Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

OLEH :

Abdul Aziz

Melinda putri

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES GRIYA HUSADA SUMBAWA
TA.2019.2020

Page | 1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN” demi memenuhi tugas psiko social budaya dalam
keperawatan menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk
mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat
kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Page | 2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah ..................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

C. Tujuan Pembuatan Makalah ............................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kebudayaan ....................................................................... 5

B. Unsur-unsur kebudayaan ................................................................... 6

C. Fungsi kebudayaan bagi masyarakat .................................................. 7

D. Sifat hakikat kebudayaan ................................................................... 8

E. Kepribadian dan kebudayaan ............................................................ 9

F. Pengaruh Budaya Pada Kehidupan Masyarakat……………………..11

G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pasien………………..15

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24

Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal budaya. Juga dalam
kehidupan sehari-hari, orang tak mungkin berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan. setiap
hari orang melihat, mempergunakan dan kadang-kadang merusak kebudayaan. Namun
apakah yang disebut kebudayaan itu ? apakah masalah tersebut penting bagi kehidupan
tersebut penting bagi penyelidikan bagi kebudayaan ?
Kebudayaan sebenarnya secara khusus dan secara teliti dipelajari oleh antropologi
budaya. Akan tetapi, walaupun demikian, seorang yang memperdalam tentang sosiologi
sehingga memusatkan perhatiannya terhadap masyarakat, tak dapat menyampingkan
kebudayaan dengan begitu saja karena dikehidupan nyata , keduanya tak dapat dipisahkan
dan selamanya merupakan dwi tunggal . Sebagaimana telah diuraikan dalam bab I yang
berjudul pendahuluan, masyarakat adalah yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan
sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.
walaupun secara teoritas dan untuk kepentingan analistis, kedua persoalan tersebut dapat
dibedakan dan dipelajari secara terpisah.
Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melvile J. Herskovit dan bronislaw Malinowski,
mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang dapat dalam
masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu ! kemudian,
Herskovits memandang kebudayaan sebagai suatu yang super organic karena kebudayaan
yang turun temurun dari generasi kegenerasi tetap hidup terus , walaupun orang-orang yang
menjadi anggota masarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.

Page | 4
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana kehidupan kebudayaan dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari ?
b. Bagaimana pentingnya kebudayaan dimasyarakat ?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


Untuk mengetahui sejauh mana hubungan kebudayaan dan masyarakat

Page | 5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan
Kata “ kebudayaan” berasal dari ( bahasa sangsekerta ) buddhayah yang merupakan
jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. kebudayaan diartikan sebagai “ hal-hal yang
bersangkutan dengan budi atau akal”.
Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan
kebudayaan berasal dari kata latin colore, artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu
mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu celore kemudian colture, diartikan
sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusai sebagai anggota masyarakat.
Dengan kata lain kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala suatu yang dipelajari
dari pola-polaprilaku yang normative. Artinya mencakup segala cara-cara atau pola-pola
berpikir.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil
karya , rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan
benda atau kebudayaan jasmani ( material culture ) yang diperlukan oleh manusiauntuk
menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnyadapat diabdikan untuk keperluan
masyarakat.
Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial
yang perlu untuk mengatur masalah-masalah yang masyarakat dalam arti yang luas. Di
dalamnya termasuk misalnyasaj agama, idiologi, kebatinan, kesenian, dan semua unsure yang
merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. selanjutnya,
cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan yang hidup bermasyarakat, dan yang
antara lain menghasilkan filsapat serta ilmu pengetahuan. cipta merupakan, baik yang
berwujud teori murni, maupun yang telah disusun untuk dinamakan pula kebudayaan
rohaniah ( spiritual atau imimaterial culture ). Semua karya, rasa, dan cipta dikuasai oleh
orang-orang yang menentukan kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan sebagaian besar
atau dengan seluruh masyarakat.

Page | 6
Pendapat tersebut diatas dapat saja dipergunakan sebagian pegangan. Namun demikian,
apabila dianalisi lebih lanjut, manusia sebenarnya mempunyai segi material dan segi spiritual
didalam kehidupannya. Segi material mengandung karya, yaitu kemampuan manusia untuk
menghasilkan benda-benda meupun lain-lainya yang berbentuk benda. Segi spiritual manusia
mengandung cipta yang menghasilkan ilmu pengetahuan, karsa yang menghasilkan
kepercayaan, kesusilaan.kesopanan, dan hukum, seta rasa yang menghasilkan keindahan.
Manusia berusaha menghasilkan ilmu engetahuan melalui logika, menyerasikan perilaku
terhadap kaidah-kaidah melalui etika, dan mendapatkan keindahan melalui estetika. hal itu
merupakan kebudayaan yang juga dapat dipergunakan sebagai patokan analisis.

B. Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-
unsur kecil yang merupakan bagian dari sesuatu kebulatan yang bersifat dari kesatuan.
Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya majlis
permusyawaratan rakyat, disamping adanya unsure-unsur kecil seperti, sisir, kancing, baju,
peniti dan lainya yang dijual dipinggir jalan.
Berapa orang sarjana yang mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan tadi.
misalnya, Melville J. horskovits mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu :
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem Ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan Politik
Brinislaw Molinowski, yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional
dalam antropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan, antara lain :
1. Sistem norma yang kemungkinan kerja sama antara para anggota masyarakat didalam
upaya menguasai alam sekelilingny
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat atau lembaga atau petugas pendidikan ; perlu diingat keluarga merupakan
lembaga pendidikan yang paling utama
4. Organisasi kekuatan
Masing-masing unsur tersebut, beberapa unsur-unsur kebudayaan , untuk kepentingan
ilmiah dan analisisnya diklasifikasikan kedalam unsur-unsur pokok atau besar kebudayaan,
lazim disebut cultural universals. Istilah ini menunjukan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat
universal, yaitu antropolog yang membahas persoalan tersebut secara dunia ini. Para
Page | 7
antropolog yang membahas persoalan tersebut secara lebih mendalambelum mempunyai
pandangan seragam yang dapat diterima,. antropolog C. kluckhohn didalam sebuah karyanya
yang berjudul universal catefories of culture telah menguraikan ulasan para sarjana mengenai
hal itu.

C. Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat


Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.
bermacam kekuatan yang harus dihadapimasyarakat dan anggota-anggotanyaseperti kakutan
alam , maupun kekuatan-kekuatan lainnya didalam masyarakat itu sendiri tidak selalu baik
baginya. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik dibidang
spiritual mauun material. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut di atas untuk sebagian
besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan
sebagian besar karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang
merupakan hasil ciptaanya juga terbatas didalam memenuhi segala terbatas didalam
memenuhi segala kebutuhan.
Dalam tindakan –tindakan untuk melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf
permulaan, manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak didalam batas-batas untuk
melindungi dirinya. Taraf tersebut masih banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang
hingga kini masih rendah taraf kebudayaan . Misalnya suku bangsa kubu yang yang tinggal
dipedalaman daerah jambi masih bersikapmenyerah terhadap lingkungan alamnya. Rata-rata
mereka itu masih merupakan masyrakat yang belum mempunyai tempat tinggal tetap karena
persedian bahan pangan semarta-mata tergantung dari lingkungan alam. Taraf teknologi
mereka belum tercapai tingkatan dimana manusia diberikan kemungkinan-kemungkinan
untuk memanpaatkan dan menguasai lingkungan alamnya.
Keadaan berlainan dengan masyarakat yang sudah kompleks, yang taraf kebudayaannya
lebih tinggi , hasil karya manusia tersebut, yaitu teknologi , memberikan kemungkinan-
kemungkinan yang sangat luas untuk memampaat hasil alam dan apabila mungkin,
menguasai alam. Perkembangan teknologi di negara-negara besar seperti amerika serikat,
rusia, prancis, jerman, dan sebagainya, merupakan berapa contoh dimana masyarakat tidak
lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitarnya.
Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai-nilai sosial yang sangat perlu untuk
mengadakantata tertib dalam pergaulaan kemasyarakatan. Kekutan yang tersembunyi dalam
masyarakattidak selamamnya baik. Untuk menghadapi kekuatan yang buruk, manusia
terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya
Page | 8
merupakan petunjuk tentang bagaimans manusia harus bertindak dan berlaku didalam
pergaulan hidup. Kaidah-kaidah kebudayaan berarti peraturan tentang tingkah laku atau
tindakan yang harus dilakukan dalam suatu keadaan tertentu

D. Sifat Hakikat Kebudayaan


Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang saling berbeda dengan satu
sama lain, setiap kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua
kebudayaan dimanapun juga .
Sifat hakikat kebudayaan ciri setiap kebudayaan, tetapi bila seseorang hendak memahami
sifat hakikatnya yang esensial, terlebih dahulu harus merentangkan pertentangan yang da
didalamnya, yaitu sebagai berikut :
1. Didalam pengalaman manusia, kebudayaan bersifat universal. Akan tetapi, perwujudan
kebudayaan mempunyai ciri-ciri khusus yang sesuai dengan kondisi dan situasai maupun
lokasinya. Sebagaiman diuraikan dalam bab ini, masyarakat dan kebudayaan merupakan
dwitunggal yang tak dapat dipisahkan. Hal itu mengakibatkan masyarakat manusia
mempunyai kebudayaan atau dengan lain perkataan kebudayaan bersifat universal astribut
dari setiap masyarakat didunia ini.
2. Kebudayaan bersidat stabil disamping juga dinamis dan setiap kebudayaan mengalami
perubahan-perubahan yang kontinu. Setiap kebudayaan mengalami perubahan atau
perkembangan-perkembangan. Hanya kebudayaan yang mati saja yang bersifat statis.
Sering kali suatu perubahan dalam kebudayaan tidak terasa oleh anggota-angota
masyarakat. Cobalah perhatikan potret diri sendiri dari tahun ketahun yang lalu; pasti anda
akan tertawa melihat corak pakaian yang dipakai waktu itu. Tanpa melihat potret tersebut
mungkin tidak disadari bahwa salah satu unsur kecildalam kebudayaan telah mengalami
perubahan.dengan demikian dalam mempelajari kebudayaan selalu harus diperhatikan
hubungan unsur yang stabil dengan unsur-unsur yang mengalami perubahan. Sudah tentu
terdapat derajatpada unsur-unsur yang berubah tersebut, yang harus disesuaikan dengan
kebudayaan yang bersangkutan. biasanya unsure-unsur kebendaaan seperti teknologi lebih
bersifat terbuka untuk suatu proses perubahan, ketimbang unsure rohaniah seperti struktur
kode moral, system kepercayaan, dan lain sebagainya.
3. Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia, walaupun hal itu
penting disadari oleh manusia sendiri . gejala tersebut secara singkat dapat diterangkan
dengan penjelasan bahwa walaupun kebudayaan merupakan astribut manusia. biasanya,
namun tak mungkin seseorang mengetahui dan meyakini seluruh unsure kebudayaannya.
Page | 9
betapa sulitnya bagi seseorang individu untuk menguasai seluruh unsur kebudayaan yang
didukung oleh masyarakatsehingga seolah-olah kebudayaan dapat dipelajari secara
terpisah dari manusia menjadi pendukungnya. jarang dari seorang asal Indonesia untuk
mengetahui kebudayaan Indonesia sampai ke unsur-unsur yang sekecil-kecilnya, padahal
kebudayaan menentukan arah serta perjalanan hidupnya.

E. Kepribadian Dan Kebudayaan


Sebagaimana diuraikan dalam bab terdahulu, pengertian masyarakat menunjuk pada
manusia sedangkan pengetian kebudayaan menunjuk pada pola-pola prilaku yang khas dari
masyarakat tersebut. Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya merupakan perwujudan atau
abraksi prilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat
dibedakan dengan kepribadiannya karena kepribadian merupakan latar belakang prilaku yang
ada dalam diri seorang individu. Kekuatan kepribadian bukanlah terletak pda jawaban atau
tanggapan manusia terhadap suatu keadaan., akan tetapi justru pada kesiapannya didalam
memberikan jawab dan tanggapan.
Sebenarnya kepribadian merupakan organisasi factor-faktor biologis, psikologis, dan
sosiologis yang mendasari prilaku individu. kpribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan. Sikap
dan sifat lain yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan
dengan orang lain. Seorang sosiolog terutama akan menaruh perhatiannya pda perwujudan
prilaku individu yang nyatapada waktu individu tersebut berhubungan dengan individu-
individu lainnya.
Mungkin bagian tadi dapat digambarkan dengan istilah kebudayaan khus atau sub-
culture. Untuk membatasi diri pada hal-hal yang penting , uraian dibawah akan dikaitkan
pada tipe- tipe kebuduyaan khusus yang nyata memengaruhi bentuk kepribadian, yakni
sebagai berikut .
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atau dasar factor kedaerahan. Disisni dijumpai
kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota
suatu masyarakat tertentu karena masing-masing tinggal didaerah yang tidak sama
dengankebudayaan-kebudayan khus yang tidak sama pula. suatu contoh lain adalah “
jiwa begadang” cirri-ciri tersebut tampak dengan nyata pada orang-orang tapanuli dan
minang kabau misalnya, dari orang-orang jawa. banyak contoh lainnya yang dapat
dikemukakan atas sadar factor resional.
2. Cara hidup dikota dan didesa yang berbeda ( urban dan rural ways of life ) cobalah
ambil contoh perbedaan antara seorang anak yang dibesarkan dikota dan anak yang
Page | 10
dibesarkan didesa. anak lebih berani menonjolkan diri diantara teman-temannya dan
sikap lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan
yang tertentu. sementara itu, seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai
sekap percaya pada diri sendiri dan lebih banyak sikap menilai ( Sense of value ).
3. Kebudayaan khusus kelas social. Didalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan
sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargaiyang tertentu terhadap
bidang-bidang kehidupan yang tertentu pula dengan demikian kita mengenal lapisan
sosial yang tinggi, rendah dan menengah.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama. Agama juga berpengaruh besar didalam
membentuk kepribadian seorang individu. bahkan adanya mazhab didalam suatu
agama pun melahirkan pula kepribadianyang berbeda-beda dikalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan propesi. Pekerjaan keahlian juga berpengaruh besar kepada
kepribadian seorang. kpribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan
kepribadian seorang pengacaradan itu semuanya berpengaruhpada suasana
kekeluargaan dan cara mereka bergaulprilaku demikian tentu lebih dimengerti oleh
teman-teman sejawatnya yang mempunyai pekerjaan dan profesi yang sama.
Inti dari kebudayaan sitiap masyarakat adalah system yang dianut oleh masyarakat
pendukung kebudayaan yang bersangkutan, karena sistem nilai tersebut bersifat abstrak
(bahkan sangat abstrak ) bahkan perlu diberikan beberapa indikator nilai-nilainya yaitu :
1. Konsepsi mengenai hakikat hidup
2. Konsepsi mengenai hakikat karya
3. Konsepsi mengenai hakikat lingkungan alam
4. Konsepsi mengenai hakikat lingkungan sosial
Masing-masing indikator menghasilkan nilai-nilau tertentu yang mungkin dianggap
positif maupun negatif.

Page | 11
F.Pengaruh Budaya Pada Kehidupan Masyarakat

Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-
perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Hal ini menegaskan bahwa budaya
sangat mempengaruhi perilaku manusia.

Ada beberapa unsur-unsur yang dapat mempengaruhi budaya. Mempelajari unsur-unsur yang
terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk memahami kebudayaan manusia.
Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi
kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang
sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti
masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur
kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal. 7 unsur kebudayaan yaitu:

1. Sistem Pencaharian Hidup


2. Sistem Peralatan dan Teknologi
3. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
4. Sistem Pengetahuan
5. Bahasa
6. Kesenian
7. Sistem Religi dan Upacara Keagamaan

1. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting
etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara
mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain

a. berburu dan meramu;


b. beternak;
c. bercocok tanam di ladang;
d. menangkap ikan;
e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

Page | 12
Di pedesaan menjadi petani menjadi sumber penghasilan masyarakat pedesaan sementara
diperkotaan pekerjaan sebagai karyawan menjadi sumber penhasilan untuk mencari nafkah.

2. Peralatan dan Perlengkapan Hidup (Sistem Teknologi)

Peralatan dan Perlengkapan Hidup merupakan semua sarana dan prasarana yang digunakan
oleh manusia/masyarakat dalam setiap proses kehidupan terutama dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup.

Teknologi merupakan cara/teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan


dan perlengkapan. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia
berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang
dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana.

3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha antropologi
untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok
sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat
istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana
dia hidup dan bergaul dari hari ke hari.

Kekerabatan

Ada beberapa sistem kekerabatan yang dimiliki/dijalani oleh masyarakat di Indonesia, yaitu:
a. Sistem Kekerabatan Bilateral
Sistem Kekerabatan Bilateral, adalah system kekerabatan yang menghitung garis keturunan
dari dua pihak, yaitu dari pihak ayah dan ibu secara seimbang/bersama-sama
b. Sistem Kekerabatan Unilateral
Sistem kekerabatan Unilateral, adalah system kekerabatan yang menghitung garis keturunan
dari satu pihak, yaitu dari pihak ibu saja yang disebut system matrilineal atau dari pihak ayah
saja yang disebut system patrilineal.

c. Sistem Kekerabatan Ambilineal

Sistem Kekerabatan Ambilineal, adalah system kekerabatan yang menghitung garis


keturunan dari pihak ayah dan pihak ibu secara bergantian, atau bisa dikatakan menghitung
garis keturunan sebagian dari pihak ayah sebagian dari pihak ibu.

Page | 13
Organisasi sosial

Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk masyarakat baik formal maupun
non formal (berbadan hokum maupun tidak berbadan hokum).

Berdasarkan bidang kegiatannya, organisasi sosial di masyarakat dibedakan menjadi:


a. Organisasi Sosial di bidang Pendidikan, misalnya sekolah, lembaga pelatihan, LPK, dll.
b. Organisasi Sosial di bidang Kesejahteraan Sosial, misalnya Panti Asuhan, Panti Jumpo,
dan sebagainya.
c. Organisasi Sosial di bidang Kesehatan, misalnya Rumah Sakit, Balai Pengobatan.
d. Organisasi Sosial di bidang Keadilan, misalnya LBH.

4. Sistem Ilmu dan Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan
harapan-harapan. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang dapat diketahui, diterima dan
dipahami oleh manusia dalam penggunaan panca indranya.

Setiap masyarakat, tidak mungkin dapat hidup tanpa pengetahuan tentang alam sekitarnya
dan sifat-sifat dari peralatan hidup yang mereka pakai.

Sistem Pengetahuan dapat dibedakan menjadi:

a. Pengetahuan tentang alam

b. Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan

c. Pengetahuan tentang tubuh manusia

d. Pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia

e. Pengetahuan tentang ruang dan waktu

5. Sistem Bahasa

Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai
bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik.

Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan
maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa
yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu.
Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara
membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun,
keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran

Page | 14
suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan
tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi
perkembangan bahasa sering terjadi.

6. Kesenian

Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas
kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut
berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran,
dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih
mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi
etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama
dalam suatu masyarakat.

Kesenian secara umum dapat dibedakan menjadi:

a. Seni Rupa, yaitu kesenian yang dapat dinikmati secara visual (melalui mata).
b. Seni Suara, yaitu kesenian yang dapat dinikmati melalui telinga/didengar.
c. Seni Drama, yaitu kesenian yang dapat dinikmati melalui mata dan telinga (dilihat dan
didengarkan). Seni drama mengandung unsure-unsur dari seni lukis, seni musik, sastra, dan
tari.

7. Sistem Religi

Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat
adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau
supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu
melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan
kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.

Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal
mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar
Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada
zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitive

Page | 15
G.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pasien

Dalam memahami perilaku pasien perlu dipahami siapa pasien, sebab dalam suatu
lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera
yang berbeda.

Menurut Kotler faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen / pasien adalah


kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak
diperhatikan oleh lembaga pelayanan kesehatan tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk
mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku pasien tersebut mempengaruhi pembelian
pasien.

a. Faktor kebudayaan

Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk
mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya.

Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku pasien.
Lembaga pelayanan kesehatan harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:

1) Budaya
Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Menurut Kotler termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya serta nilai nilai dalam
keluarga.
2) Sub budaya
Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman
dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras,
dan wilayah geografis.
3) Kelas sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para
anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.
b. Faktor sosial
Kelas sosial merupakan Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang
tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang
serupa.
Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai
kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Dalam
beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak
dapat mengubah posisi sosial mereka.

Page | 16
Tingkah laku pasien juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:

1) Kelompok

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu
atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi
informal-seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok
sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup
organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional dan serikat pekerja.

2) Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan
kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan bdaya umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial individu-individu yang
ada di dalamnya dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya
ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan. Dalam lingkungan keluarga ini ada
peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian atau pemilihan berbagai
produk dan jasa pelayanan kesehatan.

3) Peran dan status

Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang
ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang
diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya
dalam masyarakat.

c. Faktor pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan
orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungan.

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:

1) Umur dan tahap daur hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka gunakan selama masa hidupnya. Selera akan
makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Lembaga
pelayanan kesehatan seringkali menentukan sasaran dalam bentuk tahap daur hidup dan
mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.

2) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dipilihnya. Lembaga pelayanan
kesehatan berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata
akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam
memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu. Dalam kaitan dengan pelayanan

Page | 17
kesehatan, rumah sakit dapat menjalin kerja sama dengang suatu perusahaan agar rumah sakit
tersebut dijadkan tempat rujukan bagi karyawan atau pekerja yang sedang sakit.

3) Situasi ekonomi

Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Penyedia produk yang peka
terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan
tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, lembaga pelayanan kesehatan
dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan
mengubah harga produknya.

4) Gaya hidup

Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja,
olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih
dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi
dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

5) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian


mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten
dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan
dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi,
mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat
bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku pasien untuk pemilihan produk atau merek
tertentu.

d. Faktor psikologis

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada
waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu
yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor
psikologi yang penting:

1) Motivasi

Kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan
kebutuhan. Dalam urutan kepentingan, jenjang kebutuhannya adalah kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan
pengaktualisasian diri. Mula-mula seseorang mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang
paling penting. Kalau sudah terpuaskan, kebutuhan itu tidak lagi menjadi motivator dan
kemudian orang tersebut akan mencoba memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya.
Misalnya orang yang kelaparan (kebutuhan fisiologis) tidak akan tertarik dengan apa yang
terjadi dalam dunia seni (kebutuhan mengaktualisasikan diri), tidak juga pada bagaimana
orang lain memandang dirinya atau penghargaan orang lain (kebutuhan sosial atau

Page | 18
penghargaan), bahkan tidak tertarik juga pada apakah mereka menghirup udara bersih
(kebutuhan rasa aman).

Kebutuhan yang diaktifkan akhirnya menjadi diekspresikan dalam perilaku dan pembelian
dan konsumsi dalam bentuk dua jenis manfaat yaitu : 1) manfaat utilitarian dan 2) Manfaat
hedonik/pengalaman.

Dalam motif pembelian produk menurut Engel (2000:285) adalah dengan


mempertimbangkan dua manfaat yaitu: “Manfaat utilitarian merupakan atribut produk
fungsional yang obyektif. Manfaat hedonik, sebaliknya mencakup respon emosional,
kesenangan panca indera, mimpi dan pertimbangan-pertimbangan estetis”.

2) Persepsi

Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan
mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia.

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut bertindak
dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Orang dapat membentuk persepsi berbeda
dari rangsangan yang sama karena 3 macam proses penerimaan indera, yaitu:

a) Perhatian selektif

Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka
hadapi, berarti bahwa lembaga pelayanan kesehatan harus bekerja cukup keras untuk menarik
perhatian pasien.

b) Distorsi selektif

Menguraikan kecenderungan orang untuk meng-intepretasikan informasi dengan cara yang


akan mendukung apa yang telah mereka yakini.

c) Ingatan selektif

Orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari. Mereka cenderung akan
mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka.
Karena adanya ingatan selektif.

3) Pengetahuan

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari
pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi lembaga pelayanan kesehatan
adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu jasa pelayanan kesehatan dengan
menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang
membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif.

Page | 19
Menurut Kotler (2000) menyatakan bahwa pembelajaran menggambarkan perubahan dalam
tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Ahli teori pembelajaran mengatakan
bahwa kebanyakan tingkah laku manusia dipelajari. Pembelajaran berlangsung melalui saling
pengaruh dorongan, rangsangan, petunjuk respon dan pembenaran

H.Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pelayanan Kesehatan

Apakah kebudayaan itu ? mungkin semua orang mengerti apa kebudayaan itu, tapi tidak
setiap orang dapat menjelaskannya. Sebagian orang menjelaskan bahwa kebudayaan itu
adalah sikap hidup yang khas dari sekelompok individu yang dipelajari secara turun
temurun,tetapi sikap hidup ini ada kalanya malah mengundang resiko bagi timbulnya suatu
penyakit. Kebudayaan tidak dibatasi olelh suatu batasan tertentu yang sempit, tetapi
mempunyai struktur-struktur yang luas sesuai dengan perkembangan dari masyarakat itu
sendiri.

Mata rantai antara kebudayaan dan kesehatan :

Didalam masyarakat sederhana, kebiasaan hidup dan adat istiadat dibentuk untuk
mempertahankan hidup diri sendiri dan kelangsungan hidup sku mereka. Berbagai kebiasaan
dikaitkan dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi, yang bertujuan supaya
reproduksi berhasil, ibu dan bayi selamat.

