Anda di halaman 1dari 5

BAB I

LATAR BELAKANG
1.1 Latar belakang
Seni adalah hasil kerja dan gagasan manusia yang melibatkan kemampuan kreatif, kepakaan
indera, kepekaan hati dan pikir untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki kesan indah, selaras,
bernilai seni, dan lainnya. Dalam penciptaan suatu karya seni yang dilakukan oleh oleh para
seniman membutuhkan kemampuan terampil kreatif secara khusus sesuai jenis karya seni yang
dibuatnya. Bentuk karya seni yang ada sekarang ini cukup beragam dilihat dari bentuk kreasi seni,
proses dan teknik berkarya serta wujud media yang digunakannya (Sumanto, 2006:5).
Mengkaji tentang seni maka tidak terlepas dengan beragam seni lokal dari setiap daerah. Salah
satu daerah dengan keberagaman seni adalah Kota Blitar. Kota Blitar mempunyai luas 32.58 km2 ,
yang terdiri dari tiga kecamatan yaitu, Kecamatan Kepanjenkidul, Kecamatan Sananwetan, dan
Kecamatan Sukorejo. Kecamatan Kepanjen kidul terkenal dengan sentral industri pengerajin kayu
yang terletak di Kelurahan Sentul dan Tanggung. Kecamatan Sananwetan terkenal dengan
pariwisata Makam proklamator pertama Ir. Sujoarno yang terletak di Kelurahan Bendogerit.
Kecamatan Sukorejo terkenal dengan produksi buah blimbing dan berbagai macam olahannya yang
terletak di Kelurahan Karangsari. Kota Blitar juga dikenal sebagai tempat beristirahatnya presiden
pertama indonesia yaitu Ir Soekarna dan menjadikannya sebagai identitas kota ini Soekarno (sumber
www.blitarkota.go.id, website resmi pemerintah Kota Blitar).
Selain sebagai identitas kotanya yaitu Ir. Soekarno, Kota Blitar juga memiliki beberapa potensi
yang menjadikan nilai jual lebih seperti, potensi pariwisata kebudayaan berupa makam proklamator
Ir. Soekarno, ndalem gebang(rumah orang tua Bung Karno), monumen peta, makam aryo blitar.
Pariwisata rekreasi seperti water park sumberudel, kebon rojo, alun-alun kota, perpustakaan Bung
Karno, dan pusat informasi pariwisata dan perdagangan (PIPP) Kota Blitar. Pariwisata belanja
seperti kampung wisata, dan pusat penjualan souvenir (sumber www.blitarkota.go.id, website
resmi pemerintah Kota Blitar).
Tidak hanya dari segi potensi pariwisatanya Blitar juga memiliki potensi kesenian yang
menjadi salah satu hiburan ketika berkunjung seperti:
1. Drama Kolosal Pemberontakan Peta
Penampilan drama kolosal setiap tanggal 14 Februari tentang perlawanan PETA Blitar melawan
penguasa penjajahan jepang yang diaggap semena-mena menindas rakyat pribumi. Peringatan ini
juga sebagai penumbuhan nilai rasa nasionalisme dan patriotisme. Peserta dari drama kolosal ini
melibatkan mulai dari unsur pemerintah daerah, pelajar dan akademisi sebagai kalangan yang
peduli terhadap nilai-nilai kebudayaan. Pementasan ini dilaksanakan dalam satu kawasan monumen
perjuangan Peta Blitar (sumber www.blitarkota.go.id, website resmi pemerintah Kota Blitar).
2. Pemilihan Duta Pariwisata Kangmas Diajeng
Event pemilihan duta pariwisata kangmas diajeng Kota Blitar diselenggarakan pada setiap tahunnya
yang dilakukan pemerintah Kota Blitar melalui dinas Komikasi, Informatika dan Pariwisata Kota
Blitar. Daya dukung kegiatan kegiatan pemilihan kangmas diajeng Kota Blitar selain sebagai wadah
potensi para putra dan putri daerah, juga untuk mengsukseskan kebijakan pemerintahan Kota Blitar
terkait pengembangan seni budaya dan pariwisata yang bertujuan menjadikan seni budaya daerah
sebagai ajang promosi baik dalam skala lokal, nasional, regional bahkan internasional secara
konsisten (sumber www.blitarkota.go.id, website resmi pemerintah Kota Blitar).
3. Blitar Djadoel
Salah satu event yang diadakan Kota Blitar yang diawali pada tahun 2011, tepatnya dalam
peringatan hari jadi Kota Blitar ke-105. Kegiatan ini digelar sepanjang jalan merdeka dan
melibatkan seluruh SKPD, para penggerak industri kreatif, dan masyarakat se Kota Blitar. Melalui
Blitar Djadoel diharapkan peringatan hari jadi Kota Blitar akan lebih bermakna (sumber
www.blitarkota.go.id, website resmi pemerintah Kota Blitar).
4. Grebeg Pancasila
Sebuah event peringatan hari lahir pancasila yang prakarsai oleh seniman-seniman Blitar, dengan
sentuhan dan piranti etik dan estetika tanpa meninggalkan kekhidmatan dan makna sebuah upacara
bersejarah. Acara ini dilakukan di alun-alun Kota Blitar setiap tanggal 1 di bulan juni. Peringatan
grebeg pancasila terdiri dari tiga acara yaitu, upacara budaya yang diselanggarakan di alun-alun
Kota Blitar, kirab gunungan lima, yang dilaksanakan di beberapa jalan utama di tengah Kota Blitar,
dan kenduri pancasila yang dilaksanakan di Makam Bung Karno (sumber www.blitarkota.go.id,
website resmi pemerintah Kota Blitar).
5. Haul Bung Karno
Peringatan haul bung karno selain acara peringatan dari meninggalnya Bung Karno sejak 21 Juni
1970, juga menjadi salah satu meteladani perjuangan dan ajaran Bung Karno. Salah satu rangkaian
haul bung karno yang dipandang cukup menarik adalah acara doa bersama yang diikuti oleh umat
Islam, Kristen, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Konghuchu, serta Budha yang ada di Blitar. Acara
doa lintas agama dilaksanakan secara bergantian untuk Bung Karno juga sebagai ajang
menumbuhkan kerukunan kerukunan antar umat beragama (sumber www.blitarkota.go.id, website
resmi pemerintah Kota Blitar).
Mendengar kata kesenian tradisonal daerah maka tak akan lepas dengan penggiat seni
dibaliknya. Menurut data yang dikumpulkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan penggiat seni
tradional di Kota Blitar ditunjukkan dalam tabel berikut:
Table 1.1 Perkembangan Kelompok Seni Budaya Di Kota Blitar Tahun 2011-2015
No Jenis Kesenian Jumlah Kelompok Kesenia Kelompok Kesenian 2015
2012 2013 2014 No Uraian Jumlah
1 Jaranan 30 64 41 1 Jaranan 44

2 Sanggar Seni Tari 3 2 12 2 Karawitan 5

3 Seni Musik, Teater, Tari 4 4 60 3 Keroncong 5


Tradisional

4 Seni Tradisional, Gong 2 2 0 4 Campursari 2


Tradisional
5 Musik dan Tari 2 1 0 5 Perkusi/Rampak 1

6 Keroncong 6 1 0 6 Tari 32

7 Mocopat 6 1 0 7 Mocopat 5

8 Rampak Kendang 1 1 0 8 Teater 3

9 Karawitan, Campursari 0 4 0 9 Wayang Orang 2

10 Ole Olang 0 1 0 10 Ketoprak 2

11 Barongsai 1

12 Reog 1

Jumlah 54 82 113 jumlah 103

(Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar,2016)

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa tiga kelompok seni tradional yang dominanan di Kota Blitar
adalah jaranan, sanggar tari, dan seni tradisional dan gong tradisional. Serta dapat dilihat bahwa
beberapa kelompok kesenian tradisional semakin menurun jumlah kelompoknya sehingga
diperlukan perhatian lebih dari instansi pemerintahan terkait pengembangan pembentukan
kesenian tradisional agar tetap terjaga di Kota Blitar.
Setelah mengetahui tentang beberapa potensi Kota Blitar maka tidak terpasas
beberapa kendala dalam pengembangannya. Salah satunya dibidang kesenian, menurut
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar pada tahun 2018 permasalahan yang dihadapi
seperti pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai budaya yang masih rendah, kurangnya
fasilitasi sarana dan prasarana untuk mengembangkan apresiasi seni budaya, terbatasnya
sumber daya manusia dibidang kesenian dan kebudayaan daerah, perlunya
penyelenggaraan yang intens tentang pameran kesenian lokal (Sumber: RTH Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan, 2018:46-47).
Beberapa permasalahan yang dijelaskan diatas merupakan permasalahan umum yang
dihadapi Dinas Pariwisata dan Pariwisata Kota Blitar. Sebagai salah satu penerus kesenian
tradisional daerah adalah generasi anak muda yang juga memiliki beberapa permasalahan yang ada.
Seperti kita diketahui bahwa generasi anak muda sekarang ini disebut juga generasi milenial atau
generasi yang dalam kesehariannya menggunakan perangkat teknologi. Efek dari perkembangan
teknologi membawa efek netatif seperti, pekemabangan dari kemajuan teknologi membuat moral
anak muda sekarang menjadi kurang karena tidak diimbangi dengan pendidikan budi pekerti luhur,
generasi anak muda sekarang ini menjadi cenderung introvet karena kurangnya bersosialisasi secara
nyata karena mereka cenderung bersosialisasi menggunakan internet melalui sosial media, dan
generasi sekarang ini lebih menyukai budaya instan dalam mencapai sesuatu yang diinginkannya
(Heru Dwi Wahana, 2015:5).
Dari beberapa uraian diatas menaggapi tentang permasalahan kesenian serta generasi milenial
sekarang ini, maka perlu adanya korelasi tentang pengangkatan penggunaan unsur teknologi sebagai
daya tarik generasi milenial dalam pengembangan kesenian. Seperti yang diketahui teknologi bisa
memberi dampak positif bagi perkembangan belajar remaja bila digunakan dengan bijak. Dengan
memadukan teknologi sebagai media, akan lebih mendorong generasi milenial untuk berpikir kreatif
tentang pengembangan seni. Dengan adanya daya pikir kreatif pada generasi milenial akan
mengubah objek menjadi subjek dan mengembangkan menjadi pola-pola ideologinya dalam
berkarya seni (Pamadhi,2012:54).
Dengan demikian dapat disimpulkan berdasarkan masalah pengembangan kesenian tradisional
menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tentang pembuatan fasilitas berupa sarana dan
prasarana pengembangan kesenian daerah maka Kota Blitar membutuhkan sebuah Pusat Kreativitas
Seni yang bertujuan sebagai wadah pelestarian seni lokal daerah dan juga sebagai edukasi anak
muda agar lebih mendalami tentang kesenian tradisonal daerah. Pertimbangan dalam perancangan
mengambil generasi anak muda sebagai faktor pemilihan pendekatan. Karena anak muda sekarang
disebut juga generasi milenial atau generasi yang dalam kesehariannya menggunakan unsur
teknologi maka teknologi akan dimasukkan kedalam objek perancangan. Meskipun menggunakan
unsur moderen berupa teknologi tetapi dalam pemilihan pendekatan tetap mengangkat unsur-unsur
identitas lokal, maka diambilah pendekatan Critical Regionalism. Critical Regionalism dianggap
sebagai sebuah gaya arsitektur transformatif yang memadukan unsur kekinian berupa teknologi
modern, namun tidak melepas unsur kebudayaan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah merupakan dasar dari aspek permasalahan dalam perancangan, sehingga akan
menimbulkan pertanyaan yang akan dikaji dalam perancangan ini. Berikut beberapa rumusan
masalah yang menjadi dasar perancangan Pusat Kreatifitas Seni Di Kota Blitar:
a. Bagaimana rancangan Pusat Kreatifitas Seni Di Kota Blitar sebagai wadah pelestarian
kesenian budaya daerah dan pengembangan kreativitas seni anak muda di Blitar?
b. Bagaimana menerapkan pendekatan Critical Regionalis pada perancangan Pusat Kreatifitas
Seni Di Kota Blitar menjadikan generasi muda lebih tertarik dengan kesenian daerah?
1.3. TUJUAN
Perancangan Pusat Kreatifitas Seni Di Kota Blitar terdapat beberapa tujuan, yaitu:
a. Menghasilkan rancangan Pusat Kreatifitas Seni Di Kota Blitar yang berfungsi sebagai
sarana kegiatan pertunjukan kesenian tadisional daerah, pameran, dan edukasi anak muda
Kota Blitar.
b. Menghasilkan rancangan Pusat Kreatifitas Seni Di Kota Blitar dengan pendekatan Critical
Regionalism yang transformatif memadukan unsur teknologi dan juga unsur kebudayaan
lokal sehingga perwujudannya dapat tersampaikan dengan baik pada bangunan yang
dirancang.

1.4. MANFAAT
Manfaat di dirikan bangunan ini kepada para pengunjung dan yang berpartisipasi Pusat
Kreatifitas Seni Di Kota Blitar. Terdapat beberapa manfaat perancangan ini yang nantinya akan
dirasakan dan didapatkan oleh pihak-pihak di bawah ini:
1. Pemerintahan Kota
Dengan adanya banguna ini, di harapkan bisa membantu Pemerintah Kota Blitar dalam
pengembangan kreativitas seni generasi anak muda Kota Blitar dengan menggunakan
penggunaan pendekatan Critical Regionalism.
2. Masyarakat
- Memfasilitasi generasi muda dalam pengembangan kreativitas seni dengan perancangan
Pusat Kreativitas Seni yang disajikan dengan unsur teknologi dan dipadukan dengan
lokalitas kebudayaan.
-Sebagai salah satu tempat edukasi masyarakat dalam mempelajari kesenian tradisional
mereka sendiri.
1.5 BATASAN
Batasan ini digunakan agar suatu perancangan menghasilkan output yang tepat dan sesuai
dengan keinginan. Berikut merupakan batasan-batasan dalam gedung Pusat Seni Kebudayaan Dan
Kreatifitas Di Kota Blitar:

1.5.1 Objek Fungsi


 Sebagai wadah sarana pengembangan kreativitas seni masyarakt Kota Blitar.
 Sebagai wadah sarana edukasi tentang kesenian tradisional lokal Kota Blitar.
 Sebagai salah satu wadah mempromosikan kesenian Kota Blitar.
1.5.3 Batasan Perancangan
 Memfasilitasi seni pertunjukan seperti tari tradisional daerah, drama kolosal, dan musik kesenian
tradisional daerah.
 Mengfasilitasi pameran seperti karya seni, dan hasil produk lokal.
 Mengfasilitasi edukasi kesenian seperti pelatihan formal seperti sanggar tari, pelatihan
pengunjung yang telah disediakan, dan dialog interaktif tentang kesenian.

1.5.4 Skala Pelayanan


Skala pelayanan Pusat Kesenian dan Kreatifitas Kota Blitar berskala nasional karena agar dapat
menyelengarakan event-event besar yang telah di buat oleh dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Blitar. Selain itu bangunan ini juga agar menjadi salah satu destinasi objek pariwisata baru baik
untuk wisatawan domestik maupun mancanegara yang akan berjunjung di Kota Blitar sehingga
pelayanan serta tata bangunannya akan di sesuaikan dengan standart pembangunan skala nasional
yang telah di tentukan oleh Mentri Perkejaan umum.
1.6 Keunikan Desain
Sebuah perancangnan bangunan Pusat Kreativitas Seni Di Kota Blitar yang berfokus
pada pengembangan kreativitas seni tradisional lokal yang beroriantasi pada generasi
milenial. Banguan ini menggunakan pendekatan Regionalism Extanding karena ingin
memadukan unsur teknologi dan kebudayaan lokal untuk menciptakan bentuk transformasi
yang kekinian tetapi tidak meninggalkan lokalitas suatu darah. Dengan ciri khas tersebut
diharapkan generasi anak muda di Kota Blitar lebih tertarik berkunjung dan mau
mempelajrai budaya mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai