Pendahuluan: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) didefinisikan sebagai penyakit saluran
pernapasan yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya
gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam,
batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, pilek, sesak nafas, mengi atau kesulitan nafas (WHO, 2007). Hasil
mengalami ISPA dan telah ditangani oleh petugas kesehatan. Dari 63 responden yang mengisi
kusioner pengetahuan tentang ISPA, sebanyak 76% tidak mengetahui tentang apa itu penyakit
ISPA.Meningkatkan pengetahuan warga tentang penyakit ISPA penting untuk mencegah banyaknya kasus
ISPA serta memberikan kesadaran warga untuk melakukan pencegahan melalui menjaga kebersihan
dengan program Sosialisasi KECE ABIS (Kenai dan Cegah Bahaya ISPA).
Metode: Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan
hanlon kuantittif, dan metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi wawancara dan
studi literasi.
Hasil: Kegiatan Sosialisasi KECE ABIS (Kenali dan Cegah Bahaya ISPA) dilaksanakan
di Dusun Watupawon, tepatnya di RT 01 dengan peserta sebanyak 45 orang ibu-ibu anggota PKK
Dawis di RT 01 Dusun Watupawon dengan prosentase peserta hadir yaitu 90% dari target yang
diundang. Kehadiran tim pelaksana sebesar 100%, dengan media yang sesuai dengan rencana,
yaitu satu buah leaflet. Berdasarkan hasil pretest dan posttest diketahui bahwa sosialisasi tersebut
Pembahasan: Kegiatan sosialisasi Kenali dan Cegah Bahaya ISPA dilaksanakan hari
Jumat, 15 November 2019 di rumah salah satu warga anggta PKK Dasa Wisma RT 01 Dusun
Watupawon, Desa Kawengen, Kecamata Ungaran Timur, Kabupaten Semarang pada pukul 15.30
WIB. Sasaran dalam kegiatan ini yaitu ibu-ibu anggota PKK Dawis RT 01 Dusun Watupawon,
Desa Kawengen, Kecamaan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang yan berjumlah 50 orang.
Sosialisasi Kenali dan Cegah Bahaya ISPA bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan warga
tentang apa itu penyakit ISPA, apa saja penyebabnya, bagaimana penularannya, gejala yang
dialami penderita, pengobatan apa yang bisa dilakukan dan bagaimana mencegahnya, sehingga
diharapkan warga sadar dan meningkatkan upaya pencegahan agar dapat menekan penularan
infectious agent that is transmitted from human to human. The onset of symptoms is usually rapid,
that is, within a few hours to several days. Symptoms include fever, coughing, and often sore
throat, runny nose, shortness of breath, wheezing or difficulty breathing (WHO, 2007).
Riskesdasdes survey results in Jatirejo Hamlet, Selelu, Watupawon showed 48% of respondents
had ARI and had been dealt with by health workers. Of the 63 respondents who filled out the
knowledge questionnaire about ARI, as many as 76% did not know what ARI disease was.
Increasing citizens' knowledge about ARI was important to prevent many cases of ARI as well as
providing citizens awareness to take precautions through maintaining cleanliness with the KECE
Method: This type of research used for this research is to use a experimental design, whereas for
prioritization the problem uses the quantitative hanlon method, and the data collection method
Results: The KECE ABIS socialization activity (Recognize and Prevent Dangers of ARI) was
carried out in Watupawon Hamlet, precisely in RT 01 with 45 participants from Dawis PKK
members in RT 01 of Watupawon Hamlet with the percentage of participants present, 90% of the
target invited. The presence of the implementation team by 100%, with the media in accordance
with the plan, namely one leaflet. Based on the results of the pretest and posttest it is known that
the socialization is able to increase the knowledge of PKS Dawis members about ARI.
Discussion: The ARI socialization program recognizes and prevents the danger to be held on
Friday, 15 November 2019 at the home of one of the PKK Dasa Wisma RT 1 residents in
Watupawon Hamlet, Kawengen Village, Ungaran Timur District, Semarang Regency at 15.30
WIB. The targets in this activity are the PKK Dawis RT 01 members of Watupawon Hamlet,
Kawengen Village, Ungaran Timur Subdistrict, Semarang Regency with a total of 50 people.
Socialization Identify and Prevent Dangers of ARI aims to increase knowledge of citizens about
what ARI disease is, what causes it, how it is transmitted, symptoms experienced by sufferers, what
treatment can be done and how to prevent it, so that citizens are expected to be aware of and
increase prevention efforts in order to suppress transmission. the disease also reduced the number
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama kematian pada
balita didunia. Penyakit ini paling banyak terjadi di negara-negara berkembang di dunia. Populasi penduduk
yang terus bertambah dan tidak terkendali mengakibatkan kepadatan penduduk di suatu wilayah yang tidak
tertata baik dari segi aspek sosial, budaya dan kesehatan (Adesanya & Chiao, 2107). Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh agen
infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu
beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok,
pilek, sesak nafas, mengi atau kesulitan nafas (WHO, 2007). Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi
terkena ISPA dapat dibagi menjadi faktor karakteristik individu dan faktor lingkungan. Karakteristik
individu seperti umur, jenis kelamin, lama kerja dan status gizi serta kebiasaan merokok dan pemakaian
APD masker. Faktor lingkungan meliputi kelembaban, dan pencemaran udara yang di dalamnya meliputi
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa terdapat faktor risiko tertentu yang berhubungan
dengan kejadian ISPA diantaranya faktor kondisi lingkungan rumah. Kondisi lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kualitas udara dalam rumah dan memicu terjadinya ISPA, diantaranya environmental
tobacco smoke (ETS) atau pajanan asap rokok didalam rumah, penggunaan bahan bakar memasak yang
berisiko seperti kayu bakar, batubara dan arang, dan buruknya sirkulasi udara didalam rumah (Zahra &
Assetya, 2017).
Pengenalan infeksi saluran pernapasan akut pada pasien, khususnya jenis ISPA yang diderita,
sangat penting untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi. Sebagian dari penyakit ini berpotensi menyebar
dengan cepat dan bisa menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan publik. ISPA yang dapat
menimbulkan kekhawatiran harus dikenali dan dilaporkan sedini mungkin. Pasien yang terinfeksi harus
diberi perawatan dan pelayanan yang sesuai dan langkah pencegahan dan pengendalian infeksi harus segera
dilakukan untuk mengurangi penularan lebih lanjut penyakit tersebut (WHO, 2008).
Organisme yang menyebabkan ISPA biasanya ditularkan melalui droplet. Saat seorang pasien
ISPA batuk atau bersin, droplet sekresi kecil dan besar tersembur ke udara dan permukaan sekitar. Droplet
besar perlahan-lahan turun ke permukaan di sekitar pasien (biasanya dalam jarak 1 meter dari pasien).
Permukaan tersebut bisa juga terkontaminasi melalui kontak dengan tangan, sapu tangan/tisu yang sudah
dipakai, atau benda lain yang sudah bersentuhan dengan sekret tersebut. Cairan tubuh lain dan feses bisa
juga mengandung bahan infeksius. Karena itu, ISPA dapat ditularkan oleh aerosol dari saluran pernapasan
atau melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Karena itu, selain penggunaan alat
pelindung tertentu terhadap droplet (yaitu, masker bedah), beberapa unsur kewaspadaan standar, seperti
kebersihan pernapasan, kebersihan tangan, kebersihan lingkungan, dan pengelolaan limbah, juga sangat
Berdasarkan data dari Puskesmas Kalongan tahun 2018, penyakit ISPA merupakan penyakit
yang paling banyak diderita masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kalongan yaitu sebanyak
1087 kasus. Diagnosis ISPA menurut dokter 34,21% atau sejumlah 26 orang dari 76 sampel KK.
Sedangkan orang yang mengalami gejala ISPA sebanyak 22,36% atau 17 orang dari 76 sampel
KK. Begitu juga angka kesakitan ISPA di Puskesmas Pembantu di Kawengen pada 2019
mennjukkan angka yang fluktuatif dan tidak menunjukkan penurunan yang signifikan.
responden mengalami ISPA dan telah ditangani oleh petugas kesehatan. Dari 63 responden yang
mengisi kusioner pengetahuan tentang ISPA, sebanyak 76% tidak mengetahui tentang apa itu
penyakit ISPA.
Oleh karena itu meningkatkan pengetahuan warga tentang penyakit ISPA penting untuk
mencegah banyaknya kasus ISPA serta memberikan kesadaran warga untuk melakukan
pencegahan melalui menjaga kebersihan dengan program Sosialisasi KECE ABIS (Kenai dan
Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan desain
eksperimental, sedangkan untuk prioritaas masalah menggunakan metode hanlon kuantittif, dan
metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi wawancara dan studi literasi. Program
Sosialisasi Kenali dan Cegah Bahaya ISPA bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan warga
tentang apa itu penyakit ISPA, apa saja penyebabnya, bagaimana penularannya, gejala yang
dialami penderita, pengobatan apa yang bisa dilakukan dan bagaimana mencegahnya, sehingga
diharapkan warga sadar dan meningkatkan upaya pencegahan agar dapat menekan penularan
Kegiatan analisis situasi dilakukan dengan menggunakan sumber data primer maupun data
sekunder untuk mengetahui gambaran kondisi masyarakat, baik secara geografis maupun kondisi
pada tanggal 21 Oktober- 3 November 2019, sedangkan data primer dikumpulkan pada tanggal 5-
7 November 2019.
HASIL
Kegiatan Sosialisasi KECE ABIS (Kenali dan Cegah Bahaya ISPA) dilaksanakan di Dusun
Watupawon, tepatnya di RT 01 dengan peserta sebanyak 45 orang ibu-ibu anggota PKK Dawis di
RT 01 Dusun Watupawon dengan prosentase peserta hadir yaitu 90% dari target yang diundang.
Kehadiran tim pelaksana sebesar 100%, dengan media yang sesuai dengan rencana, yaitu satu
buah leaflet. Berdasarkan hasil pretest dan posttest diketahui bahwa sosialisasi tersebut mampu
PEMBAHASAN
Kegiatan sosialisasi Kenali dan Cegah Bahaya ISPA dilaksanakan hari Jumat, 15
November 2019 di rumah salah satu warga anggta PKK Dasa Wisma RT 01 Dusun Watupawon,
Desa Kawengen, Kecamata Ungaran Timur, Kabupaten Semarang pada pukul 15.30 WIB.
Sasaran dalam kegiatan ini yaitu ibu-ibu anggota PKK Dawis RT 01 Dusun Watupawon,
Desa Kawengen, Kecamaan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang yan berjumlah 50 orang.
Sosialisasi Kenali dan Cegah Bahaya ISPA bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
warga tentang apa itu penyakit ISPA, apa saja penyebabnya, bagaimana penularannya, gejala yang
dialami penderita, pengobatan apa yang bisa dilakukan dan bagaimana mencegahnya, sehingga
diharapkan warga sadar dan meningkatkan upaya pencegahan agar dapat menekan penularan
Sebelum pelaksanaan Sosilisasi Kenali dan Cegah Bahaya ISPA, terlebih dahulu TIM PKL
meminta izin kepada Kepala Dusun Watupawon untuk kemudian dilanjutkan kepada Ketua RT 01
dan koordinasi dengan Ketua PKK Dasa Wisma terkait tempat dan waktu pelaksanaannya.
Sehingga ditetapkan waktu pelaksanaan pada Jumat, 15 November 2019 di kediaman salah satu
ibu anggota PKK Dawis RT 01 Dusun Watupawon bernama Ibu Rohmah Sebelum sosialissi
dimulai ibu-ibu anggota PKK yang hadir diminta untuk mengisi pretest guna mngetahui sejauh
mana ibu-ibu anggota PKK Dawis mengetahui tentang penyakit ISPA. Setelah sosialisasi selesai
mereka kemudian mengerjkan soal post test untuk melihat adakah peningkatan pengetahuan
dan sesudah diberikannya sosialisasi. Berdasarkan hasil pretest 50% peserta sosialisasi belum
mengeahui tenang ISPA, setelah dilakukan sosialisasi tentang ISPA tesebut berdasarkan hasil
Kendala dalam kegiatan Sosialisasi Kenali dan Cegah Bahaya ISPA yaitu suasana yang
tidak kondusif saat mendekati akhir acara, sehingga informasi di akhir acara kurang diperhatikan
PENUTUP
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat,
yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga
responden mengalami ISPA dan telah ditangani oleh petugas kesehatan. Dari 63 responden yang
mengisi kusioner pengetahuan tentang ISPA, sebanyak 76% tidak mengetahui tentang apa itu
penyakit ISPA.
banyaknya kasus ISPA serta memberikan kesadaran warga untuk melakukan pencegahan melalui
menjaga kebersihan dengan program Sosialisasi KECE ABIS (Kenai dan Cegah Bahaya ISPA).
Kegiatan sosialisasi Kenali dan Cegah Bahaya ISPA dilaksanakan hari Jumat, 15 November 2019
di rumah salah satu warga anggta PKK Dasa Wisma RT 01 Dusun Watupawon, Desa Kawengen,
Kecamata Ungaran Timur, Kabupaten Semarang pada pukul 15.30 WIB. Dari hasil pengisian pre
test dan post test diperoleh hasil peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikannya
sosialisasi. Berdasarkan hasil pretest 50% peserta sosialisasi belum mengeahui tenang ISPA,
setelah dilakukan sosialisasi tentang ISPA tesebut berdasarkan hasil posttest diketahui terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Adesanya, O. A., & Chiao, C. (2107). Environmental risks associated with symptoms of acute
respiratory infection among preschool children in North-Western and South-Southern
Nigeria Communities. International Journal of Environment Research and Public Health,
1-10.
WHO. (2007). WHO.
WHO. (2008). Pencegahan dan pengendalian infeksi: infeksi saluran pernapasan akut. Jakarta:
WHO.
Wijyanti, T., & Indarjo, S. (2017). GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN
PENDERITA ISPA PADA PEKERJA PABRIK DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA
IX (PERSERO) KEBUN BATUJAMUS/ KERJOARUM KARANGANYAR. Journal of
Health Education, 58-64.
Zahra, & Assetya, O. (2017). KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN KEJADIAN ISPA
PADA BALITA. Jurnal Ekologi Kesehatan, 121-129.
Dokumentasi Kegiatan
Media
PRE TEST SOSIALISASI KECE ABIS (KENALI DAN CEGAH BAHAYA ISPA)
Nama:
Usia:
Jawaban
No Pernyataan
Benar Salah
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang
1 saluran pernapsan yang membulkan gejala batuk, pilek, disertai
demam.
Penyebab ISPA adalah virus dan bakteri yng mudah sekali
2
menular.
ISPA menular melalui kontak dengan percikan liur orang yang
3
sakit ISPA
Anak-anak dan lansia adalah kelompok yang mudah tertular
4
ISPA
5 Nyeri tenggorokan adalah gejala ISPA
Meredakan batuk dengan minum lemon hangat atau madu
6
hangat
7 Perokok aktif bukan kelompok yang mudah tertular
Nama:
Usia:
Jawaban
No Pernyataan
Benar Salah
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang
1 saluran pernapsan yang membulkan gejala batuk, pilek, disertai
demam.
Penyebab ISPA adalah virus dan bakteri yng mudah sekali
2
menular.
ISPA menular melalui kontak dengan percikan liur orang yang
3
sakit ISPA
Anak-anak dan lansia adalah kelompok yang mudah tertular
4
ISPA
5 Nyeri tenggorokan adalah gejala ISPA
Meredakan batuk dengan minum lemon hangat atau madu
6
hangat
7 Perokok aktif bukan kelompok yang mudah tertular