Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Angka Kematian IBU (AKI) merupakan salah satu indikator penting
dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat.Angka
kematian ibu (Maternal Mortality rate) adalah jumlah Kematian
ibu yang terjadi selama masa kehamilan ,persalinan , dan nifas
yang disebabkan oleh pengelolaannya bukan karena sebab-
sebab lain seperti kecelakaan,terjatuh dan lain-lain disetiap
100.000 kelahiran hidup .
Jumlah Kematian ibu di indonesia menurun dari 2015 berjumlah
4.999,pada tahun 2016 berjumlah 4.912 dan pada tahun 2017
berjumlah 1.712 Jumlah Kematian ibu didunia menurun sebesar
44% dari 385 Kematian menjadi 303 Kematian per 100.000
kelahiran hidup.penyebab terjadinya AKI yaitu perdarahan (42%),
eklampsi/ preeklamsi (13%), abortus (11%),infeksi (10%), partus
lama/persalinan macet(9%),dan penyebab lain (15%)
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah angka yang menunjukkan
banyaknya Kematian bayi 0-1 tahun dari setiap 1000 kelahiran
hidup pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai
probalitas bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun
(dinyatakan dengan perseribu kelahiran hidup). Semua angka
Kematian bayindan anak berdasarkan hasil SDKI 2017
menunjukkan angka lebih rendah dibandingkan dengan hasil
SDKI 2012.Angka Kematian bayi dibawah lima tahun (balita) juga
megalami penurunan dari 40 per 1000 kelahiran di 2012 menjadi
32 per 1000 kelahiran di 2017. Salah satu tujuan dan program
sustainable Development Goals ( SDGs) yaitu mencapai
kesehatan yang baik dan menjamin ke hidup yan sehat serta
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia
dengan target yaitu mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI)
hingga dibawah 70/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 dan
mengakhiri Kematian ibu dan balita ( Mandola ,2016).
Tinggib rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi ( AKB) disuatu Negara dapat dilihat dari
kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetrij yang
bermutu dan menyeluruh .Dari hasil survei yang dilakukan telah
menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu,namun demikian
upaya untuk mewujudkan target masih membutuhkan komitmen
dan usaha keras terus menurus (Kemenkes RI,2010).
Target AKI menurun WHO pasai 2030 berjumlah 70/100.000.
Kelahiran. Dari Dinas Kesehatan Indonesia pada tahun 2015
berjumlah 4.999 Kematian. Sementara itu berdasarkan Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka
Kematian Ibu (AKI ) berjumlah 32/1000 kelahiran, sedangkan
pada tahun 2017 AKI menurun menjadi 15/1000 kelahiran.
Kematian ibu di sebabkan oleh Komplokasi Ispa, Deman dan
Preeklamsi .Penyebab AKB yaitu terkait dengan kondisi sosial,
ekonomi masyarakat di indonesia.
Data cakupan Ke hamilan di Indonesia sebanyak 5.355.710 jiwa
dan jumlah K4 4.555.648 jiwa, jumlah persalinan 5.112,269
jiwa,serta jumlah Kunjungan Neonatus Pertama (KN1) sebanyak
4.431.573 jiwa dan jumlah keluarga Berencana (KB) sebesar
36.306.662 jiwa (Kemenkes RI, 2016).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh AKU tahun
2017 yang di laporarkan dari perhitungan AKI dab AKB di Provinsi
Aceh menjadi salah satu keberhasilan dalam menekan AKI yang
berjumlah 143 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan
AKI Nasional sebanyak 305 per 1000.000 Kelahiran hidup/,
sementara AKB berjumlah 15 pet 1000 kelahiran hidup jauh
dibawah AKB Nasional berjumlah 32 per 1000 kelahiran hidup
(Dinkes Aceh ,2016)
Data cakupan kehamilan di Provinsi Aceh sebanyak 128.250 dan
jumlah K4 101.326, jumlah persalinan 95.556, serta jumlah

2
Kunjungan Neonatus 1(KN1) sebanyak 101.540 dan jumlah
Keluarga Berencana (KB) sebesar 678.513 (Kemenkes RI,2018).
Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen menyebutkan bahwa kasus
Kematian ibu pada tahun 2018 berjumlah 142/100.000 jiwa
kelahiran dan kasus Kematian bayi sebanyak 12/1000 jiwa
kelahiran. Kasus Kematian bayi ini mengalami penurunan
sebanyak 29 jiwa di mana pada tahun 2017 dimana pada tahun
2017 berjumlah 108 jiwa.pada tahun 2017 di dapatkan pula
Kunjungan pertama (K1) sebanyak 9843 jiwa (99%), Kunjungan
nifas ke empat (K4( sebanyak 8755 jiwa (88%), jumlah persalinan
ditolong tenagan kesehatan berjumlah 8780 jiwa (92%),/
persalinan yang ditolong difasilitas kesehatan berjumlah 8777 jiwa
(92%),dan Kunjungan nifas (KF) sebanyak 8751 (92 $), disusul
dengan jumlah Kunjungan Nifas pertama (KF1) berjumlah 8794
(97%) dan Kunjungan Nifas (KN lengkap sebanyak 8229 jiwa (91%)
D(Dinkes bireuen, 2017 ). Data di tahun 2018 juga didapatkan ,
kunjungan pertama (K1) berjumlah 8438 jiwa (94%), Kunjungan Ke
empat (K4) berjumlah 8332 jiwa (83%), jumlah persalinan ditolong
tenaga kesehatan berjumlah 8 jiwa (0.1%), persalinan yang di
tolong difasilitas pelayanan kesehatan berjumlah 8599 jiwa (89%)
dan kunjungan nifas Ke 1 (KF1) sebanyak 7214 (75%(). Disusul
dengan jumlah Kunjungan Neonatus Lengkap (KN) Lengkap
sebanyak 7929 jiwa (87%). ( Dinkes Bireuen ,2018 )
Data yang diperoleh dipukesmas kota juang Kabupaten Bireuen
Tahun 2018 tidak di patkan Kematian ibu dan Kematian bayi,
sedangjan sasaran ibu hamil 18,572, di dapatkan cakupan
pemeriksaan kehamilan K1 berjumlah 384 jiwa dan K4 berjumlah
360 jiwa, jumlah ibu nifas berjumlah 439 jiwa, persalinan yang
ditolong fasilitas kesehatan sebanyak 24 jiwa, dan di dapatkan
penggunaan KB aktif berjumlah 2.288 jiwa.
Sedangkan pada tahun 2018 tidak didapatkan Kematian ibu
sedangkan Kematian bayi sejumlah 12 jiwa didapatkan cakupan
pemeriksaan kehamilan K1 berjumlah 92,7 jiwa dan K4 berjumlah

3
87,6 jiwa, jumlah ibu nifas berjumlah 86,3 jiwa ,dan didapatkan
pengguna KB aktif berjumlah 2.279 jiwa.
Data yang didapatkan di praktik mandiri bidan muaddah
kecamatan kota juang Kabupaten Bireuen pada tahun 2017
didapatkan data cakupan pemeriksaan kehamilan yaitu K1
berjumlah 27 jiwa , dan K4 berjumlah 149 jiwa, jumlah ibu bersalin
sebanyak 126 jiwa dan didapatkan pengguna KB aktif berjumlah
245 jiwa. Dibandingkan 2018 di dapatkan data cakupan ke
cakupan pemeriksaan kehamilan yaitu K1 berjumlah 216 jiwa ,
dan K4 berjumlah 216 jiwa dan di dapatkan pengguna KB aktif
berjumlah 337 jiwa.
Berdasarkan latar belakang diatas dan ditinjuan dan hasil
cakupan asuhan kehamilan , cakupan pertilongan persalinan
oleh tenaga kesehatan difaselitas kesehatan, cakupan kunjungan
nifas, dan cakupan pelayanan KB yang telah di capai diprovinsi
aceh , khususnya Kabupaten Bireuen masih dalam usaha
pencapaian sesuai dengan target nasional yang telah
ditetapkan. Maka dari itu, maka perlu ditingkatkan dalam upaya
pencapaian pelayanan sesuai target, sehingga penulis tertarik
untuk memberikan asuhan pelayanan kesehatan secara
komprehensif pada ibu R di Praktik Mandiri Bidan kecamatan kuta
juang kota juang Kabupaten Bireuen.

Anda mungkin juga menyukai