksigen : pasien menggunakan simpel mask 5 LPM
Interpretasi :
Pasien mengalami gangguan oksigenasi.
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Durasi ± 8 jam ± 8 jam
Gangguan tidur Tidak ada pasien bisa tidur dengan
nyenyak jika tidak mengalami
batuk terus-menerus.
Keadaan bangun Segar dan rilex Lemas
tidur
Lain-lain - -
Interpretasi : klien tidak mengalami gangguan istirahat dan tidur.
Keadaan umum:
Pasien terbaring lemah diatas kasur, kesadaran composmetis dengan GCS E4V5M6, pasien terpasang
infus dan terpasang masker oksigen 5 LPM.
Tanda vital:
1. Kepala
Inspeksi :
Kepala simetris, tidak terdapat lesi maupun luka, persebaran rambut merata berwarna
putih karena uban.
Palpasi :
Tidak ada benjolan atau massa pada kepala
2. Mata
Inspeksi :
Bola mata simetris, tidak juling, tidak menggunakan bantuan penglihatan, tidak ada
benjolan disekitar mata
Palpasi :
Tidak terdapat benjolan atau massa pada area mata
3. Telinga
Inspeksi :
Telinga luar bersih, kedua telinga simetris, tidak ada lesi.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan atau massa
4. Hidung
Inspeksi :
Lubang hidung simetris, tidak ada secret di lubang hidung,
Menggunakan simpel mask 5 LPM
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan atau massa
5. Mulut
Inspeksi : mukusa bibir lembab, kondisi mulut bersih, tidak ada sianosis, tidak ada
benjolan atau lesi,.
6. Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak ada benjolan atau massa, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjaran tiroid, tidak ada nyeri tekan
7. Dada
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat, bentuk simetris
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : normal, bunyi jantung reguler, S1 dan S2 tunggal.
Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, pengembangan dada saat inspirasi kurang maksimal
Palpasi : pelebaran ICS 2 cm
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Ronchi +/+
8. Abdomen
Inspeksi : warna kulit merata dan bentuk simetris
Auskultasi : bising usus 15x/menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen.
Perkusi : timpani.
9. Genetalia dan Anus
Tidak terkaji
10. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Bentuk normal dan simetris. Pasien dapat menggerakkan ekstermitas dengan bebas
tanpa bantuan, kekuatan otot tangan kanan dan kiri (5)
Ekstremitas bawah
Bentuk normal dan simetris, pasien dapat menggerakkan ekstermitas kaki kanan dan
kiri dengan bebas, pasien tidak bisa berjalan sendiri, kekuatan otot kaki kanan dan kiri
(4).
11. Kulit dan kuku
Kulit
Inspeksi : tidak terdapat hiperpegmentasi, kulit dalam keadaan bersih.
Kuku
Kuku bersih, tidak ada lesi dan peradangan
12. Keadaan lokal
Pasien sadar, lemah dan terdapat alat bantu nafas simpel mask 5 LPM.
V. Terapi
2. Ranitidine 2x50 mg IV
3. Ondancentron 4 mg IV
4. Aminopilin 4 mg IV
1. NaCl 0,9% Injeksi NaCl langsung masuk ke dalam 500 cc IV Indikasi : - Demam - Monitor GDA
pembuluh darah. Setelah diinjeksi, - iritasi atau
- Pengganti cairan - Monitor
NaCl akan terdistribusi cepat ke dalam infeksi pada
plasma isotonik kebutuhan cairan
jaringan melalui pembuluh darah, tempat
yang hilang. dan elektrolit
serta dieliminasi melalui urine. injeksi
- Pengganti cairan
Natrium merupakan kation utama - trombosis
pada kondisi
dalam cairan ekstraseluler dan atau flebitis
alkalosis
memegang peranan penting pada yang meluas
hipokloremia.
