Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS

LOKAL KULTUR

Permasalahan malang daerah budaya multi-


kultural sehingga untuk langgam arsitektur
disini yang dipakai adalah arsitektur jawa.
Secara garis besar arsitektur jawa dapat
dibedakan menjadi 5 (lima) tipe (prijotomo,
1995), yaitu joglo, limasan, kampung, tajug
atau tarub serta panggang-pe. Dari kelima
tipe arsitektur ini, arsitektur tipe joglo,
limasan dan kampung merupakan tipe
bangunan yang digunakan untuk rumah
tinggal orang jawa. Tipe tajug atau tarub
umumnya digunakan untuk tempat ibadah,
seperti masjid. Sedangkan bentuk
panggang-pe biasanya dijumpai sebagai
tempat jualan minuman, nasi dan lain-
lainnya yang terdapat di tepi jalan.

RUANG DAN MAKNA ARSITEKTUR JOGLO

Bagian utama dari bentuk atap joglo


lebih curam dan bubungan atapnya
memiliki ukuran yang jauh lebih pendek
dari bubungan atap sebelumnya.
Keempat tiang utama rumah yang
menotang atap ditutupi dengan struktur
yang unik, yang terdiri dari balok yang
berlapis-lapis yang disebut tumpang sari
(tjahjono, 1999). Selain itu, tjahjono
(1999) menambahkan ciri bentuk
bangunan joglo lainnya adalah memiliki
empat tiang pokok yang terletak di
tengah yang disebut sebagai “saka
guru”. Lalu terdapat pula bagian
kerangka yang disebut sebagai sunduk
atau sunduk kili yang berfungsi sebagai
penyiku atau penguat bangunan agar
tidak berubah posisinya; sunduk ini
terletak pada ujung atas saka guru di
bawah blandar (kustianingrum, 2010).
ANALISIS
RUANG DAN MAKNA ARSITEKTUR JOGLO

Bentuk rumah joglo pada umumnya


adalah segi empat, seringkali
berbentuk bujur sangkar yang
diletakkan pada orientasi
utara/selatan.

SISTEM STRUKTUR ARSITEKTUR JOGLO

Bentuk Joglo mempunyai sistem struktur


penahan beban lateral yang berbeda
dengan rumah tradisional Jawa lainnya.
Perbedaan itu terletak pada struktur
penahan gaya lateral melalui
pembebanan pusat bangunan yang
berupa soko guru dan tumpang sari
(Frick, 1998, Tjahjono 1999 dalam
Prihatmaji, 2007), dengan tujuan agar
bangunan menjadi berat dan stabil bila
terkena gaya lateral. Jumsai (1988)
dalam Prihatmaji (2007), menyatakan
bahwa rumah-rumah tradisional di Siam
d a n Pa s i fi k B a r a t c e n d e r u n g
berkonstruksi dan berbahan ringan
(lightweight construction-organic).
Pada bentuk Joglo sebaliknya, terkesan
berkonstruksi berat walaupun berbahan
ringan (kayu). Hal ini menjadi
pertanyaan, karena salah satu usaha
untuk mengurangi efek gaya inersia
adalah dengan meringanlenturkan
ANALISIS
TATA GUNA LAHAN
Keterangan :
GSJ 4 M
L GSB 10 M
O Sumber : peraturan perda kota
K Malang
A
Sementara itu menurut perda kota
S
malang tentang kdb bangunan yang
I
ada di kota malang seperti berikut :
Bangunan gedung di lokasi sedang
(kdb 50%-60%/lebih) yang terletak di
dearah permukiman sebagaimana
diatur dalam RTRWK dan RDTRK.

