Anda di halaman 1dari 19

PERAWATAN LUKA KONVENSIONAL

Di Susun untuk Memenuhi Tugas Project Mata Kuliah


Higiene dan Integritas Kulit
Dosen Pembimbing : Ns. Siti Apriliani, S.Kep

Disusun oleh:
1. Erika Prilly Diah S (22020111130051)
2. Rizky Asriningati (22020111130059)
3. Yudhanoorsanti E (22020111130060)
2011/A11.2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
DIPONEGORO
2011

1 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang kami tentang “Perawatan Luka Konvensional”. Makalah ini kami buat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Higiene dan Intergritas Kulit.
Shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah membawa kita keluar dari zaman jahiliah menuju zaman yang
terang benderang.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun.
Ucapan terima kasih dan penghargaan tersebut kami sampaikan kepada :
1. Dosen pembimbing mata kuliah Higiene dan Integritas Kulit, Ibu Ns.
Siti Apriliani, S.Kep
2. Kedua orang tua kami,
3. Teman-teman kelas A11.2 Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Diponegor, yang telah memberi dorongan dan semangat
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan,


untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami
nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
para pembaca pada umumnya.

Semarang, 14 Oktober 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

2 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
Halaman judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar isi 3
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Tujuan 5
1.3 Rumusan Masalah 5
Bab 2 Isi
2.1 Pengertian Perawatan Luka Konvensional 6
2.2 Teknik Keperawatan Luka Konvensional 8
2.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Perawatan Luka
Konvensional 11
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan 19
3.2 Saran 19
Daftar Pustaka 20

3 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawatan merupakan suatu kombinasi dari tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang dalam, atau untuk memperbaikinya sampai, suatu
kondisi yang bisa diterima Menurut Corder (1988). Pada dasarnya perawatan
dapat diterapkan dalam segala aspek baik perawatan kepada benda mati
maupun hidup.
Perawatan benda hidup yakni kepada makhluk hidup sebagai ciptaan
Tuhan YME baik manusia, binatang, maupun kepada manusia. Perawatan
kepada benda hidup sendiri meliputi banyak bidang diantara perawatan orang
sakit, orang sehat, perawatan luka dan masih banyak macam lainnya.
Perawatan sangatlah penting adanya karena perawatan memiliki tujuan
untuk memperbaiki suatu keadaan untuk lebih baik, terlebih pada perawatan
luka. Perawatan pada luka memiliki tujuan untuk menekan atau memperkecil
kemungkinan yang akan terjadi sebagai akibat dari luka yang ditimbulkan.
Ada berbagai macam perawatan pada luka yakni perawatan luka terbuka,
tertutup, hingga luka bakar. Masing-masing perawatan pada luka memerlukan
tehnik penyembuhannya sendiri-sediri. Tehnik perawatan luka pada saat ini
dan masa lalu memiliki banyak perbedaan. Hal ini terjadi karena adanya
pengaruh globalisasi dan kemajuan tehnologi. Maka dari itu munculah istilah
perawatan luka konvensional dan modern.
Perawatan konvensional dan modern memiliki perbedaan dan ciri
khas masing masing baik dalam teori, praktik, maupun kelebihan dan
kekurangannya. Perawatan konvensional biasanya lebih mengedepankan
perawatan yang bergantung pada lingkungan dan lebih mengenal alam. Maka
dari itu penting adanya untuk lebih memahami lebih dalam mengenai
perawatan konvensional dalam kehidupan sehari-hari mulai dari teori, praktik,
tehnik, hingga khasiat yang ditimbulkannya.

4 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
1.2 Tujuan
1.2.1 Memahami arti dari perawatan luka konvensional
1.2.2 Memahami contoh-contoh perawatan luka konvensional
1.2.3 Mengerti kelebihan dan kekurangan dari perawatan luka konvensional

1.3 Rumusan Masalah


1.3.1 Apa pengertian dari Perawatan Luka Konvensional?
1.3.2 Apa saja contoh teknik keperawatan luka konvensional?
1.3.3 Apa saja kelebihan dan kekurangan dari perawatan luka
konvensional?

5 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
BAB 2

ISI

2.1 Pengertian Perawatan Luka Konvensional


2.1.1 Pengertian Perawatan
Beberapa pengertian perawatan (maintenance) menurut ahli :
1. Menurut Corder (1988), perawatan merupakan suatu kombinasi dari
tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau
untuk memperbaikinya sampai, suatu kondisi yang bisa diterima.
2. Menurut Assauri (1993), perawatan diartikan sebagai suatu kegiatan
pemeliharaan fasilitas pabrik serta mengadakan perbaikan,
penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu
keadaan operasi produksi yang sesuai dengan yang direncanakan.
3. Menurut Dhillon (1997), perawatan adalah semua tindakan yang
penting dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang baik atau
untuk mengembalikan kedalam keadaan yang memuaskan.
Sedang tujuan dilakukan perawatan menurut Corder (1988) adalah
antara lain:
1. Memperpanjang kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat
kerja, bangunan dan isinya)
2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi atau jasa untuk mendapatkan laba investasi semaksimal
mungkin
3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu
4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut
Blanchard (1980) mengklasifikasi perawatan menjadi 6 bagian, yaitu:
1. Corrective Maintenance, merupakan perawatan yang terjadwal
ketika suatu sistem mengalami kegagalan untuk memperbaiki sistem
pada kondisi tertentu.

6 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
2. Preventive Maintenance, meliputi semua aktivitas yang terjadwal
untuk menjaga sistem / produk dalam kondisi operasi tertentu.
Jadwal perawatan meliputi periode inspeksi.
3. Predictive Maintenance, sering berhubungan dengan memonitor
kondisi program perawatan preventif dimana metode memonitor
secara langsung digunakan untuk menentukan kondisi peralatan
secara teliti.
4. Maintenance Prevention, merupakan usaha mengarahkan
maintenance free design yang digunakan dalam konsep “Total
Predictive Maintenance (TPM)”. Melalui desain dan pengembangan
peralatan, keandalan dan pemeliharaan dengan meminimalkan
downtime dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya
siklus hidup.
5. Adaptive Maintenance, menggunakan software komputer untuk
memproses data yang diperlukan untuk perawatan.
6. Perfective Maintenance, meningkatkan kinerja, pembungkusan/
pengepakan/ pemeliharaan dengan menggunakan software komputer.
Preventive maintenance dibedakan atas dua kegiatan (Assauri, 1993),
yaitu:
1. Routine Maintenance, yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan
secara rutin, sebagai contoh adalah kegiatan pembersihan fasilitas
dan peralatan, pemberian minyak pelumas atau pengecekan oli, serta
pengecekan bahan bakar dan sebagainya.
2. Periodic Maintenance, yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan
secara berkala. Perawatan berkala dilakukan berdasarkan lamanya
jam kerja mesin produk tersebut sebagai jadwal kegiatan misalnya
setiap seratus jam sekali.

7 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
2.1.2 Pengertian Luka
Pengertian Luka menurut beberapa ahli :
1. R. Sjamsu Hidayat, 1997
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang
disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan
suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan.
2. Koiner dan Taylan
Luka adalah terganggunya (disruption) integritas normal dari kulit
dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau
disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi,
superficial atau dalam.
3. Taylor, 1997
Luka yaitu suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit.
4. Kozier, 1995
Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran
dan tulang atau organ tubuh lain.
Klasifikasi Luka :
1. Tindakan terhadap Luka
a. Luka disengaja
b. Luka tidak disengaja
2. Integritas Luka
a. Luka tertutup
b. Luka terbuka
3. Mekanisme Luka
a. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh
instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat
pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh
sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat
(Ligasi).
b. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan
oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada
jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
c. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit
bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda
yang tidak tajam.

8 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
d. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya
benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit
dengan diameter yang kecil.
e. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang
tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
f. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang
menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka
masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung
biasanya lukanya akan melebar.
g. Luka Bakar (Combustio)
Faktor yang Mempengaruhi Luka
Faktor-faktor yang mempengaruhi luka yakni :
1. Usia
Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua.
Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati
dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.
2. Nutrisi
Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh. Klien
memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A,
dan mineral seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu
untuk memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan jika
mungkin. Klien yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan
penyembuhan lama karena supply darah jaringan adipose tidak adekuat.
3. Infeksi
Infeksi luka menghambat penyembuhan. Bakteri sumber penyebab infeksi.
4. Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi
Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka.
Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang
memiliki sedikit pembuluh darah). Pada orang-orang yang gemuk
penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu,
lebih mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat
terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang menderita gangguan
pembuluh darah perifer, hipertensi atau diabetes millitus. Oksigenasi

9 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
jaringan menurun pada orang yang menderita anemia atau gangguan
pernapasan kronik pada perokok. Kurangnya volume darah akan
mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen
dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
5. Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara
bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika
terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat
diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
6. Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan
terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini
timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah
merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan
nanah .
7. Iskemia
Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah
pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini
dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga
terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh
darah itu sendiri.
8. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula
darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga
akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
9. Keadaan Luka
Keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan efektifitas
penyembuhan luka. Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu.
10. Obat
Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik
yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka.
a. Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal
tubuh terhadap cedera
b. Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
c. Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan
untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan

10 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat
koagulasi intravaskular.
2.1.3 Pengertian Konvensional
Istilah konvensional sangat sering dipakai oleh para analis.
Terkadang pemakaian sangat pas dan sering pemakaiannya hanya sekedar
agar istilah yang dipakai terkesan keren dan tendesius. Tidak jarang kata
ini digunakan untuk menyatakan sesuatu yang telah kuno yang tidak layak
untuk sekarang dan masa datang.
Dalam tulisan ini penulis mencoba menjelaskan apa yang
dimaksud dengan konvensional. Penulis berharap semoga dengan adanya
penjelasan ini dapat digunakan untuk perbaikan-perbaikan dalam hal
pemakaian bahasa dan pilihan kata dimasa yang akan datang.
Kata konvensional berasal dari kata konvensi. Istilah konvensi
awalnya digunakan untuk menyatakan atau mengkomunikasikan segala
sesuatu yang didasarkan kepada kesepakatan. Tentu saja yang bersepakat
adalah banyak orang, yang meliputi daerah yang berskala internasional.
Kesepakatan tersebut bisa saja dilakukan sejumlah orang dalam
suatu kelompok atau antar kelompok. Sekelompok orang bisa saja dalam
suatu organisasi atau dalam suatu masyarakat. Sedangkan jumlah orang
yang meliputi antar kelompok, bisa saja antar kabupaten, antar propinsi.
Dan tidak jarang sebuah kesepakatan meliputi dunia internasional seperti
dalam forum PBB. Sering kesepakatan dilakukan oleh beberapa orang,
namun demiakian mereka mewakili jumlah orang yang relatif banyak.
Persoalan yang disepakati mempunyai ruang lingkup yang luas.
Misalnya mengenai hukum-hukum tentang pengetahuan, etika
pergaulan dalam masyarakat, baik masyarakat sebuah desa atau
masyarakat multi nasional dan standar kwantitas dan kwalitas suatu
produk. Bahkan yang sangat penting lagi adalah tentang penggunaan
senjata untuk berperang telah disepakati oleh dunia internasional.
Sering juga yang disepakati adalah standar-standar kebudayaan yang
meliputi sistim bahasa, sistem peralatan, sistem mata pencaharian, sistem
kesenian dan lain sebagainya.

11 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
Hal-hal yang menonjol untuk disepakati antara lain kecocokan
sesuatu dengan kebutuhan. Misalnya sistem keamanan dan peralatan yang
digunakan untuk itu. Tingkat efektifitas dan efesiensi sutu metoda atau
strategi dalam suatu program kerja juga harus disepakati.
Kalau dalam sistem berfikir, prinsip-prinsip harus disepakati dengan tujuan
untuk membangun suatu sistem yang bersifat formal. Sampai hari ini
belum ada seperangkat aksioma (tentang aturan, kesimpulan, postulat atau
metode ) yang menjadi dasar utama dalam sistem berfikir (logika).
Kebenaran aksioma dalam suatu sistem berfikir merupakan soal
kesepakatan konseptual mengenai titik mulai dan bagaimana
melanjutkannya atau penyelesaiannya.
Selanjutnya sebutan konvesional adalah untuk menyatakan segala
sesuatu kegiatan atau tindakan berdasarkan konvensi. Artinya setiap
konsep yang akan dikerjakan pelaksanaannya harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang telah disepakati. Biasanya setiap orang yang
terkait dengannya telah memahaminya, sehingga proses dapat berjalan
dengan baik.
Konvensi atau sebuah kesepakatan dalam masyarakat bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia, fungsi pokoknya adalah,
pertama memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana
mereka harus bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah-
masalah dalam masyarakat, terutama menyangkut kebutuhan-kebutuhan
yang bersangkutan. Kedua menjaga keutuhan dari masyarakat
bersangkutan. Ketiga memberikan pegangan pada anggota masyarakat
(orang yang bersepakat) untuk mengadakan sistem kontrol sosial, artinya
sebagai alat kontrol terhadap tingkah laku anggota yang bersepakat
(masyarakat).
Kesepakatan dapat dilakukan dalam sebuah pertemuan atau forum,
misalnya dalam sidang atau rapat. Ada pula kesepakatan yang sifatnya
tidak formal, seperti seseorang melakukan perubahan dalam menghadiri
pesta pernikahan, biasanya orang-orang membawa kado berupa barang,
tapi dia hanya membawa amplop yang berisi uang. Semua orang yang

12 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
melihat menilai perbuatannya itu. Ternyata semua orang menilai baik,
menyetujui perbuatan itu boleh dilakukan (selalu seperti itu) setiap ada
pesta perkawainan. Itu artinya telah terjadi semacam kesepakatan. Entah
kapan mulainya saya tidak tahu. Yang jelas perbuatan seperti itu telah
menjelma dalam masyarakat sebagai sebuah tradisi
2.1.4 Pengertian Perawatan Luka Konvensional
Perawatan Luka Konvensional adalah tindakan yang dilakukan
untuk menjaga, memelihara dan mengembalikan keadaan integritas normal
kulit dengan cara kuno yang masih serig digunakan karena sifatnya yang
mudah didapat dan tanpa pengawet seperti obat-obatan kimia saat ini.

2.2 Teknik Perawatan Luka Konvensional


2.2.1 Luka Herpes
Pengobatan atau perawatan herpes dapat dilakukan dengan
daun nangka. Keyakinan seperti ini biasanya berasal dari suku
barat Indonesia (sumatra). Dipercaya bahwa dengan menggunakan
nangka dapat menekan penyebaran penyakit tersebut.
Menurut sebuah penelitian bahwa buah nangka
mengandung albuminoid dan karbohidrat, sedangkan bagian
batang banyak mengandung morin, sianomaklurin (zat samak),
flavon, tanin.
2.2.2 Luka Patah Tulang
Perawatan pada luka patah tulang dapat dilakukan dengan
cara menggunakan pembidai. Pembidai ini berupa sejenis papan
atau batang lurus yang dilekatkan pada bagian yang patah lau diikat
dengan
menggunakan
daun kering bila
tidak ditemukan tali.

13 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar meminimalisir adanya
gerakan atau perpindahan posisi tulang. Sebelum dikenakan
pembidai sebaiknya posisi tulang dibenarkan dengan urutan tangan.
2.2.3 Luka sariawan
Sariawan adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut
berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih
kekuningan dengan permukaan agak cekung. Munculnya Seriawan
ini disertai rasa sakit yang tinggi.

Seriawan merupakan penyakit kelainan mulut yang paling


sering ditemukan. Sekitar 10% dari populasi menderita dari
penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang daripada pria.[2]
Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi
penyebab munculnya seriawan, seperti luka tergigit, mengonsumsi
makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C dan
zat besi, kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga,
faktor psikologi, dan kondisi tubuh yang tidak fit.
Tanaman yang berkhasiat untuk mengobati sariawan adalah
sbb:
Daun Jambu Biji
Rebus dalam 1 liter air: 1 genggam daun jambu biji segar
dan 1 jari kulit batangnya. Saring air hasil rebusan dan minum
sehari 2 kali

14 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
Daun Sirih
Petik 1 atau 2 lembar daun sirih. Cuci daun hingga bersih
lalu kunyah hingga lumat. Biarkan daun sebentar di dalam mulut;
terutama di bagian yang terkena sariawan.
2.2.4 Luka Bakar
Pada pertolongan luka bakar dapat dilakukan dengan
mencelupan luka pada air atau mencelupkan handuk/kain ke dalam
air dingin lalu kompreskan pada luka yang ada secara perlahan.
Pada perawatan konvensional luka bakar biasanya diatasi dengan
memberi air liur binatang bekicot atau pelepah pisang. Pengobatan
semacam ini diyakini oleh para suku jawa sangat membantu untuk
proses pnyembuhan. Dan mereka juga meyakini bahwa air liur
bekicot dapat mendinginkan panas akibat luka bakar.
Pada suatu penelitian beberapa peneliti mengungkapkan
bahwa di dalam tubuh bekicot mengandung protein dan asam
amino yang sangat membantu dalam proses regenerasi sehingga
dapat memperbaiki luka yang ada.
2.2.5 Luka Sayatan
Luka sayatan adalah luka yang timbul akibat adanya
benturan atau gesekan benda luar baik sengaja maupun tidak
sengaja yang mengakibatkan perdarahan. Perdarahan sendiri
terbagi menjadi dua yakni perdarahan yang memancar dan
menetes. Baik perdarahan memancar maupun menetes memerlukan
perawatan sendiri.

Dalam praktik perawatan konvensional, pada luka sayatan


dapat dilakukan perawatan menggunakan daun jerami kering atau

15 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
sarang hewan sejenis laba-laba atau lebih tepatnya dalam istilah
jawa dapat disebut ‘dlamet’atau ‘omah kolomonggo’. Teknik
jaman dulu yang bersumber dari kebudayaan jawa ini memiliki
keyakinan bahwa dengan jerami atau ‘dlamet’ dapat menekan luka
yang memancar dari kulit. Dengan begitu luka yang terjadi dapat
dikurangi sehingga tidak terjadi pelebaran luka yang lebih atau
bahkan kehilangan darah dengan berlebih. Namun dibalik
khasiatnya masih belum terjamin kesterilan dari bahan-bahan
tersebut sehingga masih ada kemungkinan terjadinya infeksi
terhadap luka yang ada.

Klasifikasi Penyembuhan Luka :


1. Penyembuhan Primer
Luka diusahakan bertaut, biasanya dengan bantuan jahitan.
2. Penyembuhan Sekunder
Penyembuhan luka tanpa ada bantuan dari luar (mengandalkan
antibodi)

Proses Penyembuhan Luka :


1. Proses
Inflamasi

Pembuluh darah terputus, menyebabkan pendarahan dan tubuh


berusaha ntuk menghentikannya.(sejak terjadi luka sampai hari ke –
lima)
2. Proses Proliferasi
Terjadiproliferasi fibroplast (menautkan tepi luka).
3. Proses Penyudahan
 Penyerapan kembali jaringan berlebih.
 Pengerutan sesuai gaya gravitasi.
 Perupaan kembali jaringan yg baru.
 Biasanya 3 – 6 bulan.

16 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Perawatan Luka Konvensional
2.3.1 Kelebihan
Banyak kelebihan dari perawatan luka konvensional diantaranya :
1. Mudah di dapat. Biasanya tanaman obat mudah didapatkan di
lingkungan tempat tinggal.
2. Murah. Karena sudah banyak tersedia di sekitar kita, sehingga
kita hanya perlu mengambilnya disekitar kita dan tidak perlu
mengeluarkan uang.
3. Serbaguna. Beberapa tanaman obat bisa digunakan untuk
pengobatan banyak penyakit

2.3.2 Kekurangan
Perawatan luka secara konvensional tidak sepenuhnya sempurna
dan baik untuk tubuh. Kekurangan dari perawatan konvensional
diantaranya :
1. Kurang steril.
Karena bahan perawatan yang digunakan berasal dari alam, maka
belum tentu kita mencucinya dengan cara yang benar. Bahkan
mungkin masih ada bakteri yang menempel saat lita mengolah
bahan tersebut menjadi obat.
2. Dosis tidak sesuai.
Masyarakat awam umumnya menggunakan obat perawatan luka
tanpa memperhatikan dosis. Mereka umumnya berpikiran
semakin sering diobati dan semakin banyak obat maka akan lekas
sembuh. Namun sebenarnya mempertimbangkan dosis sesuai
dengan kondisi luka yang diderita pasien.
3. Tidak dapat bertahan lama.
Karena bahan tersebut merupakan bahan alami yang tidak ada
pengawetnya, maka obat tersebut tidak dapat digunakan berkali-
kali dan mudah terkontaminasi oleh bakteri-bakteri misal melalui
udara.

17 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Luka memiliki banyak jenis dan penanganannya. Sebelum
ditemukannya perawatan modern seperti saat ini, masyarakat zaman
dahulu menggunakan perawatan klasik atau yang sering disebut perawatan
secara konvensional.
Perawatan Luka Konvensional adalah tindakan yang dilakukan
untuk menjaga, memelihara dan mengembalikan keadaan integritas normal
kulit dengan cara kuno yang masih serig digunakan karena sifatnya yang
mudah didapat dan tanpa pengawet seperti obat-obatan kimia saat ini.
Perawatan luka secara konvensional memiliki kelebihan daripada
perawatan luka secara modern. Bahan yang digunakan dalam perawatan
luka konvensional merupakan bahan – bahan yang banyak ditemui di
sekitar kita. Entah tanaman yang sengaja ditanam dihalaman rumah
ataupun tanaman liar yang tumbuh sendirinya. Bahan yang digunakan pun
merupakan bahan alami tanpa tambahan zat kimia apapun.
3.2 Saran
Perawatan luka konvensional memang memiliki kelebihan
dibanding perawatan luka secara modern. Namun perlu diperhatikan, saat
pembuatan obat ataupun saat perawatan dengan bahan-bahan herbal
tersebut. Apakah bahan yang digunakan steril atau tidak dan perlu
mengkonsultasikannya dengan pakar herbal ataupun dokter sehingga dosis
yang diberikan sesuai dengan kondisi luka pasien.

18 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2
DAFTAR PUSTAKA

1. Oswari, E. 1989. Bedah dan Perawatannya. Jakarta : PT. Gramedia


2. Potter,Patricia A & Perry, Anne G. 2006. Fundamental Of Nursing. Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran EGC
3. Brunner & Sudarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
4. http://images.mailmkes.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/R-
Dd@AoKCEMAADk5LMI1/Merawat%20luka.pdf?nmid=88915450
5. http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/10/konsep-luka-dan-perawatan-
luka.html
6. http://www.gemari.or.id/file/gemari7241.PDF

19 Perawatan Luka Konvensional


Higiene dan Integritas Kulit A11.2

Anda mungkin juga menyukai