Anda di halaman 1dari 9

PENJELASAN TUGAS:

1. Buat Kritik review journal secara individu


2. Ambil Salah satu journal/EBNP yang terdaftar dan terakreditasi minimal memiliki ISSN yang
membahas tentang pemberian terapi intravena (apapun jenis penelitian dan desain
penelitiannya).
3. Kemudian lakukan Kritik dan analisa pada journal tersebut
4. Dibawah ada contoh untuk membuat kritik reviewnya dan silahkan untuk di kembangkan lebil
lanjut.
5. Hari Selasa, 24 Desember 2019 maksimal pukul 14.00 wita dan sudah masuk ke email
ahmadfairuz447@gmail.com (boleh dalam bentuk file word atau pdf yang telah dijadikan 1
file journal dan Analisa, kritik journal).
6. Sukses…
ANALISA JURNAL DENGAN METODE PICOT
JUDUL JURNAL : Faktor-faktor yang berkontribusi dalam Meningkatkan Infeksi Terkait
Perawatan Kesehatan (Hai's) dalam Kasus Flebitis

MATA KULIAH:

GI ILMU
NG K
TI

ES
H
SEKOLA

E HATAN
S T I K E S
C

SA
A
H G
B AY
A BAN
A
NJ IN
ARMAS

Oleh :
NAMA: Nor Winda Amalia
NIM: 18. 20. 2925

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN 2019
ANALISA JURNAL DAN KRITISI JURNAL

Analisa Jurnal

Judul : “Faktor-faktor yang berkontribusi dalam Meningkatkan

Infeksi Terkait Perawatan Kesehatan (Hai's) dalam Kasus

Flebitis”

Pengarang/Peneliti : Siwi Ikaristi Maria Theresia 1, Yulia Wardani 2

Identitas/Informasi Jurnal : Jurnal Kesehatan Vokasional, 5 (1), 2015, 48 - 55 Online

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers

Analisa PICOT

1. Problem (Permasalahan): Secara global, prevalensi DM yang tinggi adalah masalah umum.

Di Indonesia, diagnosis DM dilaporkan adalah 133 juta orang dewasa. Selain itu, diperkirakan

194 juta orang dewasa akan didiagnosis menderita DM pada tahun 2030, dengan 14,7% di

perkotaan dan 7,2% di daerah pedesaan (Masyarakat Endokrinologi Indonesia [PERKENI],

2011). Tingginya proporsi pasien tetap karena kontrol glikemik yang buruk (Karter et al., 2005).

Infeksi terkait perawatan kesehatan (HAI) adalah masalah yang luas dan itu menjadi masalah

utama di banyak rumah sakit karena infeksi terkait perawatan kesehatan akan memberikan

banyak efek pada status kesehatan pasien. Infeksi nosokomis, yang sekarang disebut sebagai

Infeksi Perawatan Kesehatan (HAI) dapat dengan mudah ditemukan di sekitar rumah sakit

seperti; Infeksi pada area primer (infeksi aliran darah), Flebitis, Infeksi Saluran Kemih (ISK),

Ventilator Associated Pnemonia (VAP), Infeksi pada area operasi / bedah. Tempat-tempat

untuk kasus infeksi menjadi area kesadaran bagi banyak layanan kesehatan dalam
meningkatkan kualitas keselamatan pasien. Uslusoy dan Mete (2008) mengatakan bahwa

flebitis dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan seperti rasa sakit, lebih banyak beban

keuangan untuk tes diagnostik, perawatan, rawat inap yang berkepanjangan, meningkatkan

stres pasien dan meningkatkan beban bagi staf perawat. Clark (2010) juga menekankan bahwa

Infeksi Terkait Perawatan Kesehatan melalui flebitis akan memengaruhi lama tinggal, biaya,

dan kepuasan pasien.

Flebitis adalah salah satu jenis Infeksi Terkait Perawatan Kesehatan. Kebanyakan flebitis

terjadi pada pasien yang menggunakan penyisipan intravena. Kemampuan perawat sebagai

petugas kesehatan dalam praktiknya, yang memasukkan jalur intravena, memberikan

administrasi terapi obat dan memantau insiden flebitis setiap hari menjadi bagian penting untuk

mencegah flebitis sebagai Infeksi Terkait Perawatan Kesehatan dan secara otomatis untuk

memenuhi prinsip-prinsip keselamatan pasien. Pengetahuan dan keterampilan mereka tentang

perawatan, perawatan dan pencegahan flebitis harus ditingkatkan untuk mengambil kendali

untuk Infeksi Terkait Perawatan Kesehatan.