Dari sudup pandang modern ,tidak semua kebiasaan itu baik. Ada beberapa yang
kenyataannya malah merugikan. Kbiasaan menyusukan bayi yang lama pada beberapa
masyarakat, merupakan contoh yang baik kebiasaan yang bertujuan melindungi bayi. Tetapi
bila air susu ibu sedikit, atau pada ibu-ibu lanjut usia, tradisi budaya ini dapat menimbulkan
masalah tersendiri. Dia berusaha menyusukan bayinya dan gagal. Bila mereka tidak
mengetahui nutrisi mana yang dibutuhkan bayi (biasanya demikian) bayi dapat mengalami
malnutrisi dan mudah terserang infeksi

Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pelayanan Kesehatan

Menjadi sakit memang tidak diharapkan oleh semua orang apalagi penyakit-penyakit yang
berat dan fatal. Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana penyakit itu dapat
menyerang seseorang. Ini dapat dilihat dari sikap merka terhadap penyakit tersebut. Ada
kebiasaan dimana setiap oang sakit diisolasi dan dibiarkan saja. Kebiasaan ini ini mungkin
dapat mencegah penularan dari penyakit-penyakit infeksi seperti cacar dan TBC.

Bentuk pengobatanyang di berikan biasanya hanya berdasarkan anggapan mereka sendiri


tentang bagaimana penyakit itu timbul. Kalau mereka menganggap penyakit itu disebabkan
oleh hal-hal yang supernatural atau magis, maka digunakan pengobatan secara tradisional.
Pengobatan modern dipilih bila meraka duga penyebabnya adalah fator ilmiah. Ini dapat
merupakan sumber konflik bagi tenaga kesehatan, bila ternyata pengobatan yang mereka pilih
berlawana denganpemikiran secara medis.

Page | 20
Didalam masyarakat industri modern iatrogenic disease merupakan problema. Budaya
menuntut merawat penderita di rumah sakit, pada hal rumah sakit itulah tempat ideal bagi
penyebaran kuman-kuman yang telah resisten terhadp anti biotika.

Kebudayaan dan perubahannya .

Tentu saja kebudayaan itu tidak statis , kecuali mungkin pada masyarakt pedalaman yang
terpencil . Hubungan antara kebudayaan dan kesehatan biasanya dipelajari pada masyarakat
yang terisolasi dimana car-cara hidup mereka tidak berubah selama beberapa generasi,
walaupun mereka merupakan sumber data-data bilogis yang penting dan model antropologi
yang berguna , lebih penting lagi untuk memikirkan bagaimana mengubah kebudayaan
mereka itu. Pada Negara dunia ke 3 laju perkembangan ini cukup cepat, dengan
berkembangnyasuatu masyarakat perkotaan dari masyarakat pedesaan. Ide-ide tradisional
yang turun temurun, sekarang telah di modifikasi dengan pengalaman-pengalaman dan ilmu
pengetahuan baru. Sikap terhadap penyakit pun banyak mengalami perubahan .Kaum muda
dari pedesaan meninggalkan lingkungan mereka menuju kekota. Akibatnya tradisi budaya
lama di desa makin tersisih. Meskipun lingkungan dari masyarakat kota modern dapat di
kontrol dengan tekhnologi, setiap individu didalamnya adalah subjek dari pada tuntutan ini,
tergantung darikemampuannya unuk beradaptasi.

Hubungan yang selaras antara faktor budaya dan biologis, yang mungkin berkembang
sebagai hasil dari faktornlingkungan, dapat dilukiskan dengan cntoh-contoh dari Papua
Nugini dan Nigeria.”pigbel” sejenis penyakit berat yang dapat menimbulkan kematian
disebabkan oleh kuman clodistrium perfringens type C. Penduduk papua Nugini yang tinggal
didaratan tinggi biasanya sedikit makan daging oleh sebab itu, cenderung untuk menderita
kekurangan enzim protetase dalam usus. Bila suatu perayaan tradisional diadakan, mereka
makan daging babi dalam jumlah banyak tapi tungku tempat masaknya tidak cukup panas
untuk memasak daging dengan baik sehingga kuman clostridia masih dapat berkembang.
Makana pokok mereka adalah kentang, mengandung tripsin inhibitor, oleh sebab itu racun
dari kuman yang seharusnya terurai oleh tripsin, menjadi terlindung. Tripsin inhibitor juga
dihasilkan oleh cacing ascaris yang banyak terdapat pada penduduk tersebut. Kuman dapat
juga berkembang dalam daging yang kurang dicernakan, dan secara bebas mengeluarkan
racunnya.

Dari beberapa faktor budaya diatas,masing-masing faktor berhubungan satu sama lain nya.
Wanita- wanita Hausa yang tinggal di sekitar Zaria Nigeria utara, secara tradisi memakan
garam kurang selama priode nifas, untuk meningkatkan produksi air susunya. Merka juga
menganggap bahwa hawa dingin adalah penyebab penyakit.leh sebab itu mereka memanasi
tubuhnya paling kurang selama 40 hari setelah melahirkan. Diet garam yang berlebihan dan
hawa panas, merupakan penyebab timbulnya kegagalan jantung. Faktor budaya disini adalah
kebiasaan makan garam yang berlebihan dan memanasi tubuh adalah faktor pencetus
terjadinya kegagalan jantung.

Problema dalam menganalisa perubahan kebudayaan apakah meberikan dampak yang sangat
besar sulit diukur, sebagai contoh kenaikan tekanan darah pada para penduduk yang

Page | 21
berimigrasi ke kota. Kenyataan ini tidak dapat di pungkiri .tetapi apakah penyebabnya ?
kebudayaan?, lingkungan? Atau biologis? Masih merupakan tanda Tanya.

Bila mana budaya itu berubah suatu adaptasi yang sukses tidak hanya tergantng pada Setiap
masyarakat faktor lingkungan dan biologis. Kemampuan untuk memodifikasi beberapa segi
budaya juga penting.

Kebudayaan dan sistem pelayanan kesehatan.

Bila suatu bentuk pelayanan kesehatan baru di perkenalkan kedalam suatumasyarakat dimana
faktor-faktor budaya masih kuat. Biasanya dengan segera mereka akan menolak dan memilih
cara pengobatan tradisional sendiri. Apakah mereka akan memilih cara baru atau lama, akan
memberi petunjuk kepada kita akan kepercayaan dan harapan pokokmereka lambat laun
akann sadar apakah pengobatan baru tersebut berfaedah , sama sekali tidak berguna, atau
lambat memberi pegaruh. Namun mereka lebih menyukai pengobatan tradisional karena
berhubungan erat dengan dasar hidup mereka. Maka cara baru itu akan dipergunakan secara
sangat terbatas, atau untuk kasus-kasus tertentu saja.

Pelayanan kesehatan yang moderen oleh sebab itu harus disesuaikan dengan kebudayaan
setempat, akan sia-sia jika ingin memaksakan sekaligus cara-cara moderen dan menyapu
semua cara-cara tradisional. Bila tenaga kesehatan berasal dari lain suku atau bangsa, sering
mereka merasa asing dengna penduduk setempat . ini tidak aan terjadi jika tenaga kesehatan
tersebut berusaha mempelajari kebudayaan mereka dan menjembatani jarak yang ada diantara
mereka. Dengan sikap yang tidak simpatik serta tangan besi, maka jarak tersebut akan
semakin lebar. Setiap masyarakat mempunyai cara pengobatan dan kebiasaan yang
berhubungan dengan ksehatan masing-masing. Sedikit usaha untuk mempelajari kebudayaan
mereka . akan mempermudah memberikan gagasan yang baru yang sebelumnya tidak mereka
terima.

Pemuka-pemuka didalam masyarakat itu harus di yakinkan sehingga mereka dapat


memberikan dukungan dan yakin bahwa cara-cara baru tersebut bukan untuk melunturkan
kekuasaan mereka tetapi sebaliknya akan memberika manfaat yang lebih besar.pilihan
pengobatan dapat menimbulkan kesulitan. Misalnya bila pengobatan tradisional biasanya
mengunakan cara-cara menyakitkan seperti mengiris-iris bagian tubuh atau dengan memanasi
penderita,akan tidak puas hanya dengan memberikan pil untuk diminum. Hal tersebut diatas
bisa menjadi suatu penghalang dalam memberikan pelayanan kesehatan, tapi dengan
berjalannya waktu mereka akan berfikir dan menerima

Page | 22
BAB III
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

Page | 23
DAFTAR PUSTAKA

Selo Soermardjan dan Soelaeman Soemardi. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta.
Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. hlm.115

Ralph linton.1936. A Study of Man, an Introuction. New york : Appleton century-crofts. Inc.
hlm.397

Koentjaraningrat.op.cit., hlm. 166

Page | 24

Anda mungkin juga menyukai