Disusun Oleh:
Bunga Ambarwati (19160107)
Sasaran : Keluarga dan pasien post DCA yang dirawat di Bangsal Aster V
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 15 menit, pasien dapat mengerti cara
mengatasi nyeri.
B. Materi Penyuluhan
1. Menyebutkan pengertian nyeri.
2. Menyebutkan macam-macam nyeri.
3. Menyebutkan rentang nyeri..
4. Menyebutkan cara manajemen nyeri.
C. Metode
Ceramah dan tanya jawab
D. Media
Leaflet dan Lembar balik
E. Kegiatan Penyuluhan
NO. Kegiatan Sasaran Waktu
1. Mengucapkan Salam Menjawab Salam 1 menit
F. Evaluasi:
1. Prosedur : Setelah penjelasan materi.
2. Jenis : Lisan.
3. Bentuk : Uraian kegiatan.
G. Pertanyaan Evaluasi :
1. Apa pengertian dari nyeri ?
2. Apa saja jenis-jenis nyeri ?
3. Sebutkan rentang dari nyeri ?
4. Bagaimana cara manajemen nyeri ?
H. Hasil Evaluasi
1. Pengertian nyeri dapat dijawab dengan Bahasa sendiri
2. Jenis-jenis nyeri dapat dijawab 100%
3. Rentang nyeri dapat dijelaskan rentang nyeri ringan dan sedang
4. Klien mampu menjawab 4 dari 6 jawaban benar
Lampiran
NYERI
A. Definisi
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeriadalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan
jaringan aktual maupun alam potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
(Price and Wilson, 2005)
Nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang
mengalami nya, yang kapanpun individu mengatakan. Peraturan utama dalam merawat
pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan
pasien ( Smeltzer & Bare, 2013 ).
Nyeri adalah keadaan yang subjektif dimana seseorang memperlihatkan tidak
nyaman secara verbal dan non verbal atau keduanya. Dapat akut ( mempunyai lama yang
pasti ) atau kronis ( bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun ). ( Engran, 1998 ).
B. Etiologi
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
1. Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon
nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan
mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami,
karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan
mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.
2. Jenis Kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam
merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya
3. Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri.
(misal, suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus
diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada
nyeri)
4. Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman/ persepsi seseorang terhadap nyeri dan
dan bagaimana mengatasinya.
5. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi
persepsi nyeri. Menurut Gill (1990) perhatian yang meningkat dihubungkan dengan
nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri
yang menurun. Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi
nyeri.
6. Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang
cemas.
7. Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri
yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya
seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.
8. Pola koping
9. Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya
pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.
10. Support keluarga dan social
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau
teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan perlindungan.
2. Nyeri kronis
Nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis ini polanya beragam
dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ragam pola tersebut ada yang
nyeri timbul dengan periode yang diselingi interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali
dan begitu seterusnya. Ada pula pola nyeri kronis yang konstan, artinya rasa nyeri
tersebut terus menerus terasa makin lama semakin meningkat intensitasnya walau pun
telah diberika pengobatan, misalnya nyeri karena neoplasma.
D. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
2. Tingkah laku yang terlampau berhati-hati
3. Perilaku distraksi
4. Perilaku ekspresif (kegelisahan, merintih, menangis, menarik napas panjang)
5. Fokus menyempit (pengurangan interaksi dengan orang lain atau lingkungan)
E. Penatalaksanaan
1. Farmakologis
Kolaborasi dengan dokter, obat-obatan analgesia, narkotik cute oral atau parenteral
( IM, IV, SC ) untuk mengurangi nyeri secara cepat
2. Non Farmakologis
a. Stimulasi dan pijatan
Pasien jauh lebih nyaman karena otot relaksasi, sensasi tidak nyeri memblokir
menurunkan transmisi nyeri, menggosok kulit, punggung, bahu.
Trik-trik :
DAFTAR PUSTAKA
Price & Wilson, (2005), Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Volume 2,
Edisi 6. Alih Bahasa: Brahm U. Pedit et al; editor : Huriawati Hartanto et al. EGC,
Jakarta
Smeltzer & Bare (2013), Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, Volume 3,
Edisi 8, Unit 16. Editor :, Alih Bahasa : Agung Waluyo et al, Editor bahasa
Indonesia : Monica Ester. Jakarta: EGC
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
NYERI PADA PASIEN POST DCA DI BANGSAL RAWAT INAP ASTER V
RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
1 PENYULUH:
Bunga Ambarwati
2. PENDAMPING:
Enti Handayani
3. PASIEN:
4. KELUARGA PASIEN: