Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASPEK KEPERILAKUAN PADA AKUNTANSI SOSIAL

Dosen pengampuh:
NINING ASNIAR RIDZAL

Disusun Oleh:
Nama : Risnawati
Npm : 101701118
Kelas : B / Semester 5

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya,Saya diberi kesempatan dan kepercayaan untuk menyelesaikan makalah ini
sesuaiyang diharapkan.Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Akuntansi Keperilakuan. Dalam makalah ini, membahas
“ASPEK KEPERILAKUAN PADA AKUNTANSI SOSIAL”.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Akuntansi Keperilakuan, serta teman-teman kami. Saya menyadari makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mohon kritik dan
saran.Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

BAUBAU,21 DESEMBER 2019


Penulis
Risnawati
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI.........................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4

1.1 Latar belakang ..................................................................................................... 4

1.2 Rumusan masalah ............................................................................................... 4

1.3 Tujuan ................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 5

2.1 pengertian.................................................................................................................. 5

2.2 Latar Belakang Sejarah ............................................................................................. 5

2.3 Permasalahan Sosial Indonesia ................................................................................. 6

2.4 Tanggapan perusahaan .............................................................................................. 6

2.5 Tanggapan profesi Akuntan ...................................................................................... 7

2.6 Akuntansi untuk Manfaat dan Biaya Sosial .............................................................. 7

2.7 pelaporan Kinerja Sosial ......................................................................................... 11

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 13

3.2 Saran ................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan
banyak keuntungan bagi masyarakat. Menurut pendekatan toeri akuntansi
tradisional perusahaan harus memaksimalkan labanya agar dapat memberikan
sumbangan yang maksimum kepada masyarakat. Model-model akuntansi dan
ekonomi tradisional focus pada produksi dan distribusi barang dan jasa kepada
masyarakat. Akuntansi sosial memperluas model ini dengan memasukkan
dampak-dampak dari aktivitas perusahaan terhadap masyarakat .
Seiring dengan berjalannya waktu masyarakat semakin menyadari adanya
dampak-dampak sosial yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam menjalankan
operasinya untuk mengapai laba yang maksimal yang semakin lama semakin
besar dan semakin sulit untuk dikendalikan. Oleh karena itu masyarakat pun
menuntut agar perusahaan senantiasa memperhatikan dampak-dampak sosial yang
ditimbulkannya dan berupaya mengatasinya. Aksi protes terhadap perusahaan
sering dilakukan oleh para karyawan dan buruh dalam rangka menuntut kebijakan
upah dan pemberian fasilitas dan kesejahteraan karena yang berlaku sekarang
dirasa kurang mencerminkan keadilan .Aksi yang serupa juga tidak jarang
dilakukan oleh pihak masyarakat baik masyarakat sebagai konsumen maupun
masyarakat disekitar lingkuangan pabrik. Masyarakat sebagai konsumen
seringkali melakukan protes terhadap hal-hal yang berkaitan dengan mutu produk
sehubungan dengan kesehatan keselamatan dan kehalalan suatu produk bagi
konsumennya sedangkan protes yang dilakukan masyarakat disekitar pabrik
adalah berkaitan dengan pen#emaranlingkungan yang disebabkan limbah pabrik.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimanakah aspek perilaku pada akuntansi social?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui aspek keperilkuan pada akuntansi sosial
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengertian
Akuntansi sosial didefinisikan sebagai “penyusunan,pengukuran,dan
analisis terhadap konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekonomi dari perilaku yang
berkaitan dengan pemerintah dan wirausahawan”. Dalam hal ini,akuntansi sosial
berarti identifikasi mengukur dan melaporkan hubungan antara bisnis dan
lingkungannya. Lingkungan bisnis meliputi sumber daya alam, komunitas dimasa
bisnis tersebut beroperasi, orang-orang yangdipekerjakan, pelanggan,pesaing, dan
perusahaan serta kelompok lain yang berurusan dengan bisnis tersebut.
(rose pelaporan dapat bersi"at baik internal maupun eksternal.

2.2 Latar Belakang Sejarah


pada awal tahun ,1900 para ekonom telah mencoba untuk memasukkan
manfaat sosial dan biaya sosial dalam model-model teori ekonomi mikro neo
klasik. Beberapa gerakan massa pada tahun1900 an, terutama yang ditujukan
untuk membuat pemerintah dan bisnis lebih responsive terhadap kebutuhan
masyarakat,memiliki andil dalam memfokuskan perhatian pada biaya dan manfaat
sosial.
Pada tahun 1900 an juga terdapat pertumbuhan dalam gerakan lingkungan
ketika lebih banyak orang menyadari dampak dari industrialisasi pada kualitas
udara, tanah dan air. Undang-undang di sahkan untuk melindungi sumber daya
alam ini dan mengendalikan pembuangan limbah beracun. Hukum menetapkan
standar untuk emisi polusi dan mengenakan denda kepada siapa pun yang
melanggarnya. para pelaku bisnis di minta untuk mengendalikan emisi polusi
dan bekerja sama dengan pemerintah untuk mengembangkan dan menerapkan
rencana untuk mengurangi polusi.
Konsumen menjadi lebih tegas pada tahun sehingga menimbulkan gerakan
hak!hak konsumen. Kelompok-kelompok konsumen berusaha untuk membuat
para pelaku bisnis dan produk!produk mereka lebih responsi" terhadap kebutuhan
konsumen. Usaha-usaha dilakukan untuk membuat produk-produk yang
berbahaya atau tidak sehat diperbaiki atau ditarik dari pasar. pesan teliti sebelum
membeli* tidak lagi di anggap sebagai praktik bisnis normal. berbagi buku
mengenai keselamatan produk dan mutu membantu mendorong undang-undang
perlindungan hak konsumen.

2.3 Permasalahan Sosial Indonesia


Krisis yang berkepanjangan telah menempatkan bangsa ini pada posisi
krisis multi dimensi yang mencakup hampir seluruh aspek kehidupan. jika di lihat
dari sudut pandang ekonomi, sendi-sendi perekonomian (investasi,produksi dan
distribusi) lumpuh, sehingga menimbulkan kebangkrutan dunia usaha,
meningkatnya jumlah pengangguran,menurunnya pendapatan perkapita dan daya
beli masyarakat,dan pada akhirnya bermuara pada meningkatanya angka jumlah
penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.
Krisis ekonomi yang melanda indonesia mengakibatkan timbulnya berbagai
hal yang tidak pasti, sehingga indicator-indikator ekonomi,seperti tingkat suku
bunga,laju inflasi ,fluktuasi nilai tukar rupiah,indeks harga saham gabungan,dan
sebagainya sangat rentan terhadap masalah-masalah sosial. Hal ini membuktikan
bahwa aspek sosial dan aspek politik dapat mengundang sentimen pasar yang
bermuara pada instabilitas ekonomi.

2.4 Tanggapan perusahaan


Sejak tahun 1900 an, banyak perusahaan lain yang sebelumnya terkenal
akan kepekaannya terhadap kebutuhan sosial menjadi lebih responsi" lagi sejara
sosial. Manajemen mungkin talah menyadari bahwa perusahaan mereka
merupakan bagian dari komunitas, bahwa agar perusahaan dapat bertahan hidup,
komunitas arus menjadi tempat yang sehat untuk hidup dan bekerja serta bahwa
orang-orang membutuhkan jaminan keuangan untuk membeli barang-barang yang
dihasilkan oleh perusahaan.
Di pihak lain, banyak perusahaan dan asosiasi industry berperang
mengikisnya melalui ketidak patuhan, dalam kasus ini, manajemen mungkin
merasa bahwa beberapa dari peraturan tersebut,seperti undang-undang
perlindungan lingkungan, akan memiliki dampak ekonom negative terhadap
perusahaan mereka karena biaya untuk mematuhi undang-undang tersebut tidak
sesuai dengan manfaatnya.

2.5 Tanggapan profesi Akuntan


Dengan di berlakukannya undang-undang yang menetapkan program-
program sosial pemerintah, beberapa akuntan merasa bahwa mereka sebaiknya
menggunakan keahlian mereka untuk mengukur efektivitas dari program tersebut.
Sejara ringkas, literature awal dari akuntansi sosial menyatakan bahwa para
akuntan di perlukan untuk menghasilkan data mengenai tanggung jawab
perusahaan dan bahwa ada pihak-pihak lain yang berkepentingan 4selain
perusahaan5 yang akan tertarik dengan data-data ini. Literatul awal ini, bahkan
tidak berkaitan dengan identifikasi pengukuran dan pelaporan data-data sosial.
Selanjutnya literature mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis untuk
akuntansi social,termasuk skema pelaporan dan audit sosial aktual.