2. Intervensi (Intervensi yang dilakukan pada Jurnal): Penelitian ini adalah desain kuantitatif

- kualitatif, dimulai dengan studi pra eksperimental dengan memberikan pendidikan pelatihan

untuk 15 peserta. Peserta target dalam mengurangi flebitis di rumah sakit ini adalah untuk staf

perawat; meskipun sebagai apoteker dan dokter adalah bagian penting dalam rangka melakukan

koordinasi untuk mengurangi kasus flebitis dengan menyediakan bahan untuk memasukkan IV

dan memberikan terapi obat untuk pasien.

Target audiens dalam proyek ini adalah staf perawat dan apoteker yang meliputi 15 peserta

dalam pelatihan flebitis. Perawat berasal dari ruang gawat darurat, ruang bersalin dan anak-

anak dan ruang bedah medis.


3. Comparasi (Jurnal Pembanding/Penelitian sebeleumnya yang dicantumkan dalam Jurnal

yang dianalisa): Peneliti mencatumkan beberapa penelitian sebelumnya, antara lain:

a. Penelitian Aiken (2012) menunjukkan persentase perawat yang memiliki kualitas pelayanan

caring yang buruk terdapat pada Negara Irlandia 11%, dan Yunani 47%. International

Association of Human Caring.

b. Penelitian lain dalam jurnal ini yang dilakukan oleh Fikri (2017) di RSAU DR. M. Salamun

Bandung menunjukkan hasil 77% perilaku afektif kurang dan masih ada perilaku caring

buruk. Hal tersebut karena observasi perawat merupakan peran yang baik bagi persepsi

pasien itu sendiri dengan dilakukan observasi terhadap pasien pemilihan di rumah sakit

RSAU DR. M. Salamun Bandung.

4. Output/Outcome (Hasil penelitian): Hasil dari penelitian dalam jurnal ini adalah

 Fase pertama dari hasil tersebut merupakan kejadian flebitis yang dipantau di rumah

sakit pada 1 - 20 Maret 2013. Jumlah pasien yang menggunakan infus IV adalah 72

pasien. Ditemukan bahwa 7 dari 72 pasien (9,7%) menderita flebitis. 25 pasien (34,7%)

tidak diamati sejak pemasangan IV dilakukan di ruang gawat darurat sampai di dalam

bangsal, 30 pasien (41,7%) diamati tetapi hanya dilakukan sesaat (tidak periodik).

 Setelah pengamatan ini maka peneliti memeriksa prosedur selama insersi obrolan IV

pada 18 perawat sebagai peserta. Pengamatan dilakukan selama tiga bulan, antara

Januari hingga Maret 2014. Dalam tahap persiapan semua peserta mengatakan bahwa

perawat menjelaskan prosedur kepada pasien dengan sangat baik. Dalam kasus pasien

adalah anak-anak, perawat menjelaskan kepada orang tua atau orang tua. 16 peserta

(88%) memantau balutan IV, mengamati darah di jalur IV, pembengkakan dan rasa sakit

di daerah pemasangan IV. 94% berniat dengan privasi ketika melakukan prosedur,
memposisikan tubuh sejajar dengan tempat tidur, 95% perawat mencuci tangan sebelum

melakukan prosedur dan 78% tidak menggunakan perlak kulit untuk mencegah darah

ke sprei. Mode arah desinfeksi adalah 44% sirkuler, 55% dari distal ke bagian

proksimal, dan 11% tidak melakukan desinfektan. Dalam hal pemantauan dan

dokumentasi, 100% perawat tidak mendokumentasikan pemantauan IV seperti

pembengkakan, kemerahan, ukuran kanula IV dan gejala kulit lainnya dari flebitis.

 Fase terakhir dari studio dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dan

observasi kepada delapan perawat yang merawat dua pasien dengan Stroke

Hemorrhagic di bangsal bedah medis. Pasien-pasien ini mengalami flebitis pada hari

kedua dan ketiga. Beberapa faktor yang merangsang gejala flebitis adalah (1) Agen

kimia seperti infus Manitol dan beberapa obat (asam Tranexamide, reseptor antagonis

Hystamine H-2, Citidine diphospate-choline) yang diberikan kepada pasien dapat

menyebabkan gejala flebitis, ( 2) Sisi penyisipan kanula IV pada area metakarpal adalah

area yang dapat terjadi flebitis dengan mudah karena area ini memiliki vena yang sangat

sensitif dan rapuh, dan (3) Prosedur pembilasan juga merupakan faktor penentu yang

mengarah pada kasus flebitis.

5. Time (Waktu Penelitian): Pengamatan dilakukan selama tiga bulan, antara Januari hingga

Maret 2014. Dalam tahap persiapan semua peserta mengatakan bahwa perawat menjelaskan

prosedur kepada pasien dengan sangat baik.


TELAAH KRITIS: STANDAR

1. Apakah penelitian untuk mengatasi fokus masalah? Penelitian mampu mengatasi fokus

masalah

2. Apakah bentuk sampel dan berapa jumlah sampel? Sampel yang digunakan adalah Pasien

rawat inap minimal lama rawat 3 hari dengan teknik total sampling yaitu 142 orang.

3. Apakah desain sesuai dengan tujuan? Desain sudah sesuai dengan tujuan terlihat pada hasil

penelitian dalam bentuk angka dan perhitungan statisti dan desain penelitian bersifat kuantitatif

dimana jenis penelitian kuantitatif memiliki ciri khas yaitu pada perhitungan statistic dan hasil

dalam bentuk angka statitstik dengan jenis uji yang sesuai dengan desain penelitian yang

digunakan peneliti.

4. Apakah pengukuran mungkin valid dan reliabel? Sudah dilakukan uji validitas dan

reabilitas pada instrument penelitian, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument layak

dipakai secara perhitungan statistic dan dapat digunakan pada penelitian serupa.

5. Apakah metode statistik dijelaskan? Metode statistik sudah ada dijelaskan pada bab

metodelogi penelitian secara ringkas dan memiliki hasil perhitungan yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmu statistic.

6. Apakah ada peristiwa yang tidak diinginkan terjadi selama penelitian? Tidak ada

peristiwa yang tidak diinginkan yang terjadi selama penelitian menurut hasil dari penjelasan

peneliti dalam jurnalnya.

7. Apakah data dijelaskan secara memadai? data sudah dijelaskan secara memadai seperti:

a. Pada bagian latar belakang masalah dijelaskan data tentang hasil penelitian lain yang terkait

dengan variable yang akan diteliti oleh peneliti yang berarti peneliti memiliki data
pembanding dengan daerah lain sebagai dasar justifikasi kelayakan masalah yang akan

diteliti oleh peneliti.

b. Pada bagian metodelogi penelitan dijelaskan tentang:

1) Data tentang tempat dan jenis, desain penelitian yang digunakan oleh peneliti.

2) Data tentang jumlah populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian.

3) Jenis instrument penelitian yang digunakan dan sudah tersedian penjelasan tentang

keabsahan dan validitas tentang instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti yang

berarti sudah memenuhi syarat penggunaan instrument penelitian dalam jenis penelitian

Kuantitatif yang yaitu instrument penelitian hasil dilakukan uji validitas dan reabiltas.

8. Apakah nilai signifikansi statistik diuraikan? Nilai signifikasi statistic sudah dijelaskan pada

metodelogi penelitian yang terdiri dari nilai:

a. Uji validitas dan reabilitas instrument penelitian.

b. Hasil hitung Uji statistic penelitian.

9. Apa temuan yang berarti? Temuan berarti untuk dapat dikembangkan lagi sebagai salah satu

indicator penilaian dalam pelaksanaan asuhan keperawatan terutama dalam upaya

meningkatkan kualitas pemberian asuhan kepeawatan dan meningkatkan kesadaran perawat

dalam melakukan tugas utama kepada klien/pasien yaitu pemberian asuhan keperawatan secara

mandiri, bukan melakukan tugas delegasi (pelimpahan) dari tenaga kesehatan lainnya,

walaupun tidak menutup kemungkinan perawat melakukan tugas pendelegasian tetapi hanya

sebagai tindakan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Temuan dari penelitian ini

diharapkan menjadi penilaian profesi perawat sebagai profesi yang profesional dalam

melaksanakan tugas.
10. Apakah ada efek penting yang diabaikan? Hasil penelitian tidak menyebutkan efek

penting yang terjadi terabaikan, hanya saja hasil penelitian bukan dalam bentuk aplikatif

(tindakan) yang dapat dilakukan secara mandiri oleh perawat.

11. Apakah dapat diimplikasikan pada lokasi klinik anda? Hasil penelitian menjadikan salah

satu instrument penilaian untuk meningkatkan kesadaran perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan, sehingga penelitian dapat diimplikasikan kepada klinik.

Anda mungkin juga menyukai