Semantara itu ubtuk tlb yang sesuai dengan anjuran perda kota malang sebagai pedoman
dalam perancangan nanti seperti berikut :
Tinggi ru ang minimu m pada bangu nan-bangunan klas 4, klas 5,
Klas 6, klas 7, klas 8 dan klas 9 jika langit-langitnya miring
Dan/ atau datar maka tinggi rata-ratanya seku rang-ku rangnya 3
(tiga) meter :
A. Dalam hal langit-langit atau kaso-kasonya miring, seku rang
Kurangnya pada bagian terendah 2,50 (dua koma lima) meter;
PERUNTUKAN LAHAN

Keterangan : Tiga komponen arsitektur Jawa Joglo


adalah pendapa, pringgitan dan dalem
Pendopo ageng. Pendapa merupakan pavilion
L Peringgitan terbuka yang terletak di bagian paling
O Dalem Ageng depan kompleks, dan berada paling dekat
K dengan pintu masuk yang disebut regol.
A Bangunan ini digunakan untuk menerima
S tamu, dan untuk menyelenggarakan suatu
I pertunjukkan. Pringgitan merupakan
penghubung antara pendopo dan bangunan
selanjutnya. Dalam keseharian, bangunan
yang menyerupai bentuk gang ini digunakan
untuk menghubungkan pendapa dengan
struktur ketiga dari omah yaitu dalem
ageng. Dalem ageng, yang terletak paling
jauh dari pintu masuk ini merupakan satu-
satunya bangunan dengan menggunakan
dinding, dan digunakan sebagai area
tempat tinggal
ANALISIS
FUNGSI

Sebagai tempat beribadah ( Masjid)


FUNGSI
PRIMER Sebagai sarana manasik Haji/Umroh

Perkantoran pembinaan Umat

MALANG
ISLAMIC
CENTER
Sebagai wadah guna
FUNGSI berinteraksi sosial umat Islam
SEKUNDER
Sebagai pusat pengembangan
dan pengelolaan berbagai
kegiatan umat Islam

Asrama jamaah tempat beristirahat


FUNGSI
PENUNJANG Area etalase produk halal & ekonomi umat

Wisata Islam (Perpustakaan, Pusaka Islam)

Fasilitas - fasilitas penunjang


ANALISIS
PENGGUNA DAN AKTIVITAS

Sebagai tempat beribadah ( Masjid)


pengguna aktifitas sifat kebutuhan ruang
Adzan dan mengaji
Sholat Berjamaah
pengelola privat
Membaca Al Qur’an
Berwudhu
Ruang Ibadah (Masjid)

Menjadi imam
Ruang kontrol sound
Sholat fardhu
semi
ustadz Ruang penyimpanan
publik
Membaca Al Qur’an
Berwudhu
Ruang pengajian

Sholat berjamaah Ruang penyimpana


masyarakat Membaca Al Qur’an Al Qur’an /
publik
sekitar Iktikaf rak Al Qur’an
Berwudhu
Tempat wudhu
Sholat berjamaah
Membaca Al Qur’an
pengunjung publik
Iktikaf
Berwudhu

Sebagai sarana manasik Haji/Umroh


pengguna aktifitas sifat kebutuhan ruang

Mengontrol kegiatan
pengelola Mengontrol fasilitas privat
Menata
Ruang terbuka
guna manasik
Membaca
semi
ustadz Membimbing Jamaah Miniatur Ka’bah
publik
Membimbing Manasik
Fasilitas guna
Melihat simulasi manasik
Mendengar Haji/Umroh
peserta Membaca semi
manasik Mengikuti arahan publik
Ustadz
Manasik
ANALISIS
PENGGUNA DAN AKTIVITAS
Sebagai tempat beribadah ( Masjid)
pengguna aktifitas sifat kebutuhan ruang
Mengontrol
administrasi / kegiatan

Menerima dan privat Ruang


ketua umum memeriksa laporan Ketua Umum
dari tiap bagian

Mengadakan rapat

Membantu Ketua
Umum
Mengontrol
administrasi / kegiatan
privat Ruang Wakil
wakil ketua Menerima dan Ketua Umum
memeriksa laporan
dari tiap bagian
Mengadakan rapat

Mengatur administrasi

pengetikan,
pengelolaan, membuat
sekertaris agenda, dll. privat Ruang Sekertari

Menyusun jadwal
kegiatan pimpinan

Melaksanakan tugas
yang sesuai bagian
masing - masing

Mengotrol pekerjaan Ruang


kepala bagian staf sesui bagian privat kepala bagian
masing-masing

Mengadakan rapat
rutin dengan
setiap staf

Menyiapkan semua
keperluan sesuai
dengan bagian
masing - masing
semi Ruang
staff bagian Merencanakan dan Staff Bagian
mengatur semua publik
keperluan sesuai
dengan bagian
masing - masing