2.6 Akuntansi untuk Manfaat dan Biaya Sosial


Menurut pigou, biaya sosial terdiri atas seluruh biaya untuk menghasilkan
suatu produk,tanpa memperdulikan siapa yang membayarnya. Biaya yang di
bayarkan oleh produsen disebut sebagai biaya pribadi, selisih antara biaya sosial
dan biaya pribadi dapat disebabkan oleh banyak faktor.Suatu perusahaan yang
menimbulkan polusi mengenakan biaya kepada masyarakat,tetapi perusahaan
tersebut tidak membayar biaya tersebut kepada masyarakat. Hal ini di sebut
dengan non-ekonomi eksternal. suatu situasi dimana seorang pekerja menderita
sakit akibat pekerjaanya dan tidak memperoleh kompensasi penuh dapat dianggap
sebagai suatu eksploitasi terhadap faktor produksi.
Ketika akuntan mengukur manfaat pribadi (pendapatan) dan biaya pribadi
(beban) serta mengabaikan yang lainnya,mereka bersikap konsisten dengan teori
ekonomi tradisional.Gerakan kearah akuntansi social, sebagian besar, tardiri atas
usaha-usaha untuk memasukkan biaya social dan biaya sosial yang tidak terbagi
ke dalam model akuntansi.
 Teori Akuntansi Sosial
 Berdasarkan analisis pigou dan gagasan mengenai suatu ‘kontrak sosial’
K.V. Ramanathan (1976) mengembangkan suatu kerangka kerJa teoritis
untuk akuntansi atas biaya danmanFaat sosial.Dalam pandangan
Ramanathan perusahaan memiliki suatu kontrak tidak tertulis untuk
menyediakan manfaat sosial neto kepada masyarakat. Manfaat neto
adalahselisih antara kontribusi suatu perusahaan kepada masyarakat
dengan kerugian yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut kepada
masyarakat .meskipun ia menggunakan bahasa yang berbeda Ramanathan
pada dasarnya mengatakan menggunakan istilah pigou bahwa manfaat
sosial sebaiknya melampaui biaya sosial oleh karena itu perusahaan
sebaiknya member kontribusi neto kepada masyarakat. yakin bahwa
sebaiknya akuntan mengukur konstribusi historis neto yang merupakan
analogi dari neraca dan kontribusi tahunan netodari suatu perusahaan
kepada masyarakat.
 Menentukan Biaya dan Manfaat Sosial
pigou mendefinisikan biaya sosial yang tidak di kompensasi sebagai non
ekonomi eksternal dan eksploitasi terhadap factor-faktor produksi. ntuk
menerjamahkan definisi ini kedalam terminology operasional mungkin
lebih mudah untuk mendefinisikan biaya social yang tidak di
kompensasikan sebagai seluruh kerugian yang di derita oleh manusia
sebagai akibat dari aktivitas-aktivitas ekonomi untuk mana mereka tidak
diberikan kompensasi secara penu hsebagai contoh polusi udara dari suatu
pabrik kertas yang menimbulkandampak berbahaya terhadap kesehatan
orang-orang yang tinggal di dekat pabrik tersebut merupakan suatu
kerugian.
Jelaslah system nilai masyarakat faktor penentu penting dari manfaat dan
biaya sosial.dengan mengasumsikan bahwa masalah nilai dapat diatasi
dengan menggunakan beberapa jenis standar masyarakat masalah
berikutnya adalah mengidentifikasikan kontribusi dan kerugian secara
spesifik.
Cara lain untuk mengidentifikasikan asal dari biaya dan manfaat sosial
adalah dengan memeriksa proses distribusi dan produksi perusahaan
individual guna mengidentifikasikan bagaimana kerugian dan kontribusi
serta menentukan bagaimana hal itu terjadi. Jika satu bagian dari proses
produksi dan distribusi di periksa mungkin ditemukan produk sampingan
yang negative diciptakan bersama-sama dengan produk yang berguna.
pada titik ini dalam proses produksi biaya sosial seperti polusi udara dan
air. Kemungkinan besar akan muncul yang mengarah pada dampak
negative yang tidak di kompensasikan terhadap umat manusia.
 Kuantifikasi Terhadap Biaya dan Manfaat
Ketika aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan
kerugian serta kontribusi tertentu didentifikasikan, maka dampak pada manusia
dapat dihitung. dampak tersebut dapat digolongkan sebagai langsung atau tidak
langsung. Dampak langsung,misalnya penyakit paru!paru yang disebabkan oleh
debu batu bara yang terhitup oleh pekerja di tambang batu bara. Dampak tidak
langsung adalah polusi air yang mengotori dan danmematikan ikan!ikan di
dalamnya polusi tersebut dapat mengakibatkan berupa hilangnyasumber makanan
potensial “ikan”,hilangnya kesempatan untuk berekreasi memancing,berenang,
berperahu. dan konsekuensi estetika yang negative.Untuk mengukur kerugian
yang sebenarnya, kehilangan yang dialami oleh orang!orang sebagai akibat dari
peristi&a! peristi&a itu harus dihitung.
Untuk mengukur suatu kerugian dibutuhkan informasi mengenai variable utama.
Yaitu waktu dan dampak
a) waktu Beberapa peristi&a yang menghasilkan biaya sosial membutuhkan
waktu beberapa tahun untuk menimbulkan suatu akibat di dalam kasus
pada tingkat debu yang tetap, seorang pekerja harus bekerja sekitar ? tahun
untuk terkena asbestosis 4penyakit yang menimbulkan dan kadang kala
bersifat fatal lebih lanjut lagi dibutuhkan waktu bertahun-tahun
dari paparan pertama sampai orang-orang benar-benar terpengaruh oleh
kerugian tersebut. hal ini berlaku ketika membahas mengenai dampak dari
polusi salah alokasi sumber dayapenyaki takibat pekerjaan dan berbagai
peristiwa lainnya.periode waktu antara paparan awal dengan peristiwa
yang menimbulkan kerugian serta manifestasi dari dampak yang buruk
disebutdengan periode persiapan. Dalam hal pengukuran penting untuk
menentukan lamanya waktu tersebut.dampak jangka panjang sebaiknya
diberikan bobot yang berbeda dengan bobot jangka pendek.
b) Dampak
Orang-orang dapat dipengaruhi secara fisik ekonomi psikologis dan sosial
oleh berbagai kerugian. untuk mengukur biaya sosial tersebut perlu untuk
mengidentifikasikan kerugian-kerugian tersebut.untuk meneruskan contoh
asbes para pekerja pabrik asbes dapat terkena satu dari tiga penyakit yang
menimbulkan cacat dan bahkan sering bersifat fatal. Dalam suatu studi
persen dari seluruh pekerja pabrik asbes terkena salah satu dari penyakit
penyakit tersebut.oleh karena itu kerugiannya adalah dampak dari biaya
terkena penyakit yang terkait dengan asbes dikurangi dengan kompensasi
apapun diperoleh pekerja dari perusahaan. Biaya tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai kerugian ekonomi fisik psikologis atau sosial.

 Biaya ekonomi
Biaya!biaya ini meliputi tagihan pengobatan dan rumah sakit yang
tidak dikompensasi hilangnya produktivitas dan hilangnya
pendapatan yang diderita oleh pekerja.
 Kerugian fisik cara pekerja yang terkena penyakit yang berkaitan
dengan asbes akan menderita nafas yang pendek dan kemungkinan
kematian prematur.
 Kerugian psikologis cara pekerja dapat merasa tidak cukup dan
menjadi sedih karena kehilangan peran sebagai penghasil
pendapatan dalam keluarga tidak mampu melakukan aktitas-
aktifitas fisik dan mengetahui bah&a kematian dapat terjadi
segera.
 Kerugian social dalam keluarga pekerja perubahan peran dapat
terjadi sebagai akibat dari penyakit tersebut. Keluarga tersebut
dapat menjadi begitu trauma sehingga dapat terjadi perpelahan.
Berbagai konsekuensi sosial negatitiv lainnya juga mungkin. Nilai
sekarangdari seluruh dampak ini bagaimanapun $uga harus
dihitung.

2.7 pelaporan Kinerja Sosial


1. Audit social
Audit sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi sosial dan
lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dan operasi perusahaan
yang regular. Ada beberapa cara untuk melakukan hal tersebut. Salah satu strategi
yang berhasil dimulai dengan mengembangkan intentaris dari aktivitas yang
memiliki dampak sosial. Meskipun menghasilkan inventaris semacam itu
kedengarannya sederhanadalam realitas hal tersebutdapat menjadi cukup sulit.
Salah satu taktik yang disarankan adalah meminta manajer perusahaan untuk
membuat daftar aktivitas dengan konsekuensi sosial. Setelah daftar tersebut
dihasilkan auditor sosial kemudian mencoba untuk menilai dan mengukur
dampak-dampaknya.
Audit sosial bermanfaat bagi perusahaan denga membuat para manajer
menyadari konsekuensi sosial dari beberapa tindakan mereka. hal ini dapat dicapai
bahkan jika dampaknya tidak dapat dikuantifikasi. Selain itu audit semacam itu
dapat menyebab kanmanajer mencoba untuk memperbaiki kinerja mereka dalam
bidang-sosial dengan cara mengembangkan rencana kinerja sosial dan ukuran
kinerja yang didasarkan pada rencana itu.

2. Laporan-laporan social
David Linoves telah mengembangkan laporan operasi social ekonomi untuk
digunakan sebagai dasar untuk melaporkan informasi akuntansi sosial. Linoves
membagi laporannya kedalam tiga kategori
 hubungan dengan manusia
 hubungan dengan lingkungan
 hubungan dengan produk
pada setiap kategori ia membuat daftar mengenai konstribusi sukarela perusahaan
dan kemudian mengurangkannya dengan kerugian yang disebabkan oleh aktivitas
perushaan itu.
Dalam laporan Linoves seluruh kontribusi dan kerugian harus dihitung
secara moneter sesuatu yang telah terbukti sulit untuk dilakukan. pendekatan
Linoves tidak dipakai oleh perusahaan manapun.
Selain Linoves Ralph Estes mengembangkan suatu model yang
menggunakan perspektif pigou mengenai manfaat dan biaya sosial. menghitung
man"aat sosial sebagai seluruhkonstribusi kepada masyarakat yang berasal dari
operasi perusahaan misalnya lapangankerja yang disediakan sumbangan pajak
perbaikan lingkungan. Biaya sosial meliputiseluruh biaya operasi perusahaan
bahan baku yang dibeli utang kerusakan lingkungan luka-luka dan penyakit yang
berkaitan dengan pekerjaan. Biaya sosial dikurangkan darimanfaat sosial untuk
memperoleh manfaat atau biaya neto. Estes mempertimbangkan modelnya sebagai
suatu laporan konseptual yang dapat digunakan secara internal oleh manajemen
dalam menilai manfaat neto perusahaan bagi masyarakat.
3. pengungkapan dalam laporan tahunan
Banyak perusahaan menerbitkan laporan tahunan kepada pemegang saham
yang berisi beberapa informasi sosial. Estes melakuakn suatu survey atas
pengungkapan sosial yang di buat oleh 500 perusahaan industry terkenal dalam
laporan tahunannya dari tahun 1971,sampai tahun 1978 ditemukan bahwa secara
umum jumlah perusahaan yang mengungkapkan informasi sosial dan jumlah
pengungkapan meningkat dengan stabil.Sekitar 90 persen dari perusahaan yang
termasuk dalam laporan tahun 1978 telah membuat suatu bentuk pengungkapan
sosial. Akan tetapi karena kebanyakan informasi sosial yang diungkapkan
perusahaan dalam laporan tahunan bersifat sukarela dan selektif dapat di
argumentasikan bahwa informasi tersebut memiliki nilai yang dipertanyakn
danseseorang tidak dapat menilai kinerja sosial dari perusahaan tersebut
berdasarkan laporantahunannya.Sementara itu untuk melihat praktik-praktik
pengungkapan sosial dalam laporan tahunandari perusahaan perusahaan di
indionesia lebih lanjut lagi para peneliti akuntansi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
walaupun dimensi!dimensi akuntansi sosial masih banyak menyimpan
berbagai permasalahan,namun hal tersebut bukan merupakan alasan utama untuk
tidak meneruskan pencarian-pencarian penting untuk menyelesaikan
permasalahan!permasalahan tersebut. Aspek keprilakuan terutamaoleh pihak
investor,akan sangat menentukan perkembangan akuntansi sosial dimasa akan
datang. Terlepas dari itu semua,akuntansi sosial telah menjadi salah satu cabang
akuntansi yang mencoba menguraikan dampak dari berdirinya suatu entitas bisnis.
Baik bagi lingkungan internalnya maupun eksternalnya.Selain itu, banyak pihak
yang meyakini bahwa aspek-aspek keuangan belum mencukupi untuk digunakan
sebagai landasan bagi keputusan bisnis.
Banyak bukti yang mengungkapkan fenomena tersebut. hal ini ditunjukkan
oleh banyaknya perusahaan yang secara keuangan layak untuk dimiliki investor,
tetapi belum dilirik oleh mereka. pihak investor masih menunggu aspek-aspek
lainnya yang melindungi entitas tersebut. pengalaman menunjukkan bahwa aspek
seperti politik, budaya,dan kondisi ekonomi makro sangat berperan dalam
mendukung entitas bisnis.
3.2 Saran
Saya sadar betul bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu saya mengaharapkan kontribusi pembaca, pendengar, baik yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung, untuk memberikan keritik dan saran yang
membangun
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/19984835/KEL_11_Akuntansi_Sosial

Anda mungkin juga menyukai