Anda di halaman 1dari 7

Panduan

Second Opinion

RUMAH SAKIT UMUM KECAMATAN KALIDERES

Jalan Satu maret No. 48 Kel. pegadungan Kec. Kalideres, Jakarta Barat
Telp. 021-54390575
Email: rskalideres@gmail.com

011/PDM/YM/KD/2015
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 0
LEMBAR PENGESAHAN

SECOND OPINION

No. Dokumen No. Revisi Halaman


011/PDM/YM/KD/2015 00 1 dari 6

Ditetapkan,
Direktur RSU Kecamatan Kalideres
Tanggal terbit:
PEDOMAN
01 Oktober 2015

dr.Fify Mulyani, MARS


NIP.196904112002122003

011/PDM/YM/KD/2015
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 1
PANDUAN SECOND OPINION

1. PENDAHULUAN
Kesalahan diagnosis dan perbedaan penatalaksanaan pengobatan dokter
yang satu berbeda dengan dokter lainnya sering terjadi di belahan dunia
manapun. Di negara yang paling maju dalam bidang kedokteran pun, para dokter
masih saja sering melakukan over diagnosis, over treatment atau wrong diagnosis
pada penanganan pasiennya. Begitu juga di Indonesia, perbedaan pendapat
pada dokter dalam mengobati penderita adalah hal yang biasa terjadi. Perbedaan
dalam penentuan diagnosis dan penatalaksanaan mungkin tidak menjadi masalah
serius bila tidak menimbulkan konsekuensi yang berbahaya dan merugikan bagi
penderita. Tetapi bila hal itu menyangkut kerugian biaya yang besar dan ancaman
nyawa maka akan harus lebih dicermati. Sehingga, sangatlah penting untuk
melakukan second opnion terhadap dokter lain tentang permasalahan kesehatan
tertentu yang belum pernah terselesaikan.
Memang mencari second opinion akan memerlukan biaya lebih untuk
konsultasi tetapi ini bisa meminimalisir terjadinya kesalahan, bagaimanapun
dokter juga manusia selain itu penyakit juga bisa menimbulkan gejala yang
bervariasi, bisa berbeda antara satu orang dengan yang lainnya atau sesuai
dengan perjalanan penyakit. Manfaat lain mendapatkan second opinion adalah
pasien lebih teredukasi mengenai masalah kesehatan yang dihadapinya. Kalau
kita kurang puas dan merasa tidak pas dengan pendapat dokter yang menangani,
carilah second opinion atau bahkan third opinion jika memang diperlukan
terutama pada penyakit-penyakit berat atau pada kondisi yang rawan misalnya
pada bayi. Pertanyaan-pertanyaan yang belum tuntas saat berkonsultasi dengan
dokter pertama bisa ditanyakan pada dokter kedua.

2. PENGERTIAN
Opini Medis adalah pendapat, pikiran atau pendirian dari seorang dokter atau
ahli medis terhadap suatu diagnose, terapi dan rekomendasi medis lain terhadap
penyakit seseorang. MemintaPendapat Lain (second Opinion) adalah pendapat
medis yang diberikan oleh dokter lain terhadap suatu diagnose atau terapi
maupun rekomendasi medis lain terhadap penyakit yang diderita pasien. Mencari
pendapat lain bisa dikatakan sebagai upaya penemuan sudut pandang lain dari
dokter kedua setelah pasien mengunjungi atau berkonsultasi dengan dokter
pertama.

