Dosen Pembimbing:
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat
serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kamidan shalaway serta
salam semoga selalu tersurat kepada baginda Rasulullah SAW.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Kapita Selekta
Pendidikan Matematika. dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini. Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih
memiliki banyak kekurangan sehingga kami berharap kritik dan saran dari pembaca.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah
kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...........................................................................................................29
B. Saran .....................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun
melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat
logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika
bersifat sangat kuat dan jelas. Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti
oleh siswa, proses penalaran induktif dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan
kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman
yang sudah dimiliki oleh siswa.
Adapun kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam
belajar matematika adalah sebagai berikut : (1) menunjukkan pemahaman konsep
matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan
konsepatau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
; (2) memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik atau
diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah ; (3) menggunakan penalaran pada
pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, ataumenjelaskan gagasan dan pernyataan matematika ; (4)menunjukkan
kemampuan strategik dalam membuat(merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan
model matematika dalam pemecahan masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan.
1
2
Namun, pada keadaan yang sebenarnya adalah belum sesuai dengan yang diharapkan.
kebanyakan bahkan hampir di semua sekolah pembelajaran yang diterapkannya masih
cenderung text book oriented ( berorientasi pada buku ) dan kurang terkait dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran matematika yang cenderung abstrak,
sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan
kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain pembelajaran yang kreatif. Seperti
metode yang digunakan kurang bervariasi, tidak melakukan pengajaran bermakna, dan
sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar
cenderung menghafal dan mekanistis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Strategi?
2. Strategi pemb
3. Faktor-faktor apa saja yang Mempengaruhi Minat Siswa Belajar Matematika dan
Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan minat siswa ?
3
PEMBAHASAN
Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni
penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran menurut Frelberg &
Driscoll (1992) dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian materi
pelajaran pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang
berbeda pula. Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang
dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Dick & Carey (1996)berpendapat
bahwa strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan
juga termasuk di dalamnya materi atau paket pembelajaran. Strategi pembelajaran terdiri
atas semua komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang
dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi
sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan. Gerlach
& Ely (1980) juga mengatakan bahwa perlu adanya kaitan antara strategi pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran, agar diperoleh langkah-langkah kegiatan pembelajaran
yang efektif dan efisien. Strategi pembelajaran terdiri dari metode dan teknik (prosedur)
yang akan menjamin bahwa siswa akan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran. Kata
metode dan teknik sering digunakan secara bergantian. Gerlach & Ely (1980)
mengatakan bahwa teknik (yang kadang-kadang disebut metode) dapat diamati dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Teknik adalah jalan atau alat (way or means) yang
digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan siswa ke arah tujuan yang akan
dicapai. Guru yang efektif sewaktu-waktu siap menggunakan berbagai metode (teknik)
dengan efektif dan efisien menuju tercapainya tujuan.
4
5
Metode, menurut Winarno Surakhmad (1986) adalah cara, yang di dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode
mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode yang dipakai, makin
efektif pula pencapaian tujuan. Namun, metode kadang-kadang dibedakan dengan teknik.
Metode bersifat prosedural, sedangkan teknik lebih bersifat implementatif, maksudnya
merupakan pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai
tujuan. Contohnya, guru A dan guru B sama-sama menggunakan metode ceramah,
keduanya mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan metode ceramah yang efektif,
tetapi hasil guru A berbeda dengan guru B karena teknik pelaksanaannya yang berbeda.
Jadi, tiap guru mempunyai teknik yang berbeda dalam melaksanakan metode yang sama.
Marilah kita tinjau kembali pengertian strategi yang telah diuraikan tersebut di atas.
bahwa strategi terdiri dari metode dan teknik atau prosedur yang menjamin siswa
mencapai tujuan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa strategi pembelajaran lebih luas
daripada metode dan teknik pembelajaran. Metode dan teknik pembelajaran merupakan
bagian dari strategi pembelajaran. Menurut sanjaya (2007 : 177 – 286) ada beberapa
macam strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru :
1. Strategi pembelajaran ekspositori
2. Strategi pembelajaran inquiry
3. Strategi pembelajaran berbasis masalah
4. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir
5. Strategi pembelajaran kooperatif
6. Strategi pembelajaran kontekstual CTL
7. Strategi pembelajaran afektif
B. Strategi pembelajaran matematika
1. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pengajaran Langsung merupakan suatu model pengajaran yang bersifat teacher
center. Dalam menerapkan model pengajaran langsung guru harus
mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada
siswa secara langkah demi langkah, dan menerangkan tiap detil keterampilan atau isi
yang didefinisikan secara seksama.
Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin
terjadinya keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan, mendengarkan, dan
resitasi (tanya jawab) yang terencana. Pada model pembelajaran langsung terdapat
lima fase yang sangat penting, seperti pada tabel berikut.
6
Alasan utama matematika sangat sulit adalah karna matematika merupakan pelajaran
abstrak yang hanya berisi angka dan rumus. Bagi siswa sendiri, permainan angka
lebih sulit dibanding kan mendengarkan cerita dan kisah sejarah yang memang
berhubungan dengan kehidupan secara real.
b) Konsentrasi penuh saat pelajaran matematika
Matematika memang dirasa menjadi pelajaran yang sulit dalam sekolah, untuk itu
setiap pelajaran matematika dimulai, para siswa pasti lebih tegang dan memusatkan
konsentrasi untuk memahami materi. Sehingga ini membuat pikiran mereka lebih
mudah kelelahan dan tentu membuat mereka merasa bosan, apalagi bagi siswa yang
memang benci dengan pelajaran ini.
c) Butuh ketelitian untuk menjawab soal
Matematika membutuhkan ketelitian dalam mengerjakan soal dimana antara rumus
satu dengan rumus lainnya bisa saling berkorelasi.
d) Tidak cukup hanya dengan menghafal rumus
Untuk memahami matematika, tidak hanya cukup dengan menghafal rumus, butuh
penalaran dalam memahami soal, menghubungkan satu rumus dengan rumus lainnya,
dan kebiasaan mengerjakan soal.
e) Butuh penjabaran kompleks untuk soal sederhana
Waktu mengerjakan satu soal matematika tentu lebih lama dibandingkan mengerjakan
soal bahasa atau sejarah. Ini karena jawaban memang harus kompleks dengan langkah
yang sistematis bahkan untuk soal sederhana.
f) Kebanyakan guru matematika adalah guru yang serius
Ini mungkin karena materi matematika yang menuntut siswa untuk belajar serius
dengan konsentrasi dan ketelitian lebih, sehingga seriang apapun seorang guru
menyampaikan materi, siswa tetap merasa guru matematika sangat serius.
1. Guru
Seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
menyajikan materi agar dapat menimbulkan semangat pada siswa untuk
mempelajari suatu materi yang diberikan. Jika seorang guru tidak dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan , maka akan menimbulkan rasa
kejenuhan pada diri siswa yang dapat berakibat pada menurunnya minat siswa
terhadap pelajaran matematika.
12
2. Keluarga
Dorongan dari orang tua dapat membangkitkan siswa untuk lebih semangat dalam
belajar. Namun apabila seorang siswa tidak mendapatkan dukungan dari orang
atau keluarga mereka, maka akan menimbulkan rendahnya minat siswa terhadap
suatu pelajaran.
3. Materi Pelajaran
Seorang siswa akan lebih menyukai suatu pelajaran apabila mereka dapat
memahami materi dengan baik. Namun jika mereka tidak dapat memahami materi
maka dapat menimbulkan rasa bosan dan rasa kejenuhan dalam mempelajari
materi. Faktor yang mempengaruhi ini antara lain :
a. Siswa merasa tertantang dengan materi yang dipelajarinya
b. Siswa dapat memecahkan soal Matematika
c. Materi tidak banyak hafalan
d. Materi menarik
4. Sarana Belajar
Tersedianya sarana belajar yang memadai dapat mendukung para guru dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Hal ini dapat dimulai dengan
mengambil suatu alat peraga sebagai media penyampaian materi pelajaran.
Biasanya penyajian materi seperti ini akan meningkatkan semangat siswa dalam
mempelajari suatu pelajaran.
Permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran matematika adalah
kebanyakan guru tidak mengawali pembelajaran dengan mengambil benda di
sekitar sebagai media pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran di kelas
kurang bermakna.
5. Kemampuan Siswa
Apabila siswa tidak memiliki kemampuan yang baik dalam menerima materi yang
telah diberikan, maka akan berakibat munculnya rasa kurang tertarik siswa untuk
mempelajari materi. Rasa kurang tertarik ini disebabkan karena siswa merasa
kesulitan dalam menerima materi.
menyenangkan agar siswa merasa senang dalam menerima materi yang diberikan.
Karena gaya, metode dan teknik guru dalam mengajar mempunyai pengaruh yang
cukup signifikan dalam menarik minat siswa terhadap matematika.
2. Penyajian Materi yang Baik dan Menyenangkan
Guru harus bisa membawa semua siswanya kedalam suasana belajar yang
menyenangkan agar siswa merasa senang dalam menerima materi yang diberikan.
Karena gaya, metode dan teknik guru dalam mengajar mempunyai pengaruh yang
cukup signifikan dalam menarik.Penyajian materi yang menyenangkan dapat
membawa siswa nyaman dengan suasana belajar.
3. Penyediaan Sarana Belajar
Ketersediaannya sarana belajar yang memadai dapat mendukung para guru dalam
menyampaikan materi matematika kepada siswanya. Cara pembelajaran
matematika dengan menggunakan alat peraga dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan rasa suka terhadap pelajaran
matematika pada siswa. Karena dengan mengetahui kesenangan siswa akan
membantu para pengajar dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
rendahnya minat siswa terhadap pelajaran matematika.
4. Pemberian Latihan Soal (TUGAS)
Pemberian latihan soal (Tugas) dapat meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran
matematika. Hal ini dikarenakan apabila siswa dapat memecahkan soal
matematika, maka besar kemungkinan dapat memacu rasa keingintahuan siswa
untuk mempelajari materi lebih jauh. Sehingga semakin banyak soal yang dapat
merea pecahkan, maka akan semakin berpengaruh pada meningkatnya minat siswa
terhadap pelajaran matematika. Upaya inilah yang akan dibahas lebih lanjut oleh
pemakalah.
D. Langkah-langkah dalam memilih strategi pembelajaran
dengan contoh latihan yang sedikit berbeda namun masih terkait dengan materi
yang sama. Hal ini akan memberi siswa motivasi untuk belajar lebih giat.
3. Temukan pola atau cara khusus
Guru dapat membantu siswa menemukan cara mudah memahami suatu materi
agar mereka lebih cepat mengingat suatu topik. Misalnya perkalian angka 1-10
dengan angka 9 menggunakan jari, 7x9 artinya jari ke 7 dari kiri menjadi
pemisah antara sisa jumlah jari di kanan (6) dan jari di kiri (3). Lalu, kedua
angka tersebut digabungkan maka hasilnya adalah 63. Pola atau cara khusus ini
akan lebih memotivasi siswa untuk belajar karena memudahkan mereka
memahami konsep.
4. Memberi tantangan ada siswa
Memberi tantangan sangat penting untuk menciptakan antusiasme siswa dalam
belajar. Namun, guru harus memilih tantangan yang sesuai dengan kemampuan
siswa. Karena tujuan diberikan tantangan ini adalah untuk menyemangati bukan
menurunkan minat siswa.
5. Memberi contoh pengaplikasian matematika dalam dunia nyata
Contoh pengaplikasian materi di kehidupan nyata dapat guru berikan pada awal
pembelajaran. Hal ini agar siswa menjadi termotivasi terhadap materi yang akan
dijelaskan guru. Guru juga bisa membantu siswa menghubungkan matematika
dengan jenjang karir yang mereka inginkan di masa depan. Misalnya guru
menjelaskan manfaat teori peluang yang bisa diaplikasikan ketika siswa
menempuh pendidikan di jurusan aktuaria. Kedepannya, siswa akan bisa
menghitung peluang terjadinya peristiwa tertentu, seperti resiko keuangan di
masa depan dan dampak dari kondisi finansial.
6. Ceritakan sejarah terkait
Untuk menumbuhkan ketertarikan siswa, guru bisa menambahkan sejarah
terkait materi tertentu yang sedang diajarkan di kelas. Cara ini bisa memotivasi
siswa dan mengasah rasa keingintahuan siswa, misalnya simbol akar (√ ) yang
ditemukan oleh seorang matematikawan bernama Christoff Rudolff.
7. Menggabungkan teknologi dalam kegiatan belajar
Kedekatan anak-anak dengan teknologi dapat guru manfaatkan untuk
menambah semangat belajar mereka. Apalagi saat ini, banyak aplikasi yang bisa
membantu siswa belajar dan memahami matematika. Di antaranya Math Tricks,
Photomath-Camera Calculator, dan ruangbelajar di aplikasi ruangguru. Tidak
21
mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Dengan belajar aktif ini siswa diajak turut serta dalam suatu proses
pembelajaran. Tidak hanya mental, akan tetapi juga fisik dengan cara ini
biasanya siswa akan merasa suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil
belajar dapat dimaksimalkan. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan
untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak
didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan
sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu
pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian
siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Berpegang pada gagasan yang disampaikan oleh Pusat Kurikulum Balitbang
Kemendiknas (2010), berikut ini disajikan sejumlah ciri-ciri terjadinya
pembelajaran aktif pada settingkelas:
a. Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan kompetensi lain pada suatu
mata pelajaran atau mata pelajaranlain.
b. Kegiatan belajar menarik minat pesertadidik.
2) Aturan sinus atau cosinus kah yang tepat untuk mencari besar sudut
yang lain dari suatu segitiga jika segitiga tersebut diketahui sudut,
sisi,sisi?
3) Berapa besar ∠B jika diketahui panjang BC = 10 cm, CA = 20 cm, dan
∠A =30°?
4) Aturan sinus atau cosinus kah yang tepat untuk mencari panjang sisi
ketiga dari suatu segitiga jika diketahui dua sisi dan satu sudut yang
terapit oleh kedua sisitersebut?
5) Berapakah panjang AB jika diketahui suatu segitiga dengan panjang
BC = 6, CA = 4, dan ∠C =120°?Bagaimanakah cara menghitung luas
suatu segitiga sebarang dengan diketahui panjang ketigasisinya?
Catatan: Pertanyaan lain bisa ditambahkan atau dikurangi tergantung
pada siswa di dalam kelas pelajaran.
c. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memulai dengan menyeleksi satu
orang sebagai “subyek” pertama. Desaklah anggota kelompok untuk
25
Ini merupakan kegiatan pembuka yang baik bagi siswa yang telah mengenal
satu sama lain. Aktivitas ini dapat memunculkan semangat tim dengan cepat.
Contoh dalam pembelajaran Matematika (Dimensi Tiga) adalah sebagai
berikut:
a. Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan tidak lebih dari 6
orang.
b. Perintahkan tim-tim tersebut untuk membuat iklan TV tiga puluh detik
yang menawarkan mata pelajaran-menekankan. Misalnya, nilai gunanya
bagi mereka (audience), tokoh-tokoh terkenal yang terkait dengan materi
pelajaran ini (misalnya: Euclides, Phytagoras, Plato), dansebagainya.
c. Iklan tersebut harus berisi slogan (misalnya “Dengan Geometri, Hidup
Menjadi LebihBerarti”).
d. Jelaskan bahwa dengan membuat konsep umum dan garis-garis besar iklan
saja sudah cukup. Namun, jika sebuah tim ingin memperagakan iklannya,
itu boleh-bolehsaja.
4. Benteng Pertahanan
Pelajaran bisa menjadi tidak menjemukan dan siswa akan lebih menaruh
perhatian jika Anda menjadikannya dalam bentuk permainan bingo. Di sini,
poin utamanya didiskusikan sewaktu siswa bermainbingo.
a. Lakukan penyajian materi pelajaran berbasis ceramah dengan 9 poin
utama.
d. Bagikan kartu Bingo kepada siswa. Juga sediakan siswa dengan satu strip
kartu yang terdiri dari 9 titik warna (berdiameter sekitar setengah atau tiga
perempat inci). Jelaskan kepada siswa bahwa ketika Anda tengah
menyajikan materi dari poin ke poin, mereka harus menempatkan satu titik
pada kartu mereka untuk tiap poin yang Anda bahas. (Catatan: Kotak yang
kosong tidak dapat ditutup dengan satu titik).
e. Ketika siswa mengumpulkan tiga titik vertikal, horizontal, atau diagonal
secara berturut-turut, mereka akan berteriak“Bingo!”.
f. Selesaikanlah penyajian materi pelajaran Anda. Biarkan siswa
mendapatkan Bingo sebanyak yang merekabisa.
7. Poster
Metoda presentasi alternatif ini merupakan cara yang bagus untuk memberi
informasi kepada siswa secara cepat, memahami apa yang mereka bayangkan,
dan memerintahkan pertukaran gagasan antar mereka. Tehnik ini juga
merupakan cara baru dan jelas yang memungkinkan siswa mengungkapkan
persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang tengah Anda diskusikan
dalam suasana santai.
a. Perintahkan setiap siswa untuk memilih sebuah topik yang berkait dengan
topik pelajaran umum atau sub bahasan yang tengah didiskusikan.
b. Mintalah siswa untuk memajang konsep mereka pada papan poster atau
papan buletin. (Anda yang menentukan ukurannya). Tampilan poster mesti
dengan sendirinya menunjukkan isinya, yakni begitu melihatnya orang
dengan mudah memahami gagasannya tanpa perlu penjelasan lebih lanjut,
baik lisan maupun tertulis. Namun demikian, siswa juga boleh
menyiapkan satu halaman penjelasan yang berisi uraian lebih rinci dan
sekaligus sebagai materi rujukan lebih lanjut.
29
DAFTAR PUSTAKA