2. Riwayat Pengobatan :
Pasien tidak sedang dalam pengobatan apapun
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
Tidak ada
4. Riwayat Keluarga :
Tidak ada
5. Lain-lain : riwayat alergi obat sebelumnya tidak ada.
6. Pemeriksaan :
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : CM
Tanda vital
Nadi : 100 x/menit, regular
Tensi : 120/80 mmHg
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8 C (aksilla)
SpO2 : 98%
1
Akral : Hangat, CRT < 2 detik
PRIMARY SURVEY
A : Clear
B : Clear
C : Clear
SECONDARY SURVEY
Status Generalis
Kepala
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor,
diameter 2 mm, reflek cahaya +/+
Leher : jejas (-), pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax
Paru : vesikuler; ronki -/-, wheezing -/-
Jantung : bunyi jantung S1 S2 regular, suara jantung tambahan (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, venektasi (-), massa (-)
Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani (+), ascites (-)
Ekstremitas:
Akral hangat, CRT < 2 detik, edema tungkai (-)
- Psoas sign (+)
Pemeriksaan Penunjang
Hb 13 g/dl
Leukosit 13.000 /mm3
Hematokrit 39 %
Trombosit 225.000 /mm3
2
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. SUBYEKTIF
Pasien datang mengeluh jari tangan kiri terpotong saat bekerja. Pasien bekerja sebagai
pemotong kelapa. Jari tangan tidak sengaja terpenggal saaat pasien memotong kelapa.
Bagian jari terputus. Perdarahan +.
2. OBYEKTIF
Amputatum distal falang digiti II manus sinistra. Perdarahan aktif tidak ada.
3. ASSESMENT
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis
baik yang bersifat total maupun parsial. Fraktur terbuka adalah suatu fraktur yang
terdapathubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri
dan dapat menimbulkan komplikasi infeksi.
Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan 1. Adanya patah tulang terbuka setelah terjadinya
trauma 2. Nyeri 3. Sulit digerakkan 4. Deformitas 5. Bengkak 6. Perubahan warna 7.
Gangguan sensibilitas 8. Kelemahan otot.
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi (look) Adanya luka terbuka pada kulit yang dapat berupa tusukan tulang yang
tajam keluar menembus kulit atau dari luar oleh karena tertembus, misalnya oleh peluru atau
trauma langsung dengan fraktur yang terpapar dengan dunia luar.
3
2. Palpasi (feel) a. Robekan kulit yang terpapar dunia luar b. Nyeri tekan c. Terabanya
jaringan tulang yang menonjol keluar d. Adanya deformitas e. Panjang anggota gerak
berkurang dibandingkan sisi yang sehat
3. Gerak (move) Umumnya tidak dapat digerakkan Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan
radiologi, berupa: Foto polos dilakukan pemeriksaan dalam proyeksi AP dan lateral
Klasifikasi
Fraktur terbuka dibagi menjadi tiga kelompok:
1. Grade I a. Fraktur terbuka dengan luka kulit kurang dari 1 cm dan bersih b. Kerusakan
jaringan minimal, frakturnya simple atau oblique dan sedikit kominutif .
2. Grade II a. Fraktur terbuka dengan luka robek lebih dari 1 cm, tanpa ada kerusakan jaringan
lunak, b. Flap kontusio avulsi yang luas serta fraktur kominutif sedang dan kontaminasi
sedang.
3. Grade III
Fraktur terbuka segmental atau kerusakan jaringan lunak yang luas atau amputasi traumatic,
derajad kontaminasi yang berat dan trauma dengan kecepatan tinggi.
Fraktur grade III dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Grade IIIa: Fraktur segmental atau sangat kominutif penutupan tulang dengan jaringan
lunak cukup adekuat.
b. Grade IIIb: Trauma sangat berat atau kehilangan jaringan lunak yang cukup luas,
terkelupasnya daerah periosteum dan tulang tampak terbuka,serta adanya kontaminasi yang
cukup berat.
c. Grade IIIc: Fraktur dengan kerusakan pembuluh darah.
Komplikasi Perdarahan, syok septik sampai kematian, septikemia, toksemia oleh karena
infeksi piogenik, tetanus, gangrene, perdarahan sekunder, osteomielitis kronik, delayed
union, nonunion dan malunion, kekakuan sendi, komplikasi lain oleh karena perawatan yang
lama
4
3. Lakukan imobilisasi fraktur
4. Pasang cairan dan berikan antibiotika intra vena yang sesuai dan adekuat kemudian segera
rujuk kelayanan sekunder.
Penatalaksanaan
1. Pembersihan terhadap luka fraktur, dengan cara irigasi dengan NaCl fisiologis secara
mekanis untuk mengeluarkan benda asing yang melekat.
2. Balut luka untuk menghentikan perdarahan, pada fraktur dengan tulang menonjol
keluarsedapat mungkin dihindari memasukkan komponen tulang tersebut kembali kedalam
luka.
3. Fraktur grade II dan III sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna.
4. Pemberian antibiotika: merupakan cara efektif mencegah terjadinya infeksi pada fraktur
terbuka. Antibiotika yang diberikan sebaiknya dengan dosis yang besar. Untuk fraktur
terbuka antibiotika yang dianjurkan adalah golongan cephalosporin, dan dikombinasi dengan
golongan aminoglikosida.
5. Pencegahan tetanus: semua penderita dengan fraktur terbuka perlu diberikan pencegahan
tetanus. Pada penderita yang telah mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian tetanus
toksoid tapi bagi yang belum, dapat diberikan 250 unit tetanus imunoglobulin. Kriteria
Rujukan
Pasien segera dirujuk setelah kondisi lebih stabil dengan tetap mengawasi tanda vital.
4. PLAN
Diagnosis : Amputatum distal falang digiti II manus sinistra
Penatalaksanaan :
Ketorolac 30 mg IV
Ranitidine 50 mg IV
ATS 250 unit IM
Wound toilet
Konsul Bedah
- Persiapan operasi repair amputatum
- Ceftriaxone 1 gr IV