011/PDM/YM/KD/2015
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 2
Second opinion hanyalah istilah, karna dalam realitanya di lapangan, kadang
pasien bisa jadi menemui lebih dari dua dokter untuk dimintakan pendapat.
Second opinion atau mencari pendapat kedua yang berbeda adalah merupakan
hak seorang pasien dalam memperoleh jasa pelayanan kesehatannya. Hak
pasien ini adalah hak mendapatkan pendapat kedua (second opinion) dari dokter
lainnya. Di indonesia misalnya, adaUndang-Undang no.44 Tahun 2009 tentang
rumah sakit, bagian empat pasal 32 poin H tentang hak pasien menyebutkan:
“setiap pasien memiliki hak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam
maupun diluar rumah sakit”.
Sudah menjadi hak pasien untuk mendapatkan second opinion. Yang
dimaksud dengan second opinion disini adalah pandangan dokter lain terhadap
masalah kesehatan yang dihadapi pasien. Misalnya kita berobat ke dokter A jika
anda ragu tentang pendapat dokter tersebut, sebelum mengambil obat atau terapi
yang disarankan dokter A tidak ada salahnya untuk mengunjungi dokter B untuk
mendapatkan pendapat kedua dari dokter B. Kadang ada pasien yang ragu
dengan kondisi medisnya, namun mungkin terlalu sungkan untuk menanyakan
pada dokter lain. Atau ketika bertemu dengan dokter kedua tidak menyebutkan
riwayat bahwa dia telah berkonsultasi sebelumnya dengan dokter yang pertama.
Padahal riwayat konsultasi atau terapi sebelumnya sangat penting bagi dokter
manapun untuk menyelami kondisi kesehatan pasien yang sebenarnya.
Tidak ada larangan memang bagi pasien untuk bertemu dokter manapun
sesuai dengan pilihannya dan seberapa banyak dokter yang ia temui. Namun
tidak ada salahnya meminta pada dokter yang memeriksa sebelumnya,
seandainya Anda menemukan keraguan, agar dirujukkan atau diberikan
pengantar berkonsultasi pada dokter lain yang mungkin dapat membantu Anda.
Dalam beberapa kasus mungkin, dokter Anda sendiri yang akan menyarankan
untuk mencari pendapat kedua, terutama dokter yang lebih ahli tentang masalah
kesehatan yang sedang Anda derita.
Jangan heran jika pendapat dari sejumlah dokter akan berbeda, setiap
penyakit memiliki presentasi yang berbeda-beda ketika hadir di ruangperiksa,
pendekatan dan pertimbangan masing-masing dokter akan berbeda tergantung
spesifikasi keilmuan dan pengalaman yang dimilikinya.

3. PERMASALAHAN KESEHATAN YANG MEMERLUKAN SECOND OPINION

011/PDM/YM/KD/2015
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 3
Ada sejumlah kondisi di mana umumnya pasien meminta pendapat kedua
yaitu:
1. Keputusan dokter mengenai tindakan operasi, diantaranya operasi usus
buntu, operasi amandel, (tonsilektomi), operasi caesar, operasi hordeolum
(bintitan), operasiligasi ductus lacrimalis (mata belekan dan berair terus)
dan tindakan operasi lainnya.
2. Keputusan dokter tentang pemberian obat jangka panjang lebih dari 2
minggu, misalnya pemberianobat TBC jangka panjang, pemberian
antibiotika jangka panjang, pemberian anti alergi jangka panjang dan
pemberian obat-obat jangka panjang lainnya.
3. Keputusan dokter dalam mengadviskan pemberian obat yang sangat
mahal: baik obat minum, antibiotik atau pemberian susu.
4. Kebiasaan dokter memberikan terlalu sering antibiotika berlebihan pada
kasus yang tidak seharusnya diberikan: seperti infeksi saluran nafas,
diare, muntah, demam virus, dansebagainya. Biasanya dokter
memberikan diagnosis infeksi virus tetapi selalu diberi antibiotik.
5. Keputusan dokter dalam mengadviskan pemeriksaan laboratorium dengan
biaya sangat besar dan tidak sesuai dengan indikasi penyakit yang
dideritanya.
6. Keputusan dokter mengenai suatu penyakit yang berulang diderita
misalnya: penyakit tipes berulang, pada kasus ini sering terjadi over
diagnosis tidak mengalami tifus tetapi diobati tifus karena hasil
laboratorium yang menyesatkan.
7. Keputusan diagnosis dokter yang meragukan: biasanya dokter tersebut
menggunakan istilah “gejala” seperti gejala tifus, gejala demam berdarah,
gejala usus buntu dll.
8. Ketika pasien didiagnosa penyakit serius seperti kanker, maka pasien pun
biasanya diizinkan meminta pendapat lain.
9. Keputusan pemeriksaan dan pengobatan yang tidak direkomendasikan
oleh institusi kesehatan nasional atau internasional: seperti pengobatan
dan terapi bioresonansi, terapi antibiotika yang berlebihan dan tidak
sesuai dengan indikasi.
Pentingnya Second Opinion untuk pasien adalah :
1. Kesalahan diagnosis dan penatalaksaan pengobatan dokter sering
terjadi di belahan dunia manapun, termasuk di Indonesia.
2. Perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati penderita adalah
hal yang biasa terjadi, dan hal ini mungkin tidak menjadi masalah

011/PDM/YM/KD/2015
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 4
serius bila tidak menimbulkan konsekuensi yang berbahaya dan
merugikan bagi penderita.
3. Second opinion dianjurkan bila menyangkut ancaman nyawa, kerugian
biaya atau dampak finansial yang besar.

4. TATA LAKSANA
Second opinion atau mencari pendapat lain yang berbeda adalah merupakan
hak seorang pasien dalam memperoleh jasa pelayanan kesehatannya. Hak yang
dipunyai pasien ini adalah hak mendapatkan pendapat lain (second opinion) dari
dokter lainnya. Untuk mendapatkan pelayanan yang optimal, pasien tidak usah
ragu untuk mendapatkan “second opinion” tersebut. Memang biaya yang
dikeluarkan akan menjadi banyak, tetapi paling tidak bermanfaat untuk
mengurangi resiko kemungkinan komplikasi atau biaya lebih besar lagi yang akan
dialaminya. Misalnya, pasien sudah direncanakan operasi caesar atau operasi
usus buntu tidak ada salahnya melakukan permintaan pendapat dokter lain.
Dalam melakukan “second opinion” tersebut sebaiknya dilakukan terhadap
dokter yang sama kompetensinya. Misalnya, tindakan operasi caesar harus minta
“second opinion” kepada sesama dokter kandungan bukan ke dokter umum. Bila
pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan dokter sangat banyak dan mahal, tidak
ada salahnya minta pendapat ke dokter lain yang kompeten. Hak pasien
untukmeminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah
Sakit.
Manfaat yang bisa didapatkan dari second opinion adalah pasien lebih
teredukasi mengenai masalah kesehatan yang dihadapinya. Terdapat kondisi
yang meragukan bagi pasien pada saat meminta pendapat lain, misalnya ketika
dokter pertama menyarankan operasi, tidak mengherankan jika pendapat dari
dokter lain akan berbeda, oleh karena setiap penyakit memiliki gejala klinis yang
berbeda ketika hadir di ruang periksa sehingga mempengaruhi keputusan dokter.
Untuk mendapatkan second opinion, pasien dan keluarganya menghubungi
perawat atau langsung kepada dokter yang merawatnya kemudian
mengemukakan keinginannya untuk mendapatkan pendapat lain atau second
opinion. Dokter yang merawat berkewajiban menerangkan kepada pasien dan
keluarganya hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendapatkan second opinion
(terdapat dalam panduan ini).

011/PDM/YM/KD/2015
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 5
Apabila keputusan mengambil pendapat lain telah disepakati, maka formulir
Permintaan Pendapat Lain (Second Opinion) diisi oleh pasien atau walinya dan
diketahui oleh Dokter (DPJP) serta saksi.

011/PDM/YM/KD/2015
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 6

Anda mungkin juga menyukai