Anda di halaman 1dari 8

LIPID

Maya Anisya Nurrachma (230210180043)


Kelompok 5 Shift 1
Maya18003@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK
Lemak atau lipid adalah istilah yang digunakan untuk senyawa yang relatif
tidak larut air dan dapat diekstrak dengan pelarut non polar. Lipid dapat
diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu: lipid netral; fosfatida; spingolipid dan
glikolipida. Lipid yang berbentuk cair pada suhu ruang disebut minyak dan yang
berbentuk padat disebut lemak. Secara kimiawi,lipid terdiri dari 3 gugus asam lemak
dan melekat pada gliserol melalui ikatan ester. Lemak dan minyak merupakan bagian
terbesar dan terpenting kelompok lipid, yaitu sebagai komponen makanan utama bagi
organisme hidup. Minyak dan lemak tidak larut dalam air dingin dan sedikit larut dalam
alkohol. Kelarutan tersebut dipengaruhi oleh polaritas dan panjang rantai asam lemak
penyusun. Proses pembentukan sabun dikenal sebagai reaksi penyabunan atau
saponifikasi, yaitu reaksi antara lemak/gliserida dengan basa. Proses saponifikasi atau
penyabunan dari minyak menghasilkan gliserol dan sabun. Larutan alkali yaitu NaOH
dan KOH dapat mensaponifikasi lemak. Konsentrasi alkali yang digunakan juga suhu
saat pemanasan sangat menentukan minyak tersaponifikasi secara sempurna atau tidak.
Larutan asam kuat dan asam lemah digunakan untuk menghidrollisis asam lemak yang
dihasilkan dari proses saponifikasi oleh alkali basa.
Kata Kunci: Asam Lemak, Basa, Lemak, Lipid, Minyak, Sabun, Saponifikasi

ABSTRACT
Fat or lipid is a term used for a compound that is relatively insoluble in water
and can be extracted with a non polar solvent. Lipids can be classified into 4 classes:
neutral lipid; phosphatides; spingolipid and glikolipida. Lipids which is liquid at room
temperature are called oils and solid form called fat. Chemically, lipids composed of
three fatty acid groups and attached to the glycerol via an ester bond. Fats and oils
are part largest and most important group of lipids, namely as a component of the main
food for living organisms. Oils and fats are insoluble in cold water and slightly soluble
in alcohol. The solubility is affected by the polarity and the long chain fatty acid
constituent. The process of soap formation known as saponification or saponification
reaction, the reaction between the fat / glycerides with a base. Saponification or
saponification of oil to produce glycerol and soap. Namely alkaline solution of NaOH
and KOH can saponificating fat. The concentration of alkali is used also when the
heating temperature is crucial oil saponificated perfectly or not. Strong acid solution
and a weak acid is used to hydrolising fatty acid produced from the saponification by
alkali bases.
Keywords: Acids fat, Bases, Fat, Lipid, Oil, Saponification, Soap

1
PENDAHULUAN komponen makanan utama bagi
Lemak atau lipid adalah istilah organisme hidup. Lemak dan minyak
yang digunakan untuk senyawa yang penting bagi manusia karena adanya
relatif tidak larut air dan dapat diekstrak asam-asam lemak esensial yang
dengan pelarut non polar. Lipid dapat terkandung di dalamnya. Fungsinya
diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu: dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan
lipid netral; fosfatida; spingolipid dan K yang digunakan untuk memenuhi
glikolipida. Lipid yang berbentuk cair kebutuhan tubuh (Tim Dosen Biokimia
pada suhu ruang disebut minyak dan 2011).
yang berbentuk padat disebut lemak. Minyak dan lemak tidak larut
Secara kimiawi,lipid terdiri dari 3 dalam air dingin dan sedikit larut dalam
gugus asam lemak dan melekat pada alkohol. Kelarutan tersebut
gliserol melalui ikatan ester. dipengaruhioleh polaritas dan panjang
Lemak merupakan penyusun rantai asam lemak penyusun.
tumbuhan atau hewan yang dicirikan Campuran minyak dan air akan
oleh sifat kelarutannya. Pada membentuk emusli temporer.
umumnya, lemak dan minyak tidak Emulsifier/stabilizer adalah bahan yang
larut dalam air, tetapi sedikit larut ditambahkan ke dalam emulsi untuk
dalam alkohol, dan larut sempurna meningkatkan kestabilan. Minyak dan
dalam pelarut organik seperti eter, lemak mudah mengalami oksidasi.
kloroform, aseton, serta pelarut non Sabun merupakan salah produk
polar lainnya. Lipid adalah senyawa kosmetika yang berkembang seiring
organik yang tidak larut dalam air, peradaban manusia. Sabun secara
tetapi larut dalam pelarut non polar atau sederhana dapat dibuat dengan
semi polar seperti eter dan kloroform. mereaksikan asam lemak dengan basa.
Lemak dan minyak merupakan salah Secara kimiawi, sabun disebut sebagai
satu bagian dari lipid disamping jenis garam logam alkali. Reaksi pembuatan
yang lain, seperti prostaglandin, sabun disebut reaksi saponifikasi lemak
fosfolipid, terpenoid, steroid, dan lain- dan menghasilkan gliserol.Jenis sabun
lain (Keenan, 1991). yang dihasilkan tergantung jenis alkali
Struktur molekul lipid sangat yang digunakan dalam reaksi
beragam, sehingga kita harus meninjau penyabunan. Sabun yang ditambah
banyak gugus fungsi yang telah kita dengan asam kuat (HCl) akan
pelajari sebelumnya. Senyawa yang menghasilkan kembali asam lemak.
termasuk kelompok lipid adalah Proses pembentukan sabun
trigliserida, lilin, fosfolipid, glikolipid, dikenal sebagai reaksi penyabunan atau
steroid, terpen, prostaglandin, dan lain- saponifikasi, yaitu reaksi antara
lain. lemak/gliserida dengan basa. Mula-
Lemak dan minyak merupakan mula reaksi penyabunan berjalan
bagian terbesar dan terpenting lambat karena minyak dan larutan
kelompok lipid, yaitu sebagai alkali merupakan larutan yang tidak

2
saling larut (Immiscible). Setelah trigliserida yang berkombinasi dengan
terbentuk sabun maka kecepatan reaksi asam minyak seperti stearat, oleat,
akan meningkat, sehingga reaksi palmitat dan laurat, dan merupakan
penyabunan bersifat sebagai reaksi campuran atau kombinasi gliserida dari
autokatalitik, di mana pada akhirnya berbagai asam minyak. Beberapa
kecepatan reaksi akan menurun lagi minyak nabati seperti minyak kelapa,
karena jumlah minyak yang sudah inti sawit, kapas, kedelai, dan zaitun
berkurang.( Alexander 1964 ). mampu menghasilkan gliserol dalam
jumlah yang lebih besar dibandingkan
dengan lemak hewani seperti lemak
babi. Gliserol terdapat di alam sebagai
trigliserida dalam sel – sel tumbuhan
dan hewan berupa lipida seperti lechitin
dan cephalin. Komplek lemak ini
berbeda dari lemak biasa, dimana
kandungannya cukup variatif seperti
asam phosphat dalam residu asam
Gambar 1. Reaksi Saponifikasi lemak.
Reaksi penyabunan Praktikum ini bertujuan agar
(saponifikasi) merupakan reaksi mahasiswa mengetahui karakteristik
eksotermis sehingga harus diperhatikan lemak dan pemanfaatan asam lemak
pada saat penambahan minyak dan melalui pembuatan sabun dengan
alkali agar tidak terjadi panas yang metode saponifikasi.
berlebihan. Pada proses penyabunan,
penambahan larutan alkali (KOH atau METODE PRAKTIKUM
NaOH) dilakukan sedikit demi sedikit Praktikum Lipid ini dilaksanakan
sambil diaduk dan dipanasi untuk pada 31 Oktober 2019 dimulai pada
menghasilkan sabun cair. Untuk pukul 13.00 WIB bertempat di
membuat proses yang lebih sempurna laboratorium Mikrobiologi dan
dan merata maka pengadukan harus Bioteknologi Molekuler, Gedung 3
lebih baik. Sabun cair yang diperoleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
kemudian diasamkan untuk UNPAD Jatinangor.
melepaskan asam lemaknya. Adapun alat-alat yang digunakan
Gliserol terdapat di alam dalam pada praktikum ini adalah: Gelas ukur,
bentuk kombinasi gliserida dalam untuk mengukur volume minyak;
semua lemak hewani dan minyak Beaker glass, sebagai wadah minyak;
nabati, dan didapatkan sebagai produk Water Bath, untuk memanaskan bahan;
samping saat minyak tersebut Tabung Reasi, sebagai wadah saat akan
disaponifikasi pada pabrik sabun, atau mereaksikan bahan; Pipet tetes, untuk
pemisahan langsung dari minyak dalam memindahkan bahan berbentuk larutan;
produksi asam minyak. Gliserol di alam Rak Tabung, untuk stander tabung
jarang ditemukan dalam bentuk bebas reaksi
dalam lemak, tetapi biasanya sebagai

