PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
penyuluhan pertanian untuk periode satu tahun sebagai keputusan bersama antara
1
pembangunan yang mengarah pada pembahasan pola piker, perwilayahan
rencana yang mengatur suatu kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan dari keputusan ini diprioritaskan
1. Maksud
2
2. Tujuan
penyelenggara penyuluhan;
pelaku usaha, penyuluh dan petugas lingkup pertanian, agar mereka mampu
masyarakat petani.
c. Agar hasil penyuluhan pertanian bisa lebih berdaya guna dan berhasil guna.
berhasil guna, maka tindak lanjut dari programa penyuluhan yaitu Rencana
3
BAB II
KEADAAN UMUM
tahun 2015 dan 2016 (angka sementara) dapat dilihat dalam Tabel 1.
Peningkatan
No. Jenis Komoditas Tahun 2015 Tahun 2016
(%)
1. Padi
Produksi (ton) 3.439,09 3.861,44 11
Luas Panen (ha) 603,35 603,35 100
Produktivitas (ton/ha) 5,7 6,4 11
4
Tabel 2. Populasi Ternak Periode Tahun 2016 dan 2017
Produksi Produksi
No. Jenis Tahun 2015 Tahun 2016 Peningkatan (%)
(ribu ekor) (ribu ekor)
I. Ruminansia
pada tahun 2017 diuraikan menurut masing-masing sub sektor sebagai berikut :
1) Tanaman Pangan
optimal;
harapan yaitu pola konsumsi pangan yang “Beragam, Bergizi Seimbang dan
Aman (B2SA)”;
5
g. Pendapatan petani belum optimal karena ada perbedaan harga yang cukup
besar antara harga ditingkat petani dan harga ditingkat konsumen akhir;
2) Hortikultura
3) Perkebunan
kebutuhan sehari-hari.
4) Peternakan
6
e. Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaku utama dan pelaku
Sasaran pembangunan pertanian terdiri dari sasaran makro dan sasaran mikro
pembangunan pertanian tahun 2018 antara lain diukur dari terjadinya pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB) sector pertanian (tidak termasuk kehutanan dan
2) Investasi
investasi yang berasal dari PMDN sebesar Rp.464.905 milyar dengan laju
7
pertumbuhan 79,2% dan PMA sebesar Rp.159.594 milyar dengan laju
pertumbuhan 72,6%
3) Kesempatan Kerja
oleh sector pertanian pada tahun 2016 menurut sub sektor, digambarkan
sebagai berikut:
a. Kesempatan kerja pada sub sektor tanaman pangan 22,5 juta orang
b. Kesempatan kerja pada sub sektor perkebunan sebanyak 20,9 juta orang
c. Kesempatan kerja pada sub sektor peternakan sebanyak 3,2 juta orang
Proyeksi komoditas tanaman pangan tahun 2016 dan 2017 yang meliputi 7
8
b) Komoditas Peternakan
1. Kelembagaan Petani
sebagai berikut:
3 kelompok P3A, 1 kelompok wanita tani dan gapoktan 1 unit. Dari jumlah
9
gapoktan menjadi lebih kuat dan mandiri, serta manfaat keberadaannya lebih
Pedesaan (PUAP).
10
yang diamanahkan oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tersebut
11
Tabel 7. Keragaan kelembagaan penyuluhan Kabupaten
No Bentuk Kelembagaan Jumlah
1 Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan -
Ditetapkan dengan Perda -
Ditetapkan dengan Pergub -
2 Bagian dari Dinas Lingkup Pertanian,Ketahanan 1
Pangan dan Perikanan
Jumlah 1
dinas Pertanian..
12
b. Kelembagaan Penyuluhan dan Pemerintah
kerja non struktural yang dibentuk dan di kelola secara partisipatif oleh pelaku
tentang kelembagaan penyuluhan dapat segera terbit dalam waktu dekat ini,
13
Tabel 9. Keragaan Ketenagaan Penyuluhan Pertanian di Desa wanio timoreng
rantai pasokan dan nilai tambah (value and supply chain analysis), serta
14
sebagai fasilitator bagi petani, namun juga sebagai penghubung (knowledge
broker) antara petani dengan berbagai lembaga penyedia layanan agribisnis bagi
petani.Hal ini dapat ditempuh melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional
(pelatihan dasar penyuluhan pertanian, pelatihan alih kelompok), diklat teknis dan
15
BAB III
A. MASALAH PERILAKU
secara umum permasalahan perilaku yang dihadapi para pelaku utama, pelaku
1. Tanaman Pangan
16
h. Keterbatasan pengetahuan keterampilan, sikap utama dan petugas dalam
mengakses pasar;
2. Peternakan
pakan lokal;
17
g. Pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama masih terbatas dalam
sumberdaya local;
i. Masih terbatasnya pengetahuan pelaku utama dan stake holder dalam Hama
18
B. MASALAH NON PERILAKU
memfasilitasi pelaku utama dan pelaku usaha yang dikelompokkan dalam aspek-
a. Kelembagaan
penyuluhan;
dengan baik;
penyuluhan;
petani
b. Ketenagaan
1) Kebijakan “satu desa satu penyuluh” belum terpenuhi sehingga belum semua
19
3) Masih rendahnya kompetensi dan profesionalisme Penyuluh Pertanian
Pertanian;
5) Kurang lebih 3000 orang penyuluh pertanian pada tahun 2017 memasuki
usia pensiun
c. Penyelenggaraan
partisipatif;
(DAK), Dana Alokasi Umum (DAU), APBN, maupun kontribusi dari pelaku
kegiatan lain;
20
8) Kurangnya dukungan pemerintah daerah dalam penyediaan, pembiayaan
d. Kerjasama
lapangan
ekonomi petani.
21
BAB IV
1 paket
Tani)
sebanyak 1 kali
ekonomi petani (padi, jagung, kedelai, hortikultura, sapi, tebu) bagi pengurus
22
e. Apresiasi pengembangan jejering dan kemitraan usaha kelembagaan
ekonomi petani (padi, jagung, kedelai, hortikultura, sapi, tebu) bagi pengurus
nasional, 1 paket
23
o. Pengembangan profesionalisme penyuluh pertanian
e. Pemberdayaan kelompoktani
k. Penyusunan programa
sebagai berikut :
a. Tanaman Pangan
SRI
24
Percepatan penganekaragaman komsumsi (P2KP)
Penguatan kebun bibit inti (KBI) dan kebun bibit desa (KBD)
pangan local
Revitalisasi RMU
berbasis tepung ubi jalar berkalori tinggi untuk daerah rawan bencana
PUAP
25
Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan
b. Peternakan
Pemasaran ternak
singkronisasi birahi
Padang penggembalaan
Penyediaan pangan asal ternak yang ASUH (daging, telur, dan susu)
26
Penyelamatan/penjaringan dalam pengendalian sapi/kerbau betina
produktif
Akses permodalan
27
B. KEGIATAN PENYULUHAN NON PERILAKU
1. Kelembagaan Penyuluhan
Peraturan-Peraturan lainnya;
2. Kelembagaan Petani
Posluhdes;
3. Ketenagaan Penyuluhan
28
4. Penyelenggaran Penyuluhan
b. Administrasi kegiatan
d. Penyelenggaraan Penas
m. Pengembangan profesionalisme
o. Apresiasi simluh
pertanian, kendaraan roda dua bagi penyuluh pertanian, alat pengolah data
29
BAB V
PENUTUP
Programa penyuluhan pertanian desa Wanio Timoreng tahun 2018 ini diharapkan
Selanjutnya programa penyuluhan pertanian desa wanio timoreng tahun 2018 ini
diharapkan dapat dijabarkan pelaksanaannya dalam Rencana Kerja Tahunan bagi para
tahun 2018.
30
Sebagai penjabaran dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
ekonomi rata-rata 6,3-6,8% per tahun, (2) inflasi rata-rata 4-6%, (3) tingkat
pengangguran (terbuka) 5-6% pada akhir tahun 2015, dan (4) tingkat kemiskinan 8-
31
10% pada akhir tahun 2015. Selanjutnya RPJMN 2010-2015 tersebut menetapkan
nasional melalui kontribusinya yang nyata terhadap: (1) penyediaan pangan bagi
240 juta penduduk, (2) penyediaan bahan baku industri, (3) penyediaan pakan dan
bio-energi, (4) penyediaan lapangan pekerjaan, (5) produk domestic bruto, (6)
ekspor dan devisa Negara, (7) peningkatan pendapatan masyarakat tani, dan (8)
pelestariaan lingkungan hidup. Untuk itu, selama periode tahun 2010 – 2015,
Pangan, 3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor, dan 4) Peningkatan
a. Program Swasembada
1) Produksi kedelai naik 1,3 juta ton biji kering (2010) menjadi 2,7 juta ton biji
2) Produksi gula naik dari 2,99 juta ton (2010) menjadi 3,1 juta ton pada
3) Produksi daging sapi/kerbau naik dari 0,196 juta ton (2010) menjadi 0,534
padi dari 66,68 juta GKG (2010) menjadi 76,57 juta ton gabah kering giling
32
(GKG) pada tahun 2015 (kenaikan rata-rata 3,55% per tahun) dan
peningkatan produksi jagung dari 19,8 juta ton menjadi 20,83 juta ton pada
b. Skor pola pangan harapan naik dari 86,40 (2010) menjadi 93,30 (2015)
c. Konsumsi buah dan sayuran per kapita mendekati konsumsi standar dari
33
f. Meningkatnya surplus neraca perdagangan dari U$$ 24,30 miliar pada tahun
per tahun
sampai hilir dan mengorganisasi bisnis yang berdaya saing tinggi, serta mampu
berperan serta dalam melestarikan lingkungan hidup.Hal ini sejalan arah RPJM ke-2
Untuk itu, sesuai amanah Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
34
keterampilan, kemampuan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha dalam
tahun 2015 sebagai arah, pedoman, serta alat pengendali pencapaian tujuan
programa penyuluhan pada setiap tingkatan, sehingga saling selaras, dan tidak
propinsi dan tingkat nasional, dengan berdasarkan pada kebutuhan pelaku utama
35
Kebijaksanaan dasar tersebut akan ditempuh langkah-langkah melalui usaha pokok
yang mengatur suatu kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu
rencana kerja.
dengan berbagai metode yang akan digunakan untuk tujuan yang diinginkan
Tujuan penyusunan programa penyuluhan pertanian Tahun 2015 oleh Penyuluh itu
sendiri adalah agar hasil penyuluhan pertanian bisa lebih berdaya guna dan berhasil
36
berhasil guna, maka tindak lanjut dari programa penyuluhan yaitu Rencana Kegiatan
Penyuluhan Pertanian dalam wilayah Desa wanio timoreng Kecamatan Panca Lautang
yang memadukan aspirasi petani dan potensi wilayah dalam Program Dinas Pertanian
dan Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan serta kebijakan Pemerintah Pusat
maupun Daerah dengan tetap mengacu pada Surat Keputusan Menteri Pertanian
Nomor: 25 / PERMENTAN/ OT. 140/ 5/ 2009 Tanggal 13 Mei 2009 Tentang Pedoman
diversifikasi pangan; 3)nilai tambah, daya saing dan ekspor produksi pertanian;
37
I. KEADAAN UMUM WILAYAH
Luas Desa wanio timoreng adalah 4,80 km2 dan terletak pada
ketinggian < 500 meter dari permukaan laut.
2. IKLIM
38
Jenis tanah yang ada di Desa wanio timoreng adalah Alluvial
CoklatKehiataman, tanah berpasir,. pH tanah antara 5,5 – 6,5. Lempung
3.2. Penduduk
4.2. Peternakan
39
4.3. Perikanan
4.4. Perkebunan
5. KELEMBAGAAN
Jumlah 2 8 - -
40
Selain kelembagaan kelompok tani seperti diatas, maka untuk menyukseskan
usahatani,maka terdapat pula kelembagaan pembinaan dan pelayanan seperti
pada tabel 2 berikut ini:
6. KEADAAN EKONOMI
7. KEADAAN SOSIAL
41
Masyarakat petani Desa wanio timoreng adalah masyarakat yang religius
mewarnai kegiatan usaha tani, hal ini nampak dari acara-acara budaya dan
keagamaan yang terus mewarnai dan dijadikan landasan dalam menentukan
keputusan kegiatan untuk berusaha tani.
42
2.1. Perubahan Pola Pikir
43
meningkatkan pendapatan petani memperluas kesempatan kerja mendorong
pemerataan berusaha mendukung pembangunan daerah melalui usaha
Intensifikasi,Diversifikasi, Rehabilitasi, dan Ekstensifikasi secara terpadu/serasi
dan tetap memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup
agar tercapai suatu pembangunan yang dapat berkelanjutan untuk generasi
yang akan datang. Untuk mendukung tujuan yang ingin dicapai, maka daya
dukung yang ada merupakan sumber daya manusia dan sumber daya alam
lebih didaya gunakan dan dimanfaatkan secara optimal. Kebijakan yang di
tempuh adalah upaya untuk meningkatkan produksi paling tidak
memperhatikan produksi yang telah dicapai untuk itu prioritas kegiatan yang
ditetapkan adalah lebih memantapkan penerangan paket teknologi teknologi
pertanian, meningkatkan intenstas pertanaman serta memecahkan masalah
atau kendala penunjang seperti KUT tidak berjalan lancar, permodalan petani
lemah, kurangnya peranan kelompok tani, kurang sehatnya KUD serta pola
pikir masyarakat yang masih perlu diperbaiki.
Dengan kebijakan Petik Olah Jual ini perilaku petani dimotivasi untuk
memprosesing hasil sehingga dapat mengembangkan Industri
rumahtangga/skala kecil yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi keluarga
44
yang dapat memberi nilai tambah terhadap pendapatan dan kesejahteraan
petani sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara makro.
2.4. Gerakan Peningkatan Surplus Beras 2 Juta Ton dan Jagung 1,5 Juta Ton
a. Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan : Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi
Kayu.
b. Sub Sektor Peternakan : Sapi Potong, Kambing, Ayam Buras.
c. Sub Sektor Perikanan :Mina Padi, Kolam.
d. Sub Sektor Perkebunan : Kakao, Jambu Mente, Kopi dan Vanili.
e. Sub Sektor Kehutanan : Getah Pinus.
45
Agroindustri yang diperuntukkan untuk sektor pertanian diarahkan pada
peningkatan kualitas produksi untuk meningkatkan nilai tambah laba dan
pemenuhan bahan baku industri pangan maupun pakan ternak dan ikan.
1. TUJUAN
46
b. Ketersediaan teknologi sarana dan prasarana serta sumber daya lain yang
mendukung kegiatan penyuluhan pertanian.
c. Tingkat kemampuan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) penyuluh
pertanian.
d. Situasi lingkungan fisik sosial dan bumi yang ada.
e. Alokasi pembiayaan.
2. SASARAN
Jumlah 310,60 Ha
.
47
IV. MASALAH
48
4. Penanaman bibit muda 10-15 HSS belum diterapkan petani, karena
dipengaruhi kurangnya tenaga tanam
4. Kurangnya penerapan pemupukan berimbang, terutama petani
penggarap
5. Penggunaan Pupuk Jenis Urea yang berlebihan
6. Kurangnya penggunaan pupuk organik (kompos)
7. Adopsi tehnologi budidaya yang lambat.
8. Penggunaan jarak tanam belum sepenuhnya sesuai anjuran
9. Petani belum sepenuhnya mematuhi anjuran PHT
10.Serangan OPT pada saat tertentu.
11.Fluktuasi harga dari hasil produksi terutama saat panen raya.
12.Kurangnya dinamika kelembagaan kelompok tani.
. 13.Penguatan modal kelompok dan administrasi kelembagaan yang masih
kurang berjalan oleh pengurus kelompok tani.
. 14.Pengembangan dan pemberdayaan poktan dan Gapoktan.
49
AK.5. Sumber daya manusia yang ada dalam keanggotaan kelompok tani tentang
hal penanggulangan organisme pengganggu tumbuhan masih terbatas, hal
ini karena belum semua petani dpat memenuhi dan meyakini manfaat
pertemuan kelompok.
AK.6. Penerapan paket teknologi pemupukan rekomendasi anjuran serta produksi
baru mencapai rata-rata penggunaan pada petani yaitu pupuk Urea 100 %,
SP 36, 50 %, NPK 50 %, ZA 30 %. Benih anjuran 70 %, Organik 25 % dari
rekomendasi Urea : 100 – 200 kg/ha, SP 36 : 50 – 100 kg/ha, NPK : 300 -
kg/ha, dan ZA : 50 kg/ha, Orgnik 500 – 1000 Kg/ha,
AK.7 Pergiliran varietas ditingkat usaha tani masih sangat kurang, hal
inidisebabkan karena fanatiknya petani pada varitas - varietas tertentu.
Jarak tanam yang selalu dianjurkan atau sesuai rekomendasi masih belum
sepenuhnya diterapkan khusunya jarak tanam sistim legowo 2 ; 1.
AK.8. Wawasan petugas/Penyuluh dalam pemahaman arah kebijakan
pembangunan pertanian berwawasan Agribisnis dan Agroindustri masih
lemah.
AK.9. Sumber Daya Manusia (SDM) kelompok tani sebagai unit produksi dalam
pengembangan usahatani belum mengalami peningkatan yang berarti
dibandingkan dengan percepatan pertumbuhanekonomi daerah.
AK.10. Kelompok tani belum dinamis dalam mencari informasi
pertanian yang menunjang usahataninya.Dan kegiatan belajar mengajar
dalam kelompk masih sangat minim.
AK.11. Diversifikasi usaha tani pada lahan sawah belum
dilaksanakan atas dasar pemahaman dan kesadaran petani sehingga
tingkat pendapatan yang diperoleh rendah.
AK.12. Tingginya harga saprodi dan kurangnya biaya oleh
petani akibat dari status petani sebagai petani penggarap.
50
V. CARA MENCAPAI TUJUAN
51
VI. PENUTUP
Oleh karena itu kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu proses mendidik
masyarakat petani, maka upaya perubahan partisipasi mereka harus dilakukan melalui
proses belajar mengajar sesuai kondisi wilayah dan lingkungannya antara aperatur
pemerintah harus senantiasa memberikan motivasi yang kuat secara optimal melalui
media dan metode yang cocok sehingga sasaran yang dituju dapat terwujud.
52
53