Membersihkan area semi Ruang Kantor


cleaning
dan objek bangunan
service serta fasilitas publik area bangunan

Pos Keamanan
Petugas semi
Menjaga keamanan
Keamanan publik Area Malang
Islamic Center
ANALISIS
PENGGUNA DAN AKTIVITAS

Sebagai wadah guna berinteraksi sosial umat Islam

pengguna aktifitas sifat kebutuhan ruang


pengguna Berinteraksi Ruang diskusi
&
Berdikskusi publik Taman bermain
masyarakat
sekitar Bermain Hall

Sebagai pusat pengembangan dan pengelolaan berbagai kegiatan umat Islam

Mengisi Kajian Islam


ustadz Mengisi Kajian semi
/pengajar Al - Qur’an & Hadist publik
Berdiskusi Ruang Belajar

Laboratorium
Berdiskusi
kajian Al-Qur’an
Membaca
pelajar Belajar semi Hall
/masyarakat Agama Islam publik
Belajar
Al - Qur’an & Hadist

Asrama jamaah tempat beristirahat

pengguna aktifitas sifat kebutuhan ruang


Pengguna Asrama
/ Jamaah Beristirahat
privat
(Malang Bersantai ruang terbuka
Islamic Center) hijua

Sebagai pusat pengembangan dan pengelolaan berbagai kegiatan umat Islam

Memajang produk
penjual Menawarkan
publik
Menjual
Area Etalase
Melihat produk produk Halal umat
pengunjung Bertanya
tentang produk
publik
/pengguna
Membeli
ANALISIS
PENGGUNA DAN AKTIVITAS

Wisata Islam (Perpustakaan, Pusaka Islam)

Memajang produk
penjual Menawarkan Area
publik
Menjual
Perpustakaan Islam
Melihat produk Pusaka Islam
pengunjung Bertanya
tentang produk
publik Galeri Islam
/pengguna
Membeli

Fasilitas - fasilitas penunjang

Memeriksa
Tim Kesehatan privat
Memberi resep obat Poliklinik
Apotek
Periksa kesehatan
privat
Mendapatkan obat

Berolahraga publik area olahraga


pengunjung
/pengguna
Berhadas privat levatory

Memarkirkan
publik area parkir kendaraan
kendaraan
ANALISIS
IKLIM MATAHARI

Arah bangunan atau orientasi sebagian


menghadap arahnya datang matahari agar
dapat memaksimalkan arah datangnya cahaya
L matahari. Dalam pemanfaatan matahari nanti
O akan dipergunakan untuk void dalam bangunan
untuk menampilkan estetik pemandangan,
K
shadow untuk simbolik karena beberapa filosifi
A arsitektur menggunkan makna perlambang
S untuk bangunannya.
I

Contoh Void Contoh Shadow

Pada islamic center identitasnya terdapat pada


masjidnya karena di anggap sebagai simbol dari L
tempat ini. Pada bangunan ini penerapan pada O
identitas Jawanya terdapat pada halaman
rumah Jawa itu umumnya terdiri atas satu
K
halaman yang luas dimana tanahnya A
ditaburi/diurug pasir, kemudian di atasnya S
ditanamu tanaman pelindung yang rindang I
seperti pohon sawo kecik, sawo manila,
nagasari dan sebagainya.

H a l a m a n y a n g Pohon sebagai peneduh Jarak antar pohon yang Penggunaan void dalam
m e n g g u n a k a n p a s i r yang diletakkan pada berirama sebagai prinsip bangunan masjid.
sebagai penutup halaman. arsitektur Jawa.

