Anda di halaman 1dari 7

KORELASI ANTARA KADAR VITAMIN E DALAM SERUM DENGAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE

VULGARIS DI YOGYAKARTA 1
HENRY NUR KUSUMA WARDANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Akne vulgaris adalah salah satu penyakit kulit

yang selalu menjadi masalah bagi remaja dan dewasa muda

(Purdy dan DeBerker, 2007). Prevalensi yang mencapai 90

% menjadikan akne penyakit yang ditakuti oleh remaja

bahkan dewasa muda (Barankin dan Freiman, 2006). Onset

terjadinya akne vulgaris dimulai saat masa pubertas

yaitu pada rentang usia 14-19 tahun pada pria dan 10-17

tahun pada wanita (Wolff dan Johnson, 2005).

Manifestasi klinisnya bisa berupa lesi inflamasi

yang terdiri dari papul, pustul ataupun nodul dan non-

inflamasi yang terdiri dari komedo terbuka dan

tertutup(Habif, 2004).

Akne vulgaris juga memiliki dampak terhadap

kualitas hidup manusia. Selain mempunyai efek negatif

pada kulit, akne vulgaris juga memiliki efek negatif

pada psikologis antara lain dapat mengalami depresi

sehingga menurunkan kualitas hidupnya, rasa malu serta

berkurangnya kepercayaan diri(Gawkrodger, 2002).

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Tasoula et

al. (2012) pada anak usia 11-19 tahun di Yunani bahwa

beban terhadap kualitas hidup yang disebabkan oleh akne


KORELASI ANTARA KADAR VITAMIN E DALAM SERUM DENGAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE
VULGARIS DI YOGYAKARTA 2
HENRY NUR KUSUMA WARDANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

vulgaris sebanding dengan derajat keparahannya. Jadi

semakin berat derajat keparahannya maka semakin berat

beban hidup yang ditanggung penderita. Masalah-masalah

yang dihadapi antara lain rasa malu dan kurangnya

percaya diri yang mengakibatkan sulitnya untuk

membangun suatu hubungan personal, bertemu orang yang

baru dikenal maupun berhadapan dengan lawan jenis. Dari

permasalahan-permasalahan tersebut ada sejumlah anak

sekitar 50% yang belum pernah berobat karena

beranggapan bahwa berobat hanya menghabiskan waktu dan

biaya, sedangkan lainnya berobat karena didorong oleh

rasa emosionalnya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Akne vulgaris memiliki patogenesis yang belum

jelas (Zouboulis et al., 2005), secara umum patogenesis

akne melibatkan proses peningkatan ekskresi dari sebum,

hiperkeratosis dari duktus pilosebaceus, kolonisasi

Propionibacterium acnes di duktus serta pelepasan

mediator inflamasi dan respon imun (Gawkrodger, 2002).

Propionibacterium acnes berkolonisasi di folikel

sebaseus dan memproduksi lipase. Lipase menghidrosilasi

trigliserida sebum menjadi asam lemak bebas yang

berkontribusi pada hiperkeratosis folikular. Substansi

aktif biologis yang diproduksi P.acnes meresap ke dalam

dermis dan menarik neutrophil dan mengaktifkan

komplemen. Pengeluaran neutrophil akan menyebabkan


KORELASI ANTARA KADAR VITAMIN E DALAM SERUM DENGAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE
VULGARIS DI YOGYAKARTA 3
HENRY NUR KUSUMA WARDANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

keluarnya reactive oxygen species (ROS) yang kemudian

menyebabkan reaksi inflamasi (Sehgal,2004).

ROS sangat penting untuk menjaga fungsi fisiologis

sel namun jika berlebihan akan terjadi suatu keadaan

yang disebut stress oksidatif. Stres oksidatif tersebut

nantinya akan dinetralisir oleh antioksidan, antara

lain superoxide dismutase (SOD), katalase dan

glutathione peroksidasi (Poljsak dan Dahmane, 2012).

Stres oksidatif merupakan keadaan yang diakibatkan

oleh ketidakseimbangan antara tingginya kadar radikal

bebas dan kurangnya antioksidan (Webster, 2007).

Radikal bebas merupakan molekul yang mengandung

elektron tidak berpasangan yang terletak di orbit

terluar sehingga menjadi sangat reaktif dan tidak

stabil. Sedangkan antioksidan merupakan substansi yang

secara signifikan mampu menghambat dan mencegah

oksidasi substansi lain meskipun konsentrasinya lebih

rendah (Polefka et al., 2012). Tubuh memiliki mekanisme

untuk mencegah terjadinya stres oksidatif yang salah

satunya adalah peroksidasi lipid dengan antioksidan

yang terdapat dalam sebum yang nantinya akan dibawa ke

permukaan kulit. Antioksidan tersebut berupa vitamin E

yang bentuk utamanya adalah α-tocopherol (Thiele et al,

cit.Smith, 2007). α-tocopherol merupakan vitamin larut

lemak yang bekerja untuk memecah rantai selama proses

peroksidasi lipid (Evans dan Johnson, 2010). Pada akne,


KORELASI ANTARA KADAR VITAMIN E DALAM SERUM DENGAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE
VULGARIS DI YOGYAKARTA 4
HENRY NUR KUSUMA WARDANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

peroksidasi skualene selain dapat melepaskan mediator

inflamasi dapat juga bersifat komedogenik. Jika kadar

peroksidase skualen mengalami peningkatan maka kadar

vitamin E mengalami penurunan (Ottoviani, 2010).

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka

dapat dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk

pertanyaan penelitian sebagai berikut : Bagaimana

korelasi antara kadar vitamin E dalam serum dengan

derajat keparahan pada penderita akne vulgaris di

Yogyakarta ?

I.3. Tujuan Penelitian

Dari penelitian ini akan diketahui adakah korelasi

antara kadar vitamin E dalam serum terhadap derajat

keparahan pada penderita akne vulgaris di Yogyakarta.

I.4. Manfaat Penelitian

1. Agar dapat menambah pengetahuan tentang peran

stress oksidatif dan antioksidan terutama

vitamin E dalam patogenesis akne vulgaris pada

populasi di Yogyakarta.
KORELASI ANTARA KADAR VITAMIN E DALAM SERUM DENGAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE
VULGARIS DI YOGYAKARTA 5
HENRY NUR KUSUMA WARDANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Apabila terbukti ada hubungan antara kadar

vitamin E dalam serum dengan derajat keparahan

akne vulgaris maka dapat dijadikan edukasi

kepada pasien serta remaja mengenai peran diet

yang seimbang dan cukup antioksidan vitamin E

untuk tindakan preventif dan kuratif terhadap

akne vulgaris.

I.5. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang adanya korelasi antara kadar

vitamin E dalam serum dengan derajat keparahan pada

penderita akne vulgaris sebelumnya belum pernah

dilakukan. Penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Khalid Abulnaja (2009)

yang bejudul “Oxidant/antioxidant Status in Obese

Adolescent Females with Acne Vulgaris”. Penelitian ini

meneliti bagaimana kadar Malondialdehide, Vitamin A,

vitamin E, dan β-karoten dalam darah subjek. Subjek

yang diteliti terdiri dari 60 wanita remaja, berumur

antara 16-22 tahun, dan terbagi 4 kelompok (masing-

masing 15). Kelompok pertama terdiri dari wanita obese

penderita akne. Kelompok kedua terdiri dari wanita

obese tanpa akne, kelompok ketiga terdiri dari wanita

non-obese dengan akne dan kelompok keempat terdiri dari

wanita non-obese tanpa akne. Perbedaan yang terdapat


KORELASI ANTARA KADAR VITAMIN E DALAM SERUM DENGAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE
VULGARIS DI YOGYAKARTA 6
HENRY NUR KUSUMA WARDANI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

pada penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti adalah pada subjek dan antioksidan yang

diteliti. Subjek pada penelitian yang dilakukan oleh

Abulnaja terdiri dari wanita remaja yang obese maupun

non-obese, sedangkan subjek yang digunakan oleh

peneliti adalah laki-laki non-obese berumur antara 15-

25 tahun. Antioksidan yang diukur dalam penelitian

Abuljana meliputi Malondialdehide, Vitamin C, Vitamin E

dan β-karoten, sedangkan antioksidan yang digunakan

oleh peneliti adalah vitamin E pada darah subjek.

Selain itu terdapat juga penelitian yang dilakukan

oleh El-akawi (2006) yang melakukan penelitian pada 100

orang tanpa akne dan 100 penderita akne untuk menilai

kadar vitamin E dan A, hasilnya adalah kadar vitamin E

dalam darah subjek tanpa akne lebih tinggi daripada

subjek penderita akne.


KORELASI ANTARA KADAR VITAMIN E DALAM SERUM DENGAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE

Judul Subjek dan Metode Penelitian Hasil Interpretasi


Peneli
tian
7

Oxidan Sebanyak 60 remaja wanita Serum MDA secara statistik Dalam subyek obesitas,
t/anti (usia 16-22 tahun) dibagi signifikan menurun pada subyek peningkatan kadar lemak
oxidan menjadi empat kelompok (15 obesitas dan non-obesitas dengan memfasilitasi produksi
t masing-masing) sebagai jerawat, dibandingkan dengan subjek radikal bebas dan
Status berikut: Yang pertama termasuk yang tidak jerawat masing-masing peroksidasi lipid,
in wanita obesitas dengan (P <0,05, P <0,001). Kadar β- seperti ditunjukkan oleh
Obese jerawat, kedua dimasukkan karoten, vitamin A, E dan C dan peningkatan kadar MDA.
Adoles tanpa jerawat, yang ketiga aktivitas MAO menurun secara Penurunan aktivitas MAO
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

cent termasuk non obesitas dengan bermakna pada subjek obesitas dan dapat dihambat oleh
Female jerawat dan keempat termasuk non-obesitas dengan akne. radikal bebas dan ini
s with non obesitas tanpa jerawat. menyebabkan depresi
Acne Serum Malondialdehid (MDA), psikologis pada remaja.
Vulgar beta-karoten, dan vitamin A,
is E, dan C diukur dengan high
performance liquid
chromatography (HPLC). Koleksi
platelet dan penentuan
aktivitas MAO dilakukan dengan
HENRY NUR KUSUMA WARDANI

metode fluorimetric dari


VULGARIS DI YOGYAKARTA

McEntire.
Does • 200 peserta yang Konsentrasi vitamin A dalam plasma Kadar vitamin A dan E
the terdaftar pada pasien dengan jerawat secara dalam plasma yang rendah
plasma • 100 adalah pasien dengan signifikan lebih rendah memiliki peran penting
level jerawat dibandingkan kelompok kontrol dalam patogenesis akne
of (masing-masing 336,5 vs 418,1 lg / maupun keparahan akne.
• 100 orang sukarelawan
vitami L)P =0,007.
sehat usia cocok, yang
n A Konsentrasi vitamin E dalam plasma
dibentuk kelompok
dan E pada pasien dengan akne secara
kontrol.
affect signifikan lebih rendah
acne • Gradasi jerawat dengan dibandingkan kontrol (5,4 vs 5,9 mg
condit Sistem Grading (GAGS). / L) P =0,05.
ion? • Plasma vitamin A dan E
konsentrasi ditentukan

Anda mungkin juga menyukai