PKN Analsis 6
PKN Analsis 6
Muso bersama amir syarifuddin menyatukan berbagai kelompok kiri ke dalam PKI.
PKI memberontak karena menginginkan Indonesia menjadi negara komunis.
Gerakan NII ini bertujuan untuk menjadikan Republik Indonesia sebagai sebuah
Negara yang menerapkan dasar Agama Islam sebagai dasar Negara. Dalam proklamasinya
tertulis bahwa “Hukum yang berlaku di Negara Islam Indonesia adalah Hukum Islam” atau
lebih jelasnya lagi, di dalam undang-undang tertulis bahwa “Negara Berdasarkan Islam”
dan “Hukum tertinggi adalah Al Qur’an dan Hadist”. Pemberontakan ini terjadi diberbagai
daerah bukan hanya dipulau jawa saja tetapi pulau yang lain seperti pulau kalimantan dan
sumatera.
c. Pemberontakan G30S/PKI
Peristiwa (G-30S/PKI) adalah salah satu pemberontakan komunis yang terjadi di bulan
september tahun 1965. Dalam kudeta ini, setidaknya 7 perwira tinggi militer yang
terbunuh. Hingga saat ini, peristiwa (G-30 S/PKI) tetap menjadi perdebatan antara benar
atau tidaknya partai komunis IDN yang bertanggung jawab dalam peritiwa tersebut.
Masyarakat curiga karena adanya isu yang menyatakan bahwa PKI adalah dalang dibalik
terjadinya peristiwa 30 september, yang mana pada saat itu parlemen sedang dibubarkan
dan Soekarno sendiri justru menetapkan bahwa konstitusi harus berada di bawah dekrit
presiden.
7 nama jenderal yang terbunuh pada peristiwa G-30 S/PKI
a. Jendral Ahmad Yani.
b. Mayjend Donald Isaac Panjaitan.
c. Brijen Katamso Darmokusumo.
d. Letjen Mas Tirtodarmo Haryono.
e. Letjen Suprapto.
f. Kapten Pierre Tandean.
g. K.S Tubun.
G30S merupakan persoalan internal AD. Dalang gerakan 30 september adlah Dinas
Intelijen Amerika Serikat (CIA). Gerakan ini merupakan pertemuan antara kepentingan
Inggris-AS. Soekarno adalah dalang Gerakan 30 September. Dalang G30 adalah PKI
APRA ini meletus pada 23 Januari 1950 di Bandung. Pada saat itu APRA melakukan
serangan dan menduduki Kota Bandung. latar belakang pemberontakan APRA ini dipicu
oleh adanya friksi dalam tubuh Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).
Friksi yang terjadi itu antara tentara pendukung unitaris (TNI) dengan tentara pendukung
federalis (KNIL/KL).
APRA ini menjadi tragedi politik dan ideologis nasional, tepatnya di masa perjuangan
Republik Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. APRA sendiri dipimpin oleh
Raymond Westerling dan memiliki 800 serdadu bekas KNIL. Gerakan yang dipimpin oleh
Raymond Westerling ini berhasil mengusai markas Staf Divisi Siliwangi, sekaligus
membunuh ratusan prajurit Divisi Siliwangi. Setelah mengusasi Siliwangi, Westerling
bekerja sama dengan Sultan Hamid II merencanakan untuk menyerang Jakarta. Tujuannya
adalah untuk menculik dan membunuh menteri-menteri Republik Indonesia Serikat (RIS)
yang saat itu tengah bersidang. Namun usaha tersebut gagal karena pasukan APRIS.
Perdana Menteri RIS pada waktu itu Drs. Moh. Hatta, melakukan perundingan dengan
Komisaris Tinggi Belanda dalam merespon hal tersebut. berkat perundingan yang
diadakan oleh Drs. Moh. Hatta dengan Komisaris Tinggi Belanda, akhirnya Mayor
Jenderal Engels yang merupakan Komandan Tinggi Belanda di Bandung, mendesak
Westerling untuk meninggalkan Kota Bandung. Berkat hal itu, APRA pun berhasil
dilumpuhkan oleh pasukan APRIS.
b. RMS
c. Andi Aziz