Langgang Arsitektur Jawa


ANALISIS
IKLIM ANGIN

Arsitektur jawa itu Ayom, maksud disini


diartikan sebagai teduh dan terlindung.
Peberapannya dapat berupa pemberian pohon-
L pohon besar pada tapak dan juga innercourt
O dalam bangunan. Bila digunakan pertimbangna
pendekatan pengoptimalisasi bukaan untuk
K
angin juga di perhatikan.
A
S
I

Contoh Innercourt Contoh Optimalan angin

Penggunaan material kayu sebagai salah satu


identitas arsitektur jawa untuk fasad, dan L
interiornya. Kesan ayon disini juga ditonjolkan O
dengan penggunaan dinding yang tebal agar
dalam ruangan juga lebih sejuk dan juga lebih
K
kokoh. Adat orang jawa suka bertamu sehingga A
pada tapak disediakan tempat komunal atau S
dalam orang jawa dikenal emperan tempat I
orang berkumpulan.

Kolom atau tajug E m p e ra n a t a u k o n a l Ornamen dari kayu


menggunakan kayu pada u n t u k t e m p a t sebagai pertanda
fasad. berkumpul-kumpul. arsitektur Jawa.

Langgang Arsitektur Jawa


ANALISIS
IKLIM HUJAN

Rumah/bangunan Jawa selalu mumpunyai citra


arsitektur atap, dimana atap bangunan selalu
lebih menonjol dari bagian dinding dan bagian
L pondasinya. Namun dalam atapnya nanti ada
O sebagian yang di transformasikan karena
memadukan pendekatan pengangkatan
K identitas dengan moderisasi di bidang
A arsitektur
S
I

Contoh Atap Contoh Moderisasi


transformasi. arsitektur.

Arsitektur Jawa itu kaya, maksudnya sesuatu


yang ayu atau indah pada umumnya L
memerlukan dan dikelilingi oleh kekayaan baik O
dalam mutu maupun jumlahnya. Pada
penerapannya pemanfaatan air alami baik itu
K
hujan aliran air pada tapak dipadukan dengan A
pembuatan wadah air buatan berupa kolam S
untuk menciptakan kesan indah. I

Pemanfatan air hujan pada Kolam buatan untuk Aliran air yang di desain
innercourt. wadah air hujan. di tapak untuk
memperindah.

Langgang Arsitektur Jawa


ANALISIS
VIEW IN

Arsitektur jawa itu rindang, dalam artian


Dengan demikian para penghuninya akan
merasa nyaman berada di dalam rumah itu
L meskipun di luar rumah terasa panas dan
O lembab. Tidak hanya manusia saja, beberapa
kawanan burungpun merasa senang berdiam di
K situ.
A
S
I

Contoh pemanfaatan Contoh taman terbuka


bukaan untuk viw. untuk keindahan.

VIEW OUT

Pada pengaplikasian arsitektur jawa untuk vie


mwnggunakan kaidah Kaya, maksudnya sesuatu L
yang ayu atau indah pada umumnya O
memerlukan dan dikelilingi oleh kekayaan baik K
dalam mutu maupun jumlahnya. Makna
kekayaan disini selain sebagai estetika tetapi
A
juga bermanfaatan seperti taman ikan, S
pepohonan yang berbuah yang bisa I
dimanfaatkan. Semua elemen itu ditata agar
memberi satu kesatuan pada rancangan.

Penggunaan tanaman yang dapat Pada pembatas bisa digunakan Sebagian kawasan dibuat taman
dimanfaatkan pada taman. tanaman yang bisa berbuah. yang menim bunga dengan
penyedian tempat santai.

Langgang Arsitektur Jawa


ANALISIS
AKSEBILITAS

Arsitektur jawa itu memiliki jati diri sendiri


dalam artian dimaksudkan untuk dapat
m en un jukkan ken yataan n ya sen di r i ,
L menunjukkan siapa dia atau menunjukkan
O identitas dirinya. Jadi, gate di buat megah
untuk menciptakan kesan bangunan
K monumental serta dipadukan dengan material
A kayu untuk menciptakan kesan lokalitas.
S
I

Contoh gate dari Contoh penanda di


material kayu. samping gate.

