Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PELAKSANAAN PKL

DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN


KECAMATAN NGRONGGO KOTA KEDIRI
TANGGAL 5 NOVEMBER – 24 NOVEMBER 2018

GAMBARAN PERAN POLI GIZI PADA IBU HAMIL


HB RENDAH DI UPTD PUSKESMAS KOTA
WILAYAH SELATAN PERIODE AGUSTUS-
NOVEMBER 2018

Oleh:

SUSANTI SA’DIYAH (10315029)

BIDANG MINAT GIZI MASYARAKAT

PRODI S1 - KESEHTAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

KEDIRI

2018
LAPORAN PELAKSANAAN PKL
DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN
KECAMATAN NGRONGGO KOTA KEDIRI
TANGGAL 5 NOVEMBER – 24 NOVEMBER 2018

GAMBARAN PERAN POLI GIZI PADA IBU


HAMIL HB RENDAH DI UPTD PUSKESMAS
KOTA WILAYAH SELATAN PERIODE AGUSTUS-
OKTOBER 2018

Disusun Oleh:

SUSANTI SA’DIYAH (10315029)

Telah disahkan dan diterima dengan baik oleh:

Kediri, November 2018

Pembimbing lapangan Pembimbing Akademik

Widya Agustiningrum Oktovina Rizky Indrasari, S.KM., M.Kes


NIP. 19840325 200604 2 007
Mengetahui,
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Fakultas Ilmu Kesehatan
Prodi S1-Kesehatan Masyarakat

Reny Nugraheni, S.KM., MM., M.Kes.


Ketua Program Studi
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul
“GAMBARAN PERAN POLI GIZI PADA IBU HAMIL HB

RENDAH DI UPTD PUSKESMAS KOTA WILAYAH


SELATAN PERIODE AGUSTUS-OKTOBER 2018”di laksanakan
tanggal 5 – 24 November 2018 di Dinas Kesehatan Kota Kediri.
Dalam penyusunan Laporan PKL ini tidak terlepas dari bantuan dari pihak
yang bersangkutan dan bimbingan dari Bapak/Ibu Dosen. Oleh karena itu penulis
dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Muhamad Zainuddin, Apt. Selaku Rektor IIK Bhakti Wiyata
Kediri
2. Ika Rahmawati, S.Kep.Ners., M.Kep Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan
3. Reny Nugraheni, S.KM.,MM.,M.Kes Selaku Ketua Program Studi S1-
Kesehatan Masyarakat
4. Oktovina Rizky Indrasari, S.KM., M.Kes selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membantu proses penyusunan laporan PKL
5. Retno Ani, AMK selaku Kepala Tata Usaha yang telah mengijinkan kami
untuk melaksanakan kegiatan PKL di Puskesmas Kota Wilayah Selatan
Kota Kediri.
6. Widya Agustiningrum, S.KM selaku pembimbing lapangan yang telah
mengarahkan kami dalam melakukan kegiatan dan telah membantu proses
penyusunan laporan PKL
7. Teman-teman dan pihak-pihak yang telah membantu dalam melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri

Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata
kesempurnaan, oleh karena itu untuk kesempurnaan laporan ini kami

ii
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan ini bermanfaat
bagi penulis dan pembacanya. Atas perhatian kami ucapkan terima kasih.

Kediri, Desember 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Tujuan .............................................................................................................3

C. Manfaat ...........................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5

BAB III METODE KEGIATAN PKL.................................................................. 17

A. Metode Pelaksanaan PKL.............................................................................17

B. Lokasi dan Waktu PKL ................................................................................18

1. Lokasi Kegiatan ...................................................................................... 18

2. Waktu kegiatan Praktik Kerja Lapangan ................................................ 18

C. Kerangka Operasional ..................................................................................18

D. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................18

E. Jadwal Minggu Pertama ...............................................................................19

BAB IV HASIL KEGIATAN PKL ...................................................................... 21

A. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Kota wilayah Selatan ........................21

iv
Halaman

B. Identifikasi Masalah .....................................................................................25

C. Pemecahan Masalah .....................................................................................25

BAB V PEMBAHASAN ...................................................................................... 26

A. Gambaran Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Untuk Kontrol Ulang .................26

B. Gambaran Peranan poli gizi dalam meningkatkan kadar Hb pada bu hamil28

BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 31

A. Simpulan .......................................................................................................31

B. Saran .............................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 32

Lampiran 1: ........................................................................................................... 33

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Jadwal Minggu Pertama 19

Tabel III. 2 Jadwal Minggu Kedua 20

Tabel III. 3 Jadwal Minggu Ketiga 20

Tabel V. 1 Distribusi pengunjung Ibu Hamil per Agustus-Oktober 2018 di

puskesmas 26

Tabel V. 2 Distribusi Hasil Pemeriksaan Laboratorium Hb Pada Ibu Hamil 26

Tabel V. 3 Distribusi Kunjungan Ibu Hamil ke Poli Gizi 28

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar V. 1 Distribusi Pengunjung Ibu Hamil per Agustus-Oktober

2018 di Puskesmas 26

Gambar V. 2 Distribusi Hasil Pemeriksaan Laboratorium Hb Pada Ibu

Hamil 27

Gambar V. 3 Distribusi Kunjungan Ibu Hamil ke Poli Gizi 28

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ibu hamil adalah salah satu kelompok yang rawan masalah gizi, dimana

selama kehamilan kebutuhan akan zat besi meningkat sehingga ibu hamil

beresiko tinggi mengalami anemia terutama anemia defisiensi zat besi.

Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin di

bawah 11 gr/dl. Kekurangan zat besi pada ibu hamil akan meningkatkan

risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, lahir ssebelum

dan sebelum waktunya, risiko perdarahan sebelum dan/atau pada saat

persalinan yang dapat menyebabkan kematin ibu dan bayinya. Pada bayi

dalam kandungan dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan

perkembangan, tidak dapat mencapai tinggi optimal dan anak menjadi kurang

cerdas (Handayani, 2013).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, anemia

gizi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan prevalensi

pada anak balita sebesar 28,1%, ibu hamil sebesar 37,1%, remaja putri (13-18

tahun) sebesar 22, 7%, dan wanita usia subur (15-49 tahun) sebesar 22,7%.

Angka prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil yang tinggi telah mendekti

masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health problem) dengan

batas prevalensi anemia ≥40 persen.

Pada kehamilan relative terjadi anemia karena darah ibu hamil

mengalami hemodilusi, dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang

1
puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel

darah 18% sampai 30% dan hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu

sebelum hamil sekitar 11 gram% maka dengan terjadinya hemodilusi akan

mengakibatkan anemia hamil yaitu Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10

gram% (Manuaba, 1998:30).

Seorang ibu hamil memerlukan makanan bergizi tambahan yang

diperlukan untuk kesehatannya dan pertumbuhan janin yang dikandungnya,

secara umum seorang ibu hamil memerlukan makanan yang harus bernilai

gizi seimbang antara lain: susu, buah–buahan, daging, ikan, tahu, tempe,

telur, dan kacang–kacangan. Untuk mencegah dan mengobati penyakit

kekurangan darah (anemia), setiap ibu hamil harus mengonsumsi makanan

yang kaya akan zat besi, misalnya daging, ikan, hati dan sayuran yang

berdaun hijau seperti bayam, kangkung dan daun papaya dan melakukan

pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data-data dasar

kesehatan umum calon ibu tersebut.

Dalam pemeriksaan kesehatan pada ibu hamil sebaiknya dilakukan

juga pemeriksaan laboratorium, Bila kadar Hb kurang 11 gram% pada

kehamilan dinyatakan termasuk anemia dan harus diberi suplement tablet

besi yang berisi 60 mg zat besi dan 0,5 mg asam folat, diminum secara

teratur 1 tablet per hari selama 90 hari berturut–turut, bila kadar Hb

masih kurang 11 gram% pemberian tablet dilanjutkan.

2
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui peranan poli gizi pada ibu hamil dengan Hb rendah di

UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat kepatuhan ibu hamil dengan kadar Hb rendah

untuk kontrol ulang kadar Hb di UPTD Puskesmas Kota Wilayah

Selatan Kota Kediri

b. Mengetahui keterlibatan poli gizi dalam meningkatkan kadar Hb pada

ibu hamil

C. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

a. Mengetahui peran Sarjana Kesehatan Masyarakat dalam bidang gizi

masyarakat.

b. Menambah ilmu pengetahuan dan menerapkan dalam permasalah

yang ada dilapangan dengan menumbuhkan rasa tanggung jawab

profesional.

2. Bagi Instansi Tempat PKL

a. Dapat dimanfaatkan dan dipertimbangkan saran yang diberikan untuk

menangani permasalahan yang ada dilapangan dalam pertimbangan

perbaikan dan pengambilan keputusan.

3
b. Dapat memberikan inovasi baru bagi instansi tempat Praktik kerja

lapangan (PKL) dalam menyelesaikan permasalahan yang diteliti.

3. Bagi Instansi Pendidikan

a. Laporan praktik kerja lapangan dapat menjadi salah satu evaluasi

internal kualitas pembelajaran.

b. Dapat dijadikan sebagai sumber keputusan untuk mempertimbangkan

penelitian selanjutnya.

c. Terjalinnya jaringan kerjasama dengan institusi tempat praktik kerja

lapangan dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan

antara subtansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan SDM

yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Haemoglobin
1. Defenisi Haemoglobin

Pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan

porfirin yang menahan satu atom besi, atom ini merupakan situs ikatan

oksigen. Porfirin yang mengandung besi disebut haem. Nama

haemoglobin merupakan gabungan dari haem dan globin, globin sebagai

istilah genetik untuk protein globular. Haemoglobin adalah suatu bahan

dalam sitoplasma sel darah merah merupakan senyawa protein yang

terdiri dari hema dan globin. Hema terdiri dari 4 struktur pyrole dengan

atom fe ditengahnya. Sedangkan globin terdiri dari 2 pasang polypeptide

(Muraya, dkk, 2003).

Menurut Manuaba (2001), haemoglobin adalah molekul protein pada

sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari

paru-paru ke seluruh tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringn

tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam

haemoglobin membuat darah berwarna merah. Fungsi dari haemoglobin

adalah pengangkutan O2 dari organ respirasi kejaringan perifer dan

pengangkutan CO2 berbagai proton dari jaringan perifer ke organ

respirasi untuk selanjutnya diekresikan keluar. Haemoglobin dibentuk

didalam sel darah merah ketika sel darah merah berada pada sumsum

tulang belakang.Kegagalan pembentukan hemoglobin dapat disebabkan

kekurangan protein dalam makanan.

5
2. Manfaat pemeriksaan hemoglobin sewaktu Hamil

Menurut wasnidar (2007), manfaat dilakukan pemeriksaan

haemoglobin pada ibu hamil:

a. Mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan

b. Mencegah terjadinya berat badan lahir rendah (BBLR)

c. Memenuhi cadangan zat besi yang kurang.

3. Akibat kurangnya kadar haemoglobin pada ibu hamil

Menurut Prawirohardjo dan Winkjosastro (1999), kurangnya kadar

haemoglobin dalam kehamilan dalam menyebabkan terjadinya:

a. Abortus

b. Partus imatur/prematur

c. Kelainan kongenital

d. Pendarahan antepartum

e. Gangguan pertumbuhan janin dan rahim

f. Menurunnya kecerdasan setelah bayi dilahirkan

g. Kematian perinatal

4. Waktu pemeriksaan haemoglobin pada ibu hamil

Pemeriksaan haemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan

cara sahli dan sianmethemoglobin, diakukan 2 kali selama kehamilan

yaitu trimester I (umur kehamilan sebelum 12 minggu) dan trimester III

(umur kehamilan 28 sampai 36 minggu). Hasil pemeriksaan hemoglobin

dapat digolongkan sebagai berikut: (1) Hb 11gr%: tidak anemia; (2) Hb 9-

6
10gr%: Anemia ringan; (3) Hb 7-8gr%: Anemia sedang; (4) Hb<7gr%:

Anemia berat (manuaba, 2001).

B. Antenatal Care (ANC)

1. Pengertian Antenatal Care

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu

mengadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).

Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil kebidan atau

kedokter sedinimungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk

mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan

bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara

memadai (Saifuddin, dkk., 2002). Menurut Kemenkes tahun 2015

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan

antenatal sekurang-kurangnya empat kali selama masa kehamilan, dengan

distribusi waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan

0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24

minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu

sampai persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk

menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi

dini faktor risiko pencegahan, dan penanganan dini komplikasi

kehamilan.

7
2. Tujuan

Untuk menurunkan angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi

diadakannya pengawasan wanita hamil. Tujuan pengawasan wanita hamil

ialah menyiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan

ibu dan anak dalam kehamilan, pesalinan dan masa nifas, sehingga

keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan

tetapi juga mental.

3. Cara Pelayanan Antenatal Care

Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenata

menurut Depkes RI yang terdiri dari:

a. Kunjungan pertama

1) Catat identitas ibu hamil

2) Catat kehamilan sekarang

3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

4) Catat penggunaan cara kontraspsi sebelum kehamilan

5) Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium

6) Pemeriksaan obstetric

7) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)

8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan

mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.

9) Penyuluhan/konseling

Pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi

standar kualitas, yaitu:

8
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

2) Pengukuran tekanan darah

3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)

5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi

tetanus toksoid sesuai status imunisasi.

6) Pemberian tablet tabah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.

7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal

dan konseling, termasuk keluarga berencana)

9) Pelayanan tes laboratorium sederhana,minima tes hemoglobin

darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan

darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya

10) Tatalaksana kasus

Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan

menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah

jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama

kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di

satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan

K4 adalah jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal

sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang

dianjurkan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah

kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan

9
akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan

ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.

b. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa

mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan

sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:

1) Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu)

2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)

3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 dan

sesudah minggu ke 36) (Saifudin, dkk.,2002)

4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila diaksanakan ada

gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam

(Pusdiknakes, 2003:45)

C. Tenaga Gizi

1. Pengertian

Tenaga gizi Puskesmas adalah tenaga yang diberi tanggung jawab

wewenang dan hak secara penuh olehpejabat yang berwenang untuk

melaksanakan pelayanan di bidang gizi masyarakat termasuk makanan,

yang meliputi pengamatan, penyusunan program, pelaksanaan, dan

penilaian gizi bagi perorangan dan kelompok masyarakat (Depkes RI,

2008: 11).

10
2. Peran dan Tugas

Peran utama tenaga gizi Puskesmas adalah sebagai pengelola dan

pelaksana program gizi Puskesmas yaitu sebagai penyuluh, pelatih dan

pelaksana program gizi. Fungsi tenaga gizi Puskesmas terdiri dari :

a. Merencanakan, mengkoordinir, melaksanakan program-program,

memantau dan menilai program gizi yang dilaksanakan di Puskesmas.

b. Melatih kader gizi yang mendapat tugas untuk membantu kegiatan

gizi di desa.

c. Menyuluh kelompok masyarakat tertentu dalam rangka

memperbaikipengetahuan gizi sehat.

d. Melaksanakan kegiatan-kegiatan gizi lain dalam rangka memperbaiki

status gizi masyarakat.

Tugas tenaga gizi Puskesmas adalah mengelola program gizi mulai dari

perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian.

Selain itu juga melaksanakan tugas penyuluhan/ penyuluhan gizi

pengunjung Puskesmas, penyuluhan gizi masyarakat, pelatihan kader dan

bimbingan teknis gizi.

3. Fungsi Manajemen Tenaga Gizi

a. Perencanaan

1) Merumuskan masalah gizi

a) Mengumpulkan data gizi baik berupa primer (pendapatan

sendiri) maupun data sekunder (laporan dari kader, bidan,

11
petugas P2M, petugas Puskesmas) yang dilakukan setiap

bulan.

b) Mengolah dan menganalisis data gizi.

c) Merumuskan masalah gizi di wilayah kerja Puskesmas

berdasarkan data yang telah dianalisis.

d) Mengidentifikasikan sasaran menurut lokasi, kelompok

masyarakat, golongan umur, jenis kelamin, dan sifat lain.

e) Merumuskan tujuan dan target kegiatan gizi di wilayah

kerja Puskesmas dengan cara menentukan sendiri maupun

mengikuti Kabupaten.

2) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Gizi

a) Menetukan kegiatan gizi sesuai dengan masalah yang telah

ditetapkan.

b) Memilih kegiatan yang paling menguntungkan dari segi

sumber dana, tenaga,dan sarana dengan persetujuan kepala

Puskesmas.

c) Menentukan sumber dana yang ada termasuk kebutuhan

tenaga pelaksana di desa, waktu yang tepat, sarana, bahan

dan biaya yang tersedia.

d) Menghitung kebutuhan dana rinci sesuai dengan kegiatan yang

telah ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan/Plan Of Action (POA)

a) Mengiventarisasi kegiatan yang akan dilaksanakan.

12
b) Membuat rincian kegiatan yang akan dilaksanakan.

c) Menetapkan volume kegiatan perlokasi

d) Menentukan tenaga pelaksana

e) Mengalokasikan sumber dan jumlah biaya yang tersedia.

f) Menentukan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan serta

memperhatikan kegiatan terkait dari tingkat kabupaten atau

kegiatan yang ada di Puskesmas.

b. Pengorganisasian

1) Menentukan macam jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk

melaksanakan kegiatan gizi.

2) Menetapkan tugas dan tanggungjawab masing-masing tenaga

gizi dalam melaksanakan kegiatan gizi.

3) Menentukan prosedur kerja termasuk penyelesaian kegiatan,

penggunaan dana, pencatatan dan pelaporan kegiatan.

4) Melatih dan membimbing kader dalam kegiatan gizi.

c. Pengkoordinasian

1) Mengadakan kerjasama dan koordinasi lintas program dalam

melaksanakan kegiatan gizi seperti petugas P2M, petugas

Puskesmas atau bidan berupa perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan dan evaluasi program.

2) Mengadakan kerjasama dan koordinasi lintas sektoral dalam

melaksanakankegiatan gizi seperti petugas statistik, petugas

13
pertanian, PLKB, pemerintah kecamatan berupa perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasiprogram.

3) Mengadakan kerjasama dan koordinai kader Posyandu berupa

cakupanhasilpenimbangan, pencatatan dan pelaporan, tindak

lanjut hasil penimbangan.

4) Mengadakan kerjasama dan koordinasi dengan PKK berupa

penyuluhan gizi,pengadaan sarana pemberian makanan tambahan.

5) Menyiapkan rencana kegiatan BPGD kecamatan.

6) Menyiapkan laporan rencana kegiatan BPGD kecamatan.

7) Menyampaikan informasi gizi untuk lintas sektoral.

d. Pengawasan dan Penilaian

1) Melakukan pengamatan langsung di lapangan.

2) Mengumpulkan data dan informasi yang berasal dari kegiatan

lapangan.

3) Mengolah dan menganalisis data secara sederhana.

4) Membandingkan hasil kegiatan dengan target yang telah

ditetapkan.

5) Menyimpulkan hasil pengawasan ke tingkat Kabupaten.Tindak

lanjut hasil pengawasan antara lain berupa umpan balik,

pembinaan teknis, pelatihan dan penyegaran.

Tata laksana pengawasan :

14
1) Mengumpulkan data dan informasi dari berbagai program

perbaikan gizi.

2) Mengolah data dan analisis sederhana.

3) Membandingkan hasil dengan target.

Tata laksana penilaian :

1) Memahami indikator-indikator dan target sasaran kegiatan

perbaikan gizi.

2) Mengumpulkan data dasar kegiatan perbaikan gizi dengan

mencatat semua kegiatan yang dilakukan setiap hari seperti

hasil penimbangan balita, rujukan balita dan tindak lanjut hasil

penimbangan.

3) Mengumpulkan data akhir hasil kegiatan perbaikan gizi.

4) Mengolah data dan menganalisa data awal dan akhir kegiatan

perbaikan gizi.

5) Membandingkan hasil yang dicapai dengan target.

6) Menyimpulkan dan melaporkan hasil penilaian setiap bulan.

7) Memberikan masukan berdasarkan hasil penelitian untuk

perencanaan yang akan datang.

8) Tindak lanjut hasil penilaian antara lain berupa umpan balik,

pembinaan teknisdan pelatihan/ penyegaran terhadap kader.

Pengawasan status gizi adalah pengamatan perubahan status

gizi suatu kelompok tertentu seperti bayi, balita anak sekolah dan

kelompok lain secara berkesinambungan dari waktu ke waktu dengan


15
tujuan mengamati perkembangan atau perubahan status gizi kelompok

tersebut dan menilai pelaksanaan gizi.

Kegiatan pemantauan status gizi yaitu mengumpulkan data status

gizi bayi dan anak balita yang diperoleh dari Posyandu dan Puskesmas

menurut cara yang telah ditetapkan, mengolah data, menganalisis

data menentukan status gizi, menyajikan informasi dan tindak lanjut

(bisa berupa penyuluhan gizi, pemberian makanan tambahan,

pelacakan gizi buruk dan rujukan kasus gizi buruk) serta

melaporkan hasil pemantauan ke Dinas Kesehatan Daerah.

16
BAB III

METODE KEGIATAN PKL

A. Metode Pelaksanaan PKL

1. Metode Observasi

Pengamatan / Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang

antara lain meliputi melihat, mendengar, mencantat sejumlah taraf

aktifitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan

masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Adapun observasi yang

dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan pada ibu hamil yang

melakukan pemeriksaan di UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota

Kediri.

2. Metode wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau

bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).

Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu

pertemuan atau percakapan. Wawancara sebagai pembantu utama dari

metode observasi, gejala- gejala sosial yang tidak dapat terlihat atau

diperoleh melalui observasi dapat digali dari wawancara. (Notoatmodjo,

2012). Dalam metode ini informasi yang didapatkan melalui wawancara

yang dilakukan kepada petugas poli atau pojok gizi dan petugas KIA di

UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri.


17
B. Lokasi dan Waktu PKL

1. Lokasi Kegiatan

Lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKL) berada di Puskesmas Kota

Wilayah Bagian Selatan Kota Kediri

2. Waktu kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Kegiatan PKL berlangsung selama tiga minggu dimulai pada tanggal 5

sampai 24 November 2018

C. Kerangka Operasional

Gambar III. 1 Kerangka Operasional

Indikator:

1. Kepatuhan Ibu Hamil


Peran Poli Gizi Pada Ibu
Melakukan Kontrol Hamil Dengan Hb
Ulang Rendah
2. Keterkaitan Poli Gizi

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer didapatkan dengan cara observasi atau pengamatan kunjungan

ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Kota Wilayah

Selatan.

18
2. Data Sekunder

Data sekunder yang didapat adalah gambaran umum Puskesmas Kota

Wilayah Selatan Kota Kediri, struktur organisasi Puskesmas Kota Wilayah

Selatan, data pasien ibu hamil yang melakukan pemeriksaan laboratorium,

data ibu hamil yang berkunjung ke Poli Gizi (Pojok Gizi).

E. Jadwal Minggu Pertama

Tabel III.1 Jadwal Minggu Pertama

Bidang/Unit
No. Hari/Tanggal Nama Kegiatan
Kerja
1. Orientasi struktur organisasi dan
manajenem puskesmas oleh kepala
puskesmas
Senin, 05
1. 2. Orientasi lingkungan PKL dengan Manajemen
November
di pandu oleh pembimbing Puskesms
2018
lapangan memperkenalkan kepada
setiap unit dan pemegang program
di Puskesmas

Di bimbing untuk melakukan entri


Selasa, 06
2. data survei Keluarga Sehat (KS) Manajemen
November
secara manual dan menggunakan Puskesmas
2018
aplikasi
Rabu, 07 Membantu entri data Keluarga Sehat
3. Manajemen
November (KS)
Puskesmas
2018
Kamis, 08 Mengikuti kegiatan posyandu lansia di
4. November manisrenggo
2018
Jum’at, 09 1. Membantu entri data KS
5. Manajemen
November 2. Membuat laporan hasil survei KS
Puskesmas
2018
Sabtu, 10 1. Membantu entri data KS Manajemen
6. November 2. Membantu di bagian loket Puskesmas dan
2018 Unit Loket

19
Tabel III. 2 Jadwal Minggu Kedua

Senin, 12
1. Menyusun laporan PKL
November
(pengangkatan masalah di puskesmas)
2018
Selasa, 13
2. Menyusun laporan PKL (konsultasi
November
Judul laporan PKL)
2018
Rabu, 14
3. Menyusun laporan PKL (acc judul
November
laporan dan menyusun latar belakang)
2018
Kamis, 15 1. Menyusun Laporan PKL
4. (Melengkapi latar belakang) Manajemen
November
2. Membantu entri data KS Puskesmas
2018
Jum’at, 16
5. Menyusun laporan PKL (Menyusun
November
Tinjauan Pustaka)
2018
Sabtu, 17
6. Menyusun laporan PKL (Menyusun
November
Metode Pelaksanaan PKL)
2018

Tabel III. 3 Jadwal Minggu Ketiga

Senin, 19 1. Menyusun laporan PKL (menyusun


1. hasil) Manajemen
November
2. Membantu entri data KS Puskesmas
2018
Rabu, 21 Menyusun laporan PKL (melengkapi
2. November hasil dan konsultasi kepada
2018 pembimbing lapangan)
Kamis, 22 Menyusun laporan PKL (menyusun
3. November pembahasan dan konsultasi dengan
2018 pembimbing lapangan)
Mengikuti kegiatan deteksi dini faktor
Jum’at, 23
4. risiko penyakit tidak menular di Dinas
November Unit PTM
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
2018
Kediri
Unit Gizi,
Manajemen,
Sabtu, 24 Materi, diberikan oleh bidang gizi,
5. PTM,
November Manajemen, PTM, HIV/IMS, KIA,
HIV/IMS,
2018 Jiwa,dan SDMK.
KIA, Jiwa, dan
SDMK

20
BAB IV
HASIL KEGIATAN PKL

A. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Kota wilayah Selatan

1. Profil UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan

UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan terletak di Wilayah

Kecamatan Kota – Kota Kediri dan berada di tepi jalan Utama Kediri –

Blitar . Dengan Luas wilayah kerja 6,2593 KM ² . Wilayah kerja

Puskesmas Kota Wilayah Selatan meliputi 4 Kelurahan dari 17

Keluarahan yang berada di Wilayah Kecamatan Kota yaitu

Kel.Ngronggo, Kel.Rejomulyo, Kel.Manisrenggo, Kel.Kaliombo.

Puskesmas ini berdiri pada tahun 1974 berada di Jl. Super Semar dan

hanya ada 3 pegawai. Pada tahun 1975 puskesmas ini dipindah tempat di

sudut perempatan Bence. Seiring berjalannya waktu pada tahun 1976,

Puskesmas Kota Wilayah Selatan pindah ke alamat Jl. Kapten Tendean

No. 156 Kelurahan Ngronggo Kecamatan Kota – Kota Kediri sampai

sekarang. Pada awal berdirinya Puskesmas Kota Wilayah Selatan

memiliki 9 wilayah kerja yaitu Kelurahan Ngronggo, Kelurahan

Rejomulyo, Kelurahan Manisrenggo, Kelurahan Kaliombo, Kelurahan

Setono Gedong, Kelurahanlan, Kelurahan Pakelan, Kelurahan Pocanan,

Kelurahan Kampung Dalem, dan Kelurahan Ringin Anom.

Sejak didirikan Puskesmas Balowerti wilayah kerja UPTD

Puskesmas menjadi 4 wilayah kerja yaitu Kelurahan Ngronggo,

Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Manisrenggo dan kelurahan

21
Kaliombo.Selama sejarah pendirian UPTD Puskesmas Kota Wilayah

Selatan telah beberapa kali berganti pimpinan yang terakhir adalah drg

Dewi Widyawati AP sejak bulan Maret tahun 2016 sampai sekarang.

2. Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai Puskesmas Kota Wilayah Selatan

a. Visi

Terwujudnya Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan tahun

2020 di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan

b. Misi

1) Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Melalui

Pemberdayaan Masyarakat

2) Melindungi Kesehatan Masyarakat Dengan Menjamin

Tersedianya Sumber Daya dan Upaya Kesehatan Yang Paripurna,

Merata, Bermutu dan berkeadilan

c. MOTTO

TTM : “Tanggap, Tersenyum, Menyapa”

d. Tata Nilai di UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan

K : Kompeten

Petugas Memiliki kemampuan dan keahlian yang sesuai

O : Optimis

Semua karyawan tidak mudah menyerah/ putus asa

W : Waspada

Selalu tanggap terhadap kebutuhan dan permasalahan kesehatan

masyarakat

22
I : Ikhlas

Kerja adalah ibadah

L : Loyal

Semua karyawan ikut merasa memiliki puskesmas

S : Sportif

Terbuka untuk semua kritik dan saran untuk perbaikan puskesmas

E : Empati

Melayani dengan sepenuh hati

L : Lugas

Memberipelayanan dengan cepat dan tepat

3. Struktur Organisasi Puskesmas Kota Wilayah Selatan

Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan

mengacu dari Dinas Kesehatan Kota Kediri dan diperkuat dengan SK

Kepala UPTD Puskesmas Kota Wilayah Selatan No. 18 tahun 2017

tentang Alur Komunikasi dan koordinasi pada struktur organisasi

puskesmas.

23
Gambar IV. 1 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Kota WilayahSelatan
Kepala Puskesmas
drg. Dewi Widyawati
Kepala Tata Usaha
Retno Ani, AMK

Keuangan Kepeg dan Umum SP2TP


Rutin :Nur Ika S Subandono, S. Sos Retno Ani
BPJS : Tita Suparlan
BOK: RR.Widya

Koordinator Koordinator Kesehatan Perorangan


Upaya Kesehatan Masyarakat dr.Dewanti
Ike Erawati

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab


UKM Esensial UKM Pengembangan Pelayanan Penunjang Pelayanan

1. Promosi Kesehatan 1. Kesehatan Jiwa 1. Poli Umum 1. Gizi yang bersifat


termasuk UKS Reni Kusumadewi, Dr. Dewanti UKP
Rr. Widya A, SKM S. Kep Siti Musdalifah, A.
2. Kesehatan Gigi 2. Kesehatan Gigi dan Md Gz
2. Kesehatan Lingk Masyarakat Mulut
Rachman WW, A. Rika Sundoro drg,Dewi AP/ Rika S 2. Kefarmasian
Md KL 3. Kesehatan Tita Dwiana
Tradisional 3. KIA KB yang bersifat S.Si,Apt
3. KIA-KB yang Komplementer UKP
bersifat UKM Suci Rahayu, Amd. Ayoe Widyandika, 3. Laboratorium
Ike Erawati, SST Keb AmKeb RR.Widya A, SKM
4. Kesehatan Olah
4. Gizi yang bersifat Raga 4. Gawat Darurat / 4. Unit Rekam Medis
UKM Umi Kabibah, SKM Tindakan Umi Habibah
Siti Musdalifah, A. 5. Kesehatan Indera Bakhtiar Munir, SKM
Md Gz Imana, A.Md Kep 4. Gas Medis dan K3
6. Kesehatan Lansia 5. Persalinan Rachman WW, A.
5. Pencegahan dan Iva Muayadah - Md KL
Pengendalian 7. Kesehatan Kerja
Penyakit Iffah Nurul LB, S. 6. Rawat Inap
Bakhtiar Munir, Kep Ns -
SKM 8. Kesehatan Haji
Bakhtiar Munir, 7. Layanan UKP
6. Keperawatan SKM pengembangan lainnya
Kesehatan 9. Prolanis
Masyarakat dr.Adi Surija
Nur Ika Sofiyanti, S.
Kep Ns Koordinator
Jaringan Pelayanan Puskesmas
dr. Adi Surija

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab Ponkesdes


Pusling 1.Pustu Rejomulyo Ngronggo
Vicky Adhitya Ratih Wibawanti Dwi Endah
24 Manisrenggo
2.Pustu
Sri Utami
Penanggung Jawab Ponkesdes
3. Pustu Kaliombo
Kaliombo
Indra Riadiani
Chusnul Choiriyah
B. Identifikasi Masalah

Di puskesmas kota wilayah selatan melayani pelayanan ANC terpadu.

Dalam pelayanan ANC terpadu ibu hamil akan dilakukan pemeriksaan

laboratorium sebagai salah satu proses pemeriksaan. Hasil dari

pemeriksaan laboratorium ditemukan masih banyak ibu hamil yang

memiliki kadar Hb rendah, akan tetapi ibu hamil yang memiliki hb

rendah tidak semua di rujuk ke poli gizi dan tidak melakukan

pemeriksaan ulang. Ibu hamil yang memiliki kadar Hb rendah tidak akan

dilakukan rujukan kembali ke poli gizi karena hanya 1 kali kunjungan.

Sehingga poli gizi kurang berperan dalam peningkatan kadar Hb ibu

hamil.

C. Pemecahan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang diperoleh dari data bulan

Agustus-Oktober 2018 ibu hamil yang mempunyai kadar Hb rendah sebesar

34% dan ibu hamil dengan kadar Hb rendah tidak melakukan pemeiksaan

ulang dibulan berikutnya sebesar 81,6%. Ibu hamil yang mempunyai Hb

rendah dirujuk ke poli gizi sebesar 46,9% dari ibu hamil dengan Hb rendah

sedangkan 20% ibu hamil dengan Hb rendah tidak dilakukan rujukan. Upaya

yang dapat dilakukan yaitu dengan perlu dilakukannya sosialisasi kepada ibu

hamil dampak dari kadar Hb rendah pada kehamilan dan memberikan kartu

kontrol kepada pasien guna untuk melihat perubahan peningkatan kadar

Hbnya dan mengontrol diet yang telah disarankan.

25
BAB V
PEMBAHASAN

A. Gambaran Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Untuk Kontrol Ulang

Tabel V. 1 Distribusi pengunjung Ibu Hamil per Agustus-Oktober 2018 di


puskesmas
Nomor Bulan Jumlah
1 Agustus 52
2 September 53
3 Oktober 47

Gambar V. 1 Distribusi Pengunjung Ibu Hamil per Agustus-Oktober 2018 di


Puskesmas
54
52
50
48
46
44
Agustus September Oktober

Berdasarkan grafik diatas, pengunjung ibu hamil di Puskesmas Kota

Wilayah Selatan Kota Kediri pengunjung ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan tiap bulannya rata-rata sebesar 50,6%.

Tabel V. 2 Distribusi Hasil Pemeriksaan Laboratorium Hb Pada Ibu Hamil

Jumlah
No Bulan
Pemeriksaan Hb Hb rendah Hb Normal
1 Agustus 52 19 33
2 September 53 19 34
3 Oktober 47 19 28

26
Gambar V. 2 Distribusi Hasil Pemeriksaan Laboratorium Hb Pada Ibu Hamil
60
50 Jumlah Pemeriksaan
40 HB
30 Jumlah Hb rendah
20
10 Jumlah Hb Normal
0
Agustus September Oktober

Berdasarkan grafik diatas, ibu hamil yang melakukan pemeriksaan

laboratorium diketahui memiliki Hb rendah yaitu sebesar 36,5% pada bulan

Agustus, 35,8% pada bulan september, dan 40,4% pada bulan Oktober.

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium ibu hamil periode bulan

Agustus-Oktober sebanyak 34,% ibu hamil diketahui dengan kadar Hb

rendah. Kadar Hb rendah dapat disebabkan oleh kekurangan protein dalam

makanan. Akibat dari kurangnya kadar Hb pada ibu hamil daat menyebabkan

abortus, partus imatur/prematur, kelainan kongenital, gangguan pertumbuhan

janin dan rahim, menurunnya kecerdasan pada bayi setelah bayi dilahirkan

dan kematian perinatal. Dalam mengetahui meningkatkan atau tidaknya kadar

Hb ibu hamil, perlu adanya pemeriksaan ulang atau kontrol ulang. Namun

pada kenyataannya, sebesar 14,2% dari ibu hamil yang memiliki Hb rendah

melakukan pemeriksaan ulang. Menurut wasnidar (2007), manfaat dilakukan

pemeriksaan haemoglobin pada ibu hamil yaitu untuk mencegah terjadinya

anemia dalam kehamilan, mencegah terjadinya berat badan lahir rendah

(BBLR), memenuhi cadangan zat besi yang kurang. Data diatas masih banyak

ibu hamil yang tidak melalukan pemeriksaan ulang karena berdasarkan


27
wawancara dengan petugas KIA ibu hamil yang baru pertama kali

mendatangi pelayanan kesehatan akan dilakukan pemeriksaan ANC terpadu.

Dari proses pemeriksaan terpadu, salah satu bagiannya yaitu pemeriksaan

laboratorium untuk mengetahui kadar Hb dan lain-lain. Apa bila ibu hamil

telah diketahui kadar Hbnya rendah akan dilakukan rujukan ke poli gizi

sesuai dengan proses ANC terpadu. Setelah melakukan pemeriksaan ANC

terpadu di puskesmas, ibu hamilakan dikembalikan ke pelayanan kesehatan

yang ada didesa seperti posyandu atau ke dokter pribadinya. Maka dari itu

manyak ibu hamil yang tidak melakukan control ulang ke puskesmas karena

sudah mempunyai dokter pribadi atau mengikuti kegiatan posyandu.

B. Gambaran Peranan poli gizi dalam meningkatkan kadar Hb pada bu

hamil

Tabel V. 3 Distribusi Kunjungan Ibu Hamil ke Poli Gizi


No Bulan Jumlah
1 Agustus 5
2 Oktober 3
3 September 2

Gambar V. 3 Distribusi Kunjungan Ibu Hamil ke Poli Gizi


20

15

10 ibu hamil hb rendah


rujukan poli gizi
5

0
agustus september oktober

28
Berdasarkan data yang didapat 46,9% ibu hamil yang mempunyai Hb

rendah di rujuk kepoli gizi dangan tujuan untuk meningkatkan kadar Hb ibu

hamil yang rendah. Petugas poli gizi di puskesmas Kota Wilayah Selatan

Kota Kediri terdiri 2 orang dengan lulusan ahli gizi. Fungsi atau peran

petugas poli gizi yaitu memberikan penyuluhan dalam rangka memperbaiki

pengetahuan gizi. Saat ibu hamil yang memiliki kadar Hb rendah dirujuk

kepoli gizi, petugas poli gizi kan memberika penyuluhan mengetahui

penyebab Hb menjadi rendah, makanan yang dapat membantu meningkatkan

kadar Hb, makanan yang dapat menghambat zat besi tidak dapat terserap

dengan baik dan berapa banyak tablet yang harus dikonsumsi. Selain itu

sebesar 20% ibu hamil tidak dirujuk ke poli gizi tidak akan mengalami

peningkatan kadar Hb karena kurangnya pengetahuan ibu hamil. Ibu hamil

yang tidak mendapatkan penyuluhan gizi dari poli gizi tidak akan

mendapatkan pengetahuan bagaimana cara, makanan yang diperbolehkan dan

tidak diperbolehkan yang dapat mempengaruhi kadar Hb seseorang. Kadar

Hb dibawah 10gr% seharusnya dilakukan rujukan kepoli gizi karena salah

satu peran poli gizi yaitu memberikan penyuluhan kepada kelompok tertentu

untuk memperbaiki pengetahuan gizi baik pola makannya atau diet makanan

yang baik. Menurut wawancara terhadap petugas KIA, ibu hamil yang

memunyai kadar Hb rendah tidak dilakukan rujukan kepoli gizi karena pasien

sebelumnya sudah pernah dirujuk ke poli gizi dan telah melakukan

penyuluhan yang diberikan petugas poli gizi dan akan diberikan konseling

sendiri oleh petugas KIA. Sedangkan menurut wawancara terhadap petugas

29
poli gizi ibu hamil tidak akan masuk kedalam ruangan gizi atau tidak akan

mendapatkan penyuluhan kembali karena sudah pernah melakukan

pemeriksaan ANC terpadu dan pasien ibu hamil akan kembali melakukan

pemeriksaan kepada bidan, dokter pribadi, atau kegiata posyandu.

