Anda di halaman 1dari 11

Inventarisasi Penelitian: Jurnal Internasional Teknik dan Sains

Vol.5, Edisi 5 (Mei 2015), PP 49-58 Issn (e): 2278-4721, Issn


(p): 2319-6483, www.researchinventy.com,

The Pengembangan tutorial pengontrol logika yang dapat


diprogram dalam bentuk materi pembelajaran berbasis
industri di sekolah menengah kejuruan
1Abdul Muis Mappalotteng, 2Hasanah Nur, 3Felisitas Kanan 1(Universitas Negeri Makassar,
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro) 2(Universitas Negeri Makassar) , Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika)
3(Universitas Negeri Makassar, Mahasiswa Pascasarjana)

ABSTRAK - Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk (1) menghasilkan bahan ajar tutorial
PLC berbasis industri yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK, ( 2) menguji
tanggapan siswa dan guru terhadap bahan ajar tutorial PLC yang dikembangkan, dan (3) menguji
efektivitas bahan ajar yang dikembangkan. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model
Four-D. Sampel penelitian ini adalah 17 siswa di SMKN 1 Makale Sulawesi Selatan Indonesia. Untuk
mendapatkan produk dari bahan ajar yang berkualitas, ada empat langkah yang dilakukan, yaitu 1)
mendefinisikan, 2) desain, 3) pengembangan, dan 4) menyebar. Untuk menguji respon siswa dan
guru terhadap materi pengajaran, kuesioner digunakan. Keefektifan bahan ajar yang dikembangkan
dapat ditunjukkan melalui hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan guru yang diperoleh melalui
pre-test dan post-test. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa (1) hasil analisis data validitas produk
berada dalam kategori valid tinggi, 2) hasil analisis data kepraktisan yang diperoleh melalui analisis
data respon siswa dan guru berada dalam kategori sangat baik, dan 3) hasil analisis data tentang
keefektifan yang diperoleh melalui hasil analisis pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan skor
siswa. Sementara itu, hasil analisis data observasi pada kegiatan siswa dan guru selama proses
belajar mengajar berada dalam kategori sangat aktif. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar berbasis industri yang dikembangkan dalam bentuk tutorial PLC telah memenuhi
kategori valid, praktis dan efektif sehingga layak untuk dikembangkan. Kata kunci - Industri, PLC,
SMK, materi pengajaran tutorial

I. PENDAHULUAN Perubahan dan perkembangan dalam sains dan


teknologi telah berkembang lebih pesat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu perkembangan
teknologi industri yang dapat mempengaruhi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi adalah
penggunaan sistem otomasi pada mesin produksi. Dunia industri membutuhkan proses produksi yang
dapat dioperasikan secara berurutan dari satu proses ke proses lainnya tanpa harus menggunakan
banyak tenaga manusia. Karena itu, perlu memiliki sistem otomasi. Sistem otomasi adalah
serangkaian dari beberapa proses produksi yang saling berhubungan dan dikendalikan dari satu
pusat (ruang kontrol). Penerapan teknologi dalam industri membutuhkan pekerja terampil yang
memiliki kualifikasi untuk terlibat langsung dalam proses produksi, dan memiliki kompetensi untuk
menguasai dan menerapkan teknologi ini. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah bagian dari
sistem pendidikan nasional yang bertujuan untuk mempersiapkan pekerja yang memiliki keterampilan
dan pengetahuan yang sesuai yang sesuai dengan kebutuhan persyaratan pekerjaan dan dapat
mengembangkan potensinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Ini berarti bahwa lulusan pendidikan kejuruan akan menghasilkan tenaga terampil di tingkat
menengah yang siap digunakan dalam dunia bisnis dan industri. Charles Prosser dalam Djojonegoro
(1998) mengemukakan [1]: a) Pendidikan kejuruan akan efektif ketika dapat memberikan ketentuan
minimum kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja (sebagai standar minimum profesi),
membuatnya lebih mudah dan adaptif untuk perkembangannya; b) pendidikan kejuruan akan efektif
ketika pelatihan kerja dalam pelaksanaan tugas sudah terbiasa dengan kondisi nyata di masa depan;
c) Pendidikan kejuruan akan efektif jika memperhatikan kondisi pasar tenaga kerja; d) Pendidikan
kejuruan akan efektif jika sumber data yang digunakan untuk menentukan program pendidikan
berdasarkan pengalaman nyata di bidang kerja ''. Perkembangan dunia industri adalah dinamis dan
berubah dengan cepat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini
menunjukkan bahwa kebutuhan kurikulum sekolah yang ada ditinjau untuk melihat apakah ada
kecocokan antara kompetensi yang diajarkan dalam

4
9
Perkembangan logika Programmable
...

sekolah dan kebutuhan kompetensi dalam industri. Kurikulum pendidikan kejuruan harus dirancang
sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia industri. Relevansi pendidikan kejuruan dengan
industri terkait erat dengan kesesuaian isi materi pembelajaran dalam persiapan tenaga kerja.
Diharapkan lulusan kejuruan dapat menerapkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam
dunia bisnis dan industri. Programmable Logic Controller (PLC) adalah salah satu sistem kontrol yang
digunakan untuk secara otomatis mengontrol proses produksi di mana dalam kondisi era modern,
penggunaan teknologi kontrol PLC menjadi lebih luas.
PLC adalah salah satu mata pelajaran yang produktif di bidang kejuruan. Berdasarkan
pengamatan peneliti di beberapa sekolah menengah kejuruan, ditemukan bahwa pembelajaran PLC di
sekolah jauh tertinggal dengan perkembangan PLC di dunia industri. Peralatan latihan yang digunakan
kurang dan sangat berbeda dengan peralatan yang ada di industri saat ini.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk menghasilkan tutorial PLC yaitu bahan ajar
berbasis industri yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah menengah kejuruan, 2)
Untuk mengetahui respon siswa dan pendidik terhadap tutorial PLC yang dikembangkan yaitu bahan
ajar berbasis industri, 3) untuk menilai efektivitas bahan ajar yang dikembangkan. Bahan ajar yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah: 1) Pembelajaran Tutorial CD PLC (TP-PLC), 2) Media
Buku Pegangan, 3) Bahan Ajar, 4) Rencana Implementasi Pembelajaran (RPP) dan 5) Hasil Tes.

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pendidikan Vokasi
Menurut Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) no. 20 2003 [2],
pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan siswa terutama untuk dapat bekerja di
bidang tertentu dan siap juga melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Tujuan pendidikan
kejuruan adalah untuk mempersiapkan siswa sebagai kandidat untuk pekerjaan dan
mengembangkan siswa yang ada, untuk kepentingan siswa, masyarakat, bangsa dan negara [1].
Karakteristik pendidikan kejuruan menurut Djojonegoro (1998) adalah sebagai berikut [1]: a)
pendidikan kejuruan diatur untuk mempersiapkan siswa memasuki pasar tenaga kerja; b) pendidikan
kejuruan dibuat berdasarkan "demand-driven" (kebutuhan tenaga kerja); c) fokus konten pendidikan
kejuruan menekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dibutuhkan
oleh dunia kerja; d) penilaian aktual tentang keberhasilan siswa harus pada pendidikan kejuruan; f)
pendidikan atau kinerja "langsung" di dunia kerja; e) hubungan yang erat dengan dunia kerja adalah
kunci keberhasilan kejuruan yang baik yang responsif dan mudah beradaptasi dengan kemajuan
teknologi; g) pendidikan kejuruan lebih menekankan pada "belajar sambil melakukan" dan
"pengalaman langsung"; h) pendidikan kejuruan membutuhkan fasilitas canggih untuk latihan; i)
pendidikan kejuruan membutuhkan investasi dan biaya operasional yang lebih besar daripada
pendidikan umum. Charles Prosser di Djojonegoro mengemukakan bahwa ada 16 prinsip pendidikan
kejuruan. Berdasarkan 16 prinsip ini, ada empat prinsip yang terkait dengan penelitian yang
dilakukan, yaitu: 1) Pendidikan kejuruan akan efektif ketika dapat memberikan ketentuan minimum
kemampuan yang diperlukan dalam dunia kerja (sebagai standar minimum profesi), membuatnya
lebih mudah dan adaptif terhadap perkembangannya; 2) pendidikan kejuruan akan efektif ketika
pelatihan kerja dalam pelaksanaan tugas sudah terbiasa dengan kondisi nyata di masa depan; 3)
Pendidikan kejuruan akan efektif jika memperhatikan kondisi pasar tenaga kerja; 4) Pendidikan
kejuruan akan efektif jika sumber data yang digunakan untuk menentukan program pendidikan
berdasarkan pengalaman nyata di bidang kerja [1].

2.2. Bahan
Pengajaran
Menurut Yaumi [3], bahan ajar adalah seperangkat bahan yang disusun secara sistematis
untuk kebutuhan pembelajaran yang diperoleh dari bahan cetak, alat bantu visual, audio, video,
multimedia, dan animasi, serta komputer dan jaringan . Tujuan bahan ajar menurut Departemen
Pendidikan [4] adalah: a) menyediakan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan siswa; bahan ajar yang
sesuai dengan karakteristik dan pengaturan sosial atau lingkungan siswa; b) membantu siswa dalam
mendapatkan bahan ajar alternatif sebagai tambahan buku pelajaran yang terkadang sulit diperoleh;
dan c) memungkinkan guru dalam mengimplementasikan pembelajaran. Pentingnya persiapan bahan
ajar menurut Yaumi [3] mencakup tiga elemen penting, yaitu: a) sebagai representasi guru, dosen atau
presentasi instruktur; b) sebagai sarana untuk mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar, atau
tujuan pembelajaran; dan c) sebagai optimalisasi layanan kepada peserta didik. Bentuk bahan ajar
adalah sebagai berikut [4]: a) bahan cetak seperti handout, buku, modul, lembar kerja peserta didik,
brosur, leaflet, dan wallchart; b) audio-visual seperti: video / film dan Video Compact Disk; c) audio
seperti: radio, kaset, audio CD dan Power Head; d) visual: gambar, gambar dan model / prototipe; e)
Multimedia: CD interaktif, berbasis komputer dan Internet.

5
0
Pengembangan Logika yang Dapat
Diprogram ...

Menurut Aunurrahman [5] dalam pemilihan bahan ajar, ada beberapa prinsip yang perlu
dipertimbangkan, yaitu: a) prinsip makna relevansi, bahan ajar harus relevan atau tidak sama sekali
untuk lakukan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar; b) prinsip konsistensi
berarti keteguhan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa ada empat macam, bahan
ajar yang harus diajarkan juga harus menyertakannya; dan c) prinsip kecukupan berarti bahwa materi
yang diajarkan harus memadai untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang
diajarkan.

2.3.
Tutorial
Menurut Hamalik [6] tutorial adalah bimbingan belajar dalam bentuk bimbingan, bantuan,
bimbingan, arahan, dan motivasi bagi siswa untuk belajar secara efisien dan efektif. Program tutorial
adalah program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
perangkat lunak seperti program komputer yang berisi materi pelajaran dan soal-soal latihan. Tujuan
pembelajaran tutorial ([6] & [7]) adalah sebagai berikut: 1) untuk meningkatkan penguasaan
pengetahuan siswa sesuai dengan konten dalam modul pembelajaran: melakukan upaya untuk
memperkaya materi yang relevan; 2) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa tentang
cara memecahkan masalah, mengatasi kesulitan atau hambatan untuk dapat membimbing diri mereka
sendiri; dan 3) meningkatkan kemampuan peserta didik tentang cara belajar mandiri dan
menerapkannya pada setiap modul yang dipelajari. Tahapan atau langkah tutorial yang menggunakan
model pembelajaran berbasis komputer [7] adalah sebagai berikut: 1) penyajian informasi yang berupa
materi pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa; 2) pertanyaan dan tanggapan (pertanyaan
tanggapan), dalam bentuk pertanyaan praktis yang harus dilakukan oleh siswa; 3) penilaian tanggapan
(menilai tanggapan), komputer akan menanggapi kinerja dan respons siswa; 4) pemberian tanggapan
umpan balik (memberikan umpan balik tentang tanggapan), yang setelah selesai, program akan
memberikan umpan balik apa yang telah berhasil / tidak berhasil atau harus diulang; 5) repetisi
(remediasi); dan 6) segmen pengaturan pelajaran (mengurutkan segmen pelajaran).

2.4. Programmable Logic Controller


(PLC)
Asosiasi Produsen Listrik Nasional (NEMA) mendefinisikan PLC sebagai peralatan elektronik
digital yang menggunakan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi dan
mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, berurutan, pengatur waktu, penghitung,
penghitung dan aritmatika untuk mengendalikan mesin dan proses [8].

Fungsi PLC menurut [9] adalah sebagai berikut: a. Sequential Control PLC memproses input sinyal
biner menjadi output yang digunakan untuk teknik pemrosesan secara berurutan. Di sini, PLC
menjaga semua langkah dalam proses berurutan berlangsung dalam urutan yang tepat. Misalnya:
konveyor dalam serangkaian produksi otomatis. Tugas PLC adalah mengendalikan semua motor
(mis. Kecepatan ban berjalan), mengendalikan komponen hidrolik atau pneumatik. b. Pemantauan
PLC terus menerus memantau status suatu sistem seperti: suhu, tekanan, tingkat ketinggian, aliran
dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikendalikan (misalnya,
nilainya telah melampaui batas) atau menampilkan pesan kepada operator.

c. PLC sebagai Kontrol Antarmuka (antarmuka kontrol) pada mesin CNC Saat ini, sebagian besar
peralatan mesin kontrol dilengkapi dengan CNC (Computer Numerically Controller), di mana PLC
sebagai antarmuka diperlukan antara mesin dan kontrol CNC. Sementara itu, keuntungan
menggunakan PLC oleh Ackermann et al [9] adalah: a) fleksibel, artinya dapat mengontrol banyak
mesin dengan PLC; b) dapat dideteksi / dipantau selama operasi (berjalan); c) dapat
didokumentasikan, yang berarti program dalam memori PLC dapat diunduh untuk dicetak; d) dapat
dioperasikan dengan sangat cepat; dan e) mudah dimodifikasi tanpa mengubah kabel kabel.

2.5. Komponen Dasar PLC Komponen dasar PLC adalah [10]: a. Input / Output Modul (Modul I / O)
Modul I / O secara fisik terhubung ke peralatan di lapangan. Ada berbagai jenis perangkat input dan
output.

2.5.1. Prosesor Prosesor adalah otak dari PLC. Mirip dengan mikroprosesor yang digunakan di
komputer pribadi. Pekerjaan prosesor adalah: sinyal dikirim ke modul input oleh mesin / proses
elemen input. Modul input kemudian menghasilkan sinyal logika yang kemudian dikirim ke CPU. Saat
menerima instruksi dari memori dan umpan balik pada satus I / O, CPU menghasilkan kata yang akan
dikirim ke output peralatan. Perintah ini mengontrol peralatan pada mesin atau proses.
5
1
2.5.2. Sumberdaya (Catu Daya) PLC dan modul-modulnya dilengkapi dengan daya yang dihasilkan
dari catu daya. Tegangan listrik berubah sesuai dengan yang diminta oleh komponen.