SIRKULASI

Dalam perancangan sirkulasi digunakan kaidah


teduh dan rindang dalam artian memberikan L
rasa nyaman meskipun udara panas ketika. O
Sealin itu juga dipakai kaidah kesatuan yang K
selaras agar sirkulasi mudah di kenali bagi
pengguna. Penerapannya berupa pengarah
A
monumentas ketika memasuki tapak untuk S
menunjukkan jati diri pemilik serta jalan I
setapak yang dilewatkan pada pohon yang
rindang agar tercapai suasana teduh.

P e n g g u n a a n p e n g a r a h Pe n g g u n a a n j a l a n s e t a p a k Sirkulasi diberikan pohon agar


monumental pada gate entrance. sebagai sirkulasi dalam tapak. tercipta suasana teduh dan
rindang.

Langgang Arsitektur Jawa


ANALISIS
KEBISINGAN

KETERANGAN : Arsitektur jawa memiliki kaidah keseimbangan


Dari Jalan sehingga dalam pengaplikasian pada kebisingan
Dari Pabrik dijaga agar tidak mengganggu kenyamanan
L didalam bangunan maupun ketika berada diluar
O banguan. Pemilihan moderinasi didalam
arsitektur yang sesuai pendekatan juga sebagai
K pertimbangan dalam analisis ini.
A
S
I

Contoh vertical Contoh pemanfaatan


garden. waterfall in building.

Mengambil kaidah yaitu Arsitektur Jawa itu KETERANGAN :


simbolis dalam artian yang diterapkan berupa Dari Jalan L
material selain sebagai ornamen juga sebagai Dari Pabrik O
penebal tebal dinding atau ruangan untuk K
meredam bunyi. Bentuk bangungan yang
tengah kosong atau misal seperti huruf “U” bisa
A
meredam arah rambat bunyi ketika diudara S
I

Penggunaan bentuk seperti huruf Penggunaan ornamen pada Pemanfaatan komunal-komunal


“U”. bangunan. sebagai penyaring kebisingan.

Langgang Arsitektur Jawa


ANALISIS
VEGETASI

Apakah arsitektur Jawa juga mengenal dan


memakai kaidah penekanan (emphasize).
Pohon-pohon itu memiliki irama dalam bentuk,
L jenis, dan jarak penanamannya. Dalam
O pengaklikasianya nanti pohon dipilih dengan
tajuk lebar serta ada landscape taman yang
K tertutupi rumput taman agar lebih terkesan
A ayom.
S
I

Contoh tanaman Contoh pemanfaatan


bertajuk lebar. vegetasi untuk area
berkumpul.

Arsitektur jawa itu teduh nan rindang, Bagaikan


pohon beringin ia dapat melindungi manusia L
dari panasnya sinar matahari dan melindungi O
dari derasnya hujan. Bahkan ia tetap tegak K
berdiri kokoh meskipun berkali-kali diguncang
gempa bumi.
A
S
I

P e n g g u n a a n p e r k e r a s a n Pemanfaatan pohon untuk Penggunaan pohon rindang


dipadukan pohon rindang. tempat berkumpul. yang di tata dengan memiliki
irama.

Langgang Arsitektur Jawa


KONSEP
BENTUK GALERI

Dalam pemilihan bentuk mengambil metafora


Arsitektur jawa yaitu Tajug, Joglo, Limasan,
dan Kampung, yang selalu memperlihatkan
L Sun citra setangkup atau seimbang. Maka dari itu
O bangunan berupa bentukan persegi panjang
yang belum menerima perlakuan dari pengaruh
K iklim sekitar.
A
S
I

Wind Rectange Foam

Karena perlakuan dari angin bangunan dibuat


untuk tetap persegi panjang dan ketika ada Sun L
perlakuan cahaya matahari maka pada bagian O
tengah di buat open space agar cahaya K
matahari dan angin bisa masuk dan suasana
Atem dari arsitektur jawa bisa terealisasikan.
A
S
I

Wind

Basic Foam Transformation Foam

Langgang Arsitektur Jawa


KONSEP
BENTUK KLINIK

Seperti dala pemodelan sebelumnya bentukan


mengambil bentukan metafora Arsitektur jawa
Sun yaitu Tajug, Joglo, Limasan, dan Kampung,
L yang selalu memperlihatkan citra setangkup
O atau seimbang. Maka dari itu bangunan berupa
bentukan persegi panjang yang belum
K menerima perlakuan dari pengaruh iklim
A sekitar.
S
I

Wind Rectange Foam

Karena dalam berarsitektur Jawa harus Sun


memberikan suasana aman dalam salah satu L
kaidahnya maka dalam perubahan bentuk dari O
sebelumnya tidaklah drastis. Kebanyakan K
didominasi bentukan kubustis yang telah
terpengaruh dengan adanya iklim dalam
A
transformasinya. S
I

Wind

Basic Foam Transformation Foam

Langgang Arsitektur Jawa


KONSEP
BENTUK PENDIDIKAN NON FORMAL

Seperti dala pemodelan sebelumnya bentukan


mengambil bentukan metafora Arsitektur jawa
Sun yaitu Tajug, Joglo, Limasan, dan Kampung,
L yang selalu memperlihatkan citra setangkup
O atau seimbang. Maka dari itu bangunan berupa
bentukan persegi panjang yang belum
K menerima perlakuan dari pengaruh iklim
A sekitar.
S
I

Wind Rectange Foam

Karena dalam berarsitektur Jawa harus Sun


memberikan suasana aman dalam salah satu L
kaidahnya maka dalam perubahan bentuk dari O
sebelumnya tidaklah drastis. Kebanyakan K
didominasi bentukan kubustis yang telah
terpengaruh dengan adanya iklim dalam
A
transformasinya. S
I

Wind

Basic Foam Transformation Foam

Langgang Arsitektur Jawa


KONSEP
BENTUK ASRAMA

Seperti dala pemodelan sebelumnya bentukan


mengambil bentukan metafora Arsitektur jawa
yaitu Tajug, Joglo, Limasan, dan Kampung,
L yang selalu memperlihatkan citra setangkup
O atau seimbang. Maka dari itu bangunan berupa
Sun bentukan persegi panjang yang belum
K menerima perlakuan dari pengaruh iklim
A sekitar.
S
I

Wind Rectange Foam

Karena dalam berarsitektur Jawa harus


memberikan suasana aman dalam salah satu L
kaidahnya maka dalam perubahan bentuk dari Sun O
sebelumnya tidaklah drastis. Kebanyakan K
didominasi bentukan kubustis yang telah
terpengaruh dengan adanya iklim dalam
A
transformasinya. S
I

Wind

Basic Foam Transformation Foam

Langgang Arsitektur Jawa


KONSEP
BENTUK MASJID UTAMA

Seperti dala pemodelan sebelumnya bentukan


mengambil bentukan metafora Arsitektur jawa
Sun yaitu Tajug, Joglo, Limasan, dan Kampung,
L yang selalu memperlihatkan citra setangkup
O atau seimbang. Maka dari itu bangunan berupa
bentukan persegi panjang yang belum
K menerima perlakuan dari pengaruh iklim
A sekitar.
S
I

Wind Rectange Foam

Karena dalam berarsitektur Jawa harus Sun


memberikan suasana aman dalam salah satu L
kaidahnya maka dalam perubahan bentuk dari O
sebelumnya tidaklah drastis. Kebanyakan K
didominasi bentukan kubustis yang telah
terpengaruh dengan adanya iklim dalam
A
transformasinya. S
I

Wind

Basic Foam Transformation Foam

Langgang Arsitektur Jawa


KONSEP
BENTUK KANTOR

Seperti dala pemodelan sebelumnya bentukan


mengambil bentukan metafora Arsitektur jawa
Sun yaitu Tajug, Joglo, Limasan, dan Kampung,
L yang selalu memperlihatkan citra setangkup
O atau seimbang. Maka dari itu bangunan berupa
bentukan persegi panjang yang belum
K menerima perlakuan dari pengaruh iklim
A sekitar.
S
I

Wind Rectange Foam

Karena dalam berarsitektur Jawa harus Sun


memberikan suasana aman dalam salah satu L
kaidahnya maka dalam perubahan bentuk dari O
sebelumnya tidaklah drastis. Kebanyakan K
didominasi bentukan kubustis yang telah
terpengaruh dengan adanya iklim dalam
A
transformasinya. S
I