3
Sedangkan, bahan yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Minyak goreng dan minyak zaitun,
sebagai sampel (asam lemak); KOH,
NaOH, Akuades, HCl, H2SO4,
CH3COOH, sebagai peraksi (basa kuat,
asam kuat, asam lemah).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Pada praktikum kali ini hasil
yang didapatkan kelompok kami adalah
Tabel 1. Data Kelompok
Pengamatan Pengamatan
Sampel Pereaksi asam
awal akhir
Minyak dan
Warna air tidak Data berupa table diatas
keruh bersatu, merupakan data hasil praktikum lipid
NaOH H2SO4
banyak minyak yang dilakukan oleh Shift 1. Data diatas
Minyak busa menggumpal menunjukan perubahan sifat sampel
goreng di atas dengan berbagai perlakuan yang telah
Minyak dilakukan pada sampel tersebut.
Keruh,
kembali Sampel yang dipakai pada praktikum
NH4OH terdapat H2SO4
menggumpal kali ini adalah Minyak Goreng dan
busa kecil
diatas Minyak Zaitun yang berfungsi sebagai
asam lemak pada reaksi saponifikasi
Tabel 2. Data Pershift pada praktikum lipid ini. Kedua sampel
tersebut mula-mula dipanaskan selama
10 menit, kemudian diberi basa, setelah
itu dipanaskan kembali selama 5 menit,
dan perlakuan terakhir adalah
penambahan basa.
Perlakuan penambahan basa dan
asam setiap 2 kelompok pada setiap
sampel berbeda, 2 kelompok pada
kelompok yang menggunakan sampel
minyak goreng memberi perlakuan
pada minyak goreng tersebut dengan
Pembahasan mencampurkan dengan KOH dan asam
kuat, yaitu H2SO4 sedangkan 4

4
kelompok yang lainnya menggunakan pelarut lainnya yakni pada air suling,
NaOH dan asam lemah, yaitu alkohol 96%, dan larutan Na2CO3
CH3COOH. 0,5%. Kelarutan dapat dilihat dari fase
Kelompok 5 mendapatkan larutan yang terbentuk; satu fase
sampel minyak goreng dengan menunjukkan bahwa lipid larut, dan
memberi perlakuan dicampur KOH dan dua fase menunjukkan bahwa lipid
H2SO4. Perlakuan pertama yang tidak larut, di mana fase yang di atas
dilakukan oleh kelompok 5 sebelum memiliki massa jenis lebih kecil dari
menambahkan basa kuatnya adalah pada fase yang di bawah. Minyak
memanaskan sampelnya,yaitu minyak dalam air membentuk emulsi tidak
goreng yang telah diberi akuades stabil setelah pengocokan, ditandai
sebanyak 1 ml pada water bath selama dengan kedua jenis cairan yang segera
10 menit, yang terjadi adalah adanya 2 memisah setelah dikocok kuat. (Suci
lapisan, lapisan atas minyak dan lapisan 2011)
bawah akuades. Perlakuan yang kedua Fungsi pemanasan sendiri yaitu
adalah pemberian basa kuat, yaitu untuk menghomogenkan larutan.
pemberian KOH, saat ditambahkannya Setelah dipanaskan lalu di goyang-
KOH dan dikocok, terdapat 2 lapisan, goyangkan agar larutan tercampur
bagian atas putih kekuningan dan ada sempurna. Setelah dipanaskan larutan
gumpalan coklat melayang. Perlakuan tetap membentuk 2 lapisan, lapisan
selanjutnya adalah dipanaskan selama 5 bawah merupakan gliserol dan lapisan
menit dalam water bath, hal ini atas adalah sabun yang berwarna agak
menimbulkan adanya 2 lapisan, adanya keruh, juga terdapat buih. Setelah
buih, dan lapisan bawah lebih bening dipanaskan lalu sampel ditambahkan
dari sebelumnya. Perlakuan yang dengan larutan H2SO4 sebanyak 5
terakhir adalah penambahan asam kuat, tetes. Hasil akhirnya dapat dilihat pada
yang membuat adanya 2 lapisan, saat semua campuran larutan tersebut
kuning keruh bagian atas dan semakin dimasukan kedalam air, saat dimasukan
bening bagian bawah. kedalam air, terlihat adanya gliserol
Terjadinya 2 lapisan saat sebelum dan adanya buih walapun sedikit.
dipanaskan antara minyak dan air Timbulnya buih pada larutan
disebabkan karena minyak tidak dapat mengindikasi adanya sabun dalam
bercampur dengan air. Sesaat setelah larutan tersebut. Hal itu berarti proses
dicampurkan, kedua zat tersebut tidak saponifikasi telah terjadi.
bersatu, hal ini karena minyak tidak Hal yang hampi serupa juga
larut dalam air yang merupakan pelarut terjadi pada beberapa kelompok yang
polar. Minyak dalam air akan ditandai adanya 2 lapisan, yaitu lapisan
membentuk emulsi yang tidak stabil gliserol dan lapisan sabun yang
karena bila dibiarkan, maka kedua menandakan proses saponifikasi
cairan akan memisah menjadi dua tersebut terjadi.
lapisan. Minyak hanya dapat larut pada Adanya 2 lapisan merupakan
pelarut eter dan kloroform, sedangkan tanda minyak belum teraponifikasi
minyak tidak dapat larut pada ketiga secara sempurna. Larutan

5
tersaponifikasi sempurna bila tidak saponifikasi atau penyabunan dari
adanya 2 lapisa, melainkan hanya minyak menghasilkan gliserol dan
adanya 1 lapisan yang homogen yaitu sabun. Larutan alkali yaitu NaOH dan
hanya terdapat lapisan sabun. Hal ini KOH dapat mensaponifikasi lemak.
tidak terjadi pada praktikum kali ini Konsentrasi alkali yang digunakan juga
yang dilakukan. Ketidaksempurnaan suhu saat pemanasan sangat
proses saponifikasi ini diduga menentukan minyak tersaponifikasi
disebabkan oleh suhu pemanasan yang secara sempurna atau tidak. Larutan
kurang pas atau penggunaan jumlah asam kuat dan asam lemah digunakan
alkali yang belum optimum sehingga untuk menghidrollisis asam lemak yang
ada sebagian trigliserida yang tidak dihasilkan dari proses saponifikasi oleh
terhidrolisis. Menurut Suci (2011), alkali basa.
penggunaan jumlah alkali yang kurang
optimum dalam reaksi saponifikasi Daftar Pustaka
akan menyebabkan terbentuknya
residu/sisa asam lemak (gliserol) Keenan. 1991. Kimia Untuk
setelah reaksi dan peningkatan suhu Universitas. Jakarta: Erlangga.
menyebakan proses hidrolisis dan Sakinah, Suci Qadrianty. 2011.
saponifikasi lebih sempurna. Percobaab II : LIPID.
Pada proses saponifikasi, asam Laboratorium Terpadu
lemak dari struktur trigliserida pertama Kesehatan Masyarakat,
kali dihidrolisis dengan adanya basa Fakultas Kesehatan
sebagai katalis dan air. Hidrolisis Masyarakat . Universitas
menghasilkan asam lemak bebas yang Hasanuddin : Maassar.
dengan adanya basa NaOH/KOH Teti, Estiasih. 2011. Saponifikasi dan
menyebabkan terbentuk sabun Ekstraksi Satu Tahap untuk
sehingga jumlah air yang ada dalam Ekstraksi Minyak Tinggi Linoleat
bahan harus cukup untuk menfasilitasi dan Linolenat dari Kedelai
hidrolisis. Kecukupan air menyebakan Varietas Lokal. Jurusan Teknologi
asam lemak mudah terhidrolisis dari Hasil Pertanian, Fakultas
struktur trigliserida. (Teti 2011) Teknologi Pertanian, Universitas
Brawijaya.
KESIMPULAN Tim Dosen Biokimia. 2011. Penuntun
Berdasarkan literatur dan Praktikum Biokimia. Makassar :
praktikum lipid yang telah dilakukan, UPTMKU Universitas
dapat disimpulkan bahwa proses Hasanuddin.

6
LAMPIRAN

Gambar 1. Saat Tabung Reaksi Gambar 2. Digunakan Bahan Gambar 3. Dimasukan


dimasukan sample Minyak Goreng Aquades 2ml
(dokumentasi Pribadi) (dokumentasi Pribadi) (dokumentasi Pribadi)

Gambar 4. Ditambah NaOH Gambar 5. Ditambah NH4OH Gambar 6. Dipanaskan


(dokumentasi Pribadi) (dokumentasi Pribadi) (dokumentasi Pribadi)

7
Hasil akhir NH4OH setelah
Gambar 7. Hasil NaOH Gambar 8. Hasil awal NH4OH
ditambahkan H2SO4
(dokumentasi Pribadi) (dokumentasi Pribadi)
(dokumentasi Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai