Anda di halaman 1dari 49

Makalah

Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tahap Dewasa

Dosen pembimbing : Faisal Ibnu S.Kep.Ners.,M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok : 6

Kelas : 3B

1. Muhammad Ilham Nur Dalila (201601041)

2. Esga Restyan Pradina Sari (201601048)

3. Sintia Nova Leliana (201601057)

4. Wahyulan Masruroh (201601076)

PROGAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmatNya kita dapat menyusun laporan Asuhan Keperawatan. Asuhan
keperawatan ini adalah berisi mengenai tentang Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan Dewasa yang akan mempermudah dalam penyusunan laporan kasus sesuai
dengan keadaan pasien. Selain itu asuhan keperawatan keluarga ini juga
digunakan sebagai acuan pencapaian target praktek Keperawatan Keluarga. Ilmu
keperawatan kini telah berkembang sangat pesat, oleh karena itu pembaca atau
pembimbing dengan rendah hti diharapkan dapat memberikan bimbingan untuk
perbaikan.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................................. 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang................................................................................................ 5
1.2 RumusanMasalah........................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Teori Perkembangan Keluarga.......................................................................5
2.1.1 Pengertian dan Perkembangan Keluarga.....................................................5
2.1.2 Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Dewasa........................................8
2.2 Teori Proses Keperawatan Keluarga...............................................................9
A. Pengkajian.................................................................................................9
B. Perumusan Diagnosa Keperawatan.........................................................17
C. Perencanaan Keperawatan Keluarga.......................................................21
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Triger Case ...................................................................................................29
3.2 Asuhan Keperawatan Keluarga..................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................48

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tingkah laku seseorang dipelajari sepanjang proses kehidupannya ketika
menghadapi krisis dan kecemasan akibat stressor. Menurut teori keperawatan,
sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang sangat dinamis dari
kehidupan seseorang.
Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka
dimana sudah memiliki tanggungjawab serta sudah menyadari makna hidup.
Menyiapkan diri menjadi dewasa, karena menjadi dewasa adalah sebuah pilihan,
maka tentunya harus direkayasa atau disiapkan. Tidak bisa dibiarkan alami.
Karena memang menjadi dewasa dalam cara berpikir itu bukan kebetulan, tapi
merupakan pilihan.
1.2 Tujuan penulisan
Makalah ini ditulis agar pembaca :
1. Mengetahui dan memahami teori perkembangan keluarga dan unsur –
unsur yang ada didalamnya
2. Mengetahui dan memahami teori proses keperawatan keluarga dan unsur –
unsur yang ada didalamnya
3. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan keluarga dengan dewasa

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori perkembangan keluarga

2.1.1 Pengertian dan perkembangan keluarga dewasa

Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah
berkisar diatas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang penuh
tantangan, penghargaan, dan krisis. Selain itu, masa dimana mempersiapkan
masa depan, penentu karir dan masa usia memasuki dunia pekerjaan dan masa
usia matang, masa penentuan kehidupan, dan prestasi kerja di masyarakat, masa
merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal, dan masa jaya dan masa
merasakan hasil perjuangan.

Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian. Menurut


Prof. Dr. A.E Sinolangan (1997), masa dewasa dapat dibagi dalam beberapa fase
yaitu :

1. Fase dewasa awal


Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seseorang mulai berkarya dan mulai
melepaskan ketergantungan pada orang lain. Tugas – tugas perkembangan
pada masa dewasa awal yaitu :
a. Mereka mendapat pengawasan dari orang tua
b. Mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan
hubungan yang intim diluar
c. Mereka membentuk seperangkat nilai pribadi
d. Mereka mengembangkan rasa identitas pribadi
e. Mereka mempersiapkan untuk bekerja kehidupan kerja
2. Fase dewasa tengah
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman
hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy
sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh
terhadap realita fisiologis. Dan perubahan pada penampilan fisik. Harga
diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap positif terhadap

5
perubahan fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti latihan fisik diet
seimbang, tidur yang adekuat dan melaksanakan hygiene yang baik.
a. Teori – teori tentang masa dewasa tengah
1) Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang
utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas(Erikson,
1982). Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan
membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai
generatifitas dengan anak – anaknya melalui bimbingan dalam
interaksi social dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah
gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini
ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau
perilaku merusak anak – anaknyadan masyarakat
2) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh
perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972).
Tugas perkembangan tersebut meliputi :
a) Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa
b) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
c) Membantu anak – anak remaja tanggungjawab dan bahagia
d) Mengembangkan aktivitas luang
e) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f) Menerima dan menyesuaikan perubahan sisiologis pada usia
pertengahan
g) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia
b. Tahap perkembangan
1) Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi usia 40-60 tahun. Perubahan ini
yang paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut,
dan pinggang yang membesar. Kebotakan biasanya terjadi pada
pria dewasa awal. Penururnan ketajaman penglihatan dan
pendengaran sering terlihat pada periode ini.
2) Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali
sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempel;ajari keterampilan
dan informasi baru. Beberapa dewasa tengah mengikuti program

6
pendidikan dan kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki
pasar kerja atau perubahan pekerjaan.
3) Perkembangan psikososial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi
kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah atau
peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau kematian teman.
Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress yang dapat
memperngaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa
3. Fase dewasa akhir
Fase dewas akhir (41-50/55 tahun) ditandai karya produktif, sukses
berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini dapat
dicapai kalua status pekerjaan dan social seseorang sudah mantap.
Masalah – masalah yang mungkin timbul :
a. Menurunnya keadaan jasmaniah
b. Perubahan sususnan keluarga
c. Terbatasnya kemungkinan perubahan – berubahan baru dalam bidang
pekerjaan atau perbaikan kesehatan yang lalu
d. Penurunan fungsi tubuh
Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi pegawai
menghadapi sepi dan masa memasuki pension. Biasanya ada PPS (Post
Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak,
rasanya seperti ada perasaan down syndrome.

Factor – factor yang mempengaruhi pengawasan tugas perkembangan ini,


individu mengalami PPS. Misalnya penghalangnya adalah :

1. Tingkat perkembangan yang mundur


2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas – tugas perkembangan
3. Tidak ada motivasi
4. Kesehatan yang buruk
5. Cacat tubuh
6. Tingkat kecerdasan yang rendah
7. Tingkat adaptasi yang jelek
8. Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pension bagi pegawai
menghadapi sepi dan masa memasuki pension. Biasanya ada PPS (Post
Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat kemudian tidak,
rasanya seperti ada perasaan down syndrome., adanya penyakit kronis.
Tingkat ketidakmampuan dan presepsi klien pada penyakit dan

7
ketidakmampuan menentukan sampai mana perubahan gaya hidup akan
terjadi.
9. Tingkat kesejahteraan
Perawat mengkaji status kesehatan pada klien dewasa tengah. Pengkajian
tersebut memberi arah untuk merencanakan asuhan keperawatan dan
berguna dalam mengevaluasi keefektifan intervensi keperawatan.
10. Membentuk kebiasaan yang sehat dan positif
Kebiasaan adalah sikap atau perilaku seseorang yang biasa dilakukan. Pola
perilaku ini didorong oleh seringnya pengulangan sehingga menjadi cara
perilaku individu yang biasa.
2.1.2 Tahap perkembangan keluarga dengan dewasa
Menurut Erikson, tugas perkembangan keluarga yang utama pada usia
baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas adalah
keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat
mencapai generatifitas dengan anak – anaknya melalui bimbingan dalam dalam
interaksi social dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai
generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang
berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas – tugas yang harus
diselesaikan individu pada fase – fase atau periode kehidupan tertentu dan
apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila
mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan
perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan
Masa usia dewasa
1. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
2. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
3. Membantu anak – anak remaja bel;ajar menjadi orang dewasa yang
bertanggungjawab danb berbahagia
4. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir
pekerjaan
5. Mengembangkan kegiatan – kegiatan pengisi waktu senggang yang
dewasa
6. Mencapai tanggungjawab social dan warga negara secara penuh
7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia
2.2 Teori proses keperawatan keluarga
A. Pengkajian

8
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dan tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dari ujung rambut ke ujung
kaki
d. Data sekunder, contoh : hasil laboratorium, hasil X- Ray, pap smear
dan sebagainya

Hal – hal yang perlu dikaji dalam keluarga meliputi:


a. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga
Genogram
Symbol – symbol yang bias digunakan :

Laki -laki Perempuan Identifikasi klien Meninggal

6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah – masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut
7) Tipe bangsa
Menikah Cerai Cerai
Pisah
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut dengan kesehatan
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan
9) Status social ekonomi keluarga
Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status
social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan

9
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki
oleh keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama – sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti
Contoh : keluarga bapak A mempunyai 2 anak, anak pertama berumur
7 tahun dan anak ke dua berumur 4 tahun, maka keluarga bapak A
berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan
yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman – pengalaman
terhadap pelayanan kesehatan
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami istri
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah tangga, jenis septik tank, Jarak septik
dengan sumber air, air minum yang digunakan serta denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunikasi RW

10
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunikasi
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, bedaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga


berpindah tempat

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan kelurarga untuk


berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga interaksinya dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada system pendukung keluarga adalah jumlah


anggota yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas social atau dukungan dari
masyarakat.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga

a) Apakah mayoritas pesan anggota keluarga seusai isi dan


instruksi ?

b) Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan


dan perasaan-perasaan mereka dengan jelas ?

11
c) Apakah anggota keluarga memperoleh dan memeriksakan
respon dengan baik terharap pesan ?

d) Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti pesan ?

e) Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga ?

f) Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak


langsung ?

g) Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam


keluarga ? (langsung atau tidak langsung)

h) Jenis-jenis emosi apa apa yang disampaikan dalam keluarga ?

i) Apakah emosi-emosi yang disampaikan bersifat negative, positif


atau keduanya ?

j) Pola-pola umum apa yang dapat digunakan menyampaikan


pesan-pesan penting ? (langsung atau tidak langsung)

k) Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam


pola-pola komunikasi keluarga ?

l) Adakah hal-hal atau masalah dalam kelaurga yang tertutup


untuk didiskusikan ?

2) Stuktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan memperngaruhi


orang lain untuk mengubah perilaku.

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara


formal maupun informal

a) Struktur peran formal: posisi peran formal apa pada setiap


anggota keluarga, gambarkan bagaimana setiap anggota

12
keluarga melakukan peran-peran formal mereka. Adakah konflik
peran dalam keluarga.

b) Struktur peran informal: adakah peran-peran informal dalam


keluarga, siapa yang memainkan peran-peran tersebyr, berapa
kali peran-peran tersebut sering dilakukan atau bagaimana peran
tersebut dilaksanakan secara konsisten? Tujuan peran-peran
informal yang dijalankan keluarga apa ?

4) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga


yang berhubungan dengan kesehatan

b. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikasi yaitu gambaran dari anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.

2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam


keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,


perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana
perngeahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga
didalam melaksanakan perawartan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu
keluarga mampu mengenal masalah kesehatn,mengambil keputusan

13
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan-lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat

Hal-hal yang dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan


tugas perawatan keluarga adalah :

a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah


kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang
meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.

b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambul keputusan


mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji
adalah:

1. Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat


dan luasnya masalah

2. Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

3. Apakah masalah keluarga merasa menyerah terhadap


masalah yang dialami

4. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan


penyakit

5. Apakah keluarga mempunyai dikap negative terhadap


masalah kesehatan

6. Apakah keluarga dapat menjangaku fasilitas kesehatan


yang ada

7. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan

14
8. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah

c) Untuk mengetahui sejauhmana kemempuan keluarga merawat


anggota keluarga yang sakit , yang perlu dikaji adalah:

1. Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat,


penyebaran, komplikasi, prognosa, dan cara perawatannya)

2. Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sikap dan


perkembangan perawatan yang dibutuhkan

3. Sejauhmana keluarga mengetahaui keberasaan fasilitas yang


diperlukan untuk perawatan

4. Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada


dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab,
sumber keuangan/financial, fasilitas fisik, psikososial)

5. Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit

d) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara


lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah:

1. Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga


yang dimiliki

2. Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat


pemeliharaan lingkungan

3. Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan


penyakit

4. Sejauhmana sikap/pandangan keluarga terhadap hygene


sanitasi

5. Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga

15
e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas/pelayanan kesehatan dimasyarakat, hal yang dikaji adalah :

1. Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas


kesehatan

2. Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan


yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan

3. Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas


dan fasilitas kesehatan apakah fasilitas kesehatan yang ada
terjangkau oleh keluarga

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

a) Berapa jumlah anak

b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan


jumalah anggota keluarga

5) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:

a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan

b) Sejauh mana keluarga memenfaatkan sumber daya yang ada


dimasyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga

1. Fungsi Pendidikan

Menjelaskan upaya yang dilakukan keluarga dalam Pendidikan


selain upaya yang diperoleh dari sekolah atau masyarakat sekitar

2. Fungsi religious

16
Menjelaskan tentang kegiatan keaga,aan yang dipalajari dan
dijalankan oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan

3. Fungsi rekreasi

Menjelaskan kemampuan keluarga dan kegiatan keluarga untuk


melakukan reaksi secara bersama baik dari diluar dan didalam
rumah, juga tentang kuantitas yang dilakukan.

c. Stress dan koping keluarga

1) Stressor jangka pendek dan Panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang


memerlukan penyelesaian da;am waktu kurang lebih 2 bulan

b) Stressor jangka Panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang


memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap


stimulasi/stressor

3) Strategi koping yang digunakan

Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi


permasalahan

4) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan


keluarga bila menghadapi permasalahan

d. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang


digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik .

17
e. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan harapan keluarga


terhadap petugas kesehatn yang ada.

B. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga

Diagnose keperawatan adalag keputusan klinis mengenai individu, keluarga


atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan
analissi cermat dan sistematis, memberikan dasar untuk menetapkan
tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab adalah pernyataan
yang menjelaskan status dan masalah kesehatan actual atau potensial.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian.

Diagnose keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap


adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan kerja,
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga dan
berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga.

a. Perumusan diagnose keperawatan

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada


sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan
meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda (sien).

Tipologi dari diagnosis keperawatan

1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala


dari gangguan kesehatan.

Contoh :

1) Perubahan nutrisi : kurang daari kebutuhan pada balita (Anak


N), keluarga bapak Y “berhubungan dengan ketidakmampuan

18
keluarga merawat anggota keluarga merawat anggota keluarga
dengan gangguan mobilisasi”

2) Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu Y) keluarga


Bapak A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak
(rematik).

3) Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran
sebagai suami.

2. Risiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang namun belum terjadi gangguan, misalnya :


lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak
adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.

Contoh :

1) Risiko terjadi konflik pada bapak I berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi.

2) Risiko gangguan pergerakan pada balita (Anak N) keluarga


Bapak Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
melakukan stimulasi terhadap balita.

3) Risiko gangguan pergerakan pada lansia (Ibu Y) keluarga


Bapak A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak.

3. Potensial (keadaan sejahtera/”wellness”)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga


kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

Contoh :

19
1) Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil
(Ibu M) keluarga Bapak K

2) Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga


bapak X

3) Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru


menikah keluarga Bapak I

Diagnoosa yang sering muncul dalam asuhan keperawatan keluarga menurut


NANDA :

a. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah lingkungan

1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

Adalah suatu kondisi dimana keluaraga mengalami atau berisiko


mengalami kesulitan mempertahankan kebersihan dan menjaga
lingkungan rumah.

2) Risiko cedera

Suatu kondisi dimana keluarga mempunyai resiko yang merugikan


yang disebabkan kurangnya kesadaran terhadap bahaya lingkungan
atau usia maturasi.

3) Resiko infeksi

Kondisi dimana keluarga berisiko menularkan agen-agen patogen ke


anggota yang lain.

b. Diagnose keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi

1) Komunikasi keluarga disfungsional

Keadaan dimana keluarga mengalami atau beresiko terhadap


penurunan untuk mengirim atau menerima pesan.

c. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran

20
1) Berduka dan diantisipasi

2) Berduka disfungsional

3) Isolasi social

4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit


terhadap keluarga)

5) Proses keluarga terhenti

6) Resiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua/bayi/anak

7) Resiko ketegangan peran pemberi perawatan

8) Penampilan peran tidak efektif

d. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi sosial

1) Perubahan perkembangan

2) Kurang pengetahuan

3) Isolasi sosial

4) Kerusakan interaksi sosial

5) Resiko kekerasan terhadap orang lain

6) Resiko kekerasan terhadap diri

7) Konflik peran orang tua

21
e. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan

1) Manajemen regimenterapeutik keluarga tidak efektif


2) Kerusakan pemeliharaan rumah
3) Perilaku mencari kesehatan
4) Pemeliharaan kesihatan tidak efektif

f. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping

1) Koping keluarga melemah


2) Kesiapan dalam peningkatan koping keluarga
3) Koping keluarga cacat
4) Resiko berduka disfungsional

C. Perencanaan keperawatan keluarga

Apabila masalah kesehatan ataupun masalah keperawatan telah


teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana keperawatan
sesuai dengan urutan prioritas masalahnya. Rencana keperawatan keluarga adalah
merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat yang
dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan/masalah
keperawatan yang telah diidentifikasi. Rencana keperawatan yang berkualitas
akan menjamin keberhasilan dalam mencapai tujuan serta penyelesaian
masalah.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan
keperawatan keluarga:

1) Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisa yang menyeluruh


tentang masalah atau situasi keluarga.
2) Rencana yang baik harus realistik,artinya dapat dilaksanakan dan dapat
menghasilkan apa yang diharapkan.
3) Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi
kesehatan. Misalnya bila instansi kesehatan pada daerah tersebut tidak
memungkinkan pemberian pelayanan cuma-cuma maka perawat harus
mempertimbangkan hal tersebut dalam menyusun perencanaan.
4) Rencana keperawatan dibuat bersama dengan keluarga. Hal ini sesuai
dengan prinsip bahwa perawat-perawat bekerja bersama keluarga bukan
untuk keluarga.

22
5) Sebaiknya rencana keperawatan dibuat secara tertulis hal ini selain
berguna untuk perawat juga berguna untuk anggota tim kesehatan
lainnya,khususnya dalam mengingat perencanaan yang telah disusun
keluarga tersebut. Disamping itu juga dapat membantu dalam
mengevaluasi perkembangan masalah keluarga.

Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan keluarga.

1. Menentukan sasaran atau goal


Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang akan
dicapai melalui segala upaya.Jika keluarga mengerti dan menerima sasaran
yang telah ditentukan diharapkan mereka dapat berpartisipasi secara aktif
dalam mencapai sasaran tersebut. Contoh: setelah dilakukan tindakan
keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita
hipertensi.
2. Menentukan tujuan atau objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci
tentang hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan yang akan
dilakukan.Ciri tujuan atau objektif yang baik adalah : spesifik,dapat
diukur,dapat dicapai,realistik dan ada batasan waktu. Contoh :setelah
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan anggota keluarga yang sakit
hipertensi mengerti tentang cara pencegahan dan pengobatan hipertensi
dan tekanan darah : 120/80 mmHg.
3. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
dalam memilih tindakan keperawatan sangat tergantung kepada sifat
masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah.
Dalam perawatan kesehatan keluarga tindakan keperawatan yang
dilakukan ditunjukan untuk mengurangi atau menghilangkan sebab-sebab
yang mengakibatkan timbulnya ketidaksanggupan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas kesehatan.Perawat dapat melakukan tindakan
keperawatan dalam rangka menstimulasi kesadaran dalam penerimaan
terhadap masalah atau kebutuhan kesehatan keluarga dengan jalan :
a. Memperluas informasi atau pengetahuan keluarga
b. Membantu keluarga untuk melihat dampak atau akibat situasi yang ada

23
c. Menghubungkan antara kebutuhan kesehatan dengan sasaran yang
telah ditentukan
d. Menunjang sikap atau emosi yang sehat dalam menghadapi masalah

Perawat dalam menolong keluarga agar dapat menentukan keputusan yang


tepat dalam rangka menyelesaikan masalahnya,dapat melakukan tindakan antara
lain :

a. Mendiskusikan tentang konsekuensi yang akan timbul jika tidak


melakukan tindakan
b. Memperkenalkan kepada keluarga tentang alternatif kemungkinan
yang dapat diambil serta sumber-sumber yang diperlukan untuk
melaksanakan alternatif tersebut
c. Mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat dari masing-masing
alternatif atau tindakan
Untuk meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam memberikan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit,perawat dapat
melakukan tindakan antara lain:
a. Mendemonstrasikan tindakan yang diperlukan
b. Memanfaatkan fasilitas atau sarana yang ada dirumah keluarga
c. Menghindarkan hal-hal yang menganggu keberhasilan keluarga
dalam merujuk pasien-pasien atau mencari pertolongan kepada tim
kesehatan yang ada.
Perawat dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam rangka
menciptakan lingkungan yang menunjang kesehatan keluarga
antara lain dengan cara:
a. Membantu mencari cara untuk menghindarkan adanya
ancaman kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota
keluarga
b. Membantu keluarga dalam rangka memperbaiki fasilitas fisik
yang sudah ada
c. Menghindarkan ancaman psikologis dalam keluarga antara lain
dengan cara memperbaiki pola komunikasi
keluarga,memperjelas masing-masing anggota dan lain-lain.
d. Mengembangkan kesanggupan keluarga dalam rangka
penemuan kebutuhan psikososial.

24
Agar dapat membantu keluarga dalam rangka memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada.maka perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas dan
tepat tentang sumber daya yang ada dimasyarakat dan cara
memanfaatkannya.Sumber-sumber yang terdapat dimasyarakat antara lain :
instansi-instansi kesehatan,program-program peningkatan kesehatan,organisasi-
organisasi masyarakat.

4. Menentukan kriteria dan standart kriteria


Kriteria merupakan tanda atau indikator yang digunakan untuk mengukur
pencapaian tujuan,sedangkan standart menunjukan tingkat perfomance
yang diinginkan untuk membandingkan bahwa perilaku yang menjadi
tujuan tindakan keperawatan telah tercapai.Pernyataan tujuan yang tepat
akan menentukan kejelasan kriteria dan standart evaluasi.Sebagai contoh:
a. Tujuan
Sesudah perawat kesehatan masyarakat melakukan kunjugan
rumah,keluarga akan memanfaatkan puskesmas atau poliklinik sebagai
tempat mencari pengobatan.
b. Kriteria
Kunjugan ke puskesmas atau poliklinik
c. Standart
Ibu memeriksakan kehamilannya ke puskesmas atau poliklinik
,keluarga membawa berobat anaknya yang sakit ke puskesmas
5. Tahapan pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat
keluarga untuk mengadakan perbaikan kearah perilaku hidup sehat.
Adanya kesulitan,kebingungan,ketidakmampuan yang dihadapi
keluarga,hal tersebut harus menjadikan suatu perhatian,sehingga perawat
diharapkan dapat memberikan kekuatan dan membantu mengembangkan
potensi-potensi yang ada sehingga keluarga dapat mempunyai kepercayaan
diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah. Dalam kondisi ini untuk
membangkitkan minat keluarga dalam berperilaku hidup sehat,maka
perawat harus memahami teknik-teknik motivasi.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal dibawah ini:

25
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara: memberikan informasi,
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan dan
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara-cara perawatan yang
tepat dengan cara :mengidentifikasi konsekuensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara : mendemonstrasikan cara perawatan,menggunakan
alat atau fasilitas yang ada dirumah dan mengawasi keluarga
melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat dengan cara : menemukan sumber-sumber
yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada,dengan cara : mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.

Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga


untuk bekerjasama melakukan tindakan kesehatan :

a. Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau mendapatkan


informasi tetapi keliru
b. Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap,sehingga mereka
melihat masalah hanya sebagian
c. Keliru tidak dapat mengkaitkan antara informasi yang diterima dengan
situasi yang dihadapi
d. Keluarga tidak mau menghadapi situasi
e. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau sosial
f. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku
g. Keluarga gagal mengkaitkan tindakan dengan sasaran atau tujuan
upaya keperawatan
h. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat
Kesulitan dalam tahap pelaksanaan dapat pula diakibatkan oleh faktor-
faktor yang berasal dari petugas,antara lain:

26
1. Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau
petugas kaku dan kurang fleksibel
2. Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap
faktor-faktor sosial budaya
3. Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau
menggunakan bermacam-macam teknik dalam mengatasi masalah
yang rumit
6. Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan,dilakukan penilaian untuk
melihat kebersihannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana
baru yang sesuai.Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan keluarga. Untuk itu dapat
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan
keluarga .Langkah-langkah dalam mengevaluasi pelayanan keperawatan
yang diberikan baik kepada individu maupun keluarga adalah :
1) Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana
keluarga mengatasi masalah tersebut
2) Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai
3) Tentukan kriteria dan standart untuk evaluasi. Kriteria dapat
berhubungan dengan sumber-sumber proses atau hasil,tergantung
kepada dimensi evaluasi yang diinginkan
4) Tentukan metode atau teknik evaluasi yang sesuai serta sumber-sumber
data yang diperlukan
5) Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria
dan standart evaluasi
6) Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau
pelaksanaan yang kurang memuaskan
7) Perbaiki tujuan berikutnya,bila tujuan tidak tercapai perlu ditentukan
alasan : mungkin tujuan tidak realistik,mungkin tindakan tidak
tepat,atau mungkin tindakan tidak tepat,atau mungkin ada faktor
lingkungan yang tidak dapat diatasi

Macam-macam evaluasi : evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif.

1) Evaluasi kuantitatif

27
Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas atau jumlah
pelayanan kegiatan yang telah dikerjakan. Contoh : jumlah keluarga
yang dibina,jumlah imunisasi yang telah diberikan. Evaluasi kuantitatif
sering dipakai dalam kesehatan karena lebih mudah dikerjakan bila
dibandingkan dengan evaluasi kuantitatif.pada evaluasi kuantitatif
jumlah kegiatan dianggap dapat memberikan hasil yang memuaskan
2) Evaluasi kualitatif
Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan
pada salah satu dari tiga dimensi yang saling terkait yaitu :
a. Struktur atau sumber
Evaluasi struktur atau sumber terkait dengan tenaga
manusia,bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan
kegiatan.Dalam upaya keperawatan hal ini menyangkut antara
lain :
 Kecakapan atau kualifikasi perawat
 Minat atau dorongan
 Waktu atau tenaga yang dipakai
 Macam dan banyaknya peralatan yang dipakai
 Dana yang tersedia
b. Proses
Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan.Misalnya mutu penyuluhan
kesehatan yang diberikan kepada keluarga lansia dengan masalah
nutrisi
c. Hasil
Evaluasi ini difokuskan kepada bertambahnya kesanggupan
keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.
a. Luasnya evaluasi
Evaluasi sebagai proses dipusatkan pada pencapaian tujuan
dengan memperhatikan keberhasilan dan tindakan keperawatan
yang telah diberikan.Evaluasi dapat dipusatkan pada tiga
dimensi :
1. Efisiensi dan ketepatgunaan
Evaluasi ini dikaitkan dengan sumber daya yang digunakan
misalnya :uang,waktu,tenaga,atau bahan.
2. Adequacy atau kecukupan

28
Evaluasi ini dikaitkan dengan adakah kesesuaian antara
tindakan keperawatan yang dilakukan dengan pertimbangan
profesional.
3. Adequacy atau kecukupan
Evaluasi ini dikaitkan dengan kelengkapan tindakan
keperawatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan atau
hasil yang diinginkan.
b. Kegiatan dan evaluasi
Kegiatan adalah tindakan untuk mencapai tujuan.dalam
keperawatan kegiatan adalah hal-hal yang dikerjakan oleh
perawat untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.sedangkan
hasil adalah akibat dari kegiatan yang telah dilakukan.Hasil
dari keperawatan pasien dapat diukur melalui 3 bidang :
1) Keadaan baik
Pada keadaan fisik baik dapat diobservasi melalui suhu
tubuh turun,berat badan naik,perubahan tanda klinik.
2) Psikologik sikap
Seperti perasaaan cemas berkurang,keluarga bersikap
positif terhadap petugas kesehatan.
3) Pengetahuan perilaku
Misalnya keluarga dapat menjalankan petunjuk yang
diberikan keluarga ,dapat menjelaskan manfaat dari
tindakan keperawatan.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan pula secara formatif dan


sumatif.Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses
asuhan keperawatan sedangkan evaluasi somatif adalah evaluasi akhir.

29
BAB III

TRIGER CASE dan ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA


Bpk. A pada An. B dengan hipertensi

3.1 Triger Case


Keluarga Bpk. A (45 th) mempunyai istri Ibu C (40 th) An. B (22 th). Hasil
wawancara dengan keluarga anaknya akan bekerja diluar kota. Dalam
keluarga Bpk. A, Bpk. A mengeluh sakit kepala dibagian tengkuk leher yang
terasa seperti tertimpa beban berat, Bpk. A hanya membelikan obat sakit
kepala biasa untuk mengatasi sakitnya. Keluarga juga mengatakan belum
pernah memeriksakan kesehatan Bpk. A ke puskesmas atau fasilitas pelayanan
kesehatan yang lain.
3.2 Asuhan Keperawatan Keluarga
A. Pengkajian
1. Data umum
a. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Bpk. A Pekerjaan : Buruh pabrik


Umur : 45 tahun Alamat : Ds.
Ketapanrame
RT.018/RW.07
Agama Islam Nomor 085768867777
Telepon :
Suku : Jawa
Pendidikan SMA
:
b. Komposisi keluarga

N Nama Hub. Umur Pendi Imunisasi KB Alamat


o. Dg KK dikan
1. Bpk. Kepala 45 th SMA - - Ds.

30
A keluarg Ketapan
a rame
RT.018/
RW.07
2. Ibu C Istri 40th SMA - Sun Ds.
tik Ketapan
rame
RT.018/
RW.07
3. An. B Anak 22 th - Lengkap - Ds.
Ketapan
rame
RT.018/
RW.07

c. Genogram

45th
40t
h
Keterangan :
= laki laki

= perempuan

= menikah

= anggota keluarga yang sakit\

31
= anggota keluarga yang meninggal

d. Tipe keluarga : keluarga inti (nuckear family) yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak – anak
e. Suku/bangsa : keluarga Bpk. A berasal dari suku jawa/Indonesia
f. Agama : Keluarga Bpk. A menganut islam
g. Status sosial ekonomi : dalam keluarga Bpk. A yang ,encari nafkah adalah
Bpk. A. Penghasilan satu bulan adalah Rp.3.500.000 serta pengeluaran
teratur untuk memenuhi kebutuhan keluarga Bpk. A
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini sesuai dengan tahap
perkembangan keluarga Bpk. A dengan anak pertama berumur 22
tahun, berarti saat ini keluarga Bpk. A pada tahap perkembangan
keluarga dewasa muda.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tidak ada
c. Sumber pelayanan kesehatan yang digunakan : puskesmas
d. Riwayat keluarga inti
1) Riwayat penyakit keturunan : tidak ada
2) Riwayat masing – masing anggota keluarga terlampir dalam tabel
berikut :

No. Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang


(kg) Kesehatan (BCG/Polio/DP kesehatan telah dilakukan
T/HB/Campak)
1. Bpk. A 45 th 80 Sakit - Hipertensi -

2. An. B 22 th 55 Sehat Lengkap - -

3. Ibu C 40 th 55 Sehat - - -

3) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:


Puskesmas letaknya cukup jauh dari rumah kurang lebih 10
km.
4) Riwayat keluarga sebelumnya:

32
Bpk. A mempunyai saudara 3 orang Bpk. A anak pertama, ke-2
saudaranya masih hidup. Bpk. A tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan. Ibu C mempunyai saudara 1. Ayah Ibu C
meninggal pada usia 87 tahun.
3. Lingkungan
a. Denah rumah

RT KA

RK
KO

TS DP + TM

KM

NB:

RT : Ruang Tamu KA : Kamar Anak


KO : Kamar Orangtua RK : Ruang Keluarga
TS : Tempat Sholat DP : Dapur
KM : Kamar Mandi TM : Tempat Maem
Simbol
: jendela

: pintu

b. Karakteristik rumah
1. Riwayat rumah yang ditempati
2. Luas rumah 55 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m. terdiri dari

2 kamar tidur, 1KM+WC. Dapur, 1 ruang beribadah, ruang


keluarga dan satu ruang tamu. Tipe rumah permanent. Jendela

33
rumah terdapat di setiap ruangan. Secara umum sistem ventilasi di
ruang keluarga, ruang tamu, ruang tidur sangat cukup. Barang-
barang diletakkan di ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur dan
dapue. WC permanent di buat saluran pembuangan / septic tank.
Sumber air minum dari sumber air pegunungan. Sumber air bersih
untuk mencuci baju dijadikan 1, seminggu 2x. Kebiasaan memasak
menggunakan kompor. Peralatan makan dan minum digunakan
secara bersama-sama dan bergantian. Lantai rumah terbuat dari
tegel dengan kebiasaan keluarga keluar masuk rumah tanpa
melepas alas kaki sehingga kesannya banyak debu dan tanah.
3. Sanitasi dan penggunaan sarana air bersih
Sumber air minum dan keperluan lain yang digunakan oleh
keluarga Bpk. A adalah air yang bersumber dari pegunungan.
Penggunaan air minum dimasak terlebih dahulu, keluarga memiliki
kebiasaan baik yaitu membuang sampah pada tempat pembuangan
umum yang sudah disediakan oleh desa.
4. Karakteristik tetangga dan komunikasi
Lingkungan sekitar rumah keluarga Bpk. A bersih, mayoritas
tetangga Bpk. A beragama islam dan dari suku jawa. Hubungan
Bpk. A dengan tetangga baik.
5. Mobilitas geografis warga
Bpk. A dan Ibu C setelah awal menikah tinggal di desa
Ketapanrame RT.018 RW.07 sampai sekarang.
6. Perkumpulan keluarga, interaksi dengan masyarakat waktu yang
digunakan bila sedang berkumpul yaitu saat melaksanakan ibadah
7. Sistem pendukung keluarga : kebutuhan hidup setiap hari dibiayai
oleh Bpk. A
4. Sturktur keluarga
a. Struktur peran
Peran Bpk. A sebagai kepala keluarga yang bertanggungjawab
menafkahi anggota keluarganya, dan ibu C sebagai seorang ibu yang
merawat anak, dan rumah serta menyiapkan keperluan suaminya dan
anak B membantu ibu dirumah.
b. Struktur sistem nilai dalam keluarga

34
Keluarga ini mengajarkan ajaran sesuai dengan agama dan
kepercayaan mereka. Antara ayah, ibu, dan anak saling menghormati
dan menyayangi. Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti
mencuci tangan sebelum makan.
c. Proses komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga Bpk. A adalah
komunikasi yang terbuka dan pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan kesepakatan bersama.
d. Struktur kekuasaan
Dalam keluarga Bpk. A yang paling sering mengungkapkan ide adalah
istrinya, ibu B
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Antara ayah, ibu, dan anak, mereka saling ingat kapan anggota
keluarga yang lain ulang tahun. Ibu C masih ingat tanggal
pernikahannya dengan Bpk. A, begitu juga sebaliknya. Ibu C
mengatakan pada saat ulang tahun pernikahannya, Bpk. A memberikan
kejutan dengan mengajak makan keluar bersama dengan An. B. Ibu C
mengatakan tidak ada masalah dalam keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi
Ibu B memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar.
Biasanya Ibu C mengikuti kegiatan arisan dilingkungan rumahnya
setiap hari kamis pukul 16.00
c. Fungsi reproduksi
Keluarga Bpk. A merupakan pasangan yang produktif. Saat melakukan
hubungan suami istri, baik Bpk. A maupun Ibu C tidak mengeluh
apapun.
d. Fungsi ekonomi
Pendapatan Bpk. A sebesar Rp. 3.500.000. untuk keperluan belanja,
Ibu C rata rata menghabiskan uang sebanyak Rp. 600.000 dan untuk
jajan sekolah anaknya Rp. 90.000/bulan, jarak tempat kerja dengan
rumah Bpk. A 10km
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga mendefinisikan sehat apabila semua anggota keluarganya
tidak ada keluhan dan tidak punya penyakit tertentu. Definisi sakit
adalah apabila anggota keluarga mempunyai keluhan sakit dan hasil

35
pemeriksaan dokter menderita sakit. Sumber informasi kesehatan bagi
keluarga adalah televisi dan petugas kesehatan apabila ke Puskesmas.
Keluarga tidak dapat mengidentifikasi penyakit yang diderita oleh
Bpk. A. Dibuktikan saat Bpk. A merasakan gejala hipertensi, baik Bpk.
A maupun keluarga hanya membelikan obat pusing kepala di toko
terdekat.
Pelayanan kesehatan yang pernah dipakai oleh keluarga adalah
puskesmas. Bpk. A dan keluarga tidak pernah memeriksakan
kesehatannya maupun keluhannya ke puskesmas. Menurut keluarga,
sakit itu datangnya dari Tuhan jadi tidak ada perencanaan yang
mengarah kesana.Transportasi yang digunakan oleh keluarga adalah
sepeda dan transportasi umum.
6. Stress dan koping keluarga
a. Stress jangka pendek dan panjang
Keluarga Bpk. A memikirkan kondisi anaknya yang diare sejak
kemarin
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Jika dalam keluarga Bpk. A mengalami suatu masalah, keluarga Bpk. A
terbiasa untuk mencari jalan keluar masalahnya tersebut dengan cara
ber rembug secara bersama – sama.

Harapan keluarga

Keluarga berharap melalui perawatan dan pendidikan kesehatan yang dilakukan


selama asuhan keperawatan keluarga, penyakit diare yang diderita oleh An. B
dapat sembuh dan anggoa keluarga tetap dalam keadaan sehat serta keluarga tahu
bagaimana cara pencegahan penyakit diare.

Pemeriksaan fisik pada keluarga

No Pemeriksaan yang Bp A Ibu C An. B


dilakukan
Tekanan darah 140/110 120/80 mmHg 110/70 mmHg
mmHg
Nadi 110x/menit 80x/menit B4x/menit

36
Respirasi 20x/menit 20x/menit 20x/menit
Suhu 360C 36,50C 360C
Kepala dan leher:
Rambut dan kulit Bersih, tidak Bersih, , tidak Bersih, , tidak
ditemukan ditemukan ditemukan
luka maupun luka pada area luka pada area
benjolan pada kepala kepala
area kepala
Mata
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Sklera Unikterik Unikterik Unikterik
Pupil Isokor Isokor Isokor
Fungsi penglihatan Dapat melihat Dapat melihat Dapat melihat
tanpa alat tanpa alat tanpa alat
bantuan bantuan bantuan
Leher Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
peningkatan peningkatan peningkatan
vena vena vena
jungularis, jungularis, jungularis,
kaku kuduk kaku kuduk kaku kuduk
(-) (-) (-)
Hidung Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
terdapat terdapat terdapat
pernafasan pernafasan pernafasan
cuping hidung cuping hidung cuping hidung
Mulut dan gigi Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab, tidak lembab, tidak kering, tidak
terdapat luka terdapat luka terdapat luka
dibibir dibibir dibibir
maupun gusi. maupun gusi. maupun gusi.
Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
karies gigi karies gigi karies gigi
ataupun ataupun ataupun
perlukaan perlukaan perlukaan

37
pada gigi pada gigi pada gigi
Telinga Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
terdapat luka terdapat luka terdapat luka
maupun maupun maupun
benjolan benjolan benjolan
Dada Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
terdapat terdapat terdapat
penarikan penarikan penarikan
sternum yang sternum yang sternum yang
berlebihan berlebihan berlebihan
Abdomen Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
pada pada pada
abdomen, abdomen, abdomen,
tidak tidak tidak
ditemukan ditemukan ditemukan
benjolan, benjolan, benjolan,
bising usus bising usus bising usus
16x/menit 16x/menit 35x/menit
Ekstermitas kanan : 5,5 kanan : 5,5 kanan : 5,5
kiri : 5, 5 kiri : 5, 5 kiri : 5, 5

Analisa data

No Data Kemungkinan Diagnosa


penyebab Keperawatan
1 DS : 1. Ketidakmampuan Nyeri akut pada
1. Keluarga mengatakan belum keluarga dalam Bpk A keluarga
mengerti tentang apa itu
hipertensi mengenal Bpk. A
2. Keluarga, terutama Bpk. A masalah
tidak mengontrol pola makan
dan gaya hidupnya kesehatan
3. Bpk. A tidak minum obat 2. Ketidakmampuan
hipertensi
keluarga dalam
4. Bpk. A tidak pernah

38
memeriksakan diri dan kontrol mengambil
di Puskesmas
5. Saat ditanya keluarga tidak keputusan
paham betul mengenai cara apabila ada
merawat Bpk. A
6. Bpk. A mengatakan sering anggota keluarga
sakit kepala yang sakit
P : Bpk A mengatakan sakit 3. Ketidakmampuan
kepala biasanya dirasakan keluarga dalam
setelah makan makanan merawat anggota
jeroan keluarga yang
Q : Bpk. A mengatakan sakit
nysakit kepala yang
dirasakan seperti tertimpa
benda berat
R : Bpk. A mengatakan sakit
kepala dirasakan di area
tengkuk kepala
S : skala nyeri 5
T : sakit kepala dirasakan
sewaktu – waktu. Sakit
kepala dirasakan Bpk. A
sejak 1 bulan yang lalu

DO :
- Kesadaran : CM
- TD : 140/110
- HR : 110x/menit
- RR : 20x/menit
- Bpk. A tampak sering
memegang tengkuk.
- Bpk. A tampak
menyeringai menahan
sakit kepalanya

39
2. DS : Ketidakmampuan Resiko terjadinya
Bpk. A mengatakan sering keluarga dalam stroke pada Bpk. A
sakit kepala mengenal masalah keluarga Bpk. A
P : Bpk A mengatakan sakit kesehatan
kepala biasanya dirasakan
setelah makan makanan jeroan
Q : Bpk. A mengatakan nysakit
kepala yang dirasakan seperti
tertimpa benda berat
R : Bpk. A mengatakan sakit
kepala dirasakan di area
tengkuk kepala
S : skala nyeri 5
T : sakit kepala dirasakan
dada terasa berdebardebar.
DO :
Kesadaran : CM
TD : 140/110, HR : 110x/menit
RR : 20x/menit

40
Rumusan diagnosa keperawatan keluarga

1. Nyeri akut pada Bpk A keluarga Bpk. A b/d ketidakmampuan keluarga


dalam merawat anggota keluarga dengan hipertensi
2. Resiko terjadinya stroke pada Bpk. A keluarga Bpk. A b/d
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan
hipertensi

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SCORING

Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul antara lain:

1. Nyeri akut pada Bpk A keluarga Bpk. A b/d ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga dengan hipertensi

No. KRITTERIA SCORE PEMBENARAN


Sifat masalah: Bpk. A
x1
Aktual mengalami
hipertensi
ditandai dengan
Bpk. A mengeluh
sakit kepala di
area tengkuk dan
terasa seperti
tertimpa beban
berat

Kemungkinan masalah untuk Bpk. A


diubah: mengatakan ingin
Sebagian sembuh

41
Potensial masalah untuk Masalah lebih
x1
dicegah: lanjut belum
Cukup terjadi, adanya
keinginan
keluarga untuk
sembuh serta
adanya dukungan
dari keluarga

Menonjolnya masalah: 2/3 x 1 Keluarga


Tidak segera diatasi merasakan
adanya masalah,
tapi tidak
ditangani. Bpk. A
hanya minum
obat sakit kepala
yang biasa dibeli
di toko
Total 3

2. Resiko terjadinya stroke pada Bpk. A keluarga Bpk. A b/d


ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan
hipertensi

No. KRITTERIA SCORE PEMBENARAN

42
1. Sifat masalah: Bpk. A sering merasakan
x1
daerah dada nya
 Resiko
berdebardebar
terutama saat
kambuh.

Kemungkinan masalah Bpk. A tidak tahu


2.
untuk diubah: penyebabnya dan hanya

 Sebagian diatasi dengan istirahat.


Ny.W belum pernah
memeriksakanya ke dokter

Potensial masalah
3. Keinginan untuk
untuk dicegah:
2/3 x 1
berobat/memeriksakannya
 Cukup
ke dokter sangat tinggi
tetapi takut kepikiran jika
di periksa
4. Menonjolnya masalah: Masalah yang harus

 Tidak segera segera ditangani karena

diatasi akan menimbulkan


komplikasi masalah
kesehatan yang lain.

Total 3.1

Intervensi

43
DX Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Setelah Tujuan Khusus : Verbal Keluarga Diskusikan keluarga
dilakukan Setelah melakukan mampu tentang pengertian
tindakan kunjungan 2 x 60 menyebutkan hipertensi dan batas
keluarga menit keluarga pengertian normal tekanan darah
mampu dapat mencapai: hipertensi
merawat yaitu tekanan
anggota Tuk 1 : darah pada
keluarga Keluarga mampu jantung yang
yang mengenal melebihi batas
sakit masalah diare normal.
hipertensi dengan : Tekanan darah
a. Menyebutkan normal yaitu
pengertian 120/80mmHg
hipertensi dan
normal
tekanan darah

b. Menjelaskan Verbal Keluarga - Jelaskan


penyebab mampu penyebab
hipertensi menjelaskan hipertensi
penyebab - Beri kesempatan

hipertensi, kembali pada

yaitu : keluarga untuk

penyebab menjelaskan

hipertensi penyebab

terbagi terjadinya

menjadi 2, hipertensi
- Beri penguatan
yaitu
bagi keluarga
hipertensi
jika keluarga
primer dan

44
sekunder. dapat
Kalau menjelaskan
penyebab kembali tentang
hipertensi yang penyebab
primer hipertensi
contohnya
seperti
merokok,
kegemukan,
terlalu sering
mengonsumsi
garam, stres.
Sedangkan
kalau
hipertensi
sekunder
biasanya
disebabkan
akibat dari
suatu penyakit,
misalnya
masalah ginjal,
cacat bawaan
di pembuluh
darah, dll.
Tuk 2 Verbal Keluarga dapat - Jelaskan kepada
Keluarga mampu menjelaskan keluarga akibat
mengambil akibat terjadinya hipertensi
keputusan untuk terjadinya  Diskusikan dengan
mengatasi hipertensi keluarga tentang
hipertensi yaitu sakit masalah yang

45
a. Menjelaskan kepala seperti terjadi akibat
kepada tertimpa beban hipertensi
keluarga berat dan  Berikan kesempatan
akibat dari dalam jangka pada keluarga untuk
hipertensi waktu yang bertanya
lama hipertensi - Anjurkan pada
dapat keluarga untuk
mengakibatkan mengulangi apa
stroke, yang telah diketahui
penyakit tentang masalah
ginjal, dll. yang terjadi akibat
hipertensi

b. Mengambil Verbal Keluarga dapat


keputusan mengambil  Motivasi keluarga
untuk keputusan agar dapat
mengatasi untuk mengambil
masalah melakukan keputusan untuk
hipertensi perawatan atau mencegah
pada anggota pertolongan terjadinya stroke
keluarga yang pertama pada akibat hipertensi
sakit keluarga yang
mengeluh
nyeri kepala
akibat
hipertensi
yaitu dengan
mengatur
nafas, me relax
kan badan,
menghilangkan

46
semua beban
yang ada
dipikiran, bisa
juga dengan
mengonsumsi
pisang, jalan
cepat. Jika
dengan
penanganan
tersebut nyeri
kepala berat
akibat
hipertensi
tidak kunjung
sembuh, maka
selanjutnya
bawa anggota
keluarga yang
hipertensi ke
fasilitas
pelayanan
kesehatan
Tuk 3 Verbal Keluarga - Ajarkan keluarga
bagaimana
Keluarga mampu mampu
cara perawatan
merawat dan menjelaskan
bagi
memenuhii cara merawat
penderitahipertensi.
kebutuhan dasar anggota - Ajarkan klien dan
anggota keluarga keluarga yang keluarga untuk pola
yang sakit. menderita hidup sehat dan
hipertensi cara mium obat
yaitu dengan dengan teratur.

47
membawa ke - Anjurkan klien
fasilitas untuk minum obat
pelayanan dengan teratur.
kesehatan, - Berikan penjelasan

mengingatkan tentang manfaat

anggota olahraga bagi

keluarga yang penderita

sakit untuk hipertensi.

minum obat,
dan rajin
oleahraga serta
menjaga pola
makan agar
tekanan darah
anggota
keluarga yang
sakit dapat
menurun dan
tetap stabil.

48
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga:Riset, Teori dan.
Praktek.Jakarta:EGC
Setiawati, santun. (2008).Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info
media
Sari, I. P. (2015, April 10). Academia. Retrieved Mei 6, 2019, from Academia website:
https://www.academia.edu/36208771/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_KELUARGA_DEW
ASA

49

Anda mungkin juga menyukai