30
BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Dari data diatas dapat disimulkan bahwa:

1. Ibu hamil yang memiliki kadar Hb rendah sebesar 34% dari total ibu

hamil yang melakukan pemeriksaan labotratorium, dan sebesar 14,6%

ibu hamil melakukan pemeriksaan ulang atau kontrol karena ibu hamil

yang telah melakukan pemeriksaan di puskesmas akan dikembalikan

kepada bidan atau dokter pribadinya.

2. Ibu hamil yang mempunyai Hb rendah dirujuk ke poli gizi sebesar 46,9%

dari total ibu hamil dengan kadar Hb rendah, dan sebesar 20% ibu hamil

yang mempunyai kadar Hb dibawah 10gr% tidak dirujuk ke poli gizi hal

ini karena ibu hamil yang dirujuk ke poli gizi mengikuti alur ANC

terpadu sehingga ibu hamil hanya memasuki ruangan pojok gizi hanya

sekali selama kehamilan.

B. Saran

1. Poli gizi ikut serta dalam melakukan penanganan peningkatan kadar Hb

rendah pada ibu hamil.

2. Poli gizi memberikan kartu kontrol kepada ibu hamil.

3. Memberikan pengawasan kepada ibu hamil yang memiliki kadar Hb

rendah melalui kader gizi.

31
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. Pedoman Opersional Keluarga Sadar Gizi Di


Desa Siaga tahun 2007

Handayani, L. 2013. Peran Petugas Kesehatan Dan Kepatuhan Ibu Hamil


Mengonsumsi Tablet Besi. Jurnal Kesmas, Edisi September 2013
Vol.7,No. 2. pp. 55-112. ISSN : 1978-0575.

Manuaba, 2001. Kapital Selekta Penatalaksanaan Rtin Obstetri Ginekologi dan


KB. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Muraya, dkk, 2003. Biokimia Harpes, Edisi 25. Buku Kedokteran ECG. Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Prawiroharjo, S. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Pusdiknakes. (2003). Asuhan Antenatal. Jakarta: Pusdiknakes.

Saifuddin, AB. 2002.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Tarwoto dan Wasnidar. 2007. Anemia Pada Ibu Hamil. Trans info Media :
Jakarta.

32
Lampiran 1:

Dokumentasi

33
34
Lampiran 2:

Daftar Hasil Laboratorium Ibu Hamil Dengan Hb Rendah di Puskesmas Periode


bulan Agustus-Oktober 2018

Kadar Hb
Nomer Nama
Agustus September Oktober November
1 1 10.2
2 2 10.4
3 3 10.3
4 4 10.3
5 5 10 10.7
6 6 10.7
7 7 10.2 10.1
8 8 9.8
9 9 10.8
10 10 10.3
11 11 9.5
12 12 9.9
13 13 9.8 9.6
14 14 10.0
15 15 10.0
16 16 10.6
17 17 8.3
18 18 9.3
19 19 10.3 10
10.4

Daftar Hasil Laboratorium Ibu Hamil Dengan Hb Rendah di Puskesmas Periode


bulan September-Oktober 2018

Kadar Hb
Nomer Nama
September Oktober November
1 20 10.2
2 21 9.8
3 22 10.6
4 23 10.8
5 24 10.2 9.9 10.6
6 25 10.1
35
7 26 9.9
8 27 10.5
9 28 9.9
10.1
10 29 9.0
11 30 10.3
12 31 10.7
13 32 9.5
14 33 10.5
15 34 9.1 91
16 35 10.6

Daftar Hasil Laboratorium Ibu Hamil Dengan Hb Rendah diPuskesmas Periode


bulan Oktober 2018

Kadar Hb
No Nama
Oktober November
1 36 9.9
2 37 10.5
3 38 8.5
4 39 9.2 10.1
10.1
5 40 9.1
6 41 8
7 42 10.4
8 43 10.7
9 44 10.2
10 45 10.2
11 46 9.2
12 47 9.2
13 48 9.8 9.9
14 49 10.8

36
Lampiran 3:

Daftar Hasil Lab Ibu Hamil Dan Rujukan Poli Gizi Di Puskesmas Periode bulan
Agustus-Oktober 2018
Pemeriksaan HB rujukan poli gizi
No Nama
Agt Sep Okt Nov Agt Sep Okt Nov
1 1 10.2
2 2 10.4 √
3 3 10.3 √
4 4 10.3
5 5 10 10.7
6 6 10.7 √
7 7 10.2 10.1 √
8 8 9.8
9 9 10.8 √
10 10 10.3 √
11 11 9.5
12 12 9.9
13 13 9.8 9.6
14 14 10.0
15 15 10.0
16 16 10.6
17 17 8.3 √
18 18 9.3
19 19 10.3 10
10.4
20 20 10.2 √
21 21 9.8 √
22 22 10.6 √
23 23 10.8
24 24 10.2 9.9 10.6 √
25 25 10.1 √
26 26 9.9
27 27 10.5
28 28 9.9
10.1
29 29 9.0
30 30 10.3
31 31 10.7
32 32 9.5
37
33 33 10.5
34 34 9.1 91
35 35 10.6 √
36 36 9.9
37 37 10.5 √
38 38 8.5 √
39 39 9.2 10.1 √
10.1
40 40 9.1
41 41 8 √
42 42 10.4
43 43 10.7
44 44 10.2 √
45 45 10.2 √
46 46 9.2
47 47 9.2 √
48 48 9.8 9.9 √
49 49 10.8 √

38

Anda mungkin juga menyukai