DAYA MANUSIA
PENILAIAN KINERJA
LILIK ANTON BUDIYONO
195010002
IGNATIUS GEOVANI ROSANTONO
195010001
Penilaian Kinerja Karyawan: Definisi, Tujuan dan Manfaat
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja
" yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti
hasil kerja. Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001: 82)
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
1. Kemampuan mereka,
2. Motivasi,
2. Dukungan yang diterima,
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
5. Hubungan mereka dengan organisasi. Kinerja adalah hasil seseorang
secara keseluruhan selama
Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan
tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah disepakati bersama.(Rivai & Basri, 2004: 14 ). Penilaian kinerja sendiri memiliki
beberapa pengertian yaitu:
• Suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat ya
ng berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokusnya
adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa berkinerja
sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan mas
yarakat semuanya memperoleh manfaat. (Schuler & Jackson, 1996:3)
• Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolak ukur kerja individu. Ada
2 macam tujuan utama informasi kinerja yaitu :
Evaluasi yang menekankan perbandingan antar-orang.
Pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan dalam diri seseorang dengan berjala
nnya waktu.
Kinerja organisasi dan kinerja setiap orang akan sangat terganung pada kemampuan manajerial
dari pimpinan. Untuk mengembangkan kompetensi pekerja pimpinan dapat melakukan:
1. Mengidentifikasi dn mengoptimalkan pemanfaatan kekuatan, keunggulan dan potensi yang dimilik
i oleh setiap pegawai
2. Mendorong pekerja untuk terus belajar meningkatkan wawasan danpengetahuannya
2. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada pegawai untuk belajar, baik secara pribadi maupun
melalui pendidikan dan pelatihan yang dirancang dan diprogramkan
3. Membantu setiap orang yang menghadapikesulitan dalam melakukan tugas dengan cara memberi
kan bimbingan, penyuluhan, pelatihan atau pendidikan.
Dimensi kinerja merupakan unsur-unsur dalam pekerjaan yang menunjukkan kinerja. Untuk mengukur kinerja,
dimensi kinerja dikembangkan menjadi indikator kinerja sebagai instrumen untuk mengukur kinerja seorang
pegawai. Dimensi kinerja dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
• Hasil kerja, merupakan keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa yang dapat dihitung dan diukur kual
itas dan kuantitasnya
• Perilaku kerja, adalah perilaku pegawai yang ada hubungannya dengan pekerjaan seperti kerja keras dan
ramah terhadap pelanggan
• Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan merupakan sifat yang diperlukan dalam melaksan
akan pekerjaan.
Untuk mendapatkan hasil penilaian kinerja yang optimal, diperlukan metode penilaian kinerja. Menurut
Robbins dan Judge (2008) ada beberapa tehnik dalam melakukan penilaian kinerja yaitu
- Esai tertulis, merupakan metode penilaian yang sederhana dimana penilai hanya menuliskan yang mengg
ambarkan kekuatan, kekurangan, dari kinerja di masa lampau, potensi dan saran untuk perbaikan bagi kar
yawan
- Insiden kritis, penilai mengfokuskan perilaku yang secara substantive membedakan antara melakukan pek
erjaan secara efektif dan tidak efektif
- Skala penilaian grafis, dalam penilaian ini faktor-faktor kinerja seperti kuantitas dan kualitas pekerjaan, ke
dalam pekerjaan, kerja sama, dan lainlain faktor ditulis dalam suatu daftar, kemudian penilai mempelajari
daftar tersebut dan memberikan penilaian sesuai dengan skala penilaian yang telah ditentukan
- Skala penilaian perilaku berjangkar, mengkombinasikan elemen utama dari pendekatan insiden kritis dan
skala penilaian grafis dimana penilai menilai pegawai berdasarkan hal-hal disepanjang kontinum, tetapi p
oin-poinnya adalah contoh dari perilaku aktual pekerjaan yang ada bukan deskripsi atau sifat umum
- Perbandingan yang dipaksakan, mengevaluasi kinerja seseorang terhadap kinerja orang yang lain atau se
kelompok orang
Tanggung-jawab Penilaian menurut Mondy & Noe (2005) dalam kebanyakan organisasi, departemen sumber
daya manusia bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan desain dan pelaksanaan program penilaian
kinerja. Orang yang mungkin ditunjuk adalah:
1. Atasan langsung bertanggung-jawab untuk menilai kinerja karena dialah yang setiap saat dapat mengam
ati para karyawan.
2. Bawahan berada dalam posisi yang tepat untuk menilai efektivitas manajerial. Pendukung pendekatan ini
percaya bahwa atasan sangat menyadari kebutuhan kelompok kerja dan dapat membuat pekerjaan lebih
baik. Sebaliknya, kritikus khawatir bahwa bawahan takut akan pembalasan.
2. (Peers) Kekuatan utama untuk menilai kinerja adalah rekan kerja, yang memiliki kinerja dan pandangan ya
ng khas, terutama dalam tugas-tugas tim.
3. Evaluasi diri jika karyawan memahami tujuan dan kriteria untuk evaluasi, mereka memiliki posisi yang bai
k untuk menilai kinerja mereka sendiri.
4. Pelanggan organisasi menggunakan pendekatan ini karena hal ini menunjukkan komitmen terhadap pela
nggan, karena karyawan adalah pemegang tanggung-jawab.
Metode-metode penilaian kinerja menurut Mondy & Noe (2005), ada tujuh metode penilaian kinerja yaitu:
Rating Scales
Menilai kinerja pegawai dengan menggunakan skala untuk mengukur faktor-faktor kinerja (performance
factor). Misalnya dalam mengukur tingkat inisiatif dan tanggung jawab pegawai. Skala yang digunakan adalah 1
sampai 5, yaitu 1 adalah yang terburuk dan 5 adalah yang terbaik. Jika tingkat inisiatif dan tanggung jawab pegawai
tersebut biasa saja, maka ia diberi nilai 3 atau 4 dan begitu seterusnya untuk menilai faktor-faktor kinerja lainnya.
Critical Incidents
Evaluator mencatat mengenai apa saja perilaku/pencapaian terbaik dan terburuk (extremely good or
bad behaviour) pegawai. Dalam metode ini, penilai harus menyimpan catatan tertulis tentang tindakan-tindakan atau
prilaku kerja yang sangat positif (high favorable) dan perilaku kerja yang sangat negatif (high unfavorable) selama
periode penilaian.
Essay
Evaluator menulis deskripsi mengenai kekuatan dan kelemahan karyawan, kinerjanya pada masa lalu,
potensinya dan memberikan saran-saran untuk pengembangan pekerja tersebut. Metode ini cenderung lebih memusa
tkan perhatian pada perilaku ekstrim dalam tugas-tugas karyawan daripada pekerjaan atau kinerja rutin yang mereka
lakukan dari hari ke hari. Penilaian seperti ini sangat tergantung kepada kemampuan menulis seorang penilai.
Work standard
Metode ini membandingkan kinerja setiap karyawan dengan standar yang telah ditetapkan sebelu
mnya atau dengan tingkat keluaran yang diharapkan. Standar mencerminkan keluaran normal dari seorang
pekerja yang berprestasi rata-rata, yang bekerja pada kecepatan atau kondisi normal. Agar standar ini
dianggap objektif, para pekerja harus memahami secara jelas bagaimana standar yang ditetapkan.
Ranking
Penilai menempatkan seluruh pekerja dalam satu kelompok sesuai dengan peringkat yang disusun
berdasarkan kinerja secara keseluruhan. Contohnya, pekerja terbaik dalam satu bagian diberi peringkat paling
tinggi dan pekerja yang paling buruk prestasinya diletakkan di peringkat paling bawah. Kesulitan terjadi bila
pekerja menunjukkan prestasi yang hampir sama atau sebanding.
Forced distribution
Penilai harus “memasukkan” individu dari kelompok kerja ke dalam sejumlah kategori yang serupa
dengan sebuah distribusi frekuensi normal. Contoh para pekerja yang termasuk ke dalam 10 persen terbaik di
tempatkan ke dalam kategori tertinggi, 20 persen terbaik sesudahnya ke dalam kategori berikutnya, 40
persen berikutnya ke dalam kategori menengah, 20 persen sesudahnya ke dalam kategori berikutnya, dan 10
persen sisanya ke dalam kategori terendah. Bila sebuah departemen memiliki pekerja yang semuanya
berprestasi istimewa, atasan “dipaksa” untuk memutuskan siapa yang harus dimasukan ke dalam kategori
yang lebih rendah.