ILMU GULMA
OLEH :
NO. BP : 1510211021
KELOMPOK : II (DUA)
Setelah diperiksa dan diteliti ulang maka laporan akhir ini telah memenuhi
persyaratan praktikum Ilmu Gulma, Program Studi Agroteknologi, Fakultas
Pertanian Universitas Andalas, Padang.
Telah di Setujui
ASISTEN I ASISTEN II
(1410211023) (1410211087)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Praktikan ucapkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan
Prktikum Ilmu Gulmab ini dapat terselesaikan dengan baik.
Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Praktik Ilmu Gulma ini adalah untuk
melengkapi persyaratan Praktikum Mata Perkuliahan Ilmu Gulma pada semester ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kehadiran gulma pada lahan pertanian atau pada lahan perkebunan dapat
menimbulkan berbagai masalah. Secara umum masalah-masalah yang
ditimbulkan gulma pada lahan tanaman budidaya ataupun tanaman pokok adalah
sebagai berikut : Terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman pokok
(tanaman budidaya) dalam hal: penyerapan zat makanan atau unsur-unsur hara di
dalam tanah, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang tempat tumbuh,
Sebagian besar tumbuhan gulma dapat mengeluarkan zat atau cairan yang
bersifat toksin (racun), berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan
menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya. Peristiwa tersebut dikenal
dengan istilah allelopati, Sebagai tempat hidup atau inang, maupun tempat berlindung
hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan
tersebut dapat berkembang biak dengan baik. Akibatnya hama tersebut akan
menyerang dan memakan tanaman pokok ataupun tanaman budidaya, Mempersulit
pekerjaan diwaktu panen maupun pada saat pemupukan, Dapat menurunkan kualitas
produksi (hasil) dari tanaman budidaya, misalnya dengan tercampurnya biji-biji dari
gulma yang kecil dengan biji tanaman budidaya.
B. Tujuan
1. Mengetahui spesies gulma yang tumbuh mengganggu dan bersaing
dengan tanaman budidaya
2. Mengetahui spesies gulma dan dominasi suatu vegetasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. GULMA
Gulma berdaun lebar. Tumbuhan ini mempuyai bentuk dun lebar, dari jenis
dikotil dan pada umumnya mempuyai lintasan C3. Gulma berdaun sempit, tumbuhan
ini mempuyai bentuk daun sempit panjang, dari jenis monokotil dan pada umumnya
mempuyai lintasan C4. Gulma semusim atau setahun (annual), tumbuhan ini
menyelesaikan daur hidupnya dari biji, tumbuh sampai mati selama semusim atau
setahun.karena banyaknya biji yang dibentuk, maka persisten.
Gulma dua tahun (bineal), tumbuhan ini menyelesaikan daur hidupnya selama antara
satu sampai dua tahun. Bunga dibentuk pada tahun kedua. Gulma tahunan
(perennial), tumbuhan ini menyelesaikan daur hidupnya selama lebih dari dua tahun
dan kebanyakan membentuk biji banyak dan penyebaran dan dapat pula menyebar
secara vegetatif (Moenandir, 1990).
Kehadiran gulma pada lahan pertanian atau pada lahan perkebunan dapat
menimbulkan berbagai masalah. Secara umum masalah-masalah yang
ditimbulkan gulma pada lahan tanaman budidaya ataupun tanaman pokok adalah
sebagai berikut :Terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman pokok
(tanaman budidaya) dalam hal: penyerapan zat makanan atau unsur-unsur hara di
dalam tanah, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang tempat tumbuh,
Sebagian besar tumbuhan gulma dapat mengeluarkan zat atau cairan yang
bersifat toksin (racun), berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan
menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya. Peristiwa tersebut dikenal
dengan istilah allelopati, Sebagai tempat hidup atau inang, maupun tempat berlindung
hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan
tersebut dapat berkembang biak dengan baik. Akibatnya hama tersebut akan
menyerang dan memakan tanaman pokok ataupun tanaman budidaya, Mempersulit
pekerjaan diwaktu panen maupun pada saat pemupukan, Dapat menurunkan kualitas
produksi (hasil) dari tanaman budidaya, misalnya dengan tercampurnya biji-biji dari
gulma yang kecil dengan biji tanaman budidaya (Kuntohartono, 1987)
Kesuburan gulma dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan dalam
kesuburan gulma karena sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar gulma,
tempat persediaan udara bagi pernapasan akar, tempat persediaan unsur-unsur
makanan bagi gulma, tempat persediaan air bagi tumbuh-tumbuhan dan tempat
berkembangnya mikro dan makroorganisme yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan kesehatan gulma (Bangun, P. 1988).
Kesuburan dan kesehatan tanah bisa berubah-ubah. Tanah yang tadinya subur
dan sehat bisa saja menjadi kurang subur dan sakit. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan kesuburan dan kesehatan tanah menjadi menurun. Beberapa faktor
penyebab menurunnya kesuburan tanah diantaranya yaitu penyerapan zat hara oleh
tanaman, penguapan elemen hara ke atmosfer, resapan ke dalam tanah, dan
terjadinya erosi. Sedangkan faktor-faktor penyebab menurunnya kesehatan tanah
diantaranya yaitu tidak pernah melakukan pemberian bahan organik ke tanah,
pemakaian pupuk yang berlebihan (Bangun, P. 1988).
Gulma terhadap pertanaman merupakan tanaman pesaing bagi tanaman
budidaya. Persaingan tersebut bisa berupa persaingan untuk mendapatkan nutrisi, air,
cahaya, ruang dan adanya peristiwa allelopati. Gulma bersaing untuk hidup dengan
lingkungannya baik di atas maupun di bawah tanah (Moenandir, 1998).
Gulma terhadap pertanaman merupakan tanaman pesaing bagi tanaman
budidaya. Persaingan tersebut bisa berupa persaingan untuk mendapatkan nutrisi, air,
cahaya, ruang dan adanya peristiwa allelopati. Gulma bersaing untuk hidup dengan
lingkungannya baik di atas maupun di bawah tanah (Moenandir, 1998).
Identifikasi gulma adalah suatu metode pengenalan gulma dengan cara
menentukan nama botani dan takson gulma yang akan dikenali. Dalam melakukan
identifikasi gulma diperlukan pengetahuan dasar ilmu botani, alat bantu seperti buku
pedoman identifikasi, herbarium, dan sebagainya, serta latihan keterampilan
(Sembodo, 2010).
B. HERBISIDA
Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian
rakyat atau pun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama,
penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidayabervariasi,
tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu sajapraktek
pertanian di samping faktor lain. Di negara yang sedang berkembang, kerugian
karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan
dunia.Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu
masih muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, makakemungkinan
besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total (Moenandir, 1988).
Cara kerja herbisida di kelompokkan menjadi dua yaitu: herbisida kontak dan
sistemik. Herbisida kontak Herbisida ini hanya mampu membasmi gulma yang
terkena semprotan saja, terutama bagian yang berhijau daun dan aktif
berfotosintesis.Keistimewaannya, dapat membasmi gulma secara cepat, 2-3 jam
setelah disemprot gulma sudah layu dan 2-3 hari kemudian mati. Herbisida Sistemik
Cara kerja herbisida ini di alirkan ke dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan
jaringan sasarannya seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya.
Keistimewaannya, dapat mematikan tunas - tunas yang ada dalam tanah, sehingga
menghambat pertumbuhan gulma tersebut. Contoh herbisida sistemik adalah glifosat,
sulfosat (Noor, 1997).
C. KALIBRASI HERBISIDA
Selain itu ketepatan hasil kalibrasi menentukan efektivitas dan efisiensi biaya
pengendalian gulma. Jumlah kebutuhan larutan sangat bergantung pada jenis alat
semprot, nozzle, kecepatan berjalan penyemprot, kondisi gulma, dan kondisi areal
(Barus, 2007).
Waktu aplikasi mempunyai pengaruh juga dalam aktivitas herbisida. Gugus non
selektif dengan pengaruh residu rendah biasanya diaplikasikan sebagai herbisida pra-
tanam. Gulma yang mempunyai perakaran yang banyak dalam permukaan tanah akan
menjadi pada gugusan herbisida pra tumbuh (Moenandir, J., 1988)
Ada dua cara kalibrasi yaitu kalibrasi brdasarkan jumlah larutan dan kalibrasi
berdasarkan luas area. Pada cara yang pertama jumlah larutan sudah ditentukan
terlebih dahulu, misalnya 600 L/ha. Cara yang kedua dilakukan dengan terlebih
dahulu menghitung waktu yang diperlukan sesuai dengan kecepatan berjalan operator
sambil menyemprot kemudian dihitung volume semprot berdasarkan lama waktu
tersebut. Cara yang kedua sesuai untuk kalibrasi pada areal yang kondisinya sulit
untuk orang berjalan. Bila kita menggunakan herbisida, maka diharapkan herbisida
yang diberikan harus tepat dosis, waktu dan cara aplikasi. Maka untuk mencapai hal
tersebut diperlukan a) Keterampilan yang dimiliki, b) Pengetahuan yang baik tentang
herbisida dan cara penyemprotannya, c) Pengetahuan tentang lingkungan dan
kesehatan (Sukman dan Yakup,2002).
Praktikum ilmu gulma dilaksanakan pada hari kamis tanggal 19 oktober 2017
pukul 09.20 WIB di rumah batu,lahan percobaan dan laboratorium agronomi fakultas
pertanian universitas andalas
Adapun alat yang di gunakan saat praktikum yaitu : cangkul, tali rafia, botol isi 1
L, koran, gunting atau pisau, kertas mika, sedangkan bahan yang digunakan tanah
dari sidebank kedalaman 20 cm,dan handsprayer
C. Cara Kerja
1. Dentifikasi Gulma
Disediakan semua alat yang dibutuhkan pada saat raktikum setelah itu dicari
lokasi temat pengamatan gulma dan kemudian di ukur secara persegi sepanjang 1x1
m dan diberi pancang antar sudut dan ikat tali rafia di pancang dan lakukan
pengamatan gulma berdasarkan klasifikasinya (berdaun lebar, teki-tekian, dan
rerumputan). Gulma yang didapatkan diletakkan di koran dan tunggu beberapa
minggu sampai gulmanya kering dan kemudian di laminating.
2. Seed Bank
A. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa gulma yang
ditemukan pada area Kebun Percobaaan terdiri dari beberapa spesies yang gulma dan
beberapa diantaranya sulit untuk dikendalikan. Yang mana nantinya gulma gulma
tersebut dapat merugikan tanaman budidaya apabila tidak ditangani dengan serius.
B. SARAN
Moenandir, jody. 1990. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Rajawali Pers:
Jakarta.
Sukman, Y. dan Yakup. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Pers:
Jakarta.