Seni diartikan halus, kecil, tipis, lembut dan enak didengar, mungil dan elok.
Keahlian membuat karya bermutu (dilihat dari segi keindahan dan kehalusannya).
Kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi.
Jika ditelaah lagi, seni sebenarnya telah ada sejak zaman dahulu ketika manusia pertaman kali
muncul dimuka bumi dalam artian seni telah ada dari zaman prasejarah. Seni merupakan hal yang tidak
lepas dari kehidupan manusia dan bagian dari kebudayaan yang diciptakan dari hubungan manusia
dalam lingkungan social. Seni memiliki berbagai pengertian tergantung dengan konsep atau pandangan
yang mendasari sebuah teori atau kajian mengenai seni itu sendiri. Menurut Sumanto (2006 : 5) seni
adalah hasil dari proses kerja dan gagasan manusia yang melibatkan kemampuan terampi, kreatif,
kepekaan indra, kepekaan hati, dan pikir untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki kesan indah,
selaras, bernilai seni, dan lainnya. Dalam penciptaan suatu karya seni yang dilakukan oleh para
seniman dibutuhkan kemampuan terampil kreatif secara khusus sesuai jenis karya seni yang dibuatnya.
Bentuk karya seni yang ada sekarang ini cukup beragam dilihat dari bentuk kreasi seni, proses dan
teknik berkarya serta wujud media yang digunakannya.
c. Kebudayaan
Apabila kita berbicara tentang kebudayaan maka kita akan langsung berhadapan dengan makna
budaya itu sendiri yang ada disetiap masyarakat. Secara umum budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa sangsekerta yaitu buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddi (budi pekerti) yang
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris
kebudayaan disebut culture yang berasal dari kara latin colera, yaitu mengolah atau mengerjakan
dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Geetz (dalam bukunya “Mojokuta :
Dinamika Sosial Sebuah Kota di Jawa”), mengakatakana bahwa budaya adalah suatu sistem makna dan
simbol yang disusun dalam pengertian dimana individu-individu mendefinisikan dunianya yang
menyatakan perasaan dan memberikan penilaian-penilaiannya pada seuatu pola makna yang
ditransmisikan secara historis lalu diwujudkan dalam bentuk-bentuk simbolik melalui sarana dimana
orang-orang mengkomunikasikan, mengabdikan, dan mengembangkan pengetahuan karena budaya
merupakan suatu system simbolik maka harus dibaca, diterjamahkan, dan dilestarikan.
Sedangkan menurut guru besar antropologi Indonesia Kuntjaraningrat berpendapat, bahwa
budaya atau kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddayah bentuk jamak dari buddi yang berarti
budi dan akal sehingga disimpulkan bahwa budaya atau kebudayaan adalah sebagai hal-hal yang
bersangkutan dengan budi dan akal yang perkembangan majemuk dimasyarakat.
d. Kreativitas
Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata dasar kreatif, yaitu
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Sedangkan kreativitas sendiri memiliki arti
kemampuan untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru yang berbeda dengan sebelumnya.
Kreativitas merupakan kemampuan interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia berada, dengan demikian perubahan di
dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif.
Salah satu konsep yang amat penting dalam bidang kreativitas adalah hubungan antara
kreativitas dan aktualisasi diri. Menurut psikolog humanistik, Abraham Maslow dan Carl Rogers
menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengaktualisasikan dirinya apabila seseorang menggunakan
semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang ia mampu menjadi, mengaktualisasikan, atau
mewujudkan potensinya. Menurut Maslow aktualisasi diri merupakan karakteristik yang fundamental,
suatu potensialitas yang ada pada semua manusia saat dilahirkan, akan tetapi sering hilang, terhambat
atau terpendam dalam proses pembudayaan. Jadi sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk
mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah suatu kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru yang berbeda dari sebelumnya, baik berupa gagasan atau karya
nyata dengan menggabunggabungkan unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Hal baru disini adalah
sesuatu yang belum diketahui oleh yang bersangkutan, meskipun hal itu merupakan hal yang tidak asing
lagi bagi orang lain, dan bukan hanya dari yang tidak menjadi ada, tetapi juga kombinasi baru dari
sesuatu yang sudah ada.
e. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan tentang definisi objek rancangan yaitu tentang
perancangan sebuah bangunan yang dipergunakan sebagai pusat pengapresiasian karya seni serta
pelestarian budaya yang berada dimasyarakat yang berasal dari buah pikiran budi pekerti luhur orang
terdahulu, yang harus dilestarikan agar tetap terjaga. Seni dan budaya tidak akan lepas dengan
kreativitas para seniman di belakangnya, yang menciptakan ide-ide atau sesuatu yang berbeda dari
sebelumnya. Maka dari itu perancangan ini selain sebagai fasilitas pelestarian seni budaya, lalu di sini
akan dikembangkan kreativitas para seniman maupun yang berkecimpung di dunia seni budaya agar
karyanya bisa menjadi lebih baik lagi.
2.2 Teori yang relevan dengan Objek
2.2.1 Seni dan Kebudayaan
Berdasarkan hasil telaah pengertian berbagai unsur seni maka disimpulkan bahwa seni
memiliki sekurang-kurangnya 5 ciri yang merupakan sifat dasar seni (Gie, 1976:41 -46). Uraian
mengenai sifat dasar seni adalah sebagai berikut :
a. Sifat kreatif dari seni. Seni merupakan kegiatan manusia yang selalu menciptakan suatu
karya baru.
b. Sifat induvidualis dari seni. Karya seni yang diciptakan oleh seseorang seniman merupakan
karya seni yang meliki ciri-ciri personal seperti penilaian terhadap subjektif dan
induvidualis.
c. Nilai ekspreksi atau perasaan. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu karya seni harus
memekai kriteria atau ukuran estetis. Seniman mengekspresikan perasaan estetisnya
kedalam karya seninya lalu penikmat seni (apresiator) menghayati, memahami, dan
mengapresiasi karya tersebut dengan perasaanya.
d. Keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang masa. Konsep karya seni yang dihasilkan oleh
seseorang seniman dan diapresiasi oleh masyarakat tidak dapat ditarik kembali atau
terhapuskan oleh waktu.
e. Semesta atau Universal sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di sepanjang waktu.
Seni tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Sejak jaman pra-sejarah hingga
modern ini, orang terus membuat karya seni dengan beragam fungsi dan wujudnya sesuai
perkembangan masyarakatnya.
Setelah memahami tentang sifat dasar seni maka perlu adanay pemahan tentang unsur-
unsur seni yang ada agar mempermudah dalam menciptakan karya seni maupun mengapresiasi
suatu karya seni. Menurut The Liang Gie (1776-1770) menjelasakn dalam suatu jenis kesenian
terdapat unsur-unsur yang membangun karya seni sebagai berikut:
a. Struktur seni merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membenruk suatu
kesatuan karya seni yang utuh.contoh struktur seni dalam bidang seni rupa adalah garis,
bentuk, bidang, dan tekstur.
Bidang seni music adalah irama dan melodi kalua bidang seni ta ri adalah wirama, wirasa,
dan wiraga sedangkan kalua bidang seni teater adalah gerak, suara, dan lakon.
b. Tema merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok suatu karya
seni dapat dipahami atau dikenal melalui subjek metter (pokok soal) d an judul karya.
Poko soal dapat berhubungan dengan niat estetis, atau nilai kehidupan yakni berupa:
Objek alam, alam kebendaan, suasana atau peristiwa yang metafora atau alogari. Namun
tidak semua karya mempunyai tema melainkan kritik.
c. Medium adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi suatu karya
seni melalui pemanfaata material atau bahan alat dan bahan serta penguatan teknik
berkarya.
d. Gaya atau Style dalam karya seni merupakan ciri ekspresi personal yang khas dari si
seniman dalam meyajikan karyanya. Menurut Soedarso SP (1987:79). Gaya adalah ciri
bentuk luar yang melekat pada wujud karya seni, sedangkan aliran berkaitan dengan isi
karya seni yang merefleksikan pandangan atau prinsip si seniman dalam menaggapi
sesuatu.
Lalu untuk mengerti karakteristik kebudayaan dalam seni itu sendiri maka harus
mempelajari terlebih dahulu unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan. Kluckhon
dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan yang
ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti
masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan.
Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut
dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur -
unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa
yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah sistem
bahasa, sistem pengetahuan, sistem teknologi, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata
pencarian hidup, sistem religi, dan kesenian.
Selain itu menurut Koentjaraningrat (1986), kebudayaan dibagi kedalam tiga system.
Pertama system budaya yang lazim disebut adat-istiadat, kedua system social di mana merupakan
suatu rangkaian tindakan yang berpola dari manusia, dan ketiga system teknologi sebagai modal
peralatan manusia untuk menyambung keterbatasan jasmaninya. Berdasarkan konteks budaya,
ragam kesenian terjadi disebabkan adanya sejarah dari zaman ke zaman. Jenis -jenis kesenian
tertentu mempunyai kelompok tertentu mempunyai kelompok pendukung yang memiliki fungsi
berbeda. Adanya perubahan fungsi dapat menimbulkan perubahan yang hasil-hasil sennya
sediseabkan oleh diamika masyarakat, creative, dan pola tingkah laku dalam konteks masyarakat.
Koentjaraningrat mengatakan, Kebudayaan Nasional Indonesia adalah hasil karya putera bangsa
dari suku bangsa manapun asalnya, yang penting khas dan bermutu sehingga sebagian besar orang
Indonesia mengidentifikasikan diri dan merasa bangga dengan karyanya. Kebudayaan INone sia
adalah suatu kondisi majemuk karena ia, bermodalkan berbagai kebudayaan yang berkembang
menurut tujuan sejarahnya sendiri-sendiri. Pengalaman serta daerah itu memberikan jawaban
terhadap masing-masing tantangan yang memberi bentuk kesenian yang merupakan bagian dari
kebudayaan. Apa-apa saja yang menggambarkan kebudayaan, misalnya cirri khas :
a. Rumah adat daerah yang berbeda dengan satu dan lainnya, sebagai contoh ciri khas rumah
adat Jawa menggunakan joglo sedangkan rumah adat Sumatra dan rumah adat Hooi
berbentuk panggung.
b. Alat musik disetiap daerah manapun sengan alat musik didaerah lainnya. Jika dilihat dari
perbedaan jenis bentuk serta motif ragam hiasnya beberapa alat musik sudah dikenal
diberbagai wilayah.
c. Seni tari seperti tari saman dari Aceh dan tari merak dari Jawa Barat.
d. Kriya ragam hias dengan motif-motif tradisional, dan batik yang sangat beragam dari
daerah tertntu dibuat di atas media kain dan kayu.
e. Property kesenian, kesenian Indonesia memiliki beragam bentuk selain seni musik, seni
taru, seni teater, kesenian wayang golek dan topeng merupakan ragam kesenian yang kita
miliki. Sebagai contoh kesenian wayang golek adalah salah satu bentuk seni teater yang
menggunakan media wayang, sedangkan topeng adalah bentuk seni pertunjukan seni yang
menggunakan topeng untuk mendukung.
f. Pakaian daerah, setiap profinsi memiliki kesenian, pakaian, dan benda seni yang berbeda
antara satu daerah dengan daerahh lainnya.
g. Benda seni, karya seni yang tidak dapat dihitung ragamnya merupakan identitas dan
kebanggaan bangsa Indonesia. Benda seni atau souvenir yang terbuat dari perak yang
bersal dari Kota Gede di Yogyakarta adalah salah satu karya seni bangsa yang menjadi cirri
khas daerah Yogyakarta. Karya seni dapat menjadi sumber mata pencarian dan objek
wisata.
h. Adat istiadat, setiap suku mempunyai adat istiadat masing-masing seperti suku Toraja
memiliki kekhasan dan keunikan dalam tradisi upaca pemakaman yang biasa disebut
Rambu tuka. Di Bali adat istiadat Ngaben. Ngaben adalah upacara pemakaman mayat
khususnya mereka yang beragama Hindu. Dimana Hindu adalah agama mayoritas di Pulau
Seribu Pura ini.
2.2.2 Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan sesorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan
apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak ada yang membuatnya. Ia dapat berupa
kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman, tetapi
mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pen galaman
sebelumnya dan pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mungkin mencakup
pembentukan korelasi baru. Hasil dari sebuah kreativitas dapat berupa produk seni, kesusastraan,
produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural atau metodologis. (Suhaya, 2016:5)
Menurut Suhaya (2016:5) unsur karakteristik dari pemahaman konsep kreativitas secara
mendasar antara lain yaitu:
a. Kreativitas merupakan proses, bukan hasil.
b. Proses itu mempunyai tujuan yang mendatangkan keuntungan bagi orang itu sendiri atau
kelompok sosialnya.
c. Kreativitas mengarah pada penciptaan sesuatu yang baru, berbeda dan karenanya unik
bagi orang itu, baik berbentuk lisan atau tulisan, maupun konkret atau abstrak.
d. Kreativitas muncul dari pemikiran divergen, lain halnya dengan konformitas atau
pemecahan masalah sehari-hari yang timbul dari pemikiran konvergen.
e. Kreativitas merupakan suatu cara berpikir yang tidak sama dengan kecerdasan, yang
mencakup kemampuan mental selain berpikir.
f. Kemampuan untuk mencipta bergantung pada pengetahuan yang diterima.
g. Kreativitas merupakan bentuk imajinasi yang dikendalikan yang menjurus kearah beberapa
bentuk prestasi.
Lalu apabila kita membahas kreativitas yang berkaitan dengan seni, maka kita tidak bisa
meninggalkan kemampuan dari senimannya karena seniman memiliki ide, kreasi, dan kemampuan
teknis dalam mewujudkan gagasan atau dalam mengekspresikan pengalaman dan gejolak jiwanya.
Kreativitas dalam diri seorang seniman adalah ruang kebebasan dalam berolah pikir untuk
berekspresi dalam merefleksikan pengalaman dan rangsangan dari lingkungannya. Seorang
seniman ditunutk kepekaan naluri dan kemampuan mengolah penglaman -pengalamannya yang unik
dan menarik untuk diekspresikan menjadi sebuah karya yang original dan menjadi pengalaman
baru yang unik dan estetik bagi orang lain.
Menurut pendapat Soedarso (1990:127-128) yang termasuk kedalam pengertian kreatif
adalah kualitas dari :
a. Sensivitas adalah kepekaan terhadap setiap rangsangan yang datang dari luar baik
kepekaan terhadap kesedihan yang dirasakan orang lain maupun kepekaan terhadap
kombinasi warna atau susunan bentuk yang menarik ataupun hal -hal yang khas yang ada
disekitarnya. Dengan kepekaan seperti ini maka jiwa akan menjadi kaya oleh berbagai
pengalaman yang masuk dan kekayaan itu akan selalu siap untuk diek spresikan.
b. Kelancaran atau fluency yaitu kelancaran untuk menentukan kata-kata atau warna
tertentu yang sesuai dengan ide yang akan dieskpresikannya. Lelancaran idesional untuk
berpikir dengan cepat dan tepat, kelancaran dalam mengasosiasikan sesuatu dengan yang
lain, dean kelancaran ekspresional yang berarti mampu untuk menemukan jalan yang
paling sesuai dengan ekspresinya.
c. Fleksibilitas yakni kemampuan untuk mengadaptasi situasi yang baru. Manusia mampu
menyesuaikan dirinya dengan berbagai situasi baik kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan kawasan baru, tetangga baru, atau kondisi iklim pada daerah tertentu. Misalnya
dari hidup di daerah tropis ke hidup di daerah dingin.
d. Originalitas ialah kemampuan untuk menemukan jawaban atau solusi yang khas terhadap
masalah atau pertanyaan yang ada. Pribadi yang memiliki origanilitas adalah orang yang
tidak tergantung pad aide-ide orang lain, juju rpada dirinya sendiri, dan pada proses
kreativitasnya.
e. Kempuan untuk menentukan dan mengatur kembali.
f. Kemampuan untuk menangkap adanya hubungan antara beberapa hal atau masalah dalam
suatu jalinan tertentu.
g. Elaborasi ialah kemampuan untuk mengembangkan suatu ide dengan detail. Seseorang
yang kreatif akan mampu dengan baik membuat lukisannya (baik secara verbal maupun
dengan garbar) tentang missal suatu adegan. Tidak ada suatu bagianpun yang terlepas dari
perhatiannya.
2.3 Teori arsitektur yang relevan dengan Objek
Pada perancangan Pusat Seni Budaya dan Kreativitas Kota Blitar adalah sebagai fasilitas unutk
mengapresiasi sebuah karya seni para seniman, serta upaya pelestarian nilai-nilai kebudayaan untuk
generasi muda millennial sekarang ini, seperti yang telah diketahui bahwa generasi ini lebih condong
ketertarikanya pada penggunaan teknologi atau gadget. Sehingga didalamnya perlu memperhatikan
teori-teori arsitektur yang sesuai dalam perancangannya.
Berikut ini merupakan table jenis kegiatan dalam gedung Seni Budayaa dan Kreativitas di Kota
Blitar.
No. Keterangan Jenis Kegiatan Jumlah Pelaku
4 Seni Tari Tari Dayak ala Salamrejo Tidak Tetap Laki-laki, Perempuan
4 Seni Pertunjukan Drama Kolosal Supriyadi Tidak tetap Campuran laki-laki dan perempuan ,
dengan jumlah pemain tidak tetap .
5 Seni Rupa Pameran Karya Seni 2D dam 3D Tidak Tetap Seniman lukis, Pemahat kayu, dan
Desainer Visual Art
6 Desain Visual Desain Grafis Tidak Tetap Laki-Laki dan Perempuan
6
Panggung Arena
Panggung arena adalah panggung yang terletak di tengah-tengah penonton sehingga penonton dapat berada pada posisi di
depan, samping, atau bahkan di belakang penampil. Panggung seperti ini biasanya dibuat semi permanen dalam sebuah auditorium
multifungsi. Komunikasi antara penampil dan penonton pun dapat berlangsung dengan sangat baik. Panggung arena ini cocok sekali
untuk pertunjukan yang santai seperti Tari Kontemporer dengan atraksi panggung yang lincah, Tari Reoog ala Salamrejo, dan Drama
Kolosal. Panggung area kerap kali dibuat dapat berputarsehingga semua penonton pada sisi yang berbeda dapat melihat penampilan
dari semua sudut.
Menurut Ernst Neufert (dalam bukunya berjudul Data Arsitek Jilid 2, 1991) mengatakan terdapat
beberapa persyaratan untuk perancangan bangku penonton seperti berikut ini:
Pandangan yang baik, tanpa gerakan kepala tetapi mudah menggerakan mata kira-kira
30°.
Pandangan yang baik, dengan sedikit gerakan kepala dan mudah menggerakan mata kira-
kira 60°.
Maksimal sudut persepsi(pandangan) tanpa gerakan kepala kirakira 110°, ini berarti pada
bidang ini orang dapat menangkap hampir semua jalannya peristiwa.
b. Proporsi Ruang penonton klasik.
Jarak baris tempat duduk terakhir dari garis pintu gerbang (tepian panggung) maksimal 24 m,
ini merupakan jarak maksimal untuk menglihat perubahan ekspresi wajah.
Gambar Perbandingan Ruang Penonton Tradisional
4. Akustik Ruang
Akustik diartikan sebagai sesuatu yang terkait dengan bunyi atau suara sebagaimana yang
diungkapkan Dwi Retno Sri Ambarwati dalam jurnalnya bahwa, akustik merupakan pengolahan tata
suara pada suatu ruang untuk menghasilkan kualitas suara yang nyaman untuk dinikmati
merupakan unsur penunjang terhadap keberhasilan desain yang baik karena pengaruhnya sangat
luas dan dapat menimbulkan efek-efek fisik dan emosional dalam ruang akan mampu mampu
merasakan kesan-kesan tertentu.
J. Pamuddi Suptandar mengungkapkan dalam perancangan akustik ruang. Factor yang sangat
penting yaitu masalah gaung suara agar bisa merata keseluruh pemirsa dalam waktu yang
bersamaan meskipun posisi duduknya saling berjauhan dari sumber suara. Persyaratan tata akustik
gedung pertunjukan yang baik dikemukakan oleh Doelle (1990:54) yang menyebutkan bahwa untuk
menghasilkan kualitas suara yang baik secara garis gedung pertunjukan harus memenuhi syarat:
Bunyi
Pengaruh dari adanya bunyi sangatlah penting dalam seni pertunjukan maka dari itu terdapat beberapa
syarat yang perlu diperhatikan seperti :
1. Kekerasan (loudness) yang cukup dan bunyi susulan
Kekerasan yang kurang terutama pada gedung pertunjukan ukuran besar disebabkan oleh energi
yang hilang pada perambatan gelombang bunyi karena jarak tempuh bunyi terlalu panjang dan
penyerapan suara oleh penonton dan isi ruang (kursi yang empuk, karpet, tirai dll).
Lalu nilai bunyi susulan bergantung kepada pada nilai volume dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 2. 1 Jangkauan waktu bunyi susulan yang optimal
Opera 1.3....1.6
Dari table berikut ini dapat dipelajari bahwa waktu bunyi susulan bergantung kepada frekuensi
yang meliputi panjang frekuensi rendah dan frekuensi pendek tapi tinggi. Standar frekuensi pada
sebuah gedung pertunjukan memiliki jenis frekuensi 500 Hz. Frekuensi ini sudah dihitung berdasarkan
toleransi waktu bunyi susulan sebagai nilai optimal.
2. Pantulan bunyi.
Dalam ruangan yang tertutup menyajikan pementasan maka adanya pemantulan bunyi tidak bisa
dihindarkan, maka dari itu harus diperhatikan elemen-elemen material yang dapat dimanfaatkan untuk
mengurangi efek ini atau bahkan memanfaatkan dari adanya pantulan bunyi untuk pertunjukan di atas
panggung. Elemen-elemen ini seperti didekat panggung disediakan bidang pemantul untuk pemantulan
awal, dinding belakang ruang tidak boleh menyebabkan refleksi kearah panggung karena dapat
menimbulkan gema yang berlebihan, pemanfatan langit-langit untuk perambatan bunyi sehingga
penontong yang dari kejauhan masih terdengar dengan cara membuat lipatan-lipatan pada langit-langit
kearah penonton.
Gambar Bentuk Langit-langit yang Menguntungkan
a. Visibility yaitu, membuat para penonton dapat melihat dengan jelas dan untuk sitradara
adar dapat mengatur perhatian dengan variasi intensitas dan warna cahaya.
b. Naturalism yaitu, pencahayaan panggung harus dapat mengimitasi pencahayaan alami
maupun buatan pada tempat dimana adegan tersebut didalamnya cahaya matahari dan
bulan, desa dan kota, interior dan eksterior pada tempat yang nyata maupun imajinasi.
c. Design yaitu, pada organisasi teater tata cahaya panggugn merupakan bagian dari desain
latar. Sang desainer bertanggung jawab untuk mengtur pencahayaan pertunjukan.
d. Mood yaitu, banyak desainer dan sutradara bergantung pada pencahayaan sebagai fasilitas
penting untuk menciptakan suasana yang diinginkan.
2.3.2 Pementasan Tari Emprak Blitar
Kesenian ini dinamakan Emprak atau Ngamen karena penyajiannya yang unik serta dikemas dengan
jogetan, nyanyi (nyinden), dan iringan gending. Pola sajian sinden yang dibawakan berupa lagu
dolanan, tayuban, dan bahkan jaranan. Sinden yang menjadi pusat perhatian tidak hanya melantunkan
suara, tetapi juga menarik perhatian penonton dengan iringan jogetannya. Joget yang khas dan popular
dibawakan oleh sinden adalah Srampat. Srampat adalah nama sebuah gending dengan pola kendang
yang sangat baku yang biasa terdapat pada sajian kesenian Tayub Blitar, Tulungaggung, Kediri, dan
sekitarnya. (Sumber: madiunpunyakita.blogspot.com/2018/03/kesenian-tari-emprak.html)
Berikut ini adalah alat-alat musik tradisional beserta fungsinya untuk pementasan wayang kulit
seperti dibawah ini :
Kendhang
Kendhang, yaitu berfungsi untuk mengatur irama. Kendhang ini dibunyikan dengan tangan
tanpa alat bantu. Jenis kendhang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut
kendang ciblon atau kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa
disebut kendang kalih. Kendang ini dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus
seperti ketapang, gendhing kethuk kalih, dan landrang irama dadi. Dan untuk bermain
kendhang dibutuhkan orang yang sangat mendalami budaya Jawa dan dimainkan dengan
perasaan naluri pemainnya yang tentu berdasarkan aturan-aturan yang ada.
Gambar Kendang
Sumber : (http://ma3dhy.blogspot.com/2011/06/besaran-peralatan-gamelan-jawa.html)
(Sumber :http://ma3dhy.blogspot.com/2011/06/besaran-peralatan-gamelan-jawa.html)
Gong
Gong, yaitu berfungsi untuk menandai permulaan dan akhiran gendhing dan memberikan rasa
keseimbangan setelah berlalunya lagu gendhing. Gong sangat penting untuk menandai berakhirnya
satuan kelompok dasar lagu sehingga kelompok itu sendiri dinamakan gongan.
Gambar Gong
(Sumber : http://ma3dhy.blogspot.com/2011/06/besaran-peralatan-gamelan-jawa.html)
Kethuk atau kenong yaitu berbentuk mirip seperti gong namun dengan posisi horosontal yang
ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu. Dalam memberi batasan struktur
suatu gendhing kenong adalah instrumen kedua yang paling penting setelah gong. Kenong membagi
gongan menjadi dua atau empat kalimat-kalimat kenong. Disamping berfungsi menggaris bawahi
struktur gendhing, nada-nada kenong juga berhubungan dengan lagu gendhing. Kethuk sama
dengan kenong, fungsinya juga sama dengan kenong. Kethuk dan kenong selalu bermain jalin-
menjalin, perbedaaanya pada irama bermainnya saja.
(Sumber : http://ma3dhy.blogspot.com/2011/06/besaran-peralatan-gamelan-jawa.html)
Rebab
Rebab, yaitu salah satu instrument pembuka yang diakui sebagai pemimpin lagu dalam
ansambel, terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan gendhing-gendhing rebab
memainkan lagu pembuka gendhing yang menentukan laras dan pathet yang akan dimainkan.
Wilayah nada rebab mencangkup luas wilayah genhing apa saja, jadi alur lagu akan memberikan
petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing.
Gambar Rebab
(Sumber :http://ma3dhy.blogspot.com/2011/06/besaran-peralatan-gamelan-jawa.html)
Sumber : travellersblitar.com/drama-kolosal-pemberontakan-peta-di-blitar
Untuk panggung yang digunakan tidak tetap dengan membutuhkan luasan yang lebar
karena dalam pementasan drama kolosal diikuti oleh 250 peserta yang dengan latar belakang
masyarakat dan juga pelajar.
2.3.8 Ruang Pameran
Pameran atau galeri adalah ruangan/bangunan tersendiri yang digunakan sebagai tempat untuk
memamerkan atau mendisplay karya seni. Syarat umum dalam perancangan ruangan pameran atau
galeri adalah terlindung dari kerusakan, pencurian, pelembabpan, kekeringan, dan cahaya matahari
langsung.
Gambar Ruang Pameran
(Sumber: Neufert, Data Arsitek 2, Hal 250)
Terdapat tiga macam penataan atau display benda koleksi menurut Patricia Tutt dan Davids Adler
(The Architecture Press, 1979), yaitu:
a. In show case
Benda koleksi mempunyai dimensi kecil maka diperlukan suatu tempat display berupa kotak
tembus pandang yang biasanya terbuat dari kaca. Selain untuk melindungi, kotak tersebut terkaang
untuk memperjelas atau memperkuat tema benda koleksi yang ada.
b. Free standing on the floor orplinth or supports
Benda yang akan dipamerkan memiliki dimensi yang besar sehingga diperlukan suatu panggung
atau pembuatan ketinggian lantai sehingga batas dari display yang ada. Contoh: patung, priduk
instalasi seni, dll.
c. On wall or panel
Benda yang akan dipamerkan biasanya merupakan hasil karya 2 dimensi dan ditempatkan di
dinding ruangan maupun partisi yang dibentuk untuk membatasi ruang. Contoh karya seni lukis, karya
fotografi, dll.
Selain tempat latihan diatas terdaoat pula sebuah ruangan dimana dipergunakan untuk menyimpan
dan berlatih alat-alat musik tradisional serta melatih ketera,pilan bermain wayang. Alat musik
tradisional disini meliputi pendukung wayang kulit berupa gamelan Jawa. Tempat ini disebut juga
panggung percobaan dari panggung utama yang fungsinya untuk melatih keterampilan,
mengembangkan kemampuan atau mengingat apa yang telah dipelajari tentang keahlian bermain
seni.
Gambar Ruang Latihan musik
(Sumber: Neufert, Data Arsitek 2, Hal 145)
Awalnya TIM dikenal sebagai ruang rekreasi umum Taman Raden Saleh (TRS). Tempat ini dahulunya
difungsikan sebagai paru-paru kota. Tempat yang rindang dan asri membuat TRS banyak dikunjungi
warga Jakarta sebagai salah satu tempat rekreasi. Selain itu, pengunjung TRS dapat juga melihat
sejumlah hewan, bermain sepatu roda, dan balap anjing di treck balap anjing yang kini berubah
menjadi kantor dan ruang kuliah mahasiswa fakultas perfilman dan televise Institut Kesenian Jakarta.
TRS kala itu juga memiliki gedung bioskop garden hall dan podium yang bisa dignakan warga sebagai
lokasi nintin film di malam hari. Tapi kini suasana TRS yang seperti itu sudah tidak lagi dapat
ditemukan setelah Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin merubahnya menjadi Pusat Kesenian Jakarta
Taman Ismail Marzuki (TIM).
Para seniman yang menyelenggarakan pertunjukan disini adalah mereka yang bergerak
diberbagai bidang seni. Elemen bidang seni itu tertuang dalam symbol atau logo TIM yang dibuat oleh
Oesman Effendi salah satu pelukis Indonesia. Daun Palma artinya Pancasila dalam kehidupan seni rupa
teater film dan tradisi. Pohon nyiur merupakan pohon yang sangat bermanfaat dalam kehidupan
manusia mulai dari batang, daun, air sari buahnya, hingga akar. Tulisan CIPTA yang memiliki tujuan
agar para seniman selalu berkreasi dan menciptakan keindahan untuk sesame. Selain elemen logonya
Tim juga memilliki beberapa fasilitas seperti Graha Bhakti yang biasa dipergunakan sebagai ruang
pertunjukan seperti music, teater, dan tari dengan kapasitas pengunjung mencapai 810 penonton,
Galeri Cipta II dan III yang biasa digunakan sebagai ruang seminar, peluncuran buku dan pameran,
Teater Kecil yang sebagai ruang pertunjukan teater, musak dan tari dengan kapasitas penonton hingga
244 penonton, Teater Halaman yang digunakan untuk pertunjukan dengan kapasitas penonton yang
fleksibel dan yang terakhir adalah Plaza TIM dapat digunakan untuk tempat pertunjukan, café, galeri
buku, dan tempat parkir kendaraan yang dapat menampung 300 buah kendaraan roda empat dan 400
buah kendaraan roda dua.
b. Fasilitas gedung pada Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM)
Menurut Colin Davies, dalam bukunya High Tech Architecture, pengertian high-tech dalam
arsitektur berbeda dengan pengertian high tech dalam industri. Bila dalam industri pengertian high-
tech diartikan sebagai teknologi canggih seperti elektronik, komputer, robot, silikon chips, mobil sport
dan sejenisnya. Sedangkan dalam arsitektur, high-tech diartikan sebagai suatu aliran arsitektur yang
bermuara pada ide gerakan arsitektur modern yang membesar-besarkan kesan struktur dan teknologi
suatu bangunan. Karakteristik yang menjadi referensi arsitektur high-tech adalah bangunan yang terbuat
dari material sintesis seperti logam, kaca, danplastik.
Menurut Charles Jenks dalam buku High Tech Maniera, elemen servis dan struktur pada suatu
bangunan High-Tech hampir selalu diperlihatkan di eksteriornya sebagai ornamen dan sculpture.
Bangunan High-Tech juga diperlihatkan dengan menggunakan kaca buram maupun transparan, ducting
yang saling tumpang tindih, penggunaan warna pada tangga, eskalator dan lift dengan warna-warna
cerah yang bertujuan membedakan fungsi masing-masing elemen struktur dan servis. Arsitektur High-
Tech merupakan suatu kejujuran yang menyatakan dengan jelas fungsi-fungsi elemen bangunannya
misalnya yang mana tangga, lift, ducting danlainnya.
Charles Jenks menyebutkan ada 6 hal penting yang menjadi ciri dari arsitektur hi-tech, yaitu:
a.) Inside-out (penampakan bagian luar-dalam)
Pada bangunan hi-tech struktur, area servis dan utilitas dari suatu bangunan hampir selalu
ditonjolkan pada eksteriornya baik dalam bentuk ornament ataupun sculpture.
b.) Terdapat simbolisasi hi-tech
Memberi suatu bentuk semacam sculpture yang menggambarkan konsephi-tech.
Karakter dari bangunan hi-tech dapat dilihat pada penggunaan yang lebih luas material kaca
Penggunaan hi-tech merupakan harapan di masa depan, meliputi penggunaan material, warna
dan penemuan-penemuan atau inovasi baru dalam bidang lainnya.
inside out Menghasilkan bentukan yang dinamis yang didesain menarik secara
fasad luar dan dalam(interior)
Inovation planning Memadukan unsur penemuan dibidang teknologi seperti peralatan
pendukung bangunan serta tata cara pengolahan bangunan baik
hasil pembuangan maupun dalam perawatannya.
transparent mass Menghasilkan bangunan yang berundak atau memiliki beda
ketingggina serta zoning ruang yang memanfaatkan luas ruangan
dengan penggunaan partisi kaca sebagai salah satu pembatasnya.
flat bright colouring Menghasilkan pembedaan zoning dengan penggunaan warna yang
berbeda untuk mengenali tiap ruangan, struktur, dan system
utilitas.
stell structure and cable structure Menghasilkan bentukan permainan struktur dari baja yang
ditonjolkan sebagai estetika dan juga menopang bangunan.
METODE PERANCANGAN
Metode perancangan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap untuk membuat,
menemukan atau menghasilkan sebuah ide rancangan yang sesuai dengan analisis yang telah dilakukan.
Metode yang digunakan dimulai dari metode kualitatif dengan menggabungkan metode deskriptif yang
membahas teknik pengumpulan data, analisis atau pengolahan data serta penyajian terhadap data yang
terkumpul. Tujuannya untuk mengungkap fakta, keadaan dan fenomena yang terjadi serta
menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
Proses kajian yang dipergunakan dalam Perancangan Pusat Senibudaya dan Kreativitas di Kota
Blitar melalui metode perancangan linear. Metode tersebut berbentuk garis lurus yang secara runtut
dan bertahap, sehingga hasil akhir menjadi sebuah konsep.
Metode perancangan linear ini diawali dengan analisis fungsi yang merupakan metode dari
arsitek Jan Mukarowsky (1891-1975). Menurut Jan Mukarowsky, fungsi adalah segenap potensi arsitek
untuk memberikan makna terhadap lingkungan. Analisis fungsi terbagi menjadi 5, antara lain :
Expressive Functional (Fungsi Ekspresi), Aesthetic Function (Fungsi Estetika), Allusorry Function (Fungsi
Kenangan), Territorial Function (Fungsi Teritori/Batas), serta Referential Function (Fungsi Acuan).
Aesthetic Function (Fungsi Estetika) merupakan potensi yang bisa ditonjolkan di dalam
arsitekturnya. Ruang lingkup fungsi ini meliputi keharmonisan antar warna, tekstur, serta kesesuaian
pengaturan komposisi pada lingkungannya.
Allusorry Function (Fungsi Kenangan) merupakan manifestasi berdasarkan sejarah dan warisan
budaya yang ada, dengan menonjolkan sebagian atau beberapa bangunan bersejarah ke dalam bentuk
bangunan yang dibuat di masa sekarang.
Territorial Function (Fungsi Teritori/Batas) dapat memberikan kejelasan batas suatu ruang
sebagai pembeda dengan ruang yang lain, dengan membedakan fungsi ruang suatu bangunan dengan
ruang yang lain, serta suasana ruang yang tercipta secara khas dan spesifik.
Referential Function (Fungsi Acuan) merupakan fungsi yang berdasarkan kelokalan atau tradisi
serta warisan budaya yang ada di suatu wilayah. Sehingga, bangunannya terdapat unsur tradisional.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dalam analisis fungsi terdapat aspek tersebut.
(Sumber : Jan Mukarowsky, 1891-1975)
Tahapan kajian yang digunakan dalam proses perancangan Pusat Senibudaya dan Kreativitas
Kota Blitar sebagai berikut :
1. Pencarian ide dari sebuah pemikiran tentang keinginan merancang sebuah Pusat Senibudaya
dan Kreativitas yang mewadahi pelestarian dan pengembangan yang ditujukan pada generasi
millennial di Kota Blitar.
2. Perancangan ide tentang Pusat Senibudaya dan Kreativitas dengan menggunakan pendekatan
hi-tech innovation agar sesuai pengguna yaitu generasi millennial yang identik dengan
kemajuan teknologi.
Beberapa permasalahan dalam perancangan Pusat Senibudaya dan Kreativitas di Kota Blitar
sebagai berikut :
1. Banyaknya generasi anak muda yang kurang memerhatikan dan melestarikan wasisan kesenian
dan budaya Kota Blitar.
2. Pemahaman Masyarakat tentang nilai- nilai budaya yang masih rendah khususnya generasi anak
muda.
3. Kurangnya fasilitasi sarana dan prasarana untuk mengembangkan Apresiasi Seni Budaya.
4. Kurangnya penyelenggaraan pameran lukisan/karya seni untuk memperkenalkan budaya
sendiri.
1.1.4 Tujuan Perancangan
Adapun beberapa tujuan dari perancangan Pusat Senibudaya dan Kreativitas di Kota Blitar,
sebagai berikut :
1. Menghasilkan rancangan Pusat Senibudaya dan Kreativitas yang mewadahi kegiatan kesenian
dan kebudayaan Kota Blitar.
2. Mengembangkan pemahaman nilai-nilai kebudayaan kepada generasi muda agar lebih peduli
tentang kesenian dan budaya mereka sendiri.
3. Menerapkan pendekatan high-tech innovation pada perancangan Pusat Senibudaya dan
Kreativitas agar bangunan menjadi daya tarik kepada generasi muda untuk berkunjung dan
belajar tending seni dan budaya.
4. Menerapkan nilai-nilai Islami pada perancangan Pusat Senibudaya dan Kreativitas dengan
mengintegrasikan pendekatan high-tech innovation.
Terdapat beberapa cara untuk melakukan pengumpulan dan pengolahan data. Data-data yang
dihasilkan terbagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi survey tapak atau
observasi langsung, dokumentasi, serta pengukuran. Sedangkan data sekunder meliputi studi literatur
seperti jurnal dan buku serta studi preseden yang berhubungan dengan obyek perancangan dan
pendekatan. Hal tersebut bertujuan untuk memperkuat konsep rancangan.
Adapun beberapa teknik pengumpulan dan pengolahan data yang menghasilkan data primer, sebagai
berikut :
1. Survey Tapak
2. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk melengkapi proses observasi. Dokumen yang dihasilkan dapat
berupa foto ataupun video.
Adapun beberapa teknik pengumpulan dan pengolahan data yang menghasilkan data sekunder, sebagai
berikut :
1. Studi Literatur
Merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui jurnal, buku, artikel, thesis
dan karya ilmiah lainnya. Data yang diperoleh berupa standar ruang, RT/RW, RDTRK (Rencana Dasar
Tata Ruang Kota) dan lainnya. Hal tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk merancang.
2.Studi Preseden
Merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dari obyek yang terkait dengan
obyek perancangan dan pendekatan arsitektur yang digunakan.
Proses analisis terdiri atas dua bagian yaitu analisis makro dan analisis mikro. Analisis makro
merupakan analisis dalam skala luas seperti analisis pada kawasan sekitar yang meliputi iklim makro,
lokasi dan tapak. Sedangkan untuk analisis mikro merupakan analisis terhadap obyek rancangan yang
meliputi analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang dan bentuk, serta analisis bangunan.
Adapun analisa-analisa yang dilakukan, antara lain :
a. Analisis Fungsi
Fungsi utama perancangan Pusat Senibudaya dan kreativitas di Kota Blitar yaitu untuk
mewadahi kegiatan kesenian dan kebudayaan yang ditujukan kepada generasi muda agar tumbuh nilai-
nilai kebudayaan sehingga dapat melestarikannya. Analisis fungsi bertujuan untuk membentuk ruang-
ruang dan fasilitas yang dibutuhkan oleh pengguna.
Analisis aktifitas dan pengguna bertujuan untuk aktifitas atau kegiatan yang ada pada
perancangan, sehingga dapat diketahui perilaku-perilaku pengguna. Pelaku aktifitas pada rancangan
Pusat Senibudaya dan Kreativitas dapat dibagi atas beberapa kelompok, anatara lain :
a) Kelompok Pengelola
1. Jalan masuk atau pindu ke dalam berbeda dengan pintu keluar atau jalan keluar
2. Adanya pedestrian sebagai sirkulasi pejalanan kaki
3. Konfigurasi bentuk jalan atau alur sirkulasi, terdiri dari linear, radial, grid, ataupun
network.
4. Analisis Ruang
b. Analisis Bentuk
Merupakan langkah selanjutnya setelah kebutuhan dana besaran ruang sudah ditentukan,
kemudian melakukan analisis bentuk. Analisis yang dilakukan untuk memunculkan karakter dari
bangunan itu sendiri kemudian disajikan dalam bentuk sketsa.
c. Analisis Tapak
Tapak berada di Jalan Cakraningrat Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar. Jalan ini beada
didekat Makam Bung Karno yang ramai dikunjungi wisatawan dan terletak diderah pusat perkotaan.
Selain Makam Bung Karno Terdapat Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan yang dipergunakan
sebagai tempat parkir kendaraan wisataan dan destinasi wisata di Kota Blitar.
d. Analisis Struktur
Analisis yang berkaitan dengan bangunan, tapak dan lingkungan sekitar yang akan berpengaruh
dengan material yang akan digunakan. Analisis struktur berfungsi untuk menghasilkan bangunan yang
kokoh baik dari sistem struktur dana bahan material yang digunakan serta mengetahui beban
maksimum bangunan.
e. Analisis Utilitas
Analisis utilitas meliputi sistem penyediaan air bersih, drainase, sistem jaringan listrik, sitem
jaringan listrik, dan sistem keamanan. Analisis utilitas sangat penting agar bangunan dapat digunakan
dengan baik.
Sintesis ini merupakan proses penggabungan dari hasil analisis yang menghasilkan sebuah
konsep, yang nantinya akan menjadi pedoman didalam penyusunan konsep rancangan. Dalam
perancangan ini terdapat beberapa konsep, antara lain :
1. Konsep Ruang
Konsep Ruang merupakan hasil dari analisis dari kebutuhan ruang, fungsi, pengguna, dan
aktivitas. Output dari konsep ruang adalah denah secara kasar pada perancangan Pusat Senibudaya dan
kreativitas di Kota Blitar.
2. Konsep Bentuk
Konsep Bentuk merupakan hasil dari analisis yang berkaitan dengan bentuk tapak, ruang,
struktur maupun utilitas yang diolah sesuai dengan pendekatan perancangan. Output dari konsep ruang
kemudian diolah melalui transformasi bentuk.
3. Konsep Tapak
Konsep tapak merupakan hasil penarikan kesimpulan sesuai dengan analisis yang berkaitan
dengan kondisi tapak. Output dari konsep tapak ialah tatanan lay out dari sebuah Pusat Senibudaya dan
kreativitas di Kota Blitar beserta komponen landkapnya.
4. Konsep Struktur
Konsep Struktur merupakan hasil analisis dari hasil bentuk dan struktur yang diolah sesuai
dengan pendekatan perancangan yang digunakan yaitu steel struktur yang merupakan bagian dari
pendekatan hi-tech innovation. Output yang dihasilkan adalah rancangan struktur yang digunakan
untuk perancangan Pusat Senibudaya dan kreativitas di Kota Blitar.
5.Konsep Utilitas
Konsep Utilitas menghasilkan rancangan utilitas yang baik pada perancangan Pusat Senibudaya
dan kreativitas di Kota Blitar. Dari konsep ini diharapkan untuk kedepannya dapat ditransformasikan ke
dalam bentuk sketsa ide perancangan yang dilanjutkan dengan gambar kerja berupa denah, tampak,
potongan, site plan, lay out, perspektif, dan detail arsitektural.
1.2.4 Perumusan Konsep Dasar ( Tagline )
Perumusan konsep perancangan ini dperoleh dari isu-isu dan hasil pengumpulan data yang relavan
dengan prinsip pendekatan arsitektur hi-tech innovation yang di integrasikan dengan nilai keislaman
berdasarkan Quran Surat Ar-rahman ayat 53 mengenai perkembangan ilmu sains dan kemajuan
teknologi. Hasil dari integrasi nilai-nilai tersebut terdapat beberapa poin penting seperti, Inside-out,
Transparant mass, Flat Bright Colouring, Steel structure and cable structure, dan balance. Maka dari
itu didapatkan konsep perancangan yaitu smart camouflage.
Konsep ini menitikberatkan pada kata smart dan camouflage. Untuk smart disini di dasarkan
pada pendekatan pada generasi millennial yang mempunyai ciri penggunaan teknologi sebagai life
stylenya. Pemasukan unsur inovasi dalam bidang teknologi untuk memudahkan penggunanya serta di
implementasikan pada bangunan memalui 5 aspek dalam pendekatan hi-tech. sementara camuflase
sendiri di impelemtsikan pada penerapan pengolahan limