Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

MERANCANG STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DAPAT MENDORONG


SISWA UNTUK TETAP GIGIH DALAM MENYELESAIKAN MASALAH

Dosen Pembimbing:
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat
serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kamidan shalaway serta
salam semoga selalu tersurat kepada baginda Rasulullah SAW.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Kapita Selekta
Pendidikan Matematika. dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini. Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih
memiliki banyak kekurangan sehingga kami berharap kritik dan saran dari pembaca.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah
kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Palopo, 21 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................2
C. Tujuan ...................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Strategi ....................................................................................................4


B. Strategi pembelajaran matematika .......................................................................5
C. Faktor-faktor apa saja yang Mempengaruhi Minat Siswa
Belajar Matematika ..............................................................................................10
D. Langkah-langkah dalam memilih strategi pembelajaran ......................................13
E. Strategi pembelajaran yang dapat memotivasi siswa
untuk tetap gigih dalam menyelesaikan masalah. ................................................19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................................29
B. Saran .....................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun
melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat
logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika
bersifat sangat kuat dan jelas. Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti
oleh siswa, proses penalaran induktif dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan
kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman
yang sudah dimiliki oleh siswa.

Adapun kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam
belajar matematika adalah sebagai berikut : (1) menunjukkan pemahaman konsep
matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan
konsepatau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
; (2) memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik atau
diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah ; (3) menggunakan penalaran pada
pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, ataumenjelaskan gagasan dan pernyataan matematika ; (4)menunjukkan
kemampuan strategik dalam membuat(merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan
model matematika dalam pemecahan masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan.

Sekarang kurikulum yang sedang diterapkan di Indonesia adalah kurikulum 2013,


dimana Dalam pandangan Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran adalah suatu proses
pendidikan yang memberikan kesempatan bagi siswa agar dapat mengembangkan segala
potensi yang mereka miliki menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat
dilihat dari aspek sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).
Kemampuan ini akan diperlukan oleh siswa tersebut untuk kehidupannya dan untuk
bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan kehidupan umat
manusia. Karena itu suatu kegiatan pembelajaran seharusnya mempunyai arah yang
menuju pemberdayaan semua potensi siswa agar dapat menjadi kompetensi yang
diharapkan.

1
2

Menurut (Anonim, 2013) Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya


kemampuan bernalar pada siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis,
sistematis, dan memiliki sifat obyektif, jujur, disiplin, dalam memecahkan suatu
permasalahan baik dalam bidang matematika maupun bidang lain dalam kehidupan
sehari-hari.

Namun, pada keadaan yang sebenarnya adalah belum sesuai dengan yang diharapkan.
kebanyakan bahkan hampir di semua sekolah pembelajaran yang diterapkannya masih
cenderung text book oriented ( berorientasi pada buku ) dan kurang terkait dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran matematika yang cenderung abstrak,
sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan
kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain pembelajaran yang kreatif. Seperti
metode yang digunakan kurang bervariasi, tidak melakukan pengajaran bermakna, dan
sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar
cenderung menghafal dan mekanistis.

Pembelajaran matematika hendaknya lebih bervariasi metode maupun strateginya


guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam mengatur berbagai
pembelajaran merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang
direncanakan karena itu pemilihan metode strategi dari pendekatan dalam mendesain
model pembelajaran guna tercapainya pembelajaran aktif yang bermakna adalah tuntutan
yang mesti dipenuhi para guru.

Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan


penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola
pikir dan model matematika, serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik,
diagram, dalam menjelaskan gagasan. Sedangkan tujuan pembelajaran matematika adalah
melatih dan menumbuhkan cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan
konsisten. Serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri sesuai dalam
menyelesaikan masalah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Strategi?
2. Strategi pemb
3. Faktor-faktor apa saja yang Mempengaruhi Minat Siswa Belajar Matematika dan
Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan minat siswa ?
3

4. Langkah-langkah dalam memilih strategi pembelajaran


5. Strategi pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk tetap gigih dalam
menyelesaikan masalah.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Strategi
2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran matematika
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa Belajar
Matematika dan upaya apa yang dilakukan
4. Langkah-langkah dalam memilih strategi pembelajaran
5. Strategi pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk tetap gigih dalam
menyelesaikan masalah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran

Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni
penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran menurut Frelberg &
Driscoll (1992) dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian materi
pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang
berbeda pula. Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang
dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Dick & Carey (1996)berpendapat
bahwa strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan
juga termasuk di dalamnya materi atau paket pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri
atas semua komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang
dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi
sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan. Gerlach
& Ely (1980) juga mengatakan bahwa perlu adanya kaitan antara strategi pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran, agar diperoleh langkah-langkah kegiatan pembelajaran
yang efektif dan efisien. Strategi pembelajaran terdiri dari metode dan teknik (prosedur)
yang akan menjamin bahwa siswa akan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran. Kata
metode dan teknik sering digunakan secara bergantian. Gerlach & Ely (1980)
mengatakan bahwa teknik (yang kadang-kadang disebut metode) dapat diamati dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Teknik adalah jalan atau alat (way or means) yang
digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan siswa ke arah tujuan yang akan
dicapai. Guru yang efektif sewaktu-waktu siap menggunakan berbagai metode (teknik)
dengan efektif dan efisien menuju tercapainya tujuan.

4
5

Metode, menurut Winarno Surakhmad (1986) adalah cara, yang di dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode
mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode yang dipakai, makin
efektif pula pencapaian tujuan. Namun, metode kadang-kadang dibedakan dengan teknik.
Metode bersifat prosedural, sedangkan teknik lebih bersifat implementatif, maksudnya
merupakan pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai
tujuan. Contohnya, guru A dan guru B sama-sama menggunakan metode ceramah,
keduanya mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan metode ceramah yang efektif,
tetapi hasil guru A berbeda dengan guru B karena teknik pelaksanaannya yang berbeda.
Jadi, tiap guru mempunyai teknik yang berbeda dalam melaksanakan metode yang sama.
Marilah kita tinjau kembali pengertian strategi yang telah diuraikan tersebut di atas.
bahwa strategi terdiri dari metode dan teknik atau prosedur yang menjamin siswa
mencapai tujuan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa strategi pembelajaran lebih luas
daripada metode dan teknik pembelajaran. Metode dan teknik pembelajaran merupakan
bagian dari strategi pembelajaran. Menurut sanjaya (2007 : 177 – 286) ada beberapa
macam strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru :
1. Strategi pembelajaran ekspositori
2. Strategi pembelajaran inquiry
3. Strategi pembelajaran berbasis masalah
4. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir
5. Strategi pembelajaran kooperatif
6. Strategi pembelajaran kontekstual CTL
7. Strategi pembelajaran afektif
B. Strategi pembelajaran matematika
1. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pengajaran Langsung merupakan suatu model pengajaran yang bersifat teacher
center. Dalam menerapkan model pengajaran langsung guru harus
mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada
siswa secara langkah demi langkah, dan menerangkan tiap detil keterampilan atau isi
yang didefinisikan secara seksama.
Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin
terjadinya keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan, dan
resitasi (tanya jawab) yang terencana. Pada model pembelajaran langsung terdapat
lima fase yang sangat penting, seperti pada tabel berikut.
6

