HALAMAN JUDUL
Oleh
HALAMAN JUDUL
PROFESI KEPERAWATAN
Oleh
Nisa Tsabita, S.Kep
NIM 192311101026
FAKULTAS KEPERAWATAN
Mengetahui,
PJ Program Profesi Ners, PJMK,
Ns. Erti Ikhtiarini D., S.Kep., M.Kep., Sp. Ns. Ahmad Rifai, S.Kep., MS
Kep. J
NIP. 198110282006042002 NIP. 198502072015041001
Menyetujui,
Wakil Dekan I
3
4
PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
TIM PEMBIMBING
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB 1. LAPORAN PENDAHULUAN...........................................................................5
1.1 Definisi Bronkitis..............................................................................................5
1.2 Epidemiologi.....................................................................................................3
1.3 Etiologi..............................................................................................................3
1.4 Tanda dan Gejala.............................................................................................4
1.5 Komplikasi........................................................................................................6
1.6 Patofisiologi dan Clinical Pathways.................................................................7
1.7 Penatalaksanaan Medis....................................................................................8
1.8 Diagnosa Keperawatan....................................................................................9
1.9 Nursing Care Plan..........................................................................................11
BAB 2. LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
OKSIGENASI................................................................................................................15
2.1 Sistem pernapasan bawahKonsep Dasar Oksigenasi...................................15
2.1.1 Pengertian.................................................................................................15
2.1.2 Fungsi Pernapasan....................................................................................15
2.1.3 Kebutuhan oksigen...................................................................................15
2.2 Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan...........................................................17
2.2.1 Struktur sistem pernapasan.......................................................................17
2.2.2 Fisiologi Pernapasan.................................................................................19
2.3 Faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan...........................................19
2.3.1 Faktor fisiologis........................................................................................19
2.3.2 Status kesehatan........................................................................................20
2.3.3 Faktor perkembangan...............................................................................20
2.3.4 Faktor perilaku..........................................................................................21
2.3.5 lingkungan................................................................................................22
5
6
7
8
disertai pengeluaran dahak ± 3 bulan dalam 1 tahun dan terjadi paling sedikit
selama 2 tahun. Bronkitis kronik ditandai dengan produksi mukus yang berlebihan
dalam jalan nafas. Mukus lebih kental daripada dahak secara normal.
1.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat (National Center for Health Statistics) diperkirakan
sekitar 4% dari populasinya didiagnosa bronkitis kronis. Angka ini pun diduga
masih di bawah angka morbiditas yang sebenarnya karena bronkitis kronis yang
tidak terdiagnosis. Sedangkan, bronkitis akut merupakan kejadian yang paling
umum dalam pengobatan rawat jalan, berkontribusi terhadap sekitar 2,5 juta
kunjungan ke dokter di AS pada 1998 (Fayyaz, 2019).
Pada tahun 2007 di negara berkembang seperti Indonesia infeksi saluran
pernafasan bawah masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting.
Resiko penularan setiap tahun di Indonesia di anggap cukup tinggi. Di Indonesia
yang terinfeksi bronkhitis sekitar 1.6 juta orang. Pada Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) Depkes RI 1986 penyakit bronkitis khusunya bronkitis kronik
menduduki peringkat ke-5 sebagai dari 10 penyakit yang diderita. Pada tahun
1992 Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan angka kematian dikarenakan
bronkitis kronik menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyakit penyebab kematian
(Kementerian Kesehatan RI, 2007).
1.3 Etiologi
Secara umum Tambayong (2000) penyebab bronkitis dapat dibagi
berdasarkan faktor lingkungan dan faktor host /penderita. Secara garis besar,
penyebab bronkitis meliputi polusi udara, merokok dan infeksi. Selain itu terdapat
faktor keturunan atau gen dan ekonomi dari klien.
a. Rokok
Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok
adalah penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara
merokok dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis
rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia
skuamus epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.
b. Infeksi
Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus
yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi
paling banyak adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie.
c. Polusi
Pulusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila
ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat – zat kimia dapat juga
menyebabkan bronchitis adalah zat – zat pereduksi seperti O2, zat – zat
pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.
d. Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak,
kecuali pada penderita defisiensi alfa – 1 – antitripsin yang merupakan suatu
problem, dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini
menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan
merusak jaringan, termasuk jaringan paru.
e. Faktor sosial ekonomi
Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi
rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.
1.5 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan bronkitis yaitu :
1. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik.
2. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi
kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia
3. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi.
4. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis
5. Emfisema akibat dari pelebaran sebagian atau seluruh bagian dari asinus
alveoli yang disertai dengan kerusakan dari sel pernapasan.
9
10
Aktivitas IG E
Radang brankial
Produksi Mukus
Peningkatan Frekwensi
Anoreksia
Nafas dalam
1
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember
paru-paru untuk dibuang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh
(Mubarak dan Cahyatin, 2007).
6
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember
2) Paru. Paru-paru ada dua buah, terletak di sebelah kanan dan kiri.
Masing-masing paru terdiri atas beberapa lobus (paru kanan tiga lobus
dan paru kiri ada dua lobus) dan dipasok oleh satu bronkus. Jaringan
paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan napas yang bercabang-
cabang, yaitu alveolus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat elastis.
Permukaan luar paru dilapisi oleh kantung penutup berdinding ganda
yang disebut pleura. Pleura parietal membatasi toraks dan permukaan
diafragma, sedangakn pleura viseral membatasi permukaan luar paru.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas untuk mencegah friksi selama gerakan bernapas.
b. Pernapasan internal
c. Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengacu pada proses
metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitokondrian, yang
menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan
energi molekul nutrien. Pada proses ini, darah yang banyak
mengandung oksigen dibawa ke seluuruh tubuh hingga mencapai
kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara
kapiler sistemik dan sel jaringan, seperti di kaplier paru, pertukaran ini
juga melalui prosesdifusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan
parsal.
8
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember
pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh. Kondisi tersebut antara lain gangguan pada
sistem pernapasan dan kardiovaskuler, penyakit kronnis, penyakit obstruksi
pernapasan atas, dll.
2.4.2 Hipoksia
Hipoksia adalah kondisi ketika kadar oksigen dalam tubuh (sel) tidak
adekuat akibat kurangnya penggunaan atau peningkatan O2 pada tingkat sel.
Kondisi ini ditandai dengan kelelahan, kecemasan, pusing, penurunan tingkat
kesadaran, penurunnan konsentrasi, kelemahan, peningkatan tanda-tanda vital,
disritmia, pucat, sianosis, clubbing, dan dipnea. Penyebabbnya antara lain
penuruna Hbdan kapasitas angkut O2 dalam darah, penurunan konsentrasi O2,
inspirasi, ketidakmampuan sel mengikat O2, penurunan difusi O2 dari alveoli ke
dalamdarah, dan penurunan perfusi jaringan
2.6
perawatan jangka panjang, suplai oksigen disalurkan melalui pipa panjang yang tertanam di dinding rumah sakit dan bermuara
langsung di samping tempat tidur pasien. Ini memungkinkan pasien mendapatkan terapi oksigen langsung pada saat dibutuhkan.
NIM : 192311101026
I. Identitas Klien
1. Diagnosa Medik:
Bronkitis
2. Keluhan Utama:
Batuk dan sulit bernafas
c. Imunisasi:
Telah dilakukan vaksin polio dan BCG
Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
// : Cerai
: Anak kandung
: Anak angkat
: Anak kembar
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
25
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Antropometry
Klien menyatakan pola makan rutin 3x/hari sebelum sakit, namun setelah sakit klien menyatakan tidak nafsu makan
karena mual
TB: 160 cm
BB: 55 kg
Interpretasi :
Penurunan nafsu makan dikaitkan dengan adanya nyeri yang menimbulkan rasa mual dan muntah
Biomedical sign :
a. LED :-
b. Hb : 13,2 gr/dL
c. Leukosit : 6.180 /uL
d. Diff : -/-/-/70/18/12
e. HCT : 37,9 %
26
Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
f. Trombosit : 291.000/uL
g. Eritrosit : 4,46 juta/uL
h. MCV : 85,0 fl
i. MCH : 29,7 gr/dL
j. MCHC : 35,0 gr/dL
k. RDW : 14,5 %
l. SGOT : 23,3 U/L
m. SGPT : 25,8 U/L
n. RFT
1) Urea : 33,1 mg/dL
2) Creatinin :0,93 mg/dL
o. BSS/GDA : 154,0 mg/dL
27
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Interpretasi :
Hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh nilai kurang HCT sejumlah 37,9 dengan nilai normal 40-47%. Nilai yang
rendah menandakan klien mengalami anemia dan adanya peningkatan BSS 154 dengan nilai normalnya 70-140, hal ini
menandakan gula darah klien berisiko tinggi.
Clinical Sign :
Tanda klinis yang terjadi pada klien menandakan kelemahan fisik yang terjadi disebabkan oleh gangguan pola nafas,
dilihat dari tanda klinis klien mengalami lemah, adanya otot bantu pernapasan, nampak kurus, tidak nafsu makan,
kebersihan diri baik. Saat dilakukan pengkajian klien menahan nyeri disebabkan oleh pusing.
Pasien mengalami penurunan asupan makanan selama dirumah sakit, namun pasien tetap makan dengan jumlah
sedikit dan frekuensi sering.
Kondisi klien saat dirumah dan dirumah sakit tidak mengalami perubahan atau klien tidak mengalami kesulitan
eliminasi (BAK) selama dirumah sakit.
BAB Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi 1 x/hari 1 x/hari
Jumlah Banyak Sedikit
Warna Cokelat Tua Cokelat
Bau Bau tak sedap Bau tak sedap
(normal) (normal)
Karakter Bentuk feses tampak Bentuk feses tampak
seperti sosis dan seperti sosis dan
keras lunak
Alat bantu Tidak Ada Tidak Ada
Kemandirian Mandiri Mandiri
(mandiri/dibantu
)
Lainnya Tidak Ada Tidak Ada
Interpretasi:
Kondisi klien saat dirumah dan dirumah sakit tidak mengalami perubahan atau klien tidak mengalami kesulitan
defekasi (BAB) selama dirumah sakit
Balance cairan:
Input cairan = 1500+1000+10+275= 2785
1. Air (makan+minum) = 1500
2. Infus = 1000cc/hari
3. Obat = 20 ml
4. Air Metabolisme (5cc/kgBB/hari) = 275
30
Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Interpretasi:
Balance cairan seimbang
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien tampak lemah, namun masih mampu melakukan aktivitas secara mandiri.
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3: dibantu alat, 4: mandiri
Status Skor ADL : Klien masih dapat melakukan aktivitas harian mandiri tanpa bantuan orang lain
Status Oksigenasi :
31
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Klien menggunakan terapi oksigen nasal kanul 4 lpm pada hari sabtu dan minggu, pada hari senin 03 september 2019
tidak menggunakan nasal kanul
Fungsi kardiovaskuler :
Klien tidak mengalami masalah yang berkaitan dengan kardiovaskuler yang dapat mengganggu aktivitas harian
Terapi oksigen :
Klien menggunakan terapi oksigen nasal kanul 4 lpm pada hari sabtu - minggu
Interpretasi :
Klien mengalami kelemahan akibat nyeri kepala namun masih dapat melakukan aktivitas harian secara mandiri,
seperti makan dan minum tanpa disuapin, pergi kekamar mandi tanpa diantar namun masih memerlukan suatu
pegangan untuk menghindari jatuh, membersihkan diri (mandi) dan berpakaian sendiri, klien dapat mengikuti
perintah saat dilakukan ambulasi ROM
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Istirahat dan Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Tidur
Durasi 8 Jam 5 Jam
Gangguan tidur Tidak Ada Kesulitan Tidur karena
nyeri kepala
Keadaan Klien merasa segar Kurang nyaman karena
bangun tidur setelah tidur nyeri
Lain-lain - -
Interpretasi :
Klien tidur sebelum sakit dimulai dari jam 9 malam dan bangun jam 5 pagi saat dirumah, namun klien menyatakan
bahwa mengalami kesulitan tidur setelah sakit karena merasakan pusing, pasien merasa cemas dan gelisah dan saat
dibawa tidur klien menyatakan kepalanya pening seperti melayang.