regulasi tekanan osmotisnya. Sering dari tempat
Kontraindikasi :
digunakan dalam infus dengan injeksi,
elektrolit lain. Defisiensi natrium - Hipernatremia, ekstravasasi
dapat terjadi akibat kerja fisik yang - Asidosis
3. aminophilin Farmakodinamik : relaksasi otot polos 4 mg IV Indikasi : asma, TB Saluran cerna : -Monitor TTV
dan menekan stimulan yang terdapat dan PPOK diare, mual, dan
-Monitor sesak
pada jalan nafas; meningkatkan muntah
Kontraindikasi : nafas
kontraksi otot diafragma
hipersensitivitas Neurologi :
Farmakokinetik : cairan dimasukkan terhadap teofilin pusing, sakit
melalui IV kemudian diabsorbsi oleh dan ethylendiamine. kepala,
pembuluh darah di tubuh. insomnia dan
tremor
Renal : diuresis
4. Ondansentron Mekanisme kerja obat ini sebenarnya 4 mg IV Indikasi Sakit kepala, -monitor TTV
belum diketahui dengan pasti.
Penanggulangan konstipasi, -monitor intake
Meskipun demikian yang saat ini
mual dan muntah rasa panas maknaan
sudah diketahui adalah bahwa
akibat kemoterapi pada
Ondansetron bekerja sebagai
dan radioterapi epigastrium,
antagonis selektif dan bersifat
serta operasi.
kompetitif pada reseptor 5HT3, sedasi dan
5. Nebulizer Bekerja dengan cara merangsang 2 cc Inhalasi Indikasi : Palpitasi, nyeri -Monitor Batuk
bisolvon secara selektif reseptor beta-2 dada, denyut
Mengobati -Monitor sesak
adrenergik terutama pada otot jantung cepat,
bronkospasme, nafas
bronkus sehingga menyebabkan tremor,
PPOK, TBC,
terjadinya bronkodilatasi karena otot vasodilatasi -Monitor TTV
hiperkalamia akut,
bronkus mengalami relaksasi. perifer,
kejang bronkus yang
takikardi,
memiliki tekanan
gamgguan tidur
darah tinggi
dan gangguan
tingkah laku,
Kontraindikasi : hipotensi,
hipokalemia.
Memiliki riwayat
hipersensitif pada
salbutamol atau
obat agonis
adrenoreseptor
beta-2 lainnya.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
1. Darah Lengkap
- LED 0 - 15 mm/jam -
- Hb
12,4 – 17,7 gr/dl 15,4 gr/dl
- Leukosit
- Diff 4.000 – 11.000 /ul 11.440 gr/dl
12 – 15 % 13,4 %
2. LFT
3. RFT
Pengambil Data,
NIM. 192311101006
ANALISIS DATA
Tanggal/Jam :
DS :
Intoleransi aktivitas
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(Berdasarkan Prioritas)
Tanggal
No Diagnosis Keperawatan Keterangan
perumusan
kulit adekuat
i. Ajarkan kepada klien dan keluarga tentang
3 Sakit kepala 3 V
bagaimana mengatasi demam di rumah
4 Dehidrasi 3 V j. Kolaborasi pemberian antipiretik
Keterangan:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup Terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
3. Intoleransi aktivitas. NOC: NIC:
4. Self Care: ADL’s Energy Management
5. Toleransi Aktifitas g. Observasi adanya pembatasan pasien
6. Konservasi Energi dalam melakukan aktifitas
h. Kaji adanya faktor yang menyebabkan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kelelahan
pasien dapat bertoleransi terhadap aktivitas dengan i. Monitor nutrisi dan sumber energi yang Dian
Kriteria Hasil: adekuat
d. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai j. Monitor pola tidur dan lamanya tidur atau
peningkatan tekanan darah, nadi, dan RR istirahat pasien
e. Mampu melakukan aktifitas sehari-hari (ADLs) secara k. Dekatkan barang- barang yang dibutuhkan
mandiri pasien.
f. Keseimbangan aktifitas dan istirahat l. Libatkan keluarga dalam membantu
aktivitas pasien.
Activity Therapy
a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
Tujuan aktivitas yang mampu dilakukan
No Indikator Awal b. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas
1 2 3 4 5 yang disukai.
c. Bantu pasien untuk membuat jadwal
1 Frekuensi nadi 2 V latihan diwaktu luang
ketika beraktivitas
2 Frekuensi 1 V
pernapasan ketika
beraktivitas
3 Kekuatan tubuh 3 V
bagian atas
4 Kekuatan tubuh 1 V
bagian bawah
5 Kemudahan dalam 2 V
melakukan Aktivitas
Hidup Harian/ADL
Keterangan:
6. Sangat terganggu
7. Banyak terganggu
8. Cukup terganggu
9. Sedikit terganggu
10. Tidak terganggu
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No No Dx Paraf dan
Tanggal/Jam IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF (HASIL/RESPON)
KEP Nama
1 1 Senin, 02-09-2019
14.15 1. memposisikan pasien semi fowler 1.pasien menyepakati untuk mengubah posisi
tempat tidur.
14.28
4. memonitor kecepatan, irama, dan
kesulitan bernafas.
4.Pasien mengatakan masih sesak nafas
2. Senin, 02-09-2019
3. Senin, 2-09-2019
07.28 3. mengajarkan etika batuk dan batuk 2.pasien mengatakan dahak bisa keluar banyak.
efektif.
3.pasien mengatakan mengerti lalu
2 Selasa, 3-09-2019
07.38 1. memantau suhu klien 1.pasien mengatakan sudah tidak merasa demam.
07.45 1.memonitor pola tidur dan jam istirahat 1.pasien mengatakan tidur lebih nyenyak namun
pasien sedikit terganggu saat batuk.
Dian
07.48
2.melibatkan keluarga dalam aktivitas 2.pasien mengatakan bahwa keluarga selalu
pasien membantu saat pasien membutuhkan sesuatu.
07.50
3. mendektkan barang-barang yang 3. pasien mengatakan bahwa saat ini barang-barang
dibutuhkan pasien yang dibutuhkan di letakkan berdekatan dengan
pasien sehingga mudah untuk mengambil.
3. 1 5 September 2019
14.05 1. Memposisikan pasien semi fowler 1.pasien mengatakan merasa nyaman dengan
posisinya
2. Memonitor status pernafasan dan suara
14.07 tambahan 2. pasien mengatakan sesak sudah berkurang
3. Menganjurkan keluarga untuk
meberikan minuman hangat
14.10 4. Memberikan edukasi kepada keluarga
tentang pencegahan penularan penyakit 3.pasien mengatakn bahwa mengikuti anjuran
untuk minum hangat
14.13
14.22 didekatnya.
No No
Tanggal/ Paraf &
DX EVALUASI SUMATIF
Jam Nama
Kep
-TD : 120/80
- N : 84x/menit Dian
- RR : 30x/menit
P : Lanjutkan intervensi
Pukul 14.33 O:
-TD : 120/80
- N : 84x/menit
-S : 37,8
- RR : 30x/menit
P : Lanjutkan intervensi
2-09-2019 3 S : pasien mengatakan masih sesak jika berjalan sehingga
pasien meminta bantuan keluarga jika ingin melakukan
Pukul 14.40
sesuatu
O:
Dian
-pasien tampak sesak
-TD : 120/80
- N : 84x/menit
-S : 36,5
- RR : 25x/menit
P : Lanjutkan intervensi.
Pukul O:
12.30 TD : 120/80
N : 89x/menit Dian
RR : 26x/menit
-terdengar ronchi
P : Lanjutkan Intervensi
Pukul O:
12.33 TD : 120/80
S : 36,5 Dian
N : 89x/menit
RR : 26x/menit
A : Masalah hipertermi teratasi
P : hentikan intervensi.
Pukul O:
12.35 TD : 120/80
N : 89x/menit Dian
RR : 26x/menit
P : Lanjutkan Intervensi
Pukul O:
14.05 - TD : 150/80
-N : 80x/menit
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
-N : 80x/menit
A : masalah teratasi
P : Hentikan intervensi