Tabel Sintaks Model Pengajaran


FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1 Guru menyampaiakan tujuan,informasi
Menyampaikan tujuan dan latar belakang pelajaran, pentingnya
mempersiapkan siswa pelajaran ini, mempersiapkan siswa
untuk belajar.
Fase 2 Guru mendemonstrasikan keterampilan
Mendemonstrasikan pengetahuan atau yang benar, atau menyajikan informasi
keterampilan tahap demi tahap
Fase 3 Guru merencanakan dan memberi
Membimbing pelatihan bimbingan pelatihan awal
Fase 4 Mencek apakah siswa telah berhasil
Mengecek pemahaman dan memberikan melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan balik umpan balik
Fase 5 Guru mempersiapkan kesempatan
Memberikan kesempatan untuk pelatihan melakukan pelatihan lanjutan, dengan
untuk pelatihan lanjutan perhatian khusus pada penerapan kepada
situasi lebih kompleks dan kehidupan
sehari-hari.

Tahapan-tahapan pembelajaran model pengajaran langsung :


a. Menyiapkan dan memotivasi siswa.Tujuan langkah ini untuk menarik dan
memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan serta
dalam pelajaran itu.
b. Menyampaikan tujuan. Siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka
berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa
yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran.
c. Presentasi dan Demonstrasi. Fase ini merupakan fase kedua pengajaran langsung.
Kunci keberhasilan kegiatan demonstrasi ialah tingkat kejelasan demostrasi
informasi yang dilakukan dan mengikuti pola-pola demonstrasi yang efektif.
d. Mencapai kejelasan.Kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas
dan spesifik kepada siswa, mempunyai dampak yang positif terhadap proses
belajar mengajar.
7

e. Melakukan demonstrasi.Belajar dengan meniru tingkah laku orang lain dapat


menghemat waktu, menghindari siswa dari belajar melalui “trial and error.”
f. Mencapai pemahaman dan penguasaan. Untuk menjamin agar siswa akan
mengamati tingkah laku yang benar, guru perlu memperhatikan semua yang
terjadi pada tahap demonstrasi, dan berupaya agar segala sesuatu yang
didemonstrasikan benar.
g. Berlatih. Agar dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar diperlukan latihan
yang intensif, dan memperhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau
konsep yang didemonstrasikan.
h. Memberikan latihan Terbimbing. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan
dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan
memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi yang baru.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Learning
Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada
pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam
kelompok-kelompok kecil. Strategi ini dilengkapi dengan LKS yang berisi tugas
atau pertanyaan yang harus dikerjakan siswa. Selama bekerja dalam kelompok,
setiap anggota kelompok berkesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan
memberikan respon terhadap pendapat temannya, menjelaskan kepada teman
sekelompoknya, menghargai pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang
pandai membantu yang lebih lemah, dan sebagainya. Berikut ini model
pembelajaran yang mewakili model-model cooperative learning.
a. Student teams achievement division (STAD)
b. Jigsaw (model tim ahli)
c. Group investivigation go a round (infvestigasi kelompok)
d. Think pair and share
e. Make a match (membuat pasangan)
f. Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together)
g. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization atau Team
Accelerated Instruction)
h. Model pembelajaran Bertukar Pasangan
i. Model pembelajaran Two Stay Two Stray / Dua Tinggal Dua Tamu
j. Pair Check
8

k. Model Pembelajaran Berpikir-Berpasangan-Berempat dalam mengembangkan


Kecakapan Komunikasi
l. Tipe Berkirim Salam dan Soal
m. Tipe Kepala Bernomor
n. Kepala Bernomor Struktur
o. Model Pembelajaran Snowball Throwing
p. Bola Salju (Snowballing)
q. Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok
r. Model Pembelajaran Model Picture and Picture
s. Lingkaran Besar Dan Lingkaran Kecil (Inside – Outside – Circle)
t. Bercerita Berpasangan
u. Bamboo Dancing
v. Kancing Gemerincing
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Terdapat 5 fase yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan PBL.
a. Fase 1
Mengorientasikan mahasiswa pada masalah menjelaskan tujuan pembelajaran,
logistik yang diperlukan, memotivasi mahasiswa terlibat aktif pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
b. Fase 2
Mengorganisasi mahasiswa untuk belajar membantu mahasiswa membatasi dan
mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
c. Fase 3
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mendorong mahasiswa
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari
untuk penjelasan dan pemecahan.
d. Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, membantu mahasiswa
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan
model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
e. Fase 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, membantu
mahasiswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang
digunakan selama berlangusungnya pemecahan masalah.
9

4. Metode Missouri Mathematics Project (MMP)


Metode MMP yang secara empiris melalui penelitian, dikemas dalam struktur yang
hampir sama dengan Struktur Pengajaran Matematika (SPM). Secara sederhana
tahapan kegiatan dalam SPM adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan : Apersepsi, revisi, motivasi, introduksi.
b. Pengembangan : Pembelajaran konsep/prinsip.
c. Penerapan : Pelatihan penggunaan konsep / prinsip, pengembangan, skill, dan
evaluasi.
d. Penutup: Penyusunan rangkuman, penugaan.
Adapun langkah-langkah metode MMP adalah sebagai berikut :
1) Review
a) Meninjau ulang pelajaran yang lalu
b) Membahas PR
2) Pengembangan
a) Penyajian ide baru, perluasan konsep matematika terdahulu
b) Penjelasan, diskusi, demostrasi dengan contoh konkret yang sifatnya
piktorial dan simbolik
3) Latihan Terkontrol
a) Siswa merespon soal
b) Guru mengamati
c) Belajar kooperatif
4) Seatwork
a) Siswa bekerja sendiri untuk latihan
b) Perluasan konsep pada langkah 2
5) PR
a) Tugas PR Soal Review
5. Metode Penemuan Terbimbing
Metode penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator, guru
membimbing siswa jika diperlukan. Dalam metode ini, siswa didorong untuk
berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat ‘menemukan’ prinsip umum
berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. Secara sederhana, peran
siswa dan guru dalam metode penemuan terbimbing ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
10

Penemuan Peran Guru Peran Siswa


Terbimbing
Sedikit Menyatakan persoalan Menemukan pemecahan
bimbingan
Banyak Menyatakan persoalan, Mengikuti petunjuk,
bimbingan dan Memberikan dan Menemukan
bimbingan penyelesaian

Agar pelaksanaan Metode Penemuan Terbimbing ini berjalan dengan efektif,


beberapa langkah yang mesti ditempuh oleh guru Matematika adalah sebagai
berikut:
a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data
secukupnya. Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan
salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.
b. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan
menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh
yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk
melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan.
c. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
d. Bila perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa diperiksa oleh guru. Hal ini
untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang
hendak dicapai.
e. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka
verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan kepada siswa untuk menyusunnya. Di
samping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin 100% kebenaran
konjektur.
f. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal
latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa Belajar Matematika dan upaya
dalam meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran matematika
Bagi kebanyakan siswa di sekolah, matematika mungkin pelajaran yang sangat sulit
dan membosankan, sehingga pelajaran ini tidak begitu digemari dibandingkan
pelajaran lain. Berikut beberapa alasan kenapa siswa tidak menyukai matematika:
a) Angka dan rumus yang diajarkan secara abstrak
11

Alasan utama matematika sangat sulit adalah karna matematika merupakan pelajaran
abstrak yang hanya berisi angka dan rumus. Bagi siswa sendiri, permainan angka
lebih sulit dibanding kan mendengarkan cerita dan kisah sejarah yang memang
berhubungan dengan kehidupan secara real.
b) Konsentrasi penuh saat pelajaran matematika
Matematika memang dirasa menjadi pelajaran yang sulit dalam sekolah, untuk itu
setiap pelajaran matematika dimulai, para siswa pasti lebih tegang dan memusatkan
konsentrasi untuk memahami materi. Sehingga ini membuat pikiran mereka lebih
mudah kelelahan dan tentu membuat mereka merasa bosan, apalagi bagi siswa yang
memang benci dengan pelajaran ini.
c) Butuh ketelitian untuk menjawab soal
Matematika membutuhkan ketelitian dalam mengerjakan soal dimana antara rumus
satu dengan rumus lainnya bisa saling berkorelasi.
d) Tidak cukup hanya dengan menghafal rumus
Untuk memahami matematika, tidak hanya cukup dengan menghafal rumus, butuh
penalaran dalam memahami soal, menghubungkan satu rumus dengan rumus lainnya,
dan kebiasaan mengerjakan soal.
e) Butuh penjabaran kompleks untuk soal sederhana
Waktu mengerjakan satu soal matematika tentu lebih lama dibandingkan mengerjakan
soal bahasa atau sejarah. Ini karena jawaban memang harus kompleks dengan langkah
yang sistematis bahkan untuk soal sederhana.
f) Kebanyakan guru matematika adalah guru yang serius
Ini mungkin karena materi matematika yang menuntut siswa untuk belajar serius
dengan konsentrasi dan ketelitian lebih, sehingga seriang apapun seorang guru
menyampaikan materi, siswa tetap merasa guru matematika sangat serius.

Faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa Terhadap Pelajaran Matematika

1. Guru
Seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
menyajikan materi agar dapat menimbulkan semangat pada siswa untuk
mempelajari suatu materi yang diberikan. Jika seorang guru tidak dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan , maka akan menimbulkan rasa
kejenuhan pada diri siswa yang dapat berakibat pada menurunnya minat siswa
terhadap pelajaran matematika.
12

2. Keluarga
Dorongan dari orang tua dapat membangkitkan siswa untuk lebih semangat dalam
belajar. Namun apabila seorang siswa tidak mendapatkan dukungan dari orang
atau keluarga mereka, maka akan menimbulkan rendahnya minat siswa terhadap
suatu pelajaran.
3. Materi Pelajaran
Seorang siswa akan lebih menyukai suatu pelajaran apabila mereka dapat
memahami materi dengan baik. Namun jika mereka tidak dapat memahami materi
maka dapat menimbulkan rasa bosan dan rasa kejenuhan dalam mempelajari
materi. Faktor yang mempengaruhi ini antara lain :
a. Siswa merasa tertantang dengan materi yang dipelajarinya
b. Siswa dapat memecahkan soal Matematika
c. Materi tidak banyak hafalan
d. Materi menarik
4. Sarana Belajar
Tersedianya sarana belajar yang memadai dapat mendukung para guru dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Hal ini dapat dimulai dengan
mengambil suatu alat peraga sebagai media penyampaian materi pelajaran.
Biasanya penyajian materi seperti ini akan meningkatkan semangat siswa dalam
mempelajari suatu pelajaran.
Permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran matematika adalah
kebanyakan guru tidak mengawali pembelajaran dengan mengambil benda di
sekitar sebagai media pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran di kelas
kurang bermakna.
5. Kemampuan Siswa
Apabila siswa tidak memiliki kemampuan yang baik dalam menerima materi yang
telah diberikan, maka akan berakibat munculnya rasa kurang tertarik siswa untuk
mempelajari materi. Rasa kurang tertarik ini disebabkan karena siswa merasa
kesulitan dalam menerima materi.

Upaya untuk Meningkatkan Minat Siswa

1. Guru yang Profesional


Maksudnya adalah guru yang benar-benar menguasai materi pelajaran sehingga
dapat menyampaikan materi dengan baik kepada siswa. Guru yang profesional juga
harus bisa membawa semua siswanya kedalam suasana belajar yang
13

menyenangkan agar siswa merasa senang dalam menerima materi yang diberikan.
Karena gaya, metode dan teknik guru dalam mengajar mempunyai pengaruh yang
cukup signifikan dalam menarik minat siswa terhadap matematika.
2. Penyajian Materi yang Baik dan Menyenangkan
Guru harus bisa membawa semua siswanya kedalam suasana belajar yang
menyenangkan agar siswa merasa senang dalam menerima materi yang diberikan.
Karena gaya, metode dan teknik guru dalam mengajar mempunyai pengaruh yang
cukup signifikan dalam menarik.Penyajian materi yang menyenangkan dapat
membawa siswa nyaman dengan suasana belajar.
3. Penyediaan Sarana Belajar
Ketersediaannya sarana belajar yang memadai dapat mendukung para guru dalam
menyampaikan materi matematika kepada siswanya. Cara pembelajaran
matematika dengan menggunakan alat peraga dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan rasa suka terhadap pelajaran
matematika pada siswa. Karena dengan mengetahui kesenangan siswa akan
membantu para pengajar dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
rendahnya minat siswa terhadap pelajaran matematika.
4. Pemberian Latihan Soal (TUGAS)
Pemberian latihan soal (Tugas) dapat meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran
matematika. Hal ini dikarenakan apabila siswa dapat memecahkan soal
matematika, maka besar kemungkinan dapat memacu rasa keingintahuan siswa
untuk mempelajari materi lebih jauh. Sehingga semakin banyak soal yang dapat
merea pecahkan, maka akan semakin berpengaruh pada meningkatnya minat siswa
terhadap pelajaran matematika. Upaya inilah yang akan dibahas lebih lanjut oleh
pemakalah.
D. Langkah-langkah dalam memilih strategi pembelajaran

Untuk memahami strategi pembelajaran, pahami dahulu unsur-unsur umum


strategi berikut ini. Newman dan Logan (Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur
strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
14

Jika diterapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:


1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil
perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang
paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria
dan ukuran baku keberhasilan.
Dasar Pemilihan Strategi Pembelajaran
Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih
strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut mesti
berdasarkan pada penetapan.
1. Tujuan Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam
memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir
pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat
terwujud dengan menggunakan metode-metode pembelajaran. Tujuan
pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang
diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran
tertentu. Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus
digunakan guru. Misalnya, seorang guru Olahraga dan Kesehatan menetapkan
tujuan pembelajaran agar siswa dapat mendemontrasikan cara menendang bola
dengan baik dan benar.
Dalam hal ini metode yang dapat membantu siswa-siswa mencapai tujuan
adalah metode ceramah, guru memberi instruksi, petunjuk, aba-aba dan
dilaksanakan di lapangan, kemudian metode demonstrasi, siswa-siswa
mendemonstrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar, selanjutnya
dapat digunakan metode pembagian tugas, siswa-siswa kita tugasi, bagaimana
menjadi keeper, kapten, gelandang, dan apa tugas mereka, dan bagaimana
mereka dapat bekerjasama dan menendang bola.
Dalam contoh ini, terdapat kemampuan siswa pada tingkat kognitif dan
psikomotorik. Demikian juga diaplikasikan kemampuan Afektif, tentang
15

bagaimana kemampuan mereka dalam bekerjasama dalam bermain bola dari


metode pemberian tugas yang diberikan guru kepada setiap individu.
Dalam silabus telah dirumuskan indikator hasil belajar atau hasil yang
diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran. Terdapat empat
komponen pokok dalam merumuskan indikator hasil belajar yaitu:
a) Penentuan subyek belajar untuk menunjukkan sasaran relajar.
b) Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat
ditampilkan melalui peformnce siswa.
c) Keadaan dan situasi dimana siswa dapat mendemonstrasikan performance
nya
d) Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar.
Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran maka dapat
dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsur; Audience (peserta didik),
Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan situasi) dan
Degree (kualitas dan kuantítas hasil belajar).
2. Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat
mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada
aktifitas fisik saja akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau
aktivitas mental.
Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi materi pengajaran
kepada siswa, ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan adalah untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa. Sewaktu memberi materi pengajaran
kelak guru tidak kecewa dengan hasil yang dicapai siswa, untuk mendapat
pengetahuan awal siswa guru dapat melakukan pretes tertulis, tanya jawab di
awal pelajaran. Dengan mengetahui pengetahuan awal siswa, guru dapat
menyusun strategi memilih metode pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa.
Apa metode yang akan kita pergunakan? Sangat tergantung juga pada
pengetahuan awal siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan awal.
Pengetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang akan kita ajarkan, jika
siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman,
maka kemungkinan besar mereka belum dapat dipergunakan metode yang
bersifat belajar mandiri, hanya metode yang dapat diterapkan ceramah,
16

demonstrasi, penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, pratikum,


bermain peran dan lain-lain. Sebaliknya jika siswa telah memahami prinsip,
konsep, dan fakta maka guru dapat mempergunakan metode diskusi, studi
mandiri, studi kasus, dan metode insiden, sifat metode ini lebih banyak analisis,
dan memecah masalah.
3. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar
bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi
pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara
terintegritas.
Pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah, program
studi diatur dalam tiga kelompok. Pertama, program pendidikan umum. Kedua,
program pendidikan akademik. Ketiga, Program Pendidikan Agama, PKn,
Penjas dan Kesenian dikelompokkan ke dalam program pendidikan umum.
Program pendidikan akademik bidang studinya berkaitan dengan keterampilan.
Karena itu metode yang digunakan lebih berorientasi pada masing-masing
ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang terdapat dalam pokok bahasan.
Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominant dalam pokok bahasan
tersebut, maka metode demonstrasi yang dibutuhkan, siswa berkesempatan
mendemostrasikan materi secara bergiliran di dalam kelas atau di lapangan.
Dengan demikian metode yang kita pergunakan tidak terlepas dari bentuk dan
muatan materi dalam pokok bahasan yang disampaikan kepada siswa. Dalam
pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui di
antaranya:
a. Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru dan
siswa, siswa dengan siswa atau antara siswa dengan lingkungannya.
Melalui proses interaksi memungkinkan kemampuan siswa akan
berkembang baik mental maupun intelektual.
b. Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang
memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan
siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sndiri, sebab
17

pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh


setiap subjek belajar.
c. Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan. Proses
pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan
yang apik dan menarik dan pengelolaan pembelajaran yang hidup dan
bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran,
media dan sumber-sumber belajar yang relevan.
d. Menantang
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak
secara maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara
mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencobaoba,
berpikir intuitif atau bereksplorasi.
e. Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan
siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan
siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Seorang guru harus dapat
menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan
siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekadar untuk
memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk
memenuhi kebutuhannya.
4. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran satu jam pelajaran 45
menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk
di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu
dapat dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart,
video pembelajaran, film, dan sebagainya.
Metode pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti Bidang Studi
Biologi, metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan berarti
metode lain tidak kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu yang waktunya
dialokasi sekian menit untuk memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan.
18

Kemudian memungkinkan mempergunakan metode diskusi, karena dari hasil


praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk memecah masalah/problem
yang mereka hadapi.
5. Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu mempertimbangkan
jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar proses belajar mengajar
efektif, ukuran kelas menentukan keberhasilan terutama pengelolaan kelas dan
penyampaian materi.
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai
apabila mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan
mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung tingginya biaya
pendidikan dan latihan.
Kedua pendapat ini bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu,
maka kita membutuhkan biaya yang sangat besar, bila pendidikan
mempertimbangkan biaya sering mutu pendidikan terabaikan, apalagi saat ini
kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Pada sekolah dasar umumnya mereka menerima siswa maksimal 40 orang, dan
sekolah lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan ahli pendidikan berpendapat
idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan 24 orang
Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah lebih
efektif, akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah memiliki banyak
kelemahan dibandingkan metode lainnya, terutama dalam pengukuran
keberhasilan siswa. Disamping metode ceramah guru dapat melaksanakan tanya
jawab, dan diskusi. Kelas yang kecil dapat diterapkan metode tutorial karena
pemberian umpan balik dapat cepat dilakukan, dan perhatian terhadap
kebutuhan individual lebih dapat dipenuhi.
6. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan
”Pengalaman adalah guru yang baik”, hal ini diakui di lembaga pendidikan,
kriteria guru berpengalaman, dia telah mengajar selama lebih kurang 10 tahun,
maka sekarang bagi calon kepala sekolah boleh mengajukan permohonan
menjadi kepala sekolah bila telah mengajar minimal 5 tahun. Dengan demikian
guru harus memahami seluk-beluk persekolahan. Strata pendidikan bukan
menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi pengalaman
19

yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan


masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional,
memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam proses
belajar mengajar.
Jabatan guru adalah jabatan profesi, membutuhkan pengalaman yang
panjang sehingga kelak menjadi profesional, akan tetapi profesional guru belum
terakui seperti profesional lainnya terutama dalam upah (payment), pengakuan
(recognize). Sementara guru diminta memiliki pengetahuan menambah
pengetahuan (knowledge esspecialy dan skill) pelayanan (service) tanggung
jawab (responsbility)dan persatuan (unity) (Glend Langford, 1978).
Disamping berpengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan
merupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru harus
berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan
sosial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh anakanak
didiknya. Kewibawaan ada pada orang dewasa, ia tumbuh berkembang
mengikuti kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat, kewibawaan mudah luntur
oleh perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri sendiri masing-masing. Jabatan
guru adalah jabatan profesi terhomat, tempat orang-orang bertanya,
berkonsultasi, meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan sebagainya, ia
mengayomi semua lapisan masyarakat.
E. Strategi yang dapat memotivasi siswa untuk tetap gigih dalam menyelesaikan
masalah.
Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memotivasi siswa dalam belajar
matematika.
1. Bersemangat ketika mengajar matematika
Salah satu cara untuk meningkatkan minat siswa adalah dengan bersemangat
ketika mengajar. Siswa bisa merasakan jika guru tidak semangat mengajar, hal
ini menyebabkan siswa tidak menaruh minat pada pelajaran matematika
tersebut. Namun jika guru bersemangat dan menjadikan suasana kelas menarik,
maka siswa akan lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran.
2. Perhatikan celah materi yang tidak dipahami siswa
Guru sebaiknya mengetahui materi apa yang tidak dipahami siswa untuk
meningkatkan keinginan mereka belajar lebih banyak. Misalnya, guru
menjelaskan contoh latihan yang biasa diberikan di kelas sampai jelas, diikuti
20

dengan contoh latihan yang sedikit berbeda namun masih terkait dengan materi
yang sama. Hal ini akan memberi siswa motivasi untuk belajar lebih giat.
3. Temukan pola atau cara khusus
Guru dapat membantu siswa menemukan cara mudah memahami suatu materi
agar mereka lebih cepat mengingat suatu topik. Misalnya perkalian angka 1-10
dengan angka 9 menggunakan jari, 7x9 artinya jari ke 7 dari kiri menjadi
pemisah antara sisa jumlah jari di kanan (6) dan jari di kiri (3). Lalu, kedua
angka tersebut digabungkan maka hasilnya adalah 63. Pola atau cara khusus ini
akan lebih memotivasi siswa untuk belajar karena memudahkan mereka
memahami konsep.
4. Memberi tantangan ada siswa
Memberi tantangan sangat penting untuk menciptakan antusiasme siswa dalam
belajar. Namun, guru harus memilih tantangan yang sesuai dengan kemampuan
siswa. Karena tujuan diberikan tantangan ini adalah untuk menyemangati bukan
menurunkan minat siswa.
5. Memberi contoh pengaplikasian matematika dalam dunia nyata
Contoh pengaplikasian materi di kehidupan nyata dapat guru berikan pada awal
pembelajaran. Hal ini agar siswa menjadi termotivasi terhadap materi yang akan
dijelaskan guru. Guru juga bisa membantu siswa menghubungkan matematika
dengan jenjang karir yang mereka inginkan di masa depan. Misalnya guru
menjelaskan manfaat teori peluang yang bisa diaplikasikan ketika siswa
menempuh pendidikan di jurusan aktuaria. Kedepannya, siswa akan bisa
menghitung peluang terjadinya peristiwa tertentu, seperti resiko keuangan di
masa depan dan dampak dari kondisi finansial.
6. Ceritakan sejarah terkait
Untuk menumbuhkan ketertarikan siswa, guru bisa menambahkan sejarah
terkait materi tertentu yang sedang diajarkan di kelas. Cara ini bisa memotivasi
siswa dan mengasah rasa keingintahuan siswa, misalnya simbol akar (√ ) yang
ditemukan oleh seorang matematikawan bernama Christoff Rudolff.
7. Menggabungkan teknologi dalam kegiatan belajar
Kedekatan anak-anak dengan teknologi dapat guru manfaatkan untuk
menambah semangat belajar mereka. Apalagi saat ini, banyak aplikasi yang bisa
membantu siswa belajar dan memahami matematika. Di antaranya Math Tricks,
Photomath-Camera Calculator, dan ruangbelajar di aplikasi ruangguru. Tidak
21

hanya pelajaran matematika, ruangbelajar juga menyediakan video animasi


untuk semua mata pelajaran sekolah yang menarik untuk ditonton.
Menyadari pentingnya pembelajaran matematika, suatu strategi yang
diperlukan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan koneksi dan
kegigihan matematis siswa yaitu dengan memberikan peluang dan dorongan
siswa untuk melatih kemampuan koneksi matematis siswa dan kegigihan siswa,
salah satunya yaitu menggunakan strategi active learning.
Menurut Meyers & Jones, belajar aktif meliputi pemberian kesempatan
kepada peserta didik untuk melakukan diskusi yang penuhmakna, mendengar,
menulis, membaca dan merefleksikan materi, gagasan, isu dan materi akademik.
Untuk membiasakan siswa belajar aktif maka diperlukan sebuah strategi
pembelajaran.
Banyak sekali strategi yang bisa diterapkan oleh seorang guru untuk
membuat pembelajaran bermakna bagi peserta didik.Salah satu di antaranya
yaitu strategi active learning atau yang biasa dikenal dengan pembelajaran
aktif.Menurut Silberman belajar aktif membuat murid melakukan sebagian
besar dari pekerjaan. Mereka menggunakan otaknya untuk mempelajari
gagasan-gagasan, memecahkan masalah-masalah dan menerapkan apa yang
mereka pelajari. Belajar aktif disini bersifat berjalan dengan cepat,
menyenangkan, memberikan dukungan dan melibatkan diri.Adapun menurut
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani, pembelajaran aktif
adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara
aktif.Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang
mendominasiaktifitaspembelajaran. Yang dimaksud keaktifan disini adalah
bahwa pada waktu pendidik mengajar ia harus mengusahakan agar peserta
didiknya aktif, jasmani maupun rohani.
Konsep active learning sendiri adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar
yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga ia
betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
Hal tersebut, menunjukkan bahwa active learning adalah suatu pembelajaran
yang mengajar siswa untuk belajar secara aktif.Ketika siswa belajar secara aktif
berarti mereka mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka aktif
menggunakan dengan baik otak untuk menemukan ide pokok dari materi
pembahasan, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru
22

mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Dengan belajar aktif ini siswa diajak turut serta dalam suatu proses
pembelajaran. Tidak hanya mental, akan tetapi juga fisik dengan cara ini
biasanya siswa akan merasa suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil
belajar dapat dimaksimalkan. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan
untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak
didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan
sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu
pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian
siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Berpegang pada gagasan yang disampaikan oleh Pusat Kurikulum Balitbang
Kemendiknas (2010), berikut ini disajikan sejumlah ciri-ciri terjadinya
pembelajaran aktif pada settingkelas:
a. Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan kompetensi lain pada suatu
mata pelajaran atau mata pelajaranlain.
b. Kegiatan belajar menarik minat pesertadidik.

c. Kegiatan belajar terasa menggairahkan pesertadidik.

d. Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatanbelajar.

e. Mendorong peserta didik berpikir secara aktif dankreatif.

f. Saling menghargai pendapat dan hasil kerja (karya)teman.

g. Mendorong rasa ingin tahu peserta didik untukbertanya.

h. Mendorong peserta didik melakukan eksplorasi(penjelajahan).

i. Mendorong peserta didik mengekspresi gagasan dan perasaan secara lisan,


tertulis, dalam bentuk gambar, produk 3 dimensi, gerak, tarian, dan / atau
permainan.
j. Mendorong peserta didik agar tidak takut berbuatkesalahan.

k. Menciptakan suasana senang dalam melakukan kegiatanbelajar.

l. Mendorong peserta didik melakukan variasi kegiatan individual (mandiri),


pasangan, kelompok, dan / atau seluruhkelas.
m. Mendorong peserta didik bekerja sama guna mengembangkan keterampilan
sosial.Kegiatan belajar banyak melibatkan berbagai indera.
n. Menggunakan alat, bahan, atau sarana bila dituntut oleh kegiatanbelajar.
23

o. Melibatkan kegiatan melakukan, seperti melakukan observasi, percobaan,


penyelidikan, permainan peran, permainan(game).
p. Mendorong peserta didik melalui penghargaan, pujian, pemberiansemangat.
q. Hasil kerja (karya) peserta didikdipajangkan.Menerapkan teknik bertanya guna
mendorong peserta didik berpikir dan melakukankegiatan.
r. Mendorong peserta didik mencari informasi, data, dan mencari jawaban atas
pertanyaan.
s. Mendorong peserta didik menemukansendiri.
t. Peserta didik pada umumnya berani bertanya secarakritis.
Adapun beberapa strategi yang bisa digunakan untuk mendorong siswa agar
tetap gigih dalam menyelesaikan masalah, yaitu :
1. Bertukar Tempat
Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih mengenal, berbagi pendapat dan
membahas gagasan, nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini merupakan cara
yang luar biasa bagus untuk meningkatkan keterbukaan diri atau bertukar
pendapat secara aktif. Contoh dalam pembelajaran Matematika (Persamaan
Linear 3 Variabel) adalah sebagaiberikut:
a. Berikan siswa satu buku catatan merek apa saja, dan bagilah siswa menjadi
suatu kelompok-kelompok.
b. Mintalah siswa untuk menulis pada buku catatan tersebut salah satu dari hal-
hal berikutini:
1) Soal yang telah guru tuliskan di papantulis.
2) Materi yang telah mereka dapatkan mengenai bab Persamaan Linear 3
Variabel.
3) Gagasan atau solusi kreatif atas persoalan yang Anda kemukakan.
4) Pertanyaan yang mereka miliki tentang materi yang belum dipahami
siswa.
5) Pendapat mereka tentang topik pembahasan.
c. Perintahkan siswa untuk meletakkan kertas catatan pada baju merekadan
berkeliling di sekitar ruang kelas untuk saling membaca catatan mereka.
Selanjutnya, perintahkan siswa untuk kembali ke kelompok masing- masing
dan merundingkan pertukaran catatan satu sama lain. Pertukaran itu harus
didasarkan pada keinginan untuk memiliki nilai, pengalaman, gagasan,
pertanyaan, pendapat atau fakta tertentu dalam jangka pendek. Buatlah aturan
bahwa semua pertukaran harus berlangsung timbal balik. Perintahkan siswa
24

untuk melakukan pertukaran sesering mungkin.


d. Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan berbagi
pengalaman tentang pertukaran apa yang telah dia lakukan dan apa sebabnya.
(Misalnya, “Saya bertukar catatan dengan Reni, yang isinya dia telah berhasil
menyelesaikan permasalahan persamaan linear 3 variabel tersebut di papan
tulis dengan menggunakan substitusi dan eliminasi beserta penjelasannya.
Menurut Reni sistem persamaan linear 3 variabel itu lebih mudah diselesaikan
dengan menggunakan cara campuran antara substitusi dan eliminasi).
2. Prediksi
Ini merupakan cara menyenangkan guna membantu siswa lebih mengenal satu
sama lain. Kegiatan ini juga merupakan eksperimen berkesan menarik. Contoh
dalam pembelajaran Matematika (Trigonometri) adalah sebagai berikut:
a. Bentuklah sub-sub kelompok yang beranggotakan 3 atau 4 siswa (yang
relatif kurang akrab satu samalainnya).
b. Katakan kepada siswa bahwa tugas mereka adalah memprediksi
bagaimana masing-masing siswa di dalam kelompok mereka akan
menjawab pertanyaan tertentu yang telah Anda siapkan. Berikut ini
adalahpertanyaan-pertanyaannya:
1) Sebutkan macam-macam segitiga berdasarkan besarsudutnya?

2) Aturan sinus atau cosinus kah yang tepat untuk mencari besar sudut
yang lain dari suatu segitiga jika segitiga tersebut diketahui sudut,
sisi,sisi?
3) Berapa besar ∠B jika diketahui panjang BC = 10 cm, CA = 20 cm, dan
∠A =30°?
4) Aturan sinus atau cosinus kah yang tepat untuk mencari panjang sisi
ketiga dari suatu segitiga jika diketahui dua sisi dan satu sudut yang
terapit oleh kedua sisitersebut?
5) Berapakah panjang AB jika diketahui suatu segitiga dengan panjang
BC = 6, CA = 4, dan ∠C =120°?Bagaimanakah cara menghitung luas
suatu segitiga sebarang dengan diketahui panjang ketigasisinya?
Catatan: Pertanyaan lain bisa ditambahkan atau dikurangi tergantung
pada siswa di dalam kelas pelajaran.
c. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memulai dengan menyeleksi satu
orang sebagai “subyek” pertama. Desaklah anggota kelompok untuk
25

sedetail mungkin dalam memprediksi si subyek itu. Katakan pada mereka


untuk tidak takut dalam melakukan prediksi secara blak- blakan. Ketika
membuat dugaan, perintahkan “subyek” untuk tidak memberikan indikasi
tentang ketepatan prediksi yang dilakukan terhadap dirinya. Ketika siswa
yang lainnya sudah menyelesaikan prediksi mereka tentang si “subyek”, si
“subyek” harus mengemukakan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaantersebut.
d. Perintahkan agar tiap anggota keompok melakukan giliran menjadi
sasaranprediksi.
3. Iklan Televisi

Ini merupakan kegiatan pembuka yang baik bagi siswa yang telah mengenal
satu sama lain. Aktivitas ini dapat memunculkan semangat tim dengan cepat.
Contoh dalam pembelajaran Matematika (Dimensi Tiga) adalah sebagai
berikut:
a. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan tidak lebih dari 6
orang.
b. Perintahkan tim-tim tersebut untuk membuat iklan TV tiga puluh detik
yang menawarkan mata pelajaran-menekankan. Misalnya, nilai gunanya
bagi mereka (audience), tokoh-tokoh terkenal yang terkait dengan materi
pelajaran ini (misalnya: Euclides, Phytagoras, Plato), dansebagainya.
c. Iklan tersebut harus berisi slogan (misalnya “Dengan Geometri, Hidup
Menjadi LebihBerarti”).
d. Jelaskan bahwa dengan membuat konsep umum dan garis-garis besar iklan
saja sudah cukup. Namun, jika sebuah tim ingin memperagakan iklannya,
itu boleh-bolehsaja.

e. Sebelum masing-masing tim mulai merencanakan iklannya, diskusikan


karakteristik dari beberapa iklan yang belakangan sedang terkenal untuk
menyemarakkan kegiatan (misalnya, gunakan karakter terkenal, humor,
perbandingan hingga persaingan, daya tarikseksual).

f. Perintahkan tiap tim untuk menyajikan gagasannya. Pujilah kreativitas


semuasiswa.
26

4. Benteng Pertahanan

Seringkali, kegiatan belajaraktif akan menjadi lebih bergairah dengan


menciptakan tim-tim belajar jangka panjang yang bisa belajar bersama,
mengerjakan proyek, dan terlibat dalam kegiatan belajar bersama lainnya. Bila
ini termasuk dalam rencana Anda, ada baiknya melakukan semacam kegiatan
pembentukan tim awal untuk memastikan awal yang baik. Memang banyak
kegiatan pembentukan tim yang bisa menjadi bahan pertimbangan, namun
yang berikut ini merupakan kegiatan favorit. Contoh dalam pembelajaran
Matematika (Volume Bangun Ruang) adalah sebagai berikut:
a. Sediakan setumpuk kartu indeks kepada tiap tim (akan lebih baik jika
memiliki ukuran berbeda dalam masing-masingtumpukan).
b. Tantanglah masing-masing tim untuk menjadi kelompok yang seefektif
mungkin dengan membentuk model tiga dimensi “Benteng Pertahanan”
hanya dari kartu indeks. Melipat dan merobek kartu diperbolehkan,
namun tidak boleh ada tambahan pasokan lain untuk melengkapi
bangunan itu. Doronglah tim untuk merencanakan penarikan mundur
mereka sebelum mulai membangunnya. Sediakan spidol agar tim bisa
menggambari kartu dan menghiasi bentengnya bila mereka
pandangcocok.
c. Berikan waktu minimal 15 menit untuk menyelesaikannya. Jangan
mendesak atau membuat siswa terburu-buru. Penting bagi tim untuk
merasakan pengalamankeberhasilan.
d. Bila bangunan itu sudah jadi, perintahkan siswa untuk melakukan tur
penarikan mundur melalui benteng. Kunjungi tiap benteng dan
perintahkan agar anggota tim menunjukkan karya mereka dan
menjelaskan seluk-beluk bangunan yang mereka buat. Berikan tepuk
tangan atas apa yang dicapai oleh tiap tim. Jangan membuat kondisi yang
menyebabkan siswa saling bersaing membandingkan karya masing-
masing.
5. Benar Atau Salah?
Uraian Singkat
Aktivitas kerjasama ini juga segera menstimulasi keterlibatan terhadap
pengajaran yang Anda lakukan. Kegiatan ini meningkatkan pembentukan tim,
27

pertukaran pendapat, dan pembelajaran langsung. Contoh dalam pembelajaran


Matematika (Logika Matematika) adalah sebagai berikut:
a. Susunlah sebuah daftar pernyataan yang terkait dengan materi pelajaran
Anda, yang setengah benar dan setengahnya salah. Sebagai contoh, dalam
logika matematika bisa membedakan mana yang merupakan pernyataan
dan mana yang bukan. Misalnya, “Surabaya ibukota Jawa Timur”adalah
benar merupakan pernyataan, dan “ 2 + x = 5” bukan merupakan
pernyataan. Tulis tiap kalimat pada kartu indeks yang terpisah. Pastikan
jumlah kartunya sesuai dengan jumlah siswa yang hadir. (Jika siswa yang
hadir jumlahnya ganjil, pilihlah satu kartu untuk Andasendiri).
b. Bagikan satu kartu untuk satu siswa. Katakan kepada siswa bahwa misi
mereka adalah menentukan kartu mana yang benar (berisi kalimat yang
benar) dan mana yang salah. Jelaskan bahwa mereka bebas memilih cara
apapun yang mereka inginkan dalam menyelesaikan tugasini.
c. Bila para siswa sudah selesai, perintahkan agar setiap kartu dibaca dan
mintakan pendapat siswa tentang benar atau salahkah pernyataan tersebut.
Beri kesempatan munculnya pendapatminoritas.
d. Berikan umpan balik tentang masing-masing kartu, dan catat cara-cara
siswa dalam bekerjasama menyelesaikan tugasini.
e. Tunjukkan bahwa dalam pelajaran ini diperlukan keterampilan tim yang
positif karena hal ini menunjukkan kegiatan belajar yang sifatnya aktif.
6. Mata Pelajaran Ala Permainan Bingo

Pelajaran bisa menjadi tidak menjemukan dan siswa akan lebih menaruh
perhatian jika Anda menjadikannya dalam bentuk permainan bingo. Di sini,
poin utamanya didiskusikan sewaktu siswa bermainbingo.
a. Lakukan penyajian materi pelajaran berbasis ceramah dengan 9 poin
utama.

b. Susunlah kartu Bingo yang berisi poin-poin ini dalam 3 x 3 tumpukan.


Tempatkan satu poin yang berbeda pada tiap kotak. Jika Anda memiliki
kurang dari 9 poin utama, kosongkanlah beberapakotak.
c. Buatlah beberapa kartu Bingo tambahan dengan poin utama yang sama,
namun tempatkan poin-poin itu dalam kotak yang berbeda. Hasilnya ialah
bahwa hanya sedikit sekali kartu Bingo yangserupa.
28

d. Bagikan kartu Bingo kepada siswa. Juga sediakan siswa dengan satu strip
kartu yang terdiri dari 9 titik warna (berdiameter sekitar setengah atau tiga
perempat inci). Jelaskan kepada siswa bahwa ketika Anda tengah
menyajikan materi dari poin ke poin, mereka harus menempatkan satu titik
pada kartu mereka untuk tiap poin yang Anda bahas. (Catatan: Kotak yang
kosong tidak dapat ditutup dengan satu titik).
e. Ketika siswa mengumpulkan tiga titik vertikal, horizontal, atau diagonal
secara berturut-turut, mereka akan berteriak“Bingo!”.
f. Selesaikanlah penyajian materi pelajaran Anda. Biarkan siswa
mendapatkan Bingo sebanyak yang merekabisa.
7. Poster

Metoda presentasi alternatif ini merupakan cara yang bagus untuk memberi
informasi kepada siswa secara cepat, memahami apa yang mereka bayangkan,
dan memerintahkan pertukaran gagasan antar mereka. Tehnik ini juga
merupakan cara baru dan jelas yang memungkinkan siswa mengungkapkan
persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang tengah Anda diskusikan
dalam suasana santai.
a. Perintahkan setiap siswa untuk memilih sebuah topik yang berkait dengan
topik pelajaran umum atau sub bahasan yang tengah didiskusikan.

b. Mintalah siswa untuk memajang konsep mereka pada papan poster atau
papan buletin. (Anda yang menentukan ukurannya). Tampilan poster mesti
dengan sendirinya menunjukkan isinya, yakni begitu melihatnya orang
dengan mudah memahami gagasannya tanpa perlu penjelasan lebih lanjut,
baik lisan maupun tertulis. Namun demikian, siswa juga boleh
menyiapkan satu halaman penjelasan yang berisi uraian lebih rinci dan
sekaligus sebagai materi rujukan lebih lanjut.

c. Selama berlangsungnya pelajaran yang telah ditentukan, perintahkan siswa


untuk menempelkan sajian materi visual mereka dan berkeliling mengitari
ruangan untuk mengamati dan mendiskusikan poster masing- masing.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran
yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa,
kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang
dirumuskan. Gerlach & Ely (1980) juga mengatakan bahwa perlu adanya kaitan antara
strategi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, agar diperoleh langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Metode dan teknik pembelajaran
merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Menurut sanjaya (2007 : 177 – 286) ada
beberapa macam strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru :
1. Strategi pembelajaran ekspositori
2. Strategi pembelajaran inquiry
3. Strategi pembelajaran berbasis masalah
4. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir
5. Strategi pembelajaran kooperatif
6. Strategi pembelajaran kontekstual CTL
7. Strategi pembelajaran afektif
Adapun beberapa strategi yang bisa digunakan untuk mendorong siswa agar tetap
gigih dalam menyelesaikan masalah, yaitu :
1. BertukarTempat
2. Prediksi
3. IklanTelevisi
4. BentengPertahanan
5. Benar Atau Salah?
6. Mata Pelajaran Ala PermainanBingo
7. Poster
8. Saran
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dikarenakan minimnya pengetahuan dari kami, sehingga
kami mengharapkan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi.

29
DAFTAR PUSTAKA

“Pengertian Model Pembelajaran Menurut Para Ahli.” Diakses 24 Oktober 2019.


https://www.zonareferensi.com/pengertian-model-pembelajaran/.

“Strategi Pembelajaran.” Diakses 24 Oktober 2019.


http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:_tc7MdvaPQoJ:repository.ut.ac.id/
4401/2/PEFI4201-M1.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id.

“ummuazizah: Minat siswa terhadap Matematika.” Diakses 24 Oktober 2019.


http://ummuazizah24.blogspot.com/2015/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html.

Anda mungkin juga menyukai