Anda di halaman 1dari 6

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
PENJELASAN UMUM

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Drainase Jl. Keluarga Prt. 17
Kel. Tembilahan Hilir Kec. Tembilahan dengan Panjang 423 meter.

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. Mobilisasi dan Demobilisasi


Sebelum pekerjaan fisik dimulai, terlebih dahulu dilakukan mobilisasi peralatan kerja
dan tenaga kerja, sejalan dengan itu material untuk pelaksanaan pekerjaan juga
didatangkan kelokasi sampai semua kebutuhan material terpenuhi. Sedangkan
demobilisasi dilakukan setelah pekerjaan di lapangan selesai 100%.
2.2. Pemasangan Rambu-Rambu Lalu Lintas
Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor/penyedia jasa
wajib memasang rambu-rambu lalu lintas atau tanda peringatan agar semua
pengguna jalan berhati-hati sehingga diharapkan dengan adanya pemasangan rambu-
rambu lalu lintas tersebut tidak akan terjadi kecelakaan lalu lintas dilokasi
pekerjaan.
2.3. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek/papan plank dipasang pada awal dimulainya pelaksanaan fisik di
lapangan sampai dengan selesainya pekerjaan dimaksud. Papan nama proyek harus
terlihat jelas oleh orang yang berada dilokasi pekerjaan. Papan nama proyek
berisikan data-data proyek sebagai berikut :
a. Logo dan tulisan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir
b. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman yang menggunakan anggaran
c. Nama Program, Kegiatan dan Pekerjaan yang dilaksanakan
d. Tahun anggaran
e. Sumber Dana
f. Nilai Pekerjaan yang dilaksanakan
g. Kontraktor Pelaksana
h. Konsultan Pengawas
Data-data lain yang dianggap perlu dikonsultasikan dengan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

2.4. Pembuatan Direksi Keet


Kontraktor/penyedia jasa harus membuat direksi keet yang merupakan bangunan
sementara dilokasi pekerjaan dengan konstruksi sesuai kebutuhan selama masa
pelaksanaan pekerjaan yang dilengkapi dengan peralatan antara lain satu set meja
rapat dan meja kerja lengkap serta papan tulis white board lengkap dengan alat tulis.
2.5. Los Kerja/Bangsal Kerja dan Gudang
Kontraktor/penyedia jasa disamping membuat direksi keet juga harus membuat los
kerja/bangsal kerja untuk tempat peristirahatan para pekerja dan juga dijadikan
tempat penyimpanan bahan dan peralatan kerja. Konstruksi bangunan merupakan
bangunan sementara di lokasi pekerjaan dan disesuaikan dengan kebutuhan selama
pelaksanaan pekerjaan.

1/6
2.6. Rencana Kerja
Kontraktor/penyedia jasa harus membuat rencana kerja/barchat (S curve) selambat-
lambatnya 5 (lima) hari setelah terbitnya Surat Perintah Kerja dan harus mendapat
persetujuan dari PPK/PPTK.
Barchart (S curve) ini menjadi dasar untuk menentukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kemajuan/prestasi pekerjaan di lapangan.
2.7. Pembersihan Lokasi
Lokasi pekerjaan dibersihkan dari benda-benda yang dapat mengganggu pelaksanaan
pekerjaan, misalnya adanya bangunan-bangunan baik permanen maupun tidak,
pohon-pohon, akar/tunggul, pembongkaran beton lama (Drainase lama) dan lain
sebagainya. Selanjutnya selama pekerjaan berlangsung, kontraktor wajib memelihara
kebersihan baik lingkungan proyek atau jalan menuju ke lokasi proyek dari hal-hal
yang mengganggu kelancaran arus lalu lintas atau ketertiban umum.

2.8. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


a. Pengukuran dan pemasangan bowplank/pematokan saluran yang akan dikerjakan
sesuai dengan ukuran dalam gambar rencana. Pekerjaan ini harus mendapat
persetujuan dari PPK/PPTK/Konsultan Pengawas mengenai ketepatan ukuran dan
dimensi.
b. Pengulangan pengukuran dapat diinstruksikan oleh PPK/PPTK/Konsultan
Pengawas apabila diperlukan, dan semua biaya tersebut menjadi tanggung jawab
kontraktor.
c. Pada pekerjaan saluran drainase, pemasangan bowplank berbentuk gawangan
melintang saluran yang akan dibangun, menggunakan kayu 5/7 sebagai tiang-
tiang dan skor serta papan sebagai gawangan yang dipakukan ketiang-tiang
tersebut. Bowplank dipasang sedemikian rupa sehingga kokoh/tidak berubah.
Papan yang terpasang harus rata (waterpass), jarak pemasangan antar bowplank
adalah 15 meter.

Pasal 3
PEKERJAAN SALURAN DRAINASE

3.1 Galian Tanah


a. Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan lebar, dalam dan bentuk galian sesuai
menurut gambar rencana, dan atau sesuai dengan yang diarahkan oleh Konsultan
Pengawas.
b. Penentuan elevasi kemiringan saluran drainase, menggunakan alat ukur
waterpass atau theodolite, agar dihasilkan kemiringan yang tepat sesuai rencana.
c. Semua kemungkinan yang timbul akibat galian tanah seperti jalur pipa air
minum, jalur kabel telepon, listrik dan lain sebagainya harus dikoordinasikan
dengan instansi terkait guna mendapat persetujuan. Segala akibat dari pekerjaan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor untuk memperbaiki
seperti semula.
d. Tanah hasil galian harus diletakkan pada posisi/tempat yang baik atau dibuang
ke tempat lain seizin PPK/PPTK/Konsultan Pengawas sehingga tidak mengganggu
arus lalu lintas atau para pengguna jalan.

2/6
e. Pekerjaan Timbunan kembali
Tanah hasil galian akan ditimbunkan kembali ke sisi kiri dan kanan saluran
setelah pekerjaan drainase selesai dan harus dipadatkan serta harus mendapat
persetujuan atau sesuai arahan PPK/PPTK/Konsultan Pengawas.
3.2 Pekerjaan Pandal
a. Pekerjaan pandal dilaksanakan sesuai gambar rencana, dan harus disetujui dan
disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
b. Kayu pandal yang digunakan adalah kayu bulat dari jenis bakau atau mahang
atau jenis lainnya dengan kualitas baik dipasang melintang saluran, untuk satu
potongan melintang panjang pandal adalah 140 cm diameter () 8 – 10 cm
dengan jarak as ke as kayu pandal adalah 50 cm atau sesuai dengan gambar
rencana/gambar kerja.
3.3 Pekerjaan Cerocok
a. Kayu cerocok yang digunakan adalah cerocok kayu bulat dengan panjang 500 cm
diameter () 8 – 10 cm, dipasang tegak lurus sesuai dengan gambar
rencana/gambar kerja (lihat gambar rencana).
b. Pemasangan/pemancangan cerocok harus disetujui dan disaksikan oleh konsultan
pengawas.
c. Jika terjadi kesalahan penentuan titik pemancangan tanpa diawasi oleh
Konsultan Pengawas, maka kesalahan tersebut harus diperbaiki dan menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

3.4 Pekerjaan Lantai Kerja (Plywood 6 mm)


a. Pekerjaan lantai kerja saluran dipasang di atas pandal dan cerocok sesuai dengan
gambar rencana/RAB, dan harus disetujui dan disaksikan oleh konsultan pengawas .
b. Bahan yang digunakan adalah plywood dengan ukuran ketebalan 6 mm dipasang
memanjang saluran.
c. Plywood dipakukan kepandal sedemikian rupa sehinga rapat dan lurus.

3.5 Pekerjaan Saluran Terbuka Type U


3.5.1 Pekerjaan Bekisting
a. Bekisting/cetakan beton dibuat dari bahan plywood 9 mm dan menggunakan
rangka/tulangan kayu 3/4, 5/7 dan dolken (lihat gambar detail bekisting).
b. Bekisting dinding dilaksanakan sesuai gambar rencana. Bekisting/cetakan beton
harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan batas-
batas sesuai dengan gambar rencana.
c. Bekisting dipasang dengan kokoh sehingga pada saat pengecoran dilakukan tidak
terjadi perubahan.
d. Bekisting dapat dibuka setelah umur beton tercapai atau mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
3.5.2 Pekerjaan Pembesian
a. Besi tulangan yang didatangkan harus sesuai ukurannya/dimensi maupun jenisnya
(ulir/polos) berdasarkan gambar rencana.
b. Besi beton untuk dinding dan lantai saluran (Tulangan Pokok Memanjang)
menggunanakan besi beton ulir diameter 8 mm sesuai dengan gambar
rencana/RAB (lihat gambar rencana).
c. Besi beton untuk type U (Tulangan Sengkang Melintang) menggunakan besi beton
ulir diameter 8 mm sesuai dengan gambar rencana/RAB (lihat gambar rencana).

3/6
d. Besi yang digunakan tidak boleh berkarat, berminyak ataupun bahan-bahan lain
yang dapat mengurangi daya lekat beton dengan besi tulangan.
e. Besi tulangan dipotong, dibengkokkan, diikat dengan rapi dan kuat sesuai dengan
gambar rencana.
f. Penyimpangan penggunaan besi tulangan dari ketentuan-ketentuan yang berlaku
dinyatakan tidak dapat di terima.
g. Pada saat pengecoran perlu diperhatikan selimut beton dengan memasang beton
decking/beton tahu.
3.5.3 Pekerjaan Pengecoran
a. Material yang digunakan untuk pengecoran harus mendapat persetujuan dari
PPK/PPTK/Konsultan Pengawas.
b. Tebal dinding saluran adalah 14 cm dengan adukan yaitu 1 semen : 2 pasir : 4
kerikil, dan perlu diperhatikan volume air yang dipergunakan, sehingga beton
tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer dan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Pengecoran perlu diperhatikan dalam pelaksanaan nya dengan menggunakan
Mesin vibrator Beton:
1. Masukan vibrator kedalam cor beton dengan cepat, akan tetapi angkat
vibrator setelah pemadatan dengan lambat.
2. Ketika memasukan vibrator kedalam cor beton maka akan tampak radius
getaran. Radius getaran ini harus menyentuh seluruh areal permukaan beton
yang dicor sehingga masing-masing radius getaran saling menutup
menyelimuti seluruh permukaan beton yang dicor.
3. Kedalaman batang vibrator kira-kira harus menjangkau dasar cor beton, akan
tetapi jangan sampai menyentuh permukaan cetakan beton (begisting)
d. Apabila terjadi penyimpangan maka Konsultan Pengawas berhak menghentikan
pengecoran sampai waktu yang disepakati bersama.
e. Apabila terjadi keropos beton maka perlu dilakukan grouting atau sesuai dengan
instruksi PPK/PPTK/Konsultan Pengawas.
3.5.4 Pekerjaan Pipa Rembesan
a. Pipa rembesan yang digunakan adalah pipa PVC dengan diameter 2” dipasang
pada kiri dan kanan dinding saluran dengan jarak antara 3 meter.
b. Ketinggian pemasangan pipa rembesan dari dasar saluran sesuai dengan gambar
rencana atau disesuaikan dengan kondisi setempat.
3.6 Pekerjaan Balok Pengaku/Skor.
a. Balok pengaku/skor terbuat dari beton bertulang dengan dimensi 12 cm x 12 cm
panjang 100 cm dengan campuran beton 1 semen : 2 pasir : 4 krikil dan air
disesuaikan, jarak skor disesuaikan dengan gambar rencana.
b. Pembesian untuk tulangan pokok menggunakan besi beton ulir diameter 8 mm dan
tulangan bagi/beugeul menggunakan besi beton ulir diameter 8 mm atau sesuai
dengan gambar rencana.

4/6
Pasal 4
PEKERJAAN PENYELESAIAN PROYEK

4.1 Pembersihan Akhir Proyek


a. Selama pekerjaan berlangsung, kontraktor wajib memelihara kebersihan baik
lingkungan proyek atau jalan menuju ke lokasi proyek dari hal-hal yang
mengganggu kelancaran arus lalu lintas jalan atau ketertiban umum.
b. Pada penyerahan pertama pekerjaan, keadaan bangunan dan sekitarnya harus
bersih dan rapi.
c. Kontraktor wajib membetulkan kembali segala kerusakan akibat kelalaiannya
seperti kerusakan jalan atau fasilitas lainnya akibat pengangkutan bahan/material
untuk pekerjaan yang dilaksanakannya.

4.2 Pelaporan dan Dokumentasi


a. Laporan fisik proyek berupa laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan
dikumpulkan menjadi satu buku laporan yang diserahkan setiap akhir bulan kepada
direksi teknis/konsultan pengawas.
b. Data-data pendukung kuantitas dan kualitas fisik harus dibuat dan menjadi satu
kesatuan dengan laporan fisik yang kemudian diserahkan kepada direksi
teknis/konsultan pengawas.
c. Pengambilan foto rekaman proyek diambil pada saat pertama kali pekerjaan
dimulai hingga pekerjaan selesai.
d. Tahapan pengambilan dokumen rekaman proyek diatur sedemikian rupa sehingga
poin-poin pekerjaan penting tidak terlewatkan.
e. Pengambilan foto rekaman proyek juga dilakukan setiap bulannya sebagai
lampiran kelengkapan administrasi pada saat pengajuan laporan bulanan.
f. Foto rekaman proyek disusun sedemikian rupa dan dijadikan sebuah album
lengkap dengan keterangannya.
g. Foto yang diambil harus mencakup/menggambarkan kegiatan pelaksanaan pada
saat : 0% , 25% , 50% , 75% dan 100%.

Pasal 5
PENYERAHAN PEKERJAAN

5.1 Pekerjaan seluruhnya harus sudah diserahkan secara lengkap dan baik kepada Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA)/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Drainase
di Kabupaten Indragiri Hilir sebagaimana tercantum di dalam surat perjanjian
(Kontrak).
5.2 Penyerahan pertama pekerjaan (Fisik Proyek telah mencapai 100 %), harus melewati
pemeriksaan/penelitian dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) yang diangkat
oleh Pengguna Anggaran (PA) / Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Pembangunan
Saluran Drainase/Gorong-gorong di Kabupaten Indragiri Hilir.
5.3 Penyerahan kedua pekerjaan telah melewati masa pemeliharaan proyek, harus
melewati pemeriksaan/penelitian dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) yang
telah diangkat oleh Pengguna Anggaran (PA) / Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong di Kabupaten Indragiri Hilir.
5.4 Penyerahan pertama dan kedua pekerjaan dapat diterima setelah semua prosedur
persyaratan teknis dan administrasi telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang
berlaku di dalam dokumen kontrak.

5/6
Pasal 6
PENUTUP

6.1 Semua syarat-syarat yang tercantum di dalam bestek ini harus dilaksanakan dengan
baik dan benar oleh kontraktor serta mengikuti petunjuk teknis dari
PPK/PPTK/Konsultan Pengawas.
6.2 Semua ketentuan–ketentuan yang belum tertuang dalam bestek ini akan diatur pada
waktu Aanweijzing, Petunjuk Teknis lainnya yang dianggap perlu, akan dijelaskan
oleh PPK/PPTK/Konsultan Pengawas pada saat mulai pelaksanaan dan sedang
berlangsung kegiatan pekerjaan.
6.3 Walaupun di dalam spesifikasi teknis ini belum terinci satu persatu mengenai bahan
dan lain-lain, tapi tercantum dalam Aanweijzing, maka pekerjaan tersebut harus
dikerjakan dan bukan merupakan pekerjaan tambahan.
6.4 Demikian spesifikasi teknis ini dibuat untuk pedoman bagi semua pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan pembangunan drainase di Kabupaten Indragiri Hilir.

Tembilahan, April 2017


Ditetapkan Oleh : Dibuat Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), PPTK,

SUMITRO, SE ZUL IRMA INDRA, ST, MS.i


NIP. 19770602 199703 1 003 NIP. 19801110 200501 2 009

Disetujui Oleh :
Kepala Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Indragiri Hilir
Selaku
Pengguna Anggaran,

Ir. H. T. EDDY EFRIZAL, MP


NIP. 19630415 199003 1 006

6/6

Anda mungkin juga menyukai