Anda di halaman 1dari 3

PENCUCIAN LINEN NON INFEKSIUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


IK/LAU/0006 00 1/3
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur Utama RSSP
PROSEDUR TETAP
April 2012

( dr. Rifdasri, MARS )


Pengertian - Linen merupakan kain yang berwujud sprei, selimut, sarung
bantal, sarung guling, baju, celana, dsb yang terbuat dari bahan
kain.
- Linen non infeksius adalah linen yang belum ataupun sudah
dipakai seseorang yang tidak memiliki suatu penyakit yang
dapat menular dari linen yang digunakan ke linen lain maupun
dari linen ke manusia, atupun yang tidak bernodakan darah.
Tujuan Memastikan bahwa pencucian linen non infeksius di Bagian Laundry
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kebijakan Semua linen diperusahaan harus dikendalikan untuk penanganan,
pendistribusian, dan inventarisasi.
Prosedur 1. Petugas laundry memakai sarung tangan dan masker beserta
celemek sebelum melakukan kegiatan.
2. Petugas laundry mengeluarkan linen dari dalam troli dan dari
kantong plastik.
3. Petugas laundry melakukan pemilahan linen yang sesuai dengan
warna linen, tingkat kekotoran, dan jenis linen. Untuk jenis
linen bayi dalam pencucian menggunakan mesin yang
berkapasitas kecil (5 kg). Hal ini untuk menghindari cepat
rusaknya linen.
4. Di dalam klasifikasi warna linen, terbagi menjadi 3 macam :
- Warna putih
- Warna terang, seperti : merah, hijau muda, kuning, biru
muda, dsb.
- Warna gelap, seperti : hitam, biru tua/dongker, hijau tua, dsb.
Klasifikasikan linen tersebut dan taruh ke dalam bak
penampungan linen kotor/troli linen kotor.
5. Petugas laundry mengklasifikasikan juga linen yang bernoda ke
PENCUCIAN LINEN NON INFEKSIUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


IK/LAU/0006 00 2/3
dalam ember atau bak pencucian untuk dilakukan penghilangan
noda manual dengan cara disikat dengan sikat tangan.
Jika noda tidak hilang dari kain dengan penghilangan noda
secara manual, maka noda tersebut perlu penghilangan noda
secara khusus, yaitu :
- Direndam dengan bahan kimia obat cucian sesuai dengan
formula yang ada, diamkan kurang lebih 15 - 30 menit
dengan menggunakan suhu air yang disesuaikan dengan
warna linen dan jenis noda.
- Sikat kembali noda tersebut dengan sikat tangan secara
berulang-ulang. Jika noda masih ada maka lakukan kembali
perendaman dengan dosis formula obat dinaikkan sesuai
dengan formula yang ada sampai noda hilang dari serat kain.
6. Setelah noda lepas dari kain, petugas laundry mencampur linen
tersebut ke dalam bak penampungan/troli linen kotor sesuai
dengan klasifikasi warna linen.
7. Petugas laundry mengeluarkan linen kotor dari bak
penampungan dan taruh ke dalam bak penimbangan. Di dalam
penimbangan berat linen jangan melebihi dari kapasitas mesin,
atau total volume linen yang akan dicuci jangan memenuhi
tabung mesin cuci, setidaknya ada ruang kosong 10 % dari
besarnya tabung mesin cuci. Hal ini sebagai kemaksimalan hasil
pencucian linen dapat bersih dari kotoran.
8. Setelah dilakukan penimbangan, maka petugas laundry
memasukkan linen tersebut ke dalam tabung mesin cuci.
9. Petugas laundry menghidupkan mesin cuci dan menyesuaikan
juga program pencucian sampai proses pencucian linen selesai.
Penggunaan mesin cuci dapat dilihat dari prosedur penggunaan
mesin yang sudah ada.
10. Setelah mesin selesai dalam proses pencucian, petugas laundry
membuka tabung mesin cuci dan mengeluarkan linen dari
PENCUCIAN LINEN NON INFEKSIUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


IK/LAU/0006 00 3/3
tabung kemudian taruh ke dalam ember/tempat khusus
penampungan.
11. Petugas laundry memasukkan linen tersebut ke dalam mesin
pengering. Cara menggunakan mesin pengering dapat dilihat
dari prosedur penggunaan mesin yang sudah ada.
12. Petugas laundry mengeluarkan linen dari mesin pengering
dengan cara diklasifikasikan sesuai dengan jenis linen maupun
ukurannya, seperti ;
- Baju dan celana dipisahkan untuk proses penyeterikaan
dengan mesin seterika tangan.
- Sprei, Duk, atau linen yang datar dan besar dipisahkan untuk
proses penyeterikaan dengan mesin roll.
- Atau linen yang dapat langsung dilipat setelah proses
pengeringan, seperti ; handuk, selimut / kain yang tidak
membutuhkan penyeterikaan.
13. Setelah selesai pengklasifikasian linen, petugas laundry
melakukan penyeterikaan linen dan kemudian melipat linen
setelah proses tersebut, seperti ; sprei, duk, sarung bantal, dsb.
Hal ini untuk mengantisipasi kusutnya linen kembali, setelah
proses penyeterikaan. Sedangkan untuk baju-baju dapat
digantung terlebih dahulu setelah selesai proses penyeterikaan
maupun dapat langsung dilipat.
14. Petugas laundry mengklasifikasikan linen sesuai dengan bagian
yang mengirim linen kotor atau logo kepemilikan bagian, untuk
dikirim kembali.
Unit Terkait -

Anda mungkin juga menyukai