Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DADIREJO
Jl. Jogjakarta Km.18 Dadirejo BAGELEN
PURWOREJO 54174
Email : Puskesmas.Dadirejo@yahoo.co.id ,
Puskesmas.Dadirejo@gmail.com
Webblog : http.www.PKM Dadirejo.blogspot.com

KERANGKA ACUAN
SOSIALISASI IMUNISASI DI SEKOLAH
UPT PUSKESMAS DADIREJO

A. Pendahuluan
Upaya pembinaan anak usia sekolah dalam peningkatan kualitas
sumber daya manusia dalam bidang kesehatan salah satunya yaitu
melalui Usaha Kesehatan Anak Sekolah (UKS). Usaha Kesehatan Sekolah
dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar
anak sekolah melalui perilaku hidup bersih dan sehat, menciptakan
lingkungan yang sehat serta meningkatkan derajat kesehatan anak
sekolah.
Hal ini memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang
harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya. Sebagai bagian dari UKS, pada 14 November tahun 1997
Kementerian Kesehatan , Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama
dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan
pelaksanaan imunisasi bagi anak sekolah dasar atau sederajat.
Pelaksanaan BIAS dari tahun 1997 sampai pada saat ini mengalami
perubahan, pada saat ini BIAS untuk kls 1 mendapatkan imunisasi
Campak dan DT, sedangkan kelas 2 dan 3 mendapatkan imunisasi Td.
B. Latar Belakang
Tetanus neonatorum, Difteri dan Campak masih merupakan masalah
kesehatan di Indonesia, sebagaimana data tahun 2006 menunjukkan
bahwa proporsi penyebab kematian bayi di Indonesia adalah 28% karena
tetanus neonatorum, 30.000 anak setiap tahunnya meninggal karena
Campak serta 1401 kasus difteri tahun 2008-2011. Attack rate tetanus
neonatorum pada bayi dari ibu yang tidak mendapatkan imunisasi tetanus
sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup dan case fatality rate antara 30%
sampai 90%. Kekebalan terhadap penyakit ini hanya diperoleh melalui
imunisasi tetanus minimal dua dosis. Perlindungan jangka panjang
diperoleh jika mendapatkan imunisasi tetanus sebanyak 5 dosis (status
T5).
Untuk mempercepat eliminasi tetanus neonatorum kurang dari
1/1000 kelahiran hidup di tingkat Kabupaten/Kota dalam 1 tahun sesuai
ketentuan WHO, diperlukan upaya pencapaian status T5 bagi semua WUS.
Pemberian imunisasi DT dan Td pada anak sekolah dasar atau sederajat
merupakan rangkaian upaya mencapai status T5 bagi setiap individu.
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat
infeksius. Tanpa imunisasi, penyakit ini akan menyerang hampir setiap
anak. Komplikasi campak seperti radang paru (pneumonia), berak–berak
(diare), radang telinga (otitis media), dan radang otak (ensefalitis) terutama
pada anak dengan gizi buruk dapat menimbulkan cacat dan kematian.
Indonesia merupakan salah satu negara berpenduduk terbesar di dunia
dengan cakupan imunisasi yang masih di bawah 80%, sehingga Indonesia
menjadi negara yang sangat rawan terhadap penyakit campak, seperti yang
ditunjukkan oleh data tahun 2006 bahwa angka kesakitan campak sekitar
1 juta pertahun dengan 30.000 kematian.
Kondisi ini menempatkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara
prioritas yang diidentifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk melaksanakan
akselerasi dan menjaga kesinambungan dari reduksi campak. Pada tahun
2011-2013, Indonesia tercatat sebagai negara kedua dengan kasus difteri
terbanyak di dunia. Berdasarkan data surveilans, pada tahun 2010 dan
2012 terjadi peningkatan jumlah kasus difteri yang terjadi di beberapa
provinsi di Indonesia yang perlu disikapi secara cepat dan tepat. Untuk
memutus rantai penularan penyakit difteri dilakukan upaya pencegahan
dengan pemberian imunisasi pada bayi dan dilanjutkan dengan imunisasi
pada anak sekolah dasar kelas 1, 2 dan 3. Pelaksanaan kegiatan BIAS ini
dilakukan secara aman melalui prosedur safe injection yang benar.

C. Maksud dan Tujuan


1. Tujuan Umum
Memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak terhadap
penyakit Campak, Difteri, dan Tetanus termasuk tetanus neonatorum
dan perlindungan bagi anak terhadap penyakit.
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit Campak
seumur hidup.
b. Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit difteri
selama 10 tahun.
c. Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit terhadap
penyakit tetanus selama 25 tahun
Kalau ini sosialisasi berarti tujuannya untuk memberikan pengertian atau
pengetahuan tentang imunisasi bagi anak sekolah bukan perlindungan

D. Ruang Lingkup Kegiatan


1. Menyiapkan daftar hadir
2. Menyiapkan Leaflet, Poster
3. Menyiapkan gambar tentang jenis-jenis imunisasi, manfaat, dan efek
samping setelah diimunisasi
4. Bahaya bila tidak diimunisasi
5. Memberikan penyuluhan
E. Sasaran
Siswa sekolah dasar dan anak usia sekolah dasar kelas 1 sampai
dengan kelas 3.

F. Lokasi Kegiatan dan Volume Kegiatan


Lokasi Kegiatan :
1. SD N Kuwojo
2. MI Dadirejo
3. SD N Pucungan
4. SD N Bapangsari
5. SD N Tlogokotes
6. SD N Somorejo
7. SD N Tepus
8. SD N Hargorojo
9. SD N Durenombo
10. SD N Durensari
11. SD N Semono
12. SD N Semagung

G. Jadwal Kegiatan
Jenis Imunisasi Waktu Pelaksanaan Keterangan
Campak-MR Bulan Agustus
DT, Td Bulan November

H. Proses dan Keluaran


1. Persiapan
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan sasaran
c. Mempersiapkan materi
d. Mempersiapkan alat peraga sesuai dengan topic
e. Menentukan waktu dan tempat
2. Pelaksanaan
a. Memperkenalkan diri dan mengucapkan salam
b. Mengidentifikasi kemampuan atau pengetahuan sasaran
c. Menjelaskan tujuan sosialisasi
d. Menjelaskan pokok permasalahan
e. Menyampaikan materi (gunakan alat peraga jika perlu)
f. Berikan kesempatan kepada sasaran untuk bertanya
g. Menjawab pertanyaan sasaran
3. Penilaian
a. Memberikan pertanyaan ulang untuk menilai tingkat pemahaman
b. Mengucapkan salam

I. Anggaran
2019
J F M A M J J A S O N D
No Kegiatan Anggaran Volume
a e a p e u u g e k o e
n b r r i n l s p t v s
1 Sosialisasi
Rp 38.800 40 x 38.000 √
Imunisasi

Kok anggarane segitu patokannya apa?


J. Monitoring
Kelanjutan kegiatan BIAS yaitu dengan Sweeping/pelacakan bagi
murid yang belum mendapatkan imunisasi saat pelaksanaan dikarenakan
sakit, tidak masuk atau karena sebab lainya. Kegiatan lainya adalah yaitu
kerjasama dengan guru dan orang tua murid untuk pelaporan
KIPI/Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

K. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan hasil sosialisasi dicatat dalam buku kegiatan pemegang
program, dan didokumentasikan untuk menjadi acuan dalam perencanaan
program sosialiasi imunisasi di sekolah.
Pelaporan hasil sosialisasi dilakukan oleh pelaksana kepada
coordinator program. Pelaporan dilakukan setelah selesai pelaksana
kegiatan dan diketahui oleh coordinator program untuk dilakukan evaluasi
lebih lanjut.

L. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh pelaksana program apakah pelaksanaan
sosialisasi sesuai dengan jadwal, sasaran, dan tehnis pelaksanaan.
Evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan dan setelah pelaksanaan untuk
segera dilakukan perbaikan.

M. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) ini dimaksudkan sebagai
acuan bagi pihak terkait dengan harapan agar pelaksanaan kegiatan ini
dapat terlaksana sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai