B A B XIX
A. PENDAHULUAN
XIX/3
menguntungkan. Sementara itu, untuk menjadikan persebaran
penduduk menjadi lebih merata dilaksanakan transmigrasi dan
kebijakan antar kerja antar daerah (AKAD).
B. KEPENDUDUKAN
XIX/4
Upaya penurunan tingkat kematian dilaksanakan melalui
usaha peningkatan gizi ibu dan anak serta usaha mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan menyediakan
sarana dan prasarana kesehatan sehingga mencapai daerah-dae
-rah terpencil. Penurunan tingkat kematian bayi selanjutnya
dapat memberikan dampak pada percepatan pencapaian usaha
penurunan tingkat kelahiran.
XIX/5
Upaya pembangunan di bidang kesehatan telah meningkatkan
sarana dan prasarana kesehatan sehingga dapat dijangkau oleh
masyarakat banyak. Di samping itu, telah pula terjadi pening-
katan kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Hal-hal ini
akan mempunyai dampak positif terhadap peningkatan angka
harapan hidup yang selanjutnya akan menunjang peningkatan
kualitas penduduk.
d. Pendidikan Kependudukan
XIX/6
formal dan juga pendidikan informal. Melalui pendidikan kepen-
dudukan diharapkan setiap anak didik memiliki pengertian, ke-
sadaran, sikap dan tingkah laku yang rasional dan bertanggung
jawab tentang pengaruh pertambahan penduduk terhadap kehidup -
an manusia. Dengan demikian generasi muda akan semakin sadar
akan pentingnya menunda usia perkawinan dan melakukan penja-
rangan kehamilan jika sudah berkeluarga.
XIX/7
dengan kependudukan. Sejak tahun 1987 telah diberikan beasiswa
di bidang kependudukan kepada 9 orang untuk program S-3,
70 orang untuk program S-2 di luar negeri dan sebanyak
60 orang untuk mengikuti pendidikan S-2 di dalam negeri.
XIX/8
akan menggambarkan keadaan kependudukan dan lingkungan hidup
secara nasional. Dengan adanya NKLD diharapkan adanya proses
pembangunan yang di dalamnya terkandung keselarasan antara
keadaan kependudukan dan lingkungan hidup yang pada gilirannya
akan dapat meningkatkan kualitas masyarakat.
XIX/9
dan dibina oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).
Pencapaian kegiatan BKB mengalami peningkatan dari 1.224 ke-
lompok pada akhir Repelita IV menjadi 6.225 kelompok pada ta-
hun 1990/91. Kemudian pada tahun 1991/92 telah meningkat men-
jadi 20.491 kelompok. Peningkatan kelompok BKB tersebut dise-
babkan oleh adanya pelatihan BKB bagi kader-kader serta par-
tisipasi masyarakat yang semakin meningkat. Kelompok-kelompok
bina keluarga balita tersebut tersebar di seluruh propinsi di
Indonesia.
i. Registrasi Penduduk
C. KELUARGA BERENCANA
XIX/10
Untuk menunjang dan mempercepat pencapaian tujuan pemba-
ngunan KB telah ditetapkan beberapa kebijakan, yaitu perluasan
jangkauan, pembinaan terhadap peserta KB agar secara terus
menerus memakai alat kontrasepsi, pelembagaan dan pembudayaan
NKKBS serta peningkatan keterpaduan pelaksanaan keluarga
berencana. Selanjutnya untuk mendukung pelaksanaan kebijakan
tersebut terus dimantapkan usaha-usaha operasional dalam ben-
tuk upaya pemerataan penggarapan KB, peningkatan kualitas baik
tenaga, maupun sarana pelayanan KB, penggalangan keman-
dirian, peningkatan peran serta generasi muda, dan pemantapan
pelaksanaan program di lapangan.
XIX/11
Dalam rangka meningkatkan mutu kegiatan penerangan dan
motivasi serta memperkuat pelaksanaan KB di lapangan telah
ditingkatkan jumlah, kemampuan serta keterampilan para petu-
gas penerangan KB. Hal ini dilakukan melalui pelatihan bagi
mereka. Pada tahun ketiga Repelita V telah diberikan pelatihan
kepada 3.210 orang petugas penerangan KB. Kegiatan lain
yang dilakukan dalam tahun 1991/92 adalah mengembangkan sara-
na penerangannya (KIE-KIT), sesuai dengan perkembangan pro-
gram KB. Isi pesan penerangan dan motivasi KB disesuaikan
dengan sasaran, yaitu mereka yang belum mencapai usia subur
(Pra-PUS), Pasangan Usia Subur (PUS) dan peserta KB. Isi
pesan penerangan kepada Pra-PUS lebih ditekankan pada masalah
reproduksi sehat. Antara lain diberikan penjelasan mengenai
umur ideal untuk melaksanakan perkawinan dan umur ideal bagi
seorang ibu untuk melahirkan anak pertama. Sementara itu ke-
pada PUS yang belum melaksanakan KB diajak untuk memakai sa-
lah satu alat kontrasepsi. Kepada mereka diberikan penerangan
tentang efek samping penggunaan alat kontrasepsi agar mampu
memilih alat kontrasepsi yang sesuai. Kepada Pasangan Usia
Subur yang telah melaksanakan KB diberikan penerangan yang
dimaksudkan untuk mendorong agar mereka tetap memakai kon-
trasepsi. Mereka juga diarahkan agar memakai jenis alat kon-
trasepsi yang dapat memberikan perlindungan yang lebih lama
terhadap terjadinya kehamilan. Kegiatan penerangan dan moti-
vasi juga dilakukan melalui berbagai lembaga yang ada dalam
masyarakat.
b. Pelembagaan Pelaksanaan KB
XIX/12
kelangsungan pemakaian kontrasepsi, pemberian pelayanan alat
kontrasepsi, khususnya pelayanan ulang penyediaan pil dan
kondom, dan penyebarluasan gagasan NKKBS. Melalui lembaga
tersebut diharapkan masyarakat akan makin merasa ikut serta
bertanggung jawab atas pengelolaan dan pelaksanaan program KB
dan akan makin berkembang kemandirian dalam pengelolaan
program KB.
TABEL XIX - 1
Repelita V
Jenis kelompok
Peserta KB 1988/89 1989/90 1990/91 1991/92
Pembantu Pembina
KB Desa (PPKBD) 81.428 83.409 83.409 72.305
Sub-Pembantu
Pembina KB Desa
(Sub-PPKBD) 219.706 244.273 259.503 272.180
XIX/13
c. Pendidikan KB
XIX/14
TABEL XIX – 2
JUMLAH TENAGA PROGRAM KB YANG MENDAPATKAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KELUARGA BERENCANA,
1988/89 – 1991/92
(orang)
XIX/15
pembantu pembina KB desa pada tahun 1991/92 ini karena sasaran
pelatihan lebih diarahkan kepada kelompok peserta KB di
wilayah yang lebih kecil dari desa.
e. Pelayanan Kontrasepsi
XIX/16
TABBL XIX - 3
Repelita V
TABEL XIX - 4
Repelita V
Jenis Personil
Klinik KB 1988/89 1989/90 1990/91 1991/92
XIX/17
Jumlah 37.263 37.359 38.996 46.286
klinik juga ditingkatkan (label XIX-4). Pada akhir Repe -
lita IV jumlah personalia klinik meliputi 37.263 orang dan
pada tahun 1991/92 meningkat menjadi 46.286 orang.
XIX/18
TABEL XIX -5
JUMLAH KEGIATAN TIM KB KELILING (TKBK),
1988/89 - 1991/92
(buah)
Repelita V
TABEL XIX - 6
PENCAPA1AN HASIL SASARAN PESERTA KB
BARU,
1988/89 - 1991/92
(ribu orang)
Repelita V
Wilayah 1988/89 1989/90 1990/9 1991/9
1 2
Jawa - Bali
Sasaran Repelita 3.674,3 2.803,7 2.800,0 2.764,3
Pencapaian 3.707,5 2.725,6 2.737,3 2.710,8
Persentase (100,91) (97,2%) (97,8%) (98,1%)
Luar Jawa - Bali I
XIX/19
Jumlah peserta KB baru pada tahun ketiga Repelita V ada-
lah sebanyak 4,5 juta PUS (Tabel XIX-6). Jumlah ini naik se-
kitar 52,3 ribu PUS dibandingkan pada tahun 1990/91. Jumlah
PUS yang berhasil diajak menjadi peserta KB pada tahun
1991/92 mencapai 102,8% dari sasaran yang ditetapkan dalam
Repelita V untuk tahun tersebut. Pencapaian sasaran Repe-
lita V di tiga wilayah penggarapan KB memberikan gambaran
yang cukup bervariasi. Dari ketiga wilayah tersebut hanya
wilayah Jawa-Bali yang tidak mencapai sasaran yang ditetap-
kan. Pengalaman yang demikian di Jawa-Bali sudah berlangsung
sejak awal Repelita V. Hal ini disebabkan di wilayah Jawa-Bali
jumlah PUS yang belum ber-KB relatif sedikit sehingga semakin
sulit mencari pasangan usia subur yang dapat diajak ber-KB.
Hal ini antara lain disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa
sebagian besar dari PUS yang belum ber-KB di Jawa dan Bali
masih berusia muda dan atau anaknya masih sedikit sehingga
masih mengharapkan mempunyai anak. Untuk wilayah Luar Jawa-
Bali I dan Luar Jawa-Bali II pada akhir Repelita IV masyara-
kat yang berhasil diajak menjadi peserta KB baru masing-masing
mencapai 84,0% dan 92,3% dari sasaran yang ditetapkan. Tingkat
pencapaian sasaran ini menjadi masing-masing sebesar 113,0%
dan 104,5% pada tahun ketiga Repelita V. Peningkatan penca-
paian yang melebihi sasaran baik di wilayah Luar Jawa-Bali I
maupun di wilayah Luar Jawa-Bali II disebabkan oleh kegiatan-
kegiatan yang bertujuan memperluas jangkauan program, terutama
di daerah terpencil dan daerah transmigrasi. Di sawing itu,
sejak awal Repelita V telah ditingkatkan pula penggarapan
pelaksanaan KB di daerah kepulauan, antara lain kepulauan-
kepulauan di propinsi Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara,
DKI Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Sela-
tan dan Sulawesi Utara.
XIX/20
TABEL XIX - 7
Repelita V
XIX/21
menggunakan alat kontrasepsi dengan tingkat perlindungan yang
lebih efektif terhadap kehamilan. Persentase peserta KB baru
yang memakai alat kontrasepsi efektif pada tahun pertama Re-
pelita V naik menjadi 33,6% untuk kemudian menurun menjadi
26,7% pada tahun ketiga Repelita V. Mungkin sekali penurunan
ini terjadi antara lain karena PUS yang menjadi peserta KB
baru terdiri atas mereka yang berumur muda sehingga cenderung
memakai alat kontrasepsi yang berjangka tidak lama karena
masih ingin mempunyai anak kemudian. Kemungkinan lain adalah:
para peserta KB baru memakai alat kontrasepsi yang tidak se-
penuhnya mendapatkan subsidi penuh dari pemerintah, yaitu
alat kontrasepsi dengan tanda Lingkaran Biru. Sampai saat ini
alat kontrasepsi yang memakai tanda Lingkaran Biru baru ada
beberapa jenis, yaitu Pil, Kondom, Suntikan, dan IUD jenis
Copper-T.
XIX/22
TABEL XIX - 8
PENCAPAIAN HASIL SASARAN PESERTA KB AKTIF,
1988/89 - 1991/92
(ribu orang)
Repelita
1988/8 V
Wilayah 1989/90 1990/9 1991/9
9 1 2
Jawa - Bali
XIX/23
berpengaruh terhadap tingkat pencapaian peserta KB aktif se-
cara nasional.
XIX/24
TABEL XIX – 9
XIX/25
GRAFIK XIX – 1
Repelita V
XIX/28
Usaha Peningkatan Gizi Keluarga (UPGK) dan Usaha Peningkatan
Pendapatan Kelompok Akseptor (UPPKA). Sementara itu sub-sis-
tem pencatatan dan pelaporan pendataan PUS dan peserta KB
dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi mengenai jum-
lah Pasangan Usia Subur (PUS), jumlah peserta KB aktif menu-
rut jenis alat kontrasepsi yang dipakai, jumlah PUS yang bu-
kan peserta KB, dan jumlah anak balita.