Wind

Basic Foam Transformation Foam

Langgang Arsitektur Jawa


KONSEP
TAPAK

Pemilihan konsep tapak berdasarkan pada


pertimbangan dari analisis dan kaidah
pendekatan. Dalam Arsitektur Jawa ada kaidah
bangunan yang memberikan rasa nyaman.
Dalam pengaplikasiannya dalam tapak maka L
bangunan dibuat di pinggir-pinggir seolah O
membentengi dalam tapak. Meskipun begitu
bangunan tidak dibuat mepet batas tapak
K
karena ada pertimbangan aturan bangunan dan A
juga agar bisa di tanami pepohonan. S
I

3 2
1

11
4 10
9
5
8
6
7

KETERANGAN

1. Tempat Galeri 9. Tempat Manasik


2. Lapangan Sekaligus Tempat Parkir 10. Masjid Utama
3. Klinik 11. Entrance Utama
4. Lembaga Pendidikan Non Formal
5. Musholla
6. Asrama Pria
7. Asrama Wanita.
8. Kantor Pengelola
KONSEP
RUANG

Kaidah Arsitektur Jawa Masjid Utama Unsur Desain


1. Pengulangan 1. Seni
2. Memperindah Kesatuan 2. Simbolis
3. Keseimbangan 3. Kaya (Ayu, Ayom, dan Selaras)
4. Penekanan 4. Menampilkan identitas

Tectile (Kesan Rasa)


1. Pemanfaatan cahaya alami dari
bentukan atap (pendekatan dengan
arsitektur jawa)
2. Kaidah ayom dalam ruangan dengan
adanya tumbuhan hijau.

7 Tectile (kesan Rasa)


1. Kaidah jati diri ditunjukan dengan
pemanfaatan ekspose bata lokal.
2. Kaidah berirama ditunjukkan dengan
berpainan garis vertikal dan horisontas
pada fasad bangunan.
3. Pemanfaatan cahaya alami dengan
banyaknya bukaan/kaca.
KONSEP
RUANG

Kaidah Arsitektur Jawa Klinik Unsur Desain


1. Pengulangan 1. Seni
2. Memperindah Kesatuan 2. Simbolis
3. Keseimbangan 3. Kaya (Ayu, Ayom, dan Selaras)
4. Penekanan 4. Menampilkan identitas

Tectile (Kesan Rasa)


1. Pemanfaatan cahaya alami dari
bentukan bukaan (pendekatan dengan
arsitektur jawa)
2. Kaidah ayom dalam ruangan dengan
adanya tumbuhan hijau dipadukan
dengan pasir putih.

7 Tectile (kesan Rasa)


1. Kaidah jati diri ditunjukan dengan
pemanfaatan ekspose bata lokal.
2. Bentukan dibuat sedikit memiliki kesan
moderen dengan perpaguan garis vertikal
dengan garis miring.
3. Pemanfaatan cahaya alami dan
penghawaan dengan rooster bata.
KONSEP
RUANG

Kaidah Arsitektur Jawa Pendidikan Non Formal Unsur Desain


1. Pengulangan 1. Seni
2. Memperindah Kesatuan 2. Simbolis
3. Keseimbangan 3. Kaya (Ayu, Ayom, dan Selaras)
4. Penekanan 4. Menampilkan identitas

Tectile (Kesan Rasa)


1. Pemanfaatan cahaya alami dari
bentukan bukaan (pendekatan dengan
arsitektur jawa)
2. Kaidah ayom dalam ruangan dengan
adanya tumbuhan hijau dipadukan
dengan tumbuhan hijau yang di ekspose.

7 Tectile (kesan Rasa)


1. Kaidah jati diri ditunjukan dengan
bangunan monumental.
2. Kaidah berirama ditunjukkan dengan
berpainan garis vertikal dan horisontas
pada fasad bangunan.
3. Pemanfaatan cahaya alami ditunjukkan
dengan bukaan kaca.

Anda mungkin juga menyukai