Anda di halaman 1dari 2

Anemia merupakan masalah gizi mikro yang banyak terjadi di seluruh dunia terutama di

negara berkembang yang diperkirakan terjadi pada 30% populasi penduduk dunia. Anemia
banyak terjadi pada semua kelompok usia terutama pada remaja dan ibu hamil. Anemia
pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi. Data Kemenkes tahun 2013
menunjukkan prevalensi anemia gizi pada kelompok usia remaja (≥15 tahun) adalah 22.2%.
Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mendukung gerakan 1000 HPK,
khususnya dalam menanggulangi masalah anemia pada remaja adalah melalui pemberian
suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) berupa zat besi (60 mg FeSO4) dan asam folat
(0.25 mg).

- siswa banyak yang tidak mengetahui manfaat pemberian suplemen tablet tambah darah

- Sebagian siswa baru pertama kali mendapatkan suplemen tablet tambah darah

- Penyuluhan singkat

- Pemeriksaan Head to toe

- Pembagian suplemen tablet tambah darah

Dilakukan penyuluhan singkat mengenai manfaat suplemen tablet tambah darah, dan mengenai
menstruasi.

- Dilakukan sesi tanya jawab singkat

- Pemeriksaan Head to toe, dan salah satunya pemeriksaan tanda anemia.

- pembaian suplemen tablet tambah darah

Hasil evaluasi, banyak siswa yang mengetahui manfaat pemberian tablet tambah darah, namun
terdapat beberapa yang tidak mengetahuinya.

Tidak ditemukan tanda dan gejala anemia pada siswa.


1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat terutama para remaja usia sekolah mengenai HIV/AIDS.

2. Masih banyaknya angka kejadian HIV/AIDS terutama pada usia muda dikarenakan pemahaman
yang kurang mengenai HIV/AIDS.

3. Masih kurangnya pengetahua masyarakat terutama para remaja usia sekolah mengenai cara
penularan HIV/AIDS dan bahaya yang ditimbulkannya

Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja usia sekolah mengenai HIV/AIDS
dilakukan melalui kegiatan penyuluhan.

Pelaksanaan penyuluhan kepada remaja usia sekolah dilaksanakan di SMAN 1 Muaro Jambi yang
dihadiri oleh perwakilan siswa-siswi seluruh kelas di sekolah tersebut,dengan pemberi penyuluhan
dokter internsip Puskesmas simpang sungai duren dan moderator yang merupakan staff dan dokter
Internsip. Alat bantu penyuluhan yang digunakan berupa slide (power point). Setelah diberikan
penyuluhan juga diadakan sesi tanya jawab dimana para siswa-siswi yang mengikuti penyuluhan
terlihat cukup aktif dalam bertanya.

Evaluasi penyuluhan HIV/AIDS dinilai secara langsung dengan metode tanya jawab yang dilakukan
pada akhir penyuluhan. Hal itu dilakukan untuk menilai seberapa besar pemahaman para siswa-siswi
mengenai HIV/AIDS baik itu dari segi pengertian, gejala, cara penularan, dan pencegahan dari
HIV/AIDS tersebut. Pada evaluasi didapatkan terjadinya peningkatan pemahaman dan pengetahuan
para siswa-siswi daripada sebelum dilakukan penyuluhan.

Anda mungkin juga menyukai