32
Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Komunikasi klien dengan suami terlihat baik, suami klien sangat peduli dan perhatian kepada klien saat melakukan
perawatan dirumah sakit
Fungsi reproduksi
Klien sudah menikah dan memiliki 3 anak dan hubungan antara klien dan anaknya terlihat baik, anaknya bergantian
menjaga klien saat sakit.
Interpretasi :
Pola seksualitas dan reproduksi klien berjalan dengan baik
35
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Keadaan umum:
36
Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Keadaan klien sangat lemah, nyeri kepala, batuk, pasien composmentis GCS 456, pasien terlihat kesakitan ketika bergerak disebabkan
oleh pusing yang melayang
Tanda vital:
Interpretasi :
Keadaan klien composmentis, namun tekanan darah 130/80 mmHg, adanya batuk dengan sputum
Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
Inspeksi : Kuantitas rambut tebal dan berwarna hitam
Palpasi : Distribusi rambut total dan Tekstur rambut halus
2. Mata
Inspeksi : Posisi dan kesejajaran mata simetris, alismata berwarna hitam dan distribusinya normal, kelopak mata
tidak ada pembengkakan, konjugtiva dan sklera anemis, kornea normal, iris normal, dan lensa normal
Palpasi : Tidak temukan nyeri tekan, tidak teraba benjolan
3. Telinga
Inspeksi : Posisi telinga simetris dengan bentuk daun telinga normal, tidak terdapat lesi dan serumen yang keluar
pada telinga klien, dan tidak terdapat gangguan pendengaran pada klien
Palpasi : klien menyatakan tidak merasakan nyeri tekan pada tragus dan tidak ada benjolan dan tanda-tanda
peradangan pada telinga.
4. Hidung
37
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan pada hidung, tidak ada perdarahan pada hidung, hidung nampak bersih,
tidak ada perubahan warna hidung.
5. Mulut
Inspeks : Bibir nampak pucat, tidak nampak luka pada mukosa oral, tidak ada karies gigi, tidak ada peradangan
gusi, klien tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada perdarahan dan tidak ada abses
6. Leher
Inspeksi : Bentuk leher simetris dan tidak ada peradangan
Palpasi : Tidak ada jaringan parut, posisi trakea simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada massa,
tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran tiroid
7. Dada
Jantung
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Ictus cordis teraba lemah
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung normal dan irama reguler
Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, warna kulit normal (tidak ada hiperpigmentasi), adanya pernapasan
menggunakan mulut setengah terkatup, adanya batuk, penggunaan otot bantu pernapasan, hipertropi otot bantu
pernapasan.
Palpasi : sela iga melebar
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara paru ronkhi, adanya suara nafas tambahan
Payudara dan Ketiak
Inspeksi : Bentuk simetris dan tidak ada lesi/benjolan pada payudara dan ketiak
Posterior
Tidak terdapat hiperpigmentasi, bentuk normal, tidak ada tenderness, tidak terdapat benjolan/lesi
38
Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
8. Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat hiperpigmentas, bentuk simmetris, tidak ada benjolan/lesi, kondisi bersih dan tidak ada
asites
Auskultasi : peristaltik normal (10x/menit)
Palpasi : Klien menyatakan ada nyeri tekan bagian kiri atas abdomen, tidak ada asites
Perkusi : timpani
9. Genetalia dan Anus
Tidak dilakukan pengkajian dan klien tidak terpasang kateter
10. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi : Pasien dapat menggerakkan ekstremistas atas dengan kekuatan otot 4/4, leher simetris tidak terdapat
lesi atau benjolann
Palpasi : Akral dingin dan turgor kulit baik
Ekstremitas bawah
Inspeksi : Bentuk ekstremitas bawah normal dan simetris, pasien dapat menggerakan ekstremitas bawah
kekuatan otot penuh 5/5
Palpasi : Akral dingin dan turgor kulit baik
11. Kulit dan kuku
Inspeksi : Pada kulit tidak terdapat hiperpigmentasi, turgor kulit baik, kuit dalam keadaan bersih, warna kuku
normal (merah muda), kondisi kuku normal (tidak ada retak/pecah), tidak ada lesi atau peradangan
Palpasi : Kondisi kulit lembab, CRT<2 detik, dan akral dingin
12. Keadaan lokal
Klien nampak pucat dan lemah berbaring di tempat tidur, compos mentis, GCS 456.
V. Terapi
a. Hari/Tanggal: Senin, 02 September 2019
39
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
1. Infus RL 20 tpm
2. Injeksi Antrain 3x1 gr
3. Injeksi Ranitidin 2x50mg
4. O2 nasal 4 lpm
5. Cefixine 2x20 mg
6. Sucralfate syrup 3x1
Deskripsi Terapi
Farmako dinamik dan farmako Implikasi
NO Jenis Terapi Dosis Rute Kontra Indikasi Efek samping
kinetik keperawatan
Ketidakseimba
Nyeri dada, detak
ngan elektrolit
jantung, tidak
cairan isotonik yang mengandung tubuh, diare,
normal, batuk,
air dan elektrolit, biasanya Alergi terhadap sodium luka bakar,
1 Infus RL 20 tpm Intervena kesulitan
digunakan untuk menggantikan laktat kehilangan
bernafas,
cairan ekstraseluler yang hilang banyak darah
turunnya tekanan
dan cairan,
darah
aritmia
2 Injeksi Antrain obat yang mengandung natrium 3x1 gr Intervena keadaan hipersensitivitas menimbulkan ruam menurunkan
metamizole, biasanya obat untuk metamizole, wanita hamil pada kulit, demam dan rasa
analgetik, antispasmodik, dan dan menyusui, pasien pemecahan sel nyeri hebat
antipiretik bertujuan meringankan bertekanan darah rendah darah putih non-
nyeri (sistolik <100 mmHg), pasien granul, lelah/fatigue
40
Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Sakit kepala,
Sesak napas,
pusing,
Hidung kering, iritasi kulit, adanya napas
terapi oksigen dengan kebutuhan gangguan
4 O2 nasal 4 lpm Inhalasi kegelisahan dan kelelahan, tambahan, dan
oksigen rendah hingga sedang pencernaan,
sakit kepala penggunaan otot
diare, sakit
bantu napas
perut, mual
mengobati berbagai infeksi yang
Sakit kepala,
disebabkan oleh bakteri, seperti
pusing,
infeksi telinga, bronkitis, radang
5 Cefixime 2x20 mg Intervena Hipersensitivitas gangguan -
amandel, tenggorokan,
pencernaan,
pneumonia, dan infeksi saluran
diare
kemih
6 Sucralfate mengobati tukak pada usus halus 3x1 Oral Hipersensitivitas terhadap Mual dan Nyeri perut
syrup dan melindungi dari infeksi kandungan yang ada di munntah, sakit
lanjutan dalam sukralfat dan hindari perut, gatal-
menggunakan obat ini pada gatal atau ruam
pasien dengan gagal ginjal pada klit, sakit
41
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Hasil
Jenis Nilai normal
(Tanggal/Jam)
No pemeriksa
an Tangg Jam
Nilai Satuan Hasil
al
42
Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
40-47%
5 HCT % 37,9
150.000-450.000
6 Trombosit uL 291.000
4.0-5.0
7 Eritrosit juta/uL 4,46
80-100
8 MCV fl 85,0
26-36
9 MCH gr/dL 29,7
32-37
10 MCHC gr/dL 35,0
12-15
11 RDW % 14,5
0-37
12 SGOT U/L 23,3
0-42
13 SGPT U/L 25,8
14 RFT
10-50
15 1) Urea mg/dL 33,1
43
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Pemeriksaan Radiologi
Rontgen dada abnormal (bercak konsolidasi yang tersebar pada kedua paru)
Pemeriksaan Laboratorium
Pengambil Data,
NIM. 192311101026
44
Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
ANALISIS DATA
- Klien menyatakan
pusing akibat
kesulitan
bernapas
Data Objektif :
- Klien nampak
batuk dan
mengeluarkan
banyak sputum
- Klien tampak
meringis karena
pusing dan
adanya hambatan
saat bernapas
- Klien nampak
pucat
- Klien tampak
menggunakan
otot bantu
pernapasan
- Klien tampak
mengalami
kelemahan
- Tekanan Darah
: 130/80
46
Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
mm/Hg
- Frekuensi nadi
: 69 X/mnt
- Frekuensi napas
: 28 X/mnt
- Suhu
: 35,4 oC
47
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Data Objektif :
28 x/menit
Suhu : 35,4 C
50
Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
DIAGNOSIS
PARAF &
NO KEPERAWATA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
NAMA
N
51
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
1 Domain 11, Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam, Monitor Tanda-Tanda Vital (6680) Nisa tsb
kelas 2, no pasien diharapkan menunjukkan perubahan
-Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
ooo31
a. Tanda-tanda vital (0802) pernapasan dengan tepat
Ketidakefektifa - Suhu tubuh deviasi sedang dari kisaran -Monitor irama dan laju penapasan (misalnya
n bersihan normal kedalaman dan laju pernapasan)
jalan napas - Tingkat pernapasan deviasi sedang dari -Monitor warna kulit dan kelembapan
kisaran normal -Identifikasi kemungkinan menjadi penyebab
- Irama pernapasan deviasi sedang dari tanda-tanda vital
kisaran normal
- Tekanan darah sistolik deviasi sedang Monitor Cairan (4120)
dari kisaran normal -Berikan terapi IV yang telah ditentukan
- Tekanan darah diastolik deviasi sedang -Dukung pasien dan keluarga untu membantu
dari kisaran normal dalam pemberian makanan dengan baik
- Tekanan nadi deviasi sedang dari kisaran -jaga intake /asupan yang akurat dan catat output
normal (pasien)
b. Status pernafasan: Kepatenan Jalan Napas
(0410)
- Frekuensi pernapasan deviasi sedang
dari kisaran normal
- Irama pernapasan deviasi sedang dari
kisaran normal
- Kedalaman pernapasan deviasi sedang
dari kisaran normal
- Kemampuan untuk mengeluarkan sekret
deviasi sedang dari kisaran normal
52
Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
DIAGNOSIS
PARAF &
NO KEPERAWATA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
NAMA
N
2 Domain 2, Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam, Monitor Nutrisi (1160) Nisa tsb
kelas 1, no pasien diharapkan menunjukkan perubahan
- Identifikasi berat badan pasien
oooo2
a. Nafsu makan (1014) - Monitor turgor kulit dan mobilitas
Ketidakseimba - Hasrat/keinginan untuk makan tidak - Monitor adanya mual dan muntah
ngan nutrisi terganggu
Manajemen nyeri (1400)
kurang dari - Mencari makanan tidak terganggu
kebutuhan b. Tingkat Nyeri (2102) - Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
tubuh - Mampu beristirahat - Ajarkan penggunaan teknik non
- Mual tidak ada farmakologi
53
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Paraf
No No Dx KEP Tanggal/Jam IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF (HASIL/RESPON) dan
Nama
Jam 15.35 Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri Klien mampu mengikuti prinsip manajemen
nyeri mengenai teknik napas dalam
55
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Paraf
No No Dx KEP Tanggal/Jam IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF (HASIL/RESPON) dan
Nama
3 Ketidakefektifan bersihan Selasa, Dukung pasien dan keluarga untuk Pasien dan keluarga memahami informasi Nisatsb
jalan napas 03/09/2019 membantu dalam pemberian makanan perawat dan pasien mengikuti makan
dengan baik secara sedikit demi sedikit
Jam 12.05 Jaga intake /asupan yang akurat dan catat Pasien menyatakan air putih yang diminum
output (pasien) sama hal dilakukan sebelum masuk rumah
sakit dan buang air kecil normal atau tidak
ada hambatan
Ketidakseimbangan nutrisi Jam 12.20 Ajarkan penggunaan teknik non Pasien mampu mengikuti dan kooperatif
kurang dari kebutuhan tubuh farmakologi, seperti terapi relaksasi napas saat di lakukan pemberian informasi
dalam mengenai teknik non farmakologi
CATATAN PERKEMBANGAN/EVALUASI
Jam 16.00 bersihan - Klien menyatakan mengalami batuk dengan adanya lendir
jalan - Klien menyatakan nyeri bagian dada
napas
- Klien menyatakan kesulitan untuk berbicara sehingga minta
bantuan keluarga untuk melakukan pengkajian
- Klien menyatakan tubuhnya lemas
- Klien menyatakan pusing akibat kesulitan bernapas
O:
- Klien nampak batuk dan mengeluarkan banyak sputum
- Klien tampak meringis karena pusing dan adanya hambatan
saat bernapas
- Klien nampak pucat
A: Masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas belum teratasi
P:
- Monitor warna kulit dan kelembapan
- Berikan terapi IV yang telah ditentukan
Ketidakse S:
imbanga - Klien menyatakan adanya nyeri bagian perut
n nutrisi
- Klien menyatakan tidak nafsu makan
kurang
dari - Klien menyatakan makan hanya sedikit
kebutuha - Klien menyatakan berat badan turun dari 57 kg – 55 kg
n tubuh
- Klien menyatakan mual dan muntah
57
Laporan Stase Keperawatan Dasar Profesi – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
O:
- Klien nampak lemas
- Tampak makanan yang sisa atau tidak habis
- Pemeriksaan TTV
Tekanan darah: 130/80 mmHg
Nadi : 69 x/menit
Frekuensi Pernapasan: 28 x/menit
Suhu : 35,4 C
A: Masalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
belum teratasi
P:
- Monitor mual dan muntah
- Monitor turgor kulit dan mobilitas
- Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
2 Senin, 02- Ketidakef S: Nisatsb
09-2019 ektifan - Klien menyatakan mengalami batuk dengan adanya lendir
Jam 16.00 bersihan
- Klien menyatakan nyeri bagian dada masih dirasakan
jalan
napas - Klien menyatakan tubuhnya lemas
O:
- Klien nampak batuk dan mengeluarkan sputum
- Klien nampak pucat
58
Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
P:
- Dukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam
pemberian makanan dengan baik Berikan terapi IV yang
telah ditentukan
- Jaga intake /asupan yang akurat dan catat output (pasien)
Ketidakse S:
imbanga
- Klien menyatakan makan hanya sedikit
n nutrisi
- Klien menyatakan mual dan muntah sudah tidak ada
kurang
O:
dari
- Klien nampak pucat
kebutuha
- Pemeriksaan TTV :
n tubuh
- Tekanan darah 100/80 mmHg
- Nadi 84 x/m
- Suhu 35,8 C
- Frekuensi napas 28 x/m
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., dan Wagner, C.M. 2017. Nursing Intervention Classification (NIC), 6th
edition.United Kingdom: Mosby.
Pearce, E. 2010. Anathomy and Physiology for Nurse. Diterjemahkan kembali Oleh. Handoyo, A & Mohammad, K. 2013. Anatomi
dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Prima Gravika
Smeltzer & Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8, Vol 1,2. Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. 2017. Riset kesehatan dara. Pusat Data Dan Informasi
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., dan Swanson, E. 2017. Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th edition.United
Kingdom: Mosby.
Nurarif, A., & Hardhi, K. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Jakarta:
Mediaction
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Tao., dan Kendall. 2013. Sinopsis Organ System Pulmonologi: Pendekatan dengan Sistem Terpadu disertai Kumpulan Kasus
Klinik. Tangerang: Karisma Publishing Group.