2.5.3. Unit Memori Unit memori PLC adalah register tempat program disimpan. Memori bisa dihapus
atau tidak terhapus. Memori terhapus, yang terakhir menyebabkan hilangnya data saat daya dilepas.
Cadangan baterai (cadangan baterai) biasanya dipasang sehingga memori sistem tidak akan
terhapus. Ada tiga jenis memori yaitu: Memori Hanya Baca (ROM), Memori Baca / Tulis (R / W) dan
Memori Akses-Acak (RAM). Jenis memori lainnya adalah EEPROM yang dapat diprogram secara
elektrik dan dapat dihapus.

2.5.4. Antarmuka jaringan (Network Interface) PLC dapat berkomunikasi dengan peralatan lain
seperti program komputer, panel operator atau I / O yang ditempatkan di lokasi yang jauh dari PLC.
Komunikasi ini terjadi melalui antarmuka jaringan.

2.5.5. Unit Programmer (Programming Units) Unit program menjalin hubungan antara programmer
(pengguna) dan PLC. Peralatan program yang digunakan untuk membuat atau memasukkan instruksi
ke dalam memori.

Diagram blok dari PLC ditunjukkan pada gambar


berikut:
Gambar 1. Blok Diagram
PLC

2.6. Program PLC (Perangkat Lunak) Program PLC memiliki struktur yang sangat spesifik,
ditentukan oleh elektronik-elektronik di unit kontrol pusat (CCU). Program dibuat oleh programmer
dari program sumber. Pada prinsipnya, programmer mampu membuat program dengan tiga metode
berbeda [11] yaitu: a) Daftar Pernyataan Program (STL); b) Ladder Diagram (LAD); dan c) Diagram
Blok Fungsi (FBD). Ladder Diagram adalah representasi grafis dari masalah, menggunakan simbol
relay simbol umum di AS. Simbol ini mewakili status "1" dan "0". Layar ini disusun dalam anak tangga
horizontal. Pengaturan ini memberikan pandangan skematis metode diagram Tangga pada kabel
sirkuit kontrol. Function Block Diagram adalah representasi grafis dari tugas kontrol, menggunakan
simbol yang ditentukan oleh DIN 40700 dan DIN 40719. Setiap fungsi diwakili oleh simbol. Input akan
ditampilkan pada simbol kiri dan output di sebelah kanan. Sementara itu, Daftar Pernyataan
menggunakan singkatan mnemonic untuk merumuskan tugas kontrol. Semua fungsi dapat diprogram
dalam STL dan juga ditampilkan dalam STL oleh programmer. Pada dasarnya, format apa pun dapat
dikonversi ke format lain, menggunakan programmer.
Pengembangan logika yang dapat
diprogram ...
5
2
2.7. Pembelajaran BerbasisPembelajaran berbasis Industriindustri adalah pembelajaran yang
dirancang agar siswa memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri [12]. Pendidikan
berbasis industri memerlukan desain dan implementasi pembelajaran yang melibatkan berbagai
pihak eksternal seperti bisnis / industri, pakar industri / bisnis, atau asosiasi profesional.
Perkembangan dunia industri adalah dinamis dan berubah dengan cepat mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan cepat dalam industri menunjukkan bahwa kurikulum
perlu ditinjau untuk melihat apakah ada kecocokan antara apa yang diajarkan di sekolah dengan
kebutuhan industri. Kurikulum pendidikan kejuruan harus dirancang sesuai dengan kebutuhan
industri. Relevansi pendidikan kejuruan dengan industri erat kaitannya dengan kesesuaian isi materi
pembelajaran dalam persiapan tenaga kerja sehingga mudah-mudahan lulusan kejuruan dapat
menerapkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan berdasarkan apa yang dibutuhkan oleh
dunia kerja. Pentingnya konten materi pembelajaran kejuruan yang relevan dengan dunia kerja
digunakan sebagai langkah untuk mengantisipasi perkembangan.

AKU AKU AKU. METODE PENELITIAN 3.1. Pengembangan Model dan Prosedur Desain
penelitian untuk mengembangkan bahan ajar dilakukan dengan mengacu pada pengembangan
model Empat-D (4D) yang diusulkan oleh Thiagarajan dan Semmel. Untuk tujuan penelitian, kami
menggunakan pengembangan aliran bahan ajar yang diadaptasi dari model 4D sebagai berikut:
Pengembangan logika yang dapat
diprogram ...
Gambar 2. Pengembangan dan Pengembangan Bahan Pengajaran
diadaptasi ke 4-D Model

5
3
Pengembangan logika Programmable ..
.

tahapan R & D dijelaskan sebagai berikut: 3.1.1. Tahap definisi (define) Dalam fase definisi, analisis
kebutuhan dilakukan di sekolah dan industri. Di sekolah, analisis kebutuhan adalah analisis guru,
siswa dan SK-KD (standar kompetensi - kompetensi dasar). Hal ini dilakukan untuk mengetahui
masalah dan solusi yang tepat serta untuk menentukan kompetensi peserta didik. Berdasarkan
analisis persyaratan di atas, maka dalam kegiatan ini indikator merumuskan hasil belajar dengan
mengacu pada kompetensi dasar dan hasil belajar yang ingin dicapai. Rincian spesifikasi indikator
hasil pembelajaran bertujuan untuk merumuskan tujuan pembelajaran tertentu, yang pada gilirannya
menjadi dasar untuk persiapan ujian dan merancang bahan ajar Industri berbasis di SMK (Sekolah
Menengah KejuruanSekolah Menengah Kejuruan -).

3.1.2. Tahap Desain 3.1.2.1. Pemilihan Format Pemilihan format dimaksudkan untuk merancang
bahan ajar atau konten pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan metode pengajaran dan
sumber daya pembelajaran yang dikembangkan.

3.1.2.2. Desain awal bahan ajar Kegiatan dalam desain awal meliputi penulisan draf awal bahan ajar.
Hasil desain awal bahan ajar terdiri dari: 1) rencana pelajaran, dan 2) bahan ajar, dan 3) tes prestasi.

3.1.2.3. Pemilihan media pembelajaran Pemilihan media pembelajaran dilakukan dengan tujuan
untuk menentukan media yang sesuai untuk menyajikan materi pembelajaran yang, dalam penelitian
ini, adalah tutorial. Melalui fase desain ini, produk awal dari PLC berbasis industri diperoleh yang
disebut dengan PLC Learning Tutorial (TP-PLC).

3.1.3. Fase pengembangan 3.1.3.1. Validasi Ahli Validasi adalah proses penilaian bahan ajar yang
dilakukan oleh para ahli yaitu: bahan ajar dan ahli media pembelajaran. Validasi ini umumnya
mencakup substansi kebenaran, kesesuaian dengan tingkat pemikiran siswa dan kesesuaian dengan
prinsip dan karakteristik siswa. Validasi desain bahan ajar melibatkan validator yang memiliki
kompetensi dalam pengembangan bahan ajar. Berdasarkan saran mereka, bahan ajar akan
ditingkatkan sehingga menjadi lebih tepat, efektif, bermanfaat, dan berkualitas tinggi.

3.1.3.2. Pengujian Setelah melalui validasi oleh pakar, bahan ajar dan instrumen yang ada kemudian
direvisi sesuai dengan komentar dan saran dari validator. Selanjutnya, mereka akan diuji di kelas tes.

1) Tes individu Pengujian individual dilakukan untuk menguji keterbacaan produk yang melibatkan
tiga siswa (responden) dari tiga kategori prestasi (tinggi, sedang, dan rendah). Pengujian individual
dilakukan dengan prosedur berikut: (a) Berbagi file TP-PLC kepada siswa; (B) Menjelaskan maksud
dan tujuan dari kegiatan percontohan yang dilakukan; (c) Mengoperasikan program TP-PLC untuk
mengamati siswa; (d) Membagikan lembar angket bagi siswa untuk diisi sesuai dengan kriteria yang
telah dibuat; (e) memungkinkan siswa untuk mengevaluasi presentasi di media TP-PLC dan mengisi
evaluasi mereka pada instrumen yang telah diberikan; (F) untuk menganalisis data yang
dikumpulkan. Hasil analisis data digunakan sebagai tolok ukur untuk merevisi TP-PLC. Hasil
perbaikan pada fase pengujian individu ini menjadi produk yang diuji pada kelompok kecil dengan
lebih banyak subjek uji coba. 2) Pengujian dalam kelompok kecil Uji coba kelompok kecil sama
dengan uji coba individu. Uji coba kelompok kecil dilakukan untuk menguji keterbacaan produk yang
melibatkan tujuh siswa (responden) dari tiga kategori prestasi (tinggi, sedang, dan rendah). Uji coba
kelompok kecil juga mengevaluasi bahan ajar dan tutorial media dari beberapa aspek. Prosedurnya
mirip dengan eksperimen yang dilakukan dengan pengujian individual. Setelah pelaksanaan uji coba,
selanjutnya dilakukan analisis data. Hasil revisi pada tahap ini adalah produk yang akan diuji dalam
uji coba lapangan dengan lebih banyak subjek uji coba. 3) Pengujian Di LapanganPengujian di
5
4
lapangan melibatkan 17 orang sebagai subjek uji coba. Prosedur yang dilakukan dalam kegiatan ini
adalah: (a) melakukan pra-tes untuk mendistribusikan materi tentang PLC kepada siswa. Pra-tes
dilakukan sebelum penerapan proses belajar mengajar dengan menggunakan TP-PLC; (B) Pendidik
menerapkan proses belajar mengajar dengan menggunakan media TP-PLC; (C) Siswa sebagai subjek
percobaan mencoba mengikuti proses pembelajaran dengan bantuan komputer yang dilengkapi
dengan CD TP-PLC sebagai media pembelajaran; (D) Pengamat mengamati proses pembelajaran dan
mencatat pengamatan pada lembar pengamatan sesuai dengan aspek dan kriteria yang telah
ditetapkan; (E) untuk melaksanakan tes prestasi (post-test) dan penyediaan tanggapan kuesioner
siswa dan pendidik yang mengisi pada akhir kegiatan pembelajaran. Data diperoleh dari kegiatan uji
coba lapangan melalui observasi, administrasi kuesioner dan tes selanjutnya dianalisis untuk
menentukan apakah TP-PLC PLC yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria kualitas
yang diperlukan yang merupakan kriteria validitas, kepraktisan dan efektivitas.
3.1.4. Fase Penyebaran (Diseminasi) Tahap ini adalah tahap penyebaran menurut model-4D. Dalam
penelitian ini, tahap diseminasi hanya dilakukan dalam bentuk produk sosialisasi karena
pertimbangan waktu dan biaya yang tinggi.
3.1.5. Instrumen Penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian
dalam bentuk: (a) Wawancara analisis kebutuhan untuk kegiatan yang dilakukan di sekolah dan
industri; (B) Kuesioner dalam bentuk: 1) lembar validasi yang lembar validasi RPP (rencana
pembelajaran), lembar validasi bahan pembelajaran, lembar validasi media dan validasi tes hasil
belajar; dan 2) salinan kuesioner tanggapan siswa dan pendidik tentang perangkat yang telah
dikembangkan; (c) Pengamatan aktivitas siswa dan lembar observasi manajemen pembelajaran; (d)
Pre-tes dan post-tes dalam bentuk pertanyaan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mengetahui
pemahaman mereka tentang pengembangan bahan ajar sebelum dan sesudah pengembangan.
3.2. Teknik Analisis Data Jenis data dalam penelitian pengembangan ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif yang dilakukan untuk menilai kualitas
bahan ajar dalam hal validitas, kepraktisan dan efektivitas penggunaannya. Data kualitatif disajikan
dalam bentuk komentar dan saran dari para ahli, pendidik dan peserta didik untuk peningkatan
produk yang akan dijelaskan secara deskriptif kualitatif untuk merevisi produk yang dikembangkan.
Selain itu, analisis data kuantitatif dalam bentuk skor penilaian dari para ahli, pendidik dan siswa.
3.2.1. Analisis validitas data Hasil validasi data dari para ahli untuk setiap instrumen dianalisis dengan
bentuk deskriptif kualitatif dari penilaian umum yang meliputi: sangat valid, tidak valid, cukup valid,
dan tidak valid. Bahan ajar produk dapat digunakan berdasarkan kategori: tanpa revisi, revisi kecil,
revisi besar, dan tidak dapat digunakan masih memerlukan konsultasi lebih lanjut. Validasi data hasil
dari para ahli untuk setiap format pembelajaran dianalisis dengan mempertimbangkan penilaian,
umpan balik, komentar dan saran dari validator. Hasil analisis ini berfungsi sebagai pedoman untuk
merevisi format pembelajaran sesuai dengan butir penilaian jika masih menerima lebih sedikit suara
sebelum ujian. Kategori validitas yang dikutip dan dimodifikasi dari Hobri adalah sebagai berikut [13]:
Tabel 1. Kriteria Analisis validitas No. Interval Kategori 1
Tidak Valid 2
Kurang valid 3
Valid 4
Sangat valid
3.2.2. Analisis kepraktisan data. Analisis kepraktisan data diperoleh melalui analisis data tanggapan
siswa dan pendidik terhadap bahan ajar tutorial PLC yang dikembangkan. Data evaluasi
menggunakan kuesioner berdasarkan pendapat 4-skala oleh Sudjana diproses berdasarkan kriteria
berikut [14]: 1 = Tidak setuju; 2 = Kurang Setuju; 3 = Setuju dan 4 = Sangat Setuju Data dianalisis
lebih lanjut secara deskriptif dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus:
Pengembangan Logika yang Dapat Diprogram ...
55
n = jumlah total subjek yang
memberi makna dan bantuan dalam pengambilan keputusan, kriteria yang digunakan dikutip dan
dimodifikasi dari Arikunto [15] sebagai berikut:
Tabel 2. Tingkat Prestasi danKualifikasi Prestasi
TingkatKualifikasi
1% - 100% Sangat Bagus 61% - 80% Baik 41% - 60% Kurang Baik <41% Tidak Baik
3,2 .3. Analisis efektivitas data 3.2.3.1. Kegiatan analisis data siswa dan pendidik Pengamatan data
kegiatan peserta didik dan pendidik dianalisis dengan membandingkan rata-rata total aktivitas biji-
bijian seperti kriteria penilaian keaktifan. Bahan ajar tutorial PLC yang dikembangkan akan memenuhi
kriteria efektif jika aktivitas peserta didik dan pendidik mencapai skor rata-rata lebih besar dari 2,5.
Kategori kegiatan dikutip dan dimodifikasi dari Hobri adalah sebagai berikut [13]:
Tabel 3. Analisis Kriteria Keaktifan No. Kategori Interval 1
Tidak aktif 2
Kurang aktif 3
Aktif 4
Sangat aktif
3.2.3.2. Analisis Data THB (pre-test dan post-test) Hasil skor uji coba lapangan menggunakan tes
objektif dianalisis dengan melihat perbedaan antara skor pre-test dan post-test.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan pengembangan tutorial bahan ajar berbasis industri
PLC telah dilakukan berdasarkan tahapan penelitian. Mereka adalah:
4.1. Tahap Investigasi Awal (define) Pengamatan di lapangan melalui observasi lapangan dan
wawancara dengan guru mata pelajaran PLC, Otomasi Industri Kejuruan menunjukkan bahwa: a)
kompetensi yang diajarkan di bidang PLC belum relevan dengan kompetensi kejuruan yang
dibutuhkan di dunia industri , b) sumber belajar untuk PLC dalam pembelajaran kejuruan masih
kurang, c) kurangnya pemahaman siswa tentang PLC, dan d) siswa kurang termotivasi untuk
mempelajari mata pelajaran PLC. Sedangkan hasil dari analisis kebutuhan industri dalam bentuk
kompetensi yang dibutuhkan dalam bidang PLC untuk lulusan kejuruan adalah: 1) memahami sistem
otomasi, 2) Mengetahui dan memahami komponen dasar dari sebuah PLC, 3) Mengetahui dan
mampu membedakan penggunaan simbol dalam PLC, 4) Mengetahui komunikasi PLC dengan
peralatan lain, 5) Mengetahui sinyal PLC, 6) memahami fungsi dan keuntungan menggunakan PLC,
7) mengetahui dan memahami pemasangan modul PLC, pemeliharaan PLC dan pemecahan
masalah PLC.
4.1.2. Tahap Desain Hasil dari desain produk awal, terdiri dari: 1) bahan ajar, 2) rencana pelajaran, 3)
Hasil Tes Pembelajaran (pre-test dan post-test, 3) tutorial media, dan 4) penggunaan panduan media
(terlampir). Bahan ajar dan media yang dihasilkan tutorial disebut tutorial pembelajaran PLC (TP-
PLC).
Pengembangan logika yang dapat diprogram ...
56
Pengembangan logika yang dapat
diprogram ...

4.1.3. Fase pengembangan 4.1.3.1. Hasil evaluasi ahli. Hasil analisis validitas produk awal dan
instrumen penelitian menunjukkan bahwa produk awal disajikan dalam bentuk rencana pembelajaran,
bahan ajar, hasil tes pembelajaran, media tutorial, buku pedoman, dan instrumen penelitian yang
telah dikembangkan dalam bentuk lembar observasi aktivitas pendidik, lembar observasi aktivitas
siswa, lembar angket respons siswa dan pendidik, yang memenuhi kriteria validitas dengan kategori
sangat valid berdasarkan penilaian validator. Hasil penilaian umum validator menunjukkan bahwa
produk dan instrumen awal dikembangkan dengan baik dan dapat digunakan untuk melakukan revisi
kecil. Data kualitatif seperti kritik, saran dan umpan balik dari validator kemudian digunakan sebagai
pertimbangan dalam merevisi produk dan instrumen awal. Umpan balik, kritik, dan saran dari para
ahli tentang pengembangan produk bahan ajar, dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Masukan, kritik dan saran dari pakar konten dan media untuk
pengembangan bahan ajar (tutorial) produk industri berbasis No. Component
Input, critiques and suggestions 1. All aspects in students' response Match the
indicator of each aspects in the
instrument with the one that has been observed.
2. Typing There are several typing that are need to be
corrected 3. Language - Make sure that the sentence is not too long.
- The capital letter should not be in the middle of a sentence 4. Learning Material Add
preface and figure list. 5. Tutorial Media In order to be more attractive, it should be
added
with more color combination in tutorial
media.

4.1.3.2 The trial results The test result of individual and small group The results of individual
testing in several aspects such as appearance, language, programming and quality of the content,
show that the product TP PLC developed very well. Likewise, the results of testing in a small group in
the same aspects show that the TP-PLC products are developed very well. Based on the record of
the results of the qualitative evaluation in the form of comments, criticisms and suggestions of
individual respondents in both trials suggest that there is nothing to be revised.

The results of limited field trials Field trials involve 17 people as trial subjects. Field trial was
conducted to obtain data on the practicality and effectiveness of the products developed [16] & [17].
The practicality of developed teaching materials viewed through the response of students and
educators to development result product. The results of the data analysis of students' response to TP-
PLC on a limited field test reached an average score of 3.8 with a percentage of 94.9% in very good
category. The results of the data analysis of the response of educators to TP-PLC teaching materials
received an average score of 3.7 with a percentage of 89.8% in very good category. Based on the
results of the analysis of response data for both students and educators on TP-PLC teaching
materials products showed that TP-PLC teaching materials are practical in use and deserves to be
developed. The effectiveness of teaching materials developed viewed through the activities of
students and educators during the learning process and the scores of pre-test and post-test. The
results of the analysis of observational data on the activities of students and educators in the TP PLC
learning process, obtained an average value of 3.6 and 3.7 with a very active category. To test the
effectiveness of the developed products in addition to the observation activities of students and
educators, learning achievement test also conducted in the form of pre-test and post-test .. The
results of the data analysis of pre-test and post-test shows the average results of the pretest was 60.8
and posttest results amounted to 82.3, by a margin of 21.5. This means that the use of the products of
the development of teaching materials can improve students' score by 21.5%. Based on the analysis
of observational data of students and educators activity as well as the results of the data analysis of
the pre-test and post-test, it can be concluded that the developed PLC tutorial teaching materials
meets the criteria of effectiveness and deserves to be developed.

5
7
The Development of Programmable
logic...

V. CONCLUSIONS AND SUGGESTIONS Based on the results of


research and product development of PLC-based tutorial teaching materials industry, as noted earlier,
it can be concluded: 1. The process of development of industrial -based teaching materials PLC
tutorial refers to the development of the Four-D models that include four phases namely: 1) the stage
of defining the form of the need analysis in schools and industry, 2) design phase to produce the initial
product of teaching materials, 3) the development stage consisting of: product validation and testing
of products. Initial product design results validated and tested to produce a quality product that meets
the category of valid, practical and effective. The results of development process is in the form of
industrial -based teaching materials PLC tutorial that has high quality and referred as PLC Tutorial
Learning (TP-PLC), and 4) the stage of dissemination is done in the form of a product of socialization.
2. The practicality of developed products viewed through the response of students and educators to
development result product. The results of the data analysis on field trials is limited to responses of
students to TP-PLC showed very good category. While educators response to TP-PLC also showed
very good category. From the analysis of the response data of students and educators on the TP-
PLC, suggesting that the developed industrial - based teaching materials PLC tutorial is practical and
feasible. 3. The effectiveness of the developed products from the aspects of: a) the achievement of
learning outcomes in the form of pre-test and post-test, and b) the implementation of the activities of
students and educators based on appropriate indicators set. The results of the data analysis and the
results of pre-test post-test data analysis showed increased scores. This means that the use of the
products of the development of teaching materials can improve the scores of students. Meanwhile,
the results of observational data analysis activities of students during the learning process of TP-PLC
is in the category are very active and the results of the analysis of observational data educators
activity during the learning process TP-PLC also very active in the category. Based on these data, it
was concluded that the PLC tutorial teaching materials developed for use in vocational is effective,
especially at SMK Negeri 1 Makale.
Based on the results of research and development, it is suggested the following: 1. In research
product and development in the form of industrial -based teaching materials PLC tutorial, it is
necessary to do operational field trials on a larger subject, before it is used for the entire vocational
industrial automation systems. It is expected that the greater subjects, the more increase in learning
outcomes. 2. Media tutorial development results can be used as an alternative for the development of
teaching materials for other subjects in vocational, especially at SMK Negeri 1 Makale. 3. Based on
the trials that have been conducted, it turns out that TP-PLC product is effectively used in SMK.
Therefore, it is recommended to other SMK that the developed products can also be applied in their
schools.

VI. ACKNOWLEDGEMENT This research is a part of project


that was funded by Makassar State University Grant in 2014. The authors would like to thank the
university for allocating some funds and facilities for this project.

REFERENCES [1] Djojonegoro, Wardiman. 1998. Pengembangan


Sumber Daya Manusia melalui Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. [2] Law of National Educational System No. 20 Year
2003 about National Education System. [3] Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
[4] Depdiknas. 2008. Sosialisasi KTSP, Pengembangan Bahan Ajar. (Online), (http//www.dikti.go.id/files/ atur/ KTSP-
SMK/11.ppt.accessed on: 05 November 2013). [5] Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
th

[6] Hamalik, Oemar. 2012. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. [7] Rusman. 2012.
Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. [8] Bolton, W. 2009.
Programmable Logic Controller. Jakarta: Erlangga. [9] Ackermann dkk. 1994. Programmable Logic Controllers. Jakarta: Festo
Didactic KG. [10] Omron. 1995. CQM1 Programmable Controller: Training Manual. OMRON. [11] Siemens. 1997. Simatic S5
S5-135U CPU 928. Programming Guide. Germany: Siemens AG. [12] Aini, Qurrotu dkk. 2013. Konsep Pengembangan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Berbasis Industri di Kabupaten Sidoarjo.
(Online), (http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10252-Paper.pdf, Accessed on 20th November 2013). [13] Hobri.
2009. Metodologi Penelitian Pengembangan (Developmental Research). Jember: Proyek DIA-BERMUTU Program
Pendidikan Matematika Universitas Jember. [14] Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya. [15] Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktis. Jakarta: Rineka
Cipta [16] Felisitas Kanan. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Programmable Logic Control Berbasis Industri di SMK.
Unpublished Tesis. [17] Abdul Muis Mappalotteng. 2014. Pengembangan Trainer Panel System Programmable Logic Control
Program ketenagalistrikan
di SMK. Grant Research report , School of Garduate Studies.
DP2M Dikti.

5
8

Anda mungkin juga menyukai