Anda di halaman 1dari 13

DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SELUMA

BAB VII
RENCANA NGEMBANGAN USAHA
KOTA TERPADU MANDIRI (KTM)KAWASAN

7.1. Penentuan Komoditas Unggulan


Penerapan konsep KTM adalah agribisnis dan agroindustri yang mempunyai
pengertian Struktural yang tidak saja melibatkan investor besar yang bersifat padat
modal, tetapi juga melibatkan masyarakat tani yang bersifat pada tenaga kerja. Salah
satu cara pengembangannya adalah dengan memberikan arahan pengembangan
komoditas tertentu yang dilakukan dalam sentra produksi pertanian berskala kecil dan
menengah. :
Pengembangan komoditas unggulan terdiri dari dua bagian . Pertama rencana
skala usaha, yaitu melakukan pemilihan terhadap komoditas unggulan untuk dijalankan
apakah dikembangkan oleh petani atau investor yang diperkirakan lebih
menguntungkan. Kedua adalah pemilihan terhadap komoditas yang dapat
dikembangkan oleh kerjasama antara petani kecil dengan investor dalam bentuk
perkebunan plasma inti.
Untuk tanaman musiman yang memerlukan modal relatif kecil misalnya,
diperlukan teknologi yang cukup sederhana dan bersifat padat karya. Nantinya usaha
tersebut pengelolaannya diserahkan kepada petani. Sedangkan perkebunan yang
memerlukan modal besar dan teknologi tinggi, masuk ke dalam kategori usaha skala
besar dan pengelolaannya diserahkan kepada investor besar.
7.1.1 Dukungan Sumber Daya Alam
Berdasarkan hasil analisa bahwa lahan di kawasan KTM mempunyai tingkat
kesuburan tidak merata dan secara umum termasuk dalam kategori rendah dan
sedang. Khusus jahan-lahan yang termasuk kategori lahan kering umumnya
mempunyai tingkat kesuburan rendah. . |
Kondisi topografi kawasan sangat bervariatif dan mempunyai bentuk wilayah
datar, berombak. bergelombang, berbukit sampai bergunung dengan kemiringan lahan
antar 0Y5 sampai » 40Yo. .
Dilihat dari hasil kesesuaian lahan, bahwa lahan kawasan KTM umumnya
termasuk kelas S2 (cukup sesuai) dan S3 (sesuai marginal) dan dilihat kondisi topografi
setiap " Dengan melihat hasil analisa kesesuaian lahan untuk wasan KTM maka daya
dukung lahan diuraikan sebagai berikut:
bagian kawasan relatif tidak sama. Pengembangan berbagai jenis tanaman di ka
kawasan untuk pengembangan pertanian dapat

Rencana Master Plan Kota Trpadu Mandiri (KTM) Kec. Ulu Talo Kab. Seluma VII - 1
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SELUMA

- Kawasan bagian Barat (Selingsingan, Pagar dan Sekitarnya) daya dukung lahan
lebih cenderung diarahkan untuk pengembagan tanamahn pangan dan holtikultura.
Komoditas unggulan untama diarhkan untuk tanaman karet dan komoditas
unggulan pendukung adalah kelapa sawit .
- Kawasan bagian tengah (Air Keruh, Trans Ulu Talo SP.1, SP2, SP.3 dan sekitarnya)
daya dukung lahan lebih Cenderung diarahkan untuk tanaman pangan dan
holtikultura, sebagai komoditas unggulan utama berupa kelapa sawit dan karet.
- Kawasan bagian timur (Sungai Petai, Renah Gajah Mati dan sekitarnya) daya
dukung lahan lebih cenderung diarahkan untuk pengembangan komoditas
unggulan utama berupa kelapa sawit dan komoditas unggulan pendukung berupa
karet disamping pengembangan budidaya tanaman pangan lainnya.
7.1.2 Prospek Pasar
Peluang pasar berbagai jenis komoditas hasil pertanian tanaman pangan maupun
tanaman perkebunan baik pasar lokal, regional, nasional maupun internasional (ekspor)
sangat terbuka luas.
Untuk jenis komoditas tanaman pangan, pemasaran hasil produksi pertanian yang
tidak memerlukan pengolahan terlebih dahulu dapat dipasarkan secara langsung
melalui pasar lokal dan regional seperti ke Ibukota Kabupaten (Tais) dan Ibukota
Propinsi Bengkulu) atau ke propinsi lain.
Untuk jenis komoditas tanaman perkebunan berupa kelapa sawit dan karet yang
Pada umumnya memerlukan pengolahan melalui industri pengolahan di kawasan KTM
Peluang pasarnya sangat terbuka luas baik untuk memenuhi kebutuhan pasar regional,
Nasional maupun internasional (ekspor).
Dibangunnya kawasan industri pengolahan di pusat KTM Batere aa Ha Pertanian
dapat diolah di kawasan KTM sebelum dipasarkan untuk meningkatkan nilai tambah,
baik hasil pertanian tanaman pangan maupun kaan Pauh, Industri Pengolahan
terutama pengolahan jenis komoditas unggulan di pusat Ka " an Saat Menghasilkan
produk berupa CPO, a j La ap pak untuk tergent, barang setengah jadi dan barang jadi
an tnpa "eni, Cmenuhj kebutuhan pasar lokal, regional, nasional dan internasional
(ekspor)

7.1.3 Keterkaitan Hulu Hilir


upaya mendorong percepatan pembangunan KTM, memerlukan pengerahan
dukungan pembangunan yang terpadu dari berbagai sektor dan kerjasama yang
sinergis antara pusat dan daerah. Untuk itu perlu dirancang suatu program
pembangunan yang tepat dengan tetap mempertimbangkan karakteristik kawasan.
Program percepatan pembangunan kawasan produksi dimaksudkan untuk mendorong

Rencana Master Plan Kota Trpadu Mandiri (KTM) Kec. Ulu Talo Kab. Seluma VII - 2
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SELUMA

pembangunan di KTM sehingga mampu menggerakkan seluruh pelaku usaha melalui


pendekatan bussiness plan yang terintegrasi antara hulu ( penghasil bahan baku),
tengah (pengolahan hasil produksi dalam rangka meningkatkan nilai tambah) dan hilir
(distribusi dan pemasaran hasil produksi) dalam suatu skala usaha ekonomi wilayah
(area) yang berbasis komoditas unggulan dan berdaya saing tinggi (competitive
adventage).
Keterkaitan hulu sebagai penghasil berbagai komoditas yang dihasilkan oleh para
petani mempunyai peranan yang sangat besar dalam memasok kebutuhan bahan baku
bagi industri pengolahan di kawasan pusat KTM sehingga perlu ditopang oleh
penguasaan teknologi budidaya pertanian yang bersifat teknologi padat karya dan
teknologi tepat guna. Dengan tersedianya bahan baku yang berkesinambungan akan
menggerakkan sektor industri pengolahan yang berkelanjutan.
Barang-barang yang dihasilkan oleh industri pengolahan perlu ditopang oleh
aspek pemasaran sesuai dengan jenis dan ketahanan barang-barang yang dihasilkan
oleh industri pengolahan sehingga dapat terjamin kelancaran produksi dimana input
dan out put industri pengolahan dapat seimbang yang pada akhirnya akan terciptanya
suatu mekanisme kegiatan usaha agrobisnis dan agroindustri yang baik dari hulu
sampai hilir di kawasan KTM. Keterkaitan kegiatan usaha hulu dan hilir di kawasan KTM
seperti terlihat pada Diagram 7.1.1.
7.1.4 Prioritas Komoditas Unggulan
Datam menentukan komoditas unggulan di kawasan KTM ditentukan berdasarkan
hasil perhitungan dari keunggulan komparatif berdasarkan jumlah produksi dan harga
jual untuk berbagai jenis komoditas hasil pertanian yang ada saat ini. Hal ini dilakukan
karena tidak adanya data-data ekspor jenis komoditas yang dihasilkan oleh kawasan
KTM.
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap berbagai jenis komoditas yang dihasilkan
kawasan KTM dan harga jualnya, maka jenis komoditas kelapa sawit dan karet
menunjukkan nilai KKT lebih besar dari 1 artinya kedua jenis tanaman ini memiliki
keunggulan komparatif dibanding jenis komoditas hasil pertanian lainnya. Oleh
karenanya tanaman kelapa sawit dan karet merupakan prioritas komoditas unggulan di
kawasan KTM Ulu Talo.

7.2. pengembangan Usaha Di Kawasan KTM


Kawasan KTM ulu Talo merupakan kawasan yang cocok untuk pengembangan
agribisnis dengan Komoditas unggulan terpilih. Dengan menjadikan pembangunan
kawasan ylu Talo sebagai pusat agribisnis dan agroindustri maka perlu didorong oleh
upaya percepatan pengembangan usaha dan investasi skala besar dengan tujuan
sebagai berikut :

Rencana Master Plan Kota Trpadu Mandiri (KTM) Kec. Ulu Talo Kab. Seluma VII - 3
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SELUMA

- Meningkatkan kegiatan ekonorni produktif berbasis komoditi unggulan di KTM


- Memperluas lapangan usaha dan kapasitas produksi masyarakat berbasis komoditi
unggulan.
- Membuka kesempatan kerja baru di sektor pertanian, perikanan darat, peternakan
dan industri pengolahan.
- Peningkatan pendapatan dan kewirausahaan masyarakat di kawasan KTM.
- Terbangunnya kawasan produksi berbasis komoditi unggulan dan industri
pengolahan yang mampu menumbuhkan perekonomian di kawasan KTM
- Terbangunnya pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan badan usaha milik
bersama dalam mendukung peningkatan produktivitas di kawasan KTM.
- Terbangunnya prasarana dan sarana produksi di kawasan pusat KTM.
- Tumbuh dan berkembangnya kelembagaan ditingkat masyarakat kabupaten dan
propinsi. )
- Bertambahnya lapangan kerja, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan
pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah.
Oleh karenanya pengembangan usaha di kawasan KTM harus dilaksanakan
berdasarkan asas usaha ekonomi sebagai berikut :
- Berorientasi pada masyarakat : masyarakat di kawasan KTM yang selama ini masih
tertinggal adalah pelaku dari kegiatan yang dilaksanakan sehingga hasil dan
dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat setempat.
- Berwawasan lingkungan : pelaksanaan kegiatan harus berwawasan lingkungan
secara berkelanjutan, sehingga perlu pertimbangan dampak kegiatan terhadap
kondisi lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat, baik untuk jangka
pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
- Sesuai dengan adat dan budaya setempat : pengembangan kegiatan yang
berorientasi pada kondisi dan kebutuhan masyarakat perlu memperhatikan adat
istiadat dan sosial budaya yang telah berkembang.
berhak atas bantuan pendanaan pemerintah.
- Tidak diskriminatif : pelaksanaan kegiatan di kawasan KTM perlu menerapkan
prinsif tidak diskriminatif.
7.2.1 Rencana Pengembangan Budidaya Pertanian
Pengembangan budidaya pertanian di kawasan KTM lebih menitik beratkan pada
pengembangan budidaya tanaman yang sudah dikembangkan oleh masyarakat.
Kegiatan usaha tani tanaman pangan yang dilakukan oleh masyarakat saat ini lebih
Rencana Master Plan Kota Trpadu Mandiri (KTM) Kec. Ulu Talo Kab. Seluma VII - 4
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SELUMA

terfokus pada pemenuhan kebutuhan keluarga dan belum mempunyai wawasan


kegiatan pertanian yang berorientasi pasar. Oleh karenariya dalam pengembangan
pertanian harus disesuaikan dengan potensi yang ada, antara lain :
• Pengembangan budidaya tanaman pangan dan sayuran
• Pengembangan budidaya tanaman holtikultura.
• Pengembangan budidaya tanaman perkebunan rakyat khususnya kelapa sawit,
karet dan kopi.
• Pengembangan budidaya perikanan darat dan peternakan .
Pengembangan budidaya pertanian tersebut direncanakan melalui langkah-langkah
kegiatan pengembangan sebagai berikut :
1. Intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian tanaman pangan lahan basah terutama
padi sawah.
2. Intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian tanaman pangan lahan kering seperti padi
ladang, jagung, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, sayuran dan lain-lain.
3. Diversifikasi pertanian tanaman pangan lahan basah dan lahan kering melalui
kegiatan pertanian minapadi dan kegiatan pertanian dengan sistem tumpang sari.
4. Intensifikasi dan ekstensifikasi tanaman holtikultura seperti durian, rambutan,
mangga, jeruk, duku dan tanaman buah-buahan lainnya.
5. Intensifikasi dan ekstensifikasi serta revitalisasi dan peremajaan tanaman
perkebunan rakyat terutama tanaman kelapa sawit, karet dan kopi.

7.2.2 Rencana Pengembangan Teknologi Budidaya Pertanian


Masyarakat di kawasan KTM dalam melakukan kegiatan usaha umumnya masih
bersifat tradisional. Tingkat produksi dan produktivitas hasil-hasil pertanian masih
rendah. Hal ini harus dipahami bahwa masyarakat di kawasan KTM pada umumnya
belum menguasai teknologi pertanian maupun penerapan teknologi sederhana yang
tepat guna. pegitu pula penanganan hasil produksi / pasca panen baik tanaman
pangan, tanaman holtikultura maupun tanaman perkebunan belum dikelola dengan
baik.
Melihat keadaan tersebut di atas, maka pengembangan teknologi pertanian dan
pasca panen di kawasan KTM sangat perlu diterapkan dan dikuasai oleh para petani
melalui kegiatan-kegiatan bimbingan dan pelatihan sebagai berikut :
• Teknik kegiatan usaha tanaman pangan dan sayuran : pengenalan teknik
pemilihan dan pengembangan bibit unggul, penyemaian bibit tanaman,
pengolahan tanah, penanaman, pemupukan yang berimbang, pemeliharaan,
pemberantasan hama dan penyakit , penanganan pada saat panen dan
pengolahan pasca panen.

Rencana Master Plan Kota Trpadu Mandiri (KTM) Kec. Ulu Talo Kab. Seluma VII - 5
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SELUMA

• Teknik kegiatan usaha tanaman holtikultura : teknik pemeliharaan jenis tanaman


holtikuttura yang sudah ada, pemilihan bibit tanaman baru, penanaman,
pemeliharaan, pemupukan yang berimbang, penggunaan pupuk organik dan an
organik, pemberantasan hama dan penyakit, pemanenan dan pengolahan pasca
panen.
• Teknik kegiatan usaha tanaman perkebunan : pemilihan bibit unggul, penyemaian,
pemeliharaan bibit, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan yang tepat waktu
dan berimbang, pemeliharaan tanaman, pemberantasan hama dan penyakit,
pemanenan.
• Teknik kegiatan usaha peternakan : pemilihan bibit ternak, pembuatan kandang,
pemeliharaan, penyediaan pakan ternak, pemanfatan pupuk kandang, masa
potong/ waktu jual.
• Teknik kegiatan usaha perikanan darat : pembuatan kolam, pembibitan /
penakaran, kolam pemeliharaan, sirkulasi air, penaburan bibit ikan, pemeliharaan,
cara waktu yang tepat pemberian makan, pemberantasan penyakit, waktu / masa
panen.
7.2.3 Rencana Pengembangan Agribisnis
Agribisnis merupakan usaha bidang pertanian yang meliputi 4 (empat) sub sistem Yaitu
: sub sistem sarana prasarana, sub sistem produksi, sub sistem pengolahan hasil Gan
sub sistem pemasaran hasil. Dalam pengembangan agribisnis, keempat sub sistem
tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dikembangkan secara terpadu.
Dalam pengembangan kawasan KTM Ulu Talo yang merupakan kawasan
ngembangan sub sistem produksi (on farm) dengan Ulu Talo sebagai pusat sub stem
(of farm) yaitu prosesing hasil-hasil pertanian untuk dipasarkan pada tingkat lokal,
gional, nasional dan ekspor. Dalam konteks produksi di kawasan Ulu Talo ini beberapa
nganan atau prosesing hasil tingkat hulu dikembangkan menyatu dengan lahan uksi.
Seperti pabrik pengolahan kelapa sawit dan karet lebih efisien dibangun di pusat
kawasan dan kawasan sekitarnya sebagai sumber bahan baku. Demikian pula
penanganan pasca panen kopi, lantai pengeringan dan pabrik pengolahan kopi
dikembangkan di pusat KTM dan kawasan sekitarnya sebagai lahan produksi. Dengan
demikian dalam pengembangan agribisnis di kawasan Ulu Talo ini untuk mendukung
pengembangan kawasan KTM yang merupakan kawasan produksi dan pengembangan
industri hulu. Adapun industri hilir dan fasilitas pemasaran sebagian terpusat di Kota
Tais atau Kota Bengkulu.
Dengan dipilihnya komoditas dan skala pengembangan seperti diuraikan di atas,
pengembangan sub sistem agribisnis beberapa komoditas terpilih seperti terlihat pada
Tabel 7.2.1.

Rencana Master Plan Kota Trpadu Mandiri (KTM) Kec. Ulu Talo Kab. Seluma VII - 6
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SELUMA

Tabel 7.2.1.
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
DI KAWASAN KTM

Sub Si i i Sistem Sarana Sub Sistem


Sub Sistem
Prasarana Sub Sistem Produksi Pemasaran
Pengolahan

- Toko sarana produksi


- Jasa
- Gudang
- Sub terminal
Sum umber : Hasil Analisis Tim KTM tahun 2006

7.2.4 Rencana Pengembangan Agroindustri / Pasca Panen


Produksi pertanian tanaman pangan yang dihasilkan oleh masyarakat di kawasan
KTM terbagi dalam beberapa jenis produksi, produksi yang sifatnya dapat langsung
dipasarkan / dijual dan produksi yang sifatnya dapat diolah terlebih dahulu melalui
kegiatan home industri serta produksi tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dan
karet yang memerlukan pengolahan dengan teknologi tinggi (pabrik besar).
Produksi pertanian Khususnya tanaman pangan yang dapat diolah terlebih
dahulu melalui home industri seperti jagung, kacang tanah, kedelai, ubi kayu dan fain-
lain dapat dikembangkan menjadi berbagai jenis makanan ringan dengan
menggunakan kemasan yang menarik sehingga mempunyai daya saing di pasaran lokal
dan regional. Begitu pula untuk produksi holtikultura, selain dijual langsung ke pasar
dapat pula diolah terlebih dahulu menjadi makanan ringan lainnya.
Hasil peternakan dan perikanan darat disamping untuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat di kawasan KTM, dapat dipasarkan ke pasar lokal dan regional berupa ikan
segar dan ternak potong.
Hasil pertanian tanaman pangan, holtikultura, peternakan dan perikanan selain
diolah melalui industri kecil (home industri), untuk skala yang lebih besar diolah melalui
pabrik pengolahan di pusat KTM. Keterkaitan masyarakan dalam kegiatan industri
pengolahan adalah sebagai tenaga kerja yang dapat menambah dan meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Produksi pertanian yang memerlukan pengolahan dengan teknologi tinggi seperti
kelapa sawit dan karet langsung dijual ke pabrik-pabrik pengolahan yang ada di pusat
kawasan KTM. Produksi yang dihasilkan berupa barang setengah jadi dan barang jadi

Rencana Master Plan Kota Trpadu Mandiri (KTM) Kec. Ulu Talo Kab. Seluma VII - 7
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SELUMA

yang kemudian dipasarkan baik skala lokal, regional, nasional maupun ekspor.
Keberadaan pabrik pengolahan skala besar ini akan membawa dampak yang positif
terhadap penyerapan tenaga kerja dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
serta akan mempengaruhi tumbuhnya kegiatan ekonomi skala kecil di masyarakat.
7.3. Rencana Pengembangan Kelembagaan Usaha Tani Penyedia Input
Kelembagaan dan penyedia input dalam kegiatan usaha tani adalah salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengembangan kegiatan usaha tani di
kawasan KTM. Kelembagaan usaha tani ini merupakan mata rantai kegiatan yang saling
berkaitan dari pusat hingga ke pedesaan.
Rencana pengembangan kelembagaan usaha tani yang direncanakan di kawasan
KTM untuk menggerakkan kegiatan usaha tani produktif meliputi :
- Pengembangan kelompok-kelompok tani yang sudah ada
- Pembentukan kelompok-kelompok tani yang baru sesuai sektor dan sub sektor
pertanian yang akan dikembangkan.
- Pembentukan kelompok usaha milik bersama.
- Pemantapan dan penguatan KUD dan Koperasi.
- Pembentukan lembaga penyedia input prasarana dan sarana pertanian seperti
pusat penjualan saprotan dan kios-kios saprotan.
- Pemantapan dan peningkatan lembaga penyuluh pertanian.
- Pembentukan kelembagaan bimbingan dan balai pelatihan sesuai sektor dan sub
sektor pertanian yang akan dikembangkan.
- Pembentukan lembaga pengelolaan dan manajemen kegiatan pertanian moderen.
Pengembangan kelembagaan keuangan/perbankan yang berbasis pada ekonomi
kerakyatan.

7.4. Rencana Kemitraan Usaha


Kemitraan usaha dapat diwujudkan berdasarkan keterkaitan berbagai pihak,
yaitu pengusaha, pemerintah daerah dan masyarakat. Oleh karenanya kemitraan usaha
dalam pengembangan kawasan KTM dapat dikembangkan 3 (tiga) model
pengembangan usaha kemitraan yaitu :
1. Pengembangan Usaha Terbatas dan Inti Plasma
Pengembangan usaha dengan menerapkan model ini sudah banyak dilakukan
karena penerapan model ini sangat eksklusif terbatas bagi kepentingan investor.
Investor umumnya berbentuk suatu Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya
Rencana Master Plan Kota Trpadu Mandiri (KTM) Kec. Ulu Talo Kab. Seluma VII - 8
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SELUMA

dimiliki oleh beberapa orang saja. Dengan pertimbangan bahwa bila terjadi resiko
usaha akan ditanggung sendiri, maka sudah sewajarnya bila investor memperoleh
seluruh manfaat dari usaha yang dikembangkannya. Pengembangan usaha model
ini harus ditunjang oleh adanya lahan yang berstatus HGU (hak guna usaha) dan
kewajiban pemerintah daerah mengalihkan fungsi lahan APL menjadi HGU sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Cara lain dari penerapan model kemitraan ini adalah inti plasma. Dalam
pengembangan usaha di kawasan KTM dengan kemitraan inti plasma
sesungguhnya ditunjukkan untuk pemberdayaan ekonomi petani (transmigran).
Namun demikian penerapan kemitraan inti plasma ini harus betul-betul investor
yang padat modal sehingga tidak terjadi. Daan sertifikat lahan masyarakat dan
lahan transmigran dijadikan agunan bank oleh investor yang bersangkutan.
2. Kemitraan Swasta - Pemerintah Daerah
Mempertimbangkan keberhasilan Sesungguhnya seorang investor sangat
bergantung pada adanya fasilitas dari pemerintah yang atas dasar itu si investor
mendapat kepercayaan dari bank dalam bentuk pemberian kredit pinjaman. Atas
dasar itu pemerintah pada dasarnya dapat dan secara hukum juga boleh
membangun suatu usahanya sendiri dalam bentuk Badan Usaha milik
Negara/Daerah.
Namun demikian lemahnya Sumberdaya manajemen yang dimiliki oleh aparat
pemerintah menyebabkan banyak BUMN/D yang pailit. Badan usaha milik
pemerintah nampaknya akan berhasil bila dikelola bersama dengan investor yang
visicner dan menguasai manajemen secara baik.
3. Pengembangan Usaha Milik Bersama
Pengembangan usaha bersama sesungguhnya merupakan model yang sangat
ideal, karena dapat meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat. Model ini
layak dipertimbangkan sebagai model pemberdayaan masyarakat utamannya di
kawasan Ulu Talo Kabupaten Seluma.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat di KTM Ulu Talo yang sebagian besar
merupakan eks transmigran sangat memenuhi syarat bagi terlaksananya model ini.
Masyarakat sudah mempunyai modal dasar berupa tahan pertanian (di lahan
usaha I dan lahan usaha II) untuk dijadikan penyertaan modal. Selain itu sebagai
masyarakat petani mereka sudah punya keterampilan dalam mengolah tanah.
Dalam model ini masyarakat dilibatkan bukan saja dalam tahap konsultasi publik
tetapi langsung sebagai pemegang saham.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa sesungguhnya untuk mengembangkan suatu
usaha hampir seluruh elemen produksi bersifat “outsourcing”, seperti lahan dan
sumberdaya alam sudah disediakan berlimpah oleh Tuhan, uang sebagai moda!
kerja dapat diperoleh cari sektor perbankan, visi dan rencana pengembangan
usaha dapat diperoleh dari konsultan manajemen bahkan untuk mengelola usaha
Rencana Master Plan Kota Trpadu Mandiri (KTM) Kec. Ulu Talo Kab. Seluma VII - 9
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SELUMA

kita dapat menyewa manajemen profesional. Oleh karena itu di era otonomi ini
pemerintah daerah sesungguhnya dapat mengembangkan daerahnya melalui
pembentukan badan usaha milik bersama.

• Pengusaha/manajer profesional, pemerintah daerah dan masyarakat harus


memperoleh share yang layak dan proporsional dengan kontribusinya.

• Pemerintah daerah bersama dengan pemerintah pusat akan memfasilitasi berbagai


regulasi kondusif yang diperlukan, termasuk di sektir keuangan dan tata ruang.

Dengan model ini maka si pengelola (manajer profesional/investor) akan memperoleh


share deviden, selain bayaran yang wajar yang termasuk dalam ongkos produksi.
Pemerintah daerah, selain memperoleh pajak dan retribusi juga akan memperoleh bagi
hasil. Masyarakat selain akan memperoleh bagi hasil dari penyertaan sahamnya juga
akan terdidik secara langsung dalam proses pengembangan usaha.
Dalam model ini konsep pemberdayaan masyarakat bukan sekedar wujud “corpo-rate
social responsibility” tapi menjadi suatu yang interen dalam proses pengembangan
usaha. Model ini dinilai sangat cocok untuk diterapkan dalam rangka pengembangan
usaha di kawasan KTM, yang didalamnya sudah ada masyarakat transmigran dan
penduduk desa lainnya.
7.5. Rencana Pengembangan Kelembagaan Pengkajian dan Alih Teknologi
Tingkat keberhasilan dalam pengembangan kawasan melalui kegiatan usaha agribisnis
dan agroindustri tentunya berbagai fase kegiatan usaha ini memerlukan kajian yang
menyeluruh agar keberhasilan, kelemahan dan kegagalan dari suatu kegiatan
pengembangan usaha dapat terukur dan dapat diantisipasi lebih dini. Kajian-kajian
tersebut dapat dilakukan terhadap indikator-indikator yang mempengaruhi kegiatan
usaha di kawasan KTM yaitu kajian-kajian terhadap :
- Keberhasilan dari suatu kegiatan usaha : periu kajian terhadap indikator-indikator
kegiatan usaha yang dapat lebih meningkatkan lagi tingkat produksi serta indikator
- indikator yang dapat mempengaruhi kegiatan produksi yang efektif dan efisien.
- Kelemahan suatu kegiatan usaha : perlu kajian terhadap permasalahan yang
mengakibatkan lemahnya kegiatan usaha (kurang berkembangnya suatu kegiatan
Usaha) sehingga dapat menghasilkan suatu sistem penanganan yang dapat
memperbaiki kelemahan suatu kegiatan usaha, seperti peningkatan sumberdaya
manusia melalui bimbingan dan keterampilan yang sesuai dengan kegiatan usaha
yang dikembangkan.
- Kegagalan suatu kegiatan usaha : perlu dikaji ulang terhadap potensi sumberdaya
alam, jenis kegiatan usaha, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana
pendukung kegiatan usaha. Dari kajian ini akan dapat diketahui indikator-indikator

Rencana Master Plan Kota Trpadu Mandiri (KTM) Kec. Ulu Talo Kab. Seluma VII - 10
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SELUMA

yang menyebabkan kegagalan suatu kegiatan usaha dan alternatif penanganan


selanjutnya.
- Studi banding : merupakan salah satu kegiatan yang sangat dibutuhkan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan para petani, meniru, mencontoh dari
kegiatan usaha sejenis yang telah berhasil di daerah lain dalam rangka alih
teknologi.
- Dari uraian tersebut di atas, maka dalam pengembangan kawasan KTM yang
berbasis pada sektor pertanian secara luas dibutuhkan tembaga-lembaga kajian
dan alih teknologi antara lain :
1. Lembaga Pusat Balai Latihan Kerja dalarn bidang pertanian secara luas.

2. Lembaga Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) bidang pertanian

3. Lembaga yang melakukan kajian dan evaluasi seluruh sektor kegiatan pertanian
yang dikembangkan di kawasan KTM.

4. Lembaga yang mengadakan percontohan kegiatan usaha yang sesuai dengan


potensi kawasan.

5. Lembaga yang mengadakan studi banding dalam rangka alih teknologi.

7.6. Rencana Pengembangan Kelembagaan Keuangan dan Penguatan


Permodalan
Kegiatan usaha bidang pertanian baik skala kecil, skala menengah maupun skala
besar memerlukan modal usaha yang tidak sedikit. Pengembangan kawasan yang
menggerakkan seluruh sektor dan sub-sub sektor dalam bidang pertanian di kawasan
KTM perlu didukung dengan permodalan yang cukup besar. Kegiatan usaha dalam
bidang pertanian di kawasan ini tidak akan dapat berkembang secara pesat jika hanya
mengandalkan modal masyarakat (petani sendiri) yang ada di kawasan KTM, apalagi
kawasan ini diarahkan untuk tumbuhnya kegiatan usaha agribisnis dan agroindustri.
Dalam Pengembangan kegiatan usaha sangat perlu didukung oleh permodalan bagi
petani Untuk melakukan kegiatan usaha di seluruh sub sektor pertanian yang akan
dikembangkan. Adanya kelembagaan keuangan di kawasan ini yang berbasis ekonomi
kerakyatan sangat dibutuhkan dan diharapkan dapat memperkuat permodalan para
Petani dalam membiayai kegiatan usahanya.
Lembaga Keuangan Yang direncanakan datam rangka memperkuat permodalan
para petani di kawasan KTM antara lain :
• Koperasi Simpan Pinjam
• Usaha Kredit Mandiri
• Perbankan yang berbasis ekonomi kerakyatan
• Pengembangan usaha modal bersama
Rencana Master Plan Kota Trpadu Mandiri (KTM) Kec. Ulu Talo Kab. Seluma VII - 11
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SELUMA

• Lembaga-lembaga keuangan lainnya


7.7. Rencana Penguatan Pasar
Kelancaran kegiatan produksi pertanian dan industri pengolahan sangat
ditentukan oleh kondisi pasar. Harga-harga barang hasil industri pertanian yang berupa
barang jadi dan barang setengah jadi harus dapat bersaing dipasaran, sehingga
kegiatan usaha tani dan proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
Pemasaran hasil produksi akan sangat tergantung kondisi pasar lokal, regional,
nasional maupun ekspor. Oleh karenanya penguatan pasar tidak dapat dikendalikan
oleh masyarakat di kawasan KTM, namun dalam penguatan pasar ini harus adanya
campur tangan pemerintah baik pusat maupun daerah dalam membaca kekuatan pasar
serta kestabilan harga barang-barang di pasaran.
Dalam suatu kegiatan agribisnis dan agroindustri, untuk menunjang kelancaran
dalam pemasaran hasil produksi serta meningkatkan daya saing di pasaran terhadap
barang-barang yang dihasilkan di kawasan KTM, diperlukan suatu kegiatan promosi
melalui media massa dan media elektronik, agar barang-barang yang dihasilkan dapat
dikenal ditingkat lokal, regional, nasional maupun internasional.
Dari uraian tersebut di atas, maka kegiatan usaha di kawasan KTM peranannya
dalam penguatan pasar antara lain :
• Keanekaragaman hasil produksi

• Kontiunitas dan volume produksi

• Peningkatan kualitas hasil produksi

• Kegiatan-kegiatan promosi |

• Campur tangan pemerintah dalam menjaga kestabilan harga

7.8. Pengembangan Perkebunan dan Rencana Produksi


Sesuai dengan arahan pengembangan kegiatan usaha dan pemilihan komoditas
unggulan serta mempertimbangkan kondisi pertanian yang sudah ada di kawasan KTM,
maka rencana pengembangan kegiatan usaha perkebunan di kawasan KTM terdiri dari
beberapa jenis pengembangan, antara lain :
- Intensifikasi perkebunan rakyat berupa tanaman kelapa sawit.
- Intensifikasi perkebunan rakyat berupa tanaman karet.
- Intensifikasi perkebunan rakyat berupa tanaman kopi.

Rencana Master Plan Kota Trpadu Mandiri (KTM) Kec. Ulu Talo Kab. Seluma VII - 12
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN SELUMA

- Pengembangan perkebunan rakyat berupa tanaman kelapa sawit dan tanaman


karet
- Pengembangan perkebunan baru oleh investor di setiap sub-sub kawasan
pengembangan antara lain :
 Sub kawasan pengembangan Selinsingan seluas 5.000 Ha terdiri dari
pengembangan perkebunan karet seluas 3.500 Ha (7096) dan pengembangan
tanaman kelapa sawit seluas 1.500 Ha (3079).
 Sub kawasan pengembangan Pagar seluas 5.000 Ha terdiri dari pengembangan
perkebunan karet seluas 3.500 Ha (70 Yo) dan pengembangan tanaman kelapa
sawit seluas 1.500 Ha (3096).
 Sub kawasan pengembangan Sungai Petai seluas 5.000 Ha terdiri dari
pengembangan perkebunan karet seluas 2.000 Ha (40Y0) dan pengembangan
tanaman kelapa sawit seluas 3.000 Ha (6074).
 Sub kawasan pengembangan Renah Gajah Mati seluas 5.000 Ha terdiri dari
pengembangan perkebunan karet seluas 1.500 Ha (3096) dan pengembangan
tanaman kelapa sawit seluas 3.500 Ha (7090).
- Rencana pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit dan karet di pusat KTM Air
Keruh serta pembangunan prasarana dan sarana pendukung antara lain :
 Peningkatan dan pembangunan infrastruktur dasar
 Pengembangan jasa transportasi
 Pengadaan jasa pergudangan
 Pembangunan pusat penjualan saprotan
 Pengembangan jasa alsintan
 Pembangunan terminal agribisnis
 Dan pengembangan jasa lainnya
Untuk lebih jelasnya rencana pengembangan perkebunan dan rencana produksi di
kawasan KTM seperti terlihat pada Tabel 7.8.1.

Rencana Master Plan Kota Trpadu Mandiri (KTM) Kec. Ulu Talo Kab. Seluma VII - 13

Anda mungkin juga menyukai