Fenomena VOLUME RESIDU LAMBUNG PADA PASIEN KRITIS DI RUANG ICU Masalah Pasien yang lemah dengan pengosongan lambung yang buruk dan tidak mampu dalam mengkonsumsi makanan secara langsung / normal / gangguan menelan. sehingga kebutuhan nutrisi tidak tercapai dan perlu dikaji dalam pemilihan jalur yang tepat untuk memberikan nutrisi pada pasien kritis 1. What is the practice area ? Clinical Education administration 2. How was the practice issue identified Safety/risk management concerns (Decreased Nutrition Management ) Unsatisfactory patient outcomes Wide variations in practice Significant financial concern Difference between hospital and community practice Community practice issue is a concern Procedure or process is a time waster Clinical practice issue has no scientific base 3. What is the scope of the problem ? Individual Population Institution/system 4. What are the PICO Component P – Kebutuhan nutrisi pasien yang belum tercapai I – Metode Intermittent Feeding C – Metode Intermittent Feeding dan Grafity drip O – Pemberian nutrisi enteral metode intermittent feeding lebih efektif dibandingkan dengan pemberian nutrisi enteral metode gravity drip T- Penelitian ini tidak mencantumkan waktu dari penelitian, namun hanya mencantumkan frekuensi 3-4 kali sehari dengan mengatur tetesan cairan / jam dan diberikan sesuai dengan dosis atau jangka waktu tertentu 5. What evidence must be gathered ? Literature search Standards ( Regulatory , Professional , Community ) Guiedelines Expert Opinion Patient Preferences Clinical Expertise Financial Analysis 6. State the search question in narrow , manageable terms : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa volume residu lambung sesudah pemberian nutrisi enteral metode Intermittent feeding, n = 30 dan metode gravity drip , n = 30 orang, didapat nilai Mean pada pemberian nutrisi enteral metode Intermittent feeding sebesar 2,47 ml dan nilai Mean pada pemberian nutrisi enteral metode gravity drip sebesar 6,93 ml dengan nilai signifikasi sebesar 0,045. Perbedaan secara statistik bermakna bila p < 0,05. Dari nilai signifikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha, artinya ada perbedaan yang signifikan pada volume residu lambung anatar pemberian nutrisi enteral metode Intermittent feeding dan gravity drip. Nilai t hitung didapat sebesar -2.073. Nilai T negatif menunjukan harga kelompok perlakuan lebih kecil dibandingkan dengan harga kelompok kontrol. Didapatkan hasil bahwa volume residu lambung pada pemberian nutrisi enteral metode intermittent feeding lebih sedikit daripada volume residu lambung pada pemberian nutrisi enteral metode gravity drip . Dari hasil tersebut menunjukan bahwa pemberian nutrisi enteral metode intermittent feeding lebih efektif karena pengosongan lambung pada metode enteral intermittent feeding lebih cepat dan diberikan secara bertahap daripada pengosongan lambung pada pemberian nutrisi enteral metode gravity drip, teknik pemberian secara intermittent feeding dapat menjadi alternatife yang aman dalam pemberian nutrisi enteral karena pemberianya dengan aturan pemberian yang telah ditetapkan dengan mengatur tetesan cairan per-jam dan diberikan sesuai dengan dosis atau jangka waktu tertentu.