Isi Paper Koran PDF
Isi Paper Koran PDF
Mulia Listari
180600188
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Jl. Alumni No. 2 Kampus USU Medan 20155
Email: mulialistari1999@gmail.com
1. PENDAHULUAN
1
Guna melengkapi imunisasi lengkap dan menekan angka kesakitan dan
kematian anak, maka mulai tahun 2017 pemerintah akan menambah tiga
vaksin baru, yaitu Measles and rubella (MR), Japanese Encephalitis (JE), dan
Pnemokukus. Aksi pelaksanaan kampanye vaksin baru, yakni vaksin MR
dengan sasaran anak usia 9 bulan atau <15 tahun dan kemudian diikuti dengan
pengenalan imunisasi rubella ke dalam program imunisasi nasional memakai
vaksin MR menggantikan vaksin campak yang selama ini dipakai.iii
2
1.2 Permasalahan
“Menurut orang tuanya, sebelum disuntik vaksin, pasien anakini tiga hari
sebelum diimunisasi sempat demam. Mungkin waktu diimunisasi
kondisinya sudah membaik, namun ternyata setelah itu tubuhnya
mengalami panas, nyeri pada kaki dan lemah anggota gerak,” kataDr Faisal
S.Ph, kepada wartawan di RSU Tgk Chik Ditiro (TCD) Sigli, Senin (13/8)
saat konferensi pers dipimpin wadir umum RSU TCD M. Nur M.Kes.
Tururt hadir pelayanan dr Dwi Widjaya, Kasubbag Humas dan Hukum
Safaruddin S.Km.
Dr. Faisal menjelaskan, sebelum dirujuk ke RSUD TCD, pelajar itu sempat
dirawat di puskesmas, Kota Sigli. Namun karena kondisinya tidak
membaik, dirujuk ke RSUD TCD, Sigli.
Saat dirujuk ke Poli Anak RSUD TCD, Sigli, dr. Faisal mengenjurkan anak
itu untuk dirawat karena kondisi tubuhnya menderita demam.
“Saat dibawa itu kan Hari Senin, penyuntikan vaksin Rabu, tiga hari
sebelumnya itu bisa kita katakan sudah seminggu. Demam yag seminggu
ini memang sudah kita indikasikan pemeriksaan lab lengkap,” sebut dr.
Faisal.
Dia menjelaskan anak ini saat diperiksa masih bisa menggerakkan kaki
pada posisi tidur, sebaliknya sulit dilangkah saat dilantai. “Akhirnya kami
anjurkan dirawat dan kita lakukan pemeriksaan semua termasuk lab, darah
dan urin serta kita lakukan pemeriksaan foto,” ujarnya.
3
“Akhirnya kami berkoordinasi dengan pihak keluarga, dan Sabtu, bocah ini
kita rujuk ke rumah sakit di Banda Aceh. Ini untuk perawatan dan terapi dia
yang lebih baik, dan yang lebih penting adalah melihat apa faktor
mendasari pasien ini demam hilang dan muncul lagi,” tuturnya.
Berdasarkan permasalahan yang ada pada kasus diatas, maka pro kontra
terhadap imunisasi vaksin MR semakin bergejolak di Indonesia. Namun, hal ini
tidak dapat langsung dicetuskan bahwa vaksin MR bersalah karena vaksin MR
sendiri harus kita telaah terlebih dahulu tentang keamanan, proses pembuatan dan
atas pertimbangan apa ia dianjurkan untuk diberikan kepada setiap anak
2. PEMBAHASAN
4
Setiap tahun melalui kegiatan surveilans dilaporkan lebih dari 11.000 kasus
suspek campak, dan hasil konfirmasi laboratorium menunjukkan 12%-39%
diantaranya adalah campak pasti, sedangkan 16%-43% adalah rubella pasti. Dari
tahun 2010-2015, diperkirakan terdapat 23.164 kasus campak dan 30.463 kasus
rubella. Jumlah kasus ini masih diperkirakan masih lebih rendah dibanding angka
sebenarnya di lapangan, mengingat masih banyaknya kasus yang tidak
terlaporkan, terutama dari pelayanan kesehatan swasta serta kelengkapan laporan
serveilans selama lima tahun terakhir menunjukkan 70% kasus rubella terjadi pada
kelompok usia <15 tahun. Selain itu, berdasarkan studi tentang estimasi beban
panyakit CRS di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan terdapat 2.767 kasus
CSR, 82/100.000 terjadi pada usia ibu 15-19 tahun dan menurun menjadi
47/100.000 pada usia ibu 40-44 tahun.v
Penyakit campak dan rubella tidak dapat diobati. Pengobatan yang diberikan
kepada penderita hanya bersifat supportif. Tetapi kedua penyakit ini bisa dicegah
dengan imunisasi. Selama ini Indonesia memberikan imunisasi campak sebagai
salah satu program imunisasi nasional. Mengingat besarnya perkiraan beban
penyakit rubella dan tersedianya vaksin kombinasi measles-rubella (MR), maka
5
diputuskan untuk mengganti vaksin measles dengan vaksin kombinasi
measles-rubella, yang dimulai dengan kegiatan imunisasi massal MR.
Vaksin measles dan rubella (MR) mencegah penyakit yang disebabkan oleh
virus measles (campak) dan rubella (campak jerman). Sedangkan MMR,
merupakan vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi measles, mumps
(gondong), dan rubella. Gejala campak dimulai dengan demam tinggi, anak tampak
sakit berat, batuk dan pilek, dapat dijumpai muntah dan mencret. Gejala lainnya
terjadinya ruam kemerahan dimulai dari wajah dan seluruh tubuh, mata kemerahan
dan berair, serta bibir pecah pecah. Pada anak tertentu saat mengalami demam
tinggi akan mencetuskan kejang. Setelah demam turun, bercak berubah menjadi
6
coklat kehitaman dan akan menghilang beberapa hari sampai minggu sesudahnya.
Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi pada paru dan otak.
Data statistis menunjukkan jumlah pasien campak pada tahun 2010-2015
sebanyak 23.164 kasus, dan kasus Rubella pada tahun 2010-2015 sebanyak 30.463.
Data dalam 5 tahun terakhir menunjukkan 70% kasus rubella terjadi pada
kelompok usia <15 tahun. Virus ini sangat menular sehingga menimbulkan wabah.
Virus MR dapat menyerang wanita hamil. Apabila virus menyerang pada trimester
pertama (0-3 bulan kehamilan) dapat mengakibatkan keguguran. Apabila virus
menyerang ibu hamil pada trimester kedua, akan meneyebabkan sebagaicongenital
rubella syndrome yang ditandai dengan ukuran kepala yang kecil, buta, tuli, dan
cacat mental.iv
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan vaksinasi tersebut terbukti
mencegah penyebaran penyakit serta menyelamatkan nyawa jutaan anak-anak di
dunia. Vaksin MR telah digunakan pada 141 negara dan tidak ada laporan efek
samping yang berbahaya. Vaksin yang digunakan di Indonesia terjamin
keamanannya. Cakupan imunisasi yang kurang bisa menyebabkan timbulnya
Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti pada 2015 lalu, di Padang, Sumatera Barat
dalam penularan difteri. Sejumlah keberhasilan vaksinasi telah ditunjukkan antara
lain, cacar pada 1974, tetanus neonatorum pada 2015 lalu, serta Indonesia bebas
polio pada 2014. Untuk campak, Indonesia menargetkan bebas pada 2020
mendatang. Menurut kantor regional Asia Tenggara dari Badan Kesehatan Dunia
(WHO SEARO), Indonesia merupakan salah satu negara yang tertinggal dalam
upaya menangani penyakit campak. Ini disebabkan adanya kesalahpahaman
terhadap upaya vaksinasi. Data WHO SEARO menunjukkan 1,1 juta anak berusia
satu tahun tidak mendapatkan vaksinasi pada 2016 lalu. Indonesia bahkan berada di
bawah Maladewa dan Bhutan yang telah mendeklarasikan bebas campak.
7
4. Statistik cakupan imunisasi, salah satunya imunisasi vaksin MR
5. Wilayah dengan cakupan yang masih rendah terhadap imunisasi, salah satunya vaksin MR
Vaksin ini dapat diberikan untuk anak usia 9 bulan hingga kurang dari 15
tahun. Vaksin MR perlu diberikan pada anak untuk mencegah penyakit campak
dan rubella, dan mencegah penyebarannya kepada anak-anak lain. Virus ini
8
menyebabkan kematian dan kecacatan yang bermakna pada anak-anak di
Indonesia dan di dunia, maka untuk mematikan virus ini secara global, diperlukan
vaksin massal pada anak-anak di Indonesia.
Pembuatan Vaksin MR
Pihak Bio Farma mencari alternatif industri yag mampu dan terbukti untuk
melawan MR. Bio Farma memilih India karena catatan kualitas, kemampuan
penyediaan atau suply dan sertifikasi di WHO. Vaksin dari India sudah digunakan
sejak 1989 dan diekspor ke negara-negara Islam yang tercatat di OKI, seperti
Afghanistan, Iran, Iraq, Libya, Lebanon, dan Tajikistan.vi
9
Pandangan masyarakat tentang vaksin MR
Orang tua yang menolak vaksinasi menganggap anak mereka tetap sehat
meski tidak diimunisasi. Namun, dari beberapa pendapat pakar kesehatan
mengatakan bahwa anak-anak yang tidak diimunisasi justru akan mendapat
perlindungan dari mereka yang divaksinasi. Pandangan masyarakat menolak
penggunaan vaksin karena masih meragukan keamanan vaksin, dan dihubungkan
dengan efek samping dari kejadian vaksinasi yaitu Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) dimana angka kejadiannya sangat kecil.
Beberapa alasan masyarakat menolak (kontra) vaksin MR:
1) Karena vaksin tersebut belum memiliki sertikat halal.
2) Ada anggapan bahwa imunisasi ini bisnis dari perusahaan obat.
3) Imunisasi ini mendahului ketetapan Tuhan/Allah SWT bahwa sakit itu
merupakan bagian dari ujian Allah.
4) Adanya keterangan dari tenaga medis yang kompeten bahwa tidak ada vaksin
yang halal.
5) Banyak beredar vaksin palsu.
6) Anak sering sakit/rewel setelah divaksin.
7) Kurang dukungan keluarga/suami/ orangtua terhadap vaksin.vii
Sedangkan pendapat yang mendukung vaksinasi tersebut didasari atas
beberapa alasan yaitu mencegah lebih baik daripada mengobati, vaksinasi penting
mencegah penyakit infeksi menjadi wabah, dan standar kesehatan individu dan
lingkungan masih rendah di Indonesia, sehingga anak diperlukan vaksinasi.
Selanjutnya, Fatwa MUI No. 4 tahun 2016 tentang imunisasi yang menetapkan
imunisasi tersebut pada dasarnya bersifat mubah pada kondisi darurat, dan belum
ditemukan bahan vaksin yang halal dan suci.
10
menyebutkan bahwa “Proses produksi vaksin MR” dari SII menggunakan bahan
berasal dari babi, sehingga secara prinsip dasar MUI memutuskan penggunaannya
menjadi haram. Namun, untuk kondisi saat ini penggunaan vaksin MR produk SII
tersebut “Boleh” (mubah) karena alasan dharurah syar’iyah (mendesak) karena
belum adanya vaksin MR lain yang lebih nyata kesuciannnya. Secara implisit,
MUI melihat dharurat syar’iyah dapat diterapkan pada kondisi saat ini karena
mudharat (bahaya) atau dampak negatif yang dapat ditimbulkan bila anak-anak
tidak diberikan imunisasi ini jauh lebih merugikan. Melihat keputusan dan fatwa
MUI tersebut sebenarnya dangat jelas bahwa MUI membolehkan pemberian
vaksin MR dari SII India tersebut.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang diwakili Pendiri Halal Corner, banyak
pihak mengklaim vaksin Rubella halal. Selain itu, Sekretaris Komisi Fatwa MUI
Asrorun mengatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan Fatwa Nomor 4 Tahun
2016 tentang Imunisasi. Fatwa ini menjawab keraguan umat muslim untuk
melakukan imunisasi. Fatwa ini sekaligus menjawab keraguan sebagian
masyarakat muslim, yang menyatakan bahwa imunisasi sebagai konsep
pencegahan itu bertentangan dengan ketentuan keagamaan, khususnya ikhtiar.
Akan tetapi, kebolehannya itu disyaratkan dengan menggunakan vaksin halal.
Proses pembuatan vaksin ini perlu dipahami oleh masyarakat dan
dibahasakan oleh media secara benar, bahwa “Produksi vaksin MR pernah
bersinggungan dengan bahan babi” dalam proses pembuatannya tetapi
“Vaksinnya tidak mengandung bahan babi.” Ada tiga pertimbangan syari'ah
dalam keputusan hukum MUI, yaitu istihalah, istihlak, dan riwayat binantang
jalalah. Jika produksi vaksin dipandang sebagai istihalah saja dia menjadi halal
secara mutlak. Namun, ada berbagai riwayat dan kaidah lain yang menjadi dasar
pertimbangannya. Sehingga akan menjadi lebih afdhal, sesuai fatwa MUI sebagai
bentuk kehati-hatian pemberian vaksin MR saat ini adalah boleh (mubah) sebagai
bentuk kondisi darurat.viii
11
3. PENUTUP
Kesimpulan
Vaksin measles dan rubella (MR) mencegah penyakit yang disebabkan oleh
virus measles (campak) dan rubella (campak jerman). Sedangkan MMR,
merupakan vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi measles, mumps
(gondong), dan rubella. Dalam proses pembuatannya vaksin MR memanfaatkan
enzim tripsin yang terkandung di dalam babi. inzim ini berfungsi sebagai
katalisator atau mempercepat proses reaksi yang terjadi, bukan sebagai bahan
baku vaksin tersebut. Sedangkan untuk proses akhirnya, tripsin yang di gunakan
akan dicuci bersih secara berkali-kali, sehingga vaksin tidak lagi mengandung
bahan dari babi. Hal inilah yang mangundang pro dan kontra dikalangan
masyarakat tentang penyuntikan vaksin MR terhadap anak-anak mereka. Namun
dengan pertimbangan syari'ah dalam keputusan hukum MUI, yaitu istihalah,
istihlak, dan riwayat binantang jalalah. Jika produksi vaksin dipandang sebagai
istihalah saja dia menjadi halal secara mutlak. Namun, ada berbagai riwayat dan
kaidah lain yang menjadi dasar pertimbangannya. Sehingga akan menjadi lebih
afdhal, sesuai fatwa MUI sebagai bentuk kehati-hatian pemberian vaksin MR saat
ini adalah boleh (mubah) sebagai bentuk kondisi darurat. Maka sesuai dengan
keputusan inilah vaksin MR diberikan kepada anak, karen adianggap sudah aman.
Maka kejadian yang menimpa T.M Helmi belum tentu bisa dipastikan bahwa
kelumpuhannya disebabkan oleh vaksinasi MR.
Saran
Dalam penulisan paper ini terkandung ilmu yang semoga dapat dimanfaatkan
oleh khalayak ramai. Selain itu, penulis juga ingin memberikan beberapa saran:
1) Bagi pembaca, tulisannya ini agar dapat disikapi secara positif dan
dikembangkan pengetahuannya.
2) Bagi kaum masyarakat dan terutama para orang tua, agar dapat lebih
memahami dan menambah wawasannya tentang vaksin MR, sehingga anak
12
dapat lebih terjaga dan terjamin keterlindungannya, dan juga untuk
mengurangi konflik pro dan kontra yang ada dikalangan masyarakat.
5) Saran kepada semua pihak agar dapat mengebangkan dan saling berbagi
ilmu kepada oarang lain, terkhusunya ilmu tentang kesehatan penyakit,
seperti penyaki campak dan rubella, agar setiap individu dapat lebih menjaga
kesehatan dan meencegah terjadinya penyakit ini.
13
4. DAFTAR PUSTAKA
i
Ponidjan TS. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Status Imunisasi Bayi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang. J Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Manado 2012; 1(1): 44.
ii
Najah N. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Tambahan MR (Measles
Rubella) Pada Balita Di Puskesman Kotagede I Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta:
Universitas ‘aisyiah, 2017: 3-4.
iii
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Ini Rencana Pelaksanaan 3
Vaksinasi Baru Untuk Lengkapi Imunisasi Dasar. Jakarta, 31 Januari 2017.
http://www.depkes.go.id/article/print/17020100001/ini-rencana-pelaksanaan-3-va
ksinasi-baru-untuk-lengkapi-imunisasi-dasar-.html. Diakses pada tanggal 13
Januari 2019.
iv
Departemen Kesehatan Kota Yogyakarta. Profil Kesehatan Tahun 2016 Kota
Yogyakarta (Data Tahun 2015). 2016. www.depkes.go.id/resources/download/
profil/PROFIL_ KES_PROVINSI_2015/14_DIY_2015.pdf. Diakses pada 13
Januari 2019.
v
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Imunisasi Massal Campak dan
Rubella Diberikan Pada Anak Usia 9 Bulan-urang Dari 15 Tahun Pada Bulan
Agustus di Sekolah dan September di Puskesmas, Posyandu dan Fasilitas
kesehatan Pelaksaaan Tahun 2017 di Dalam Pulau Jawa dan 2018 di Luar Jawa.
vi
Oktaviani Z. Bio Farma: Butuh 20 Tahun Untuk Membuat Vaksin MR.
Republika News Jum’at 24 Agustus 2018 19:36 WIB.
vii
Husna C, Fitriah, Nur M. Pandangan Masyarakat Tentang Vaksin MR. Fkultas
Keperawatan Universitas Syiah Kuala 2017.
viii
Hardisman. Menelaah Kebolehan Vaksinasi MR. Dokumen Repository
Universitas Andalas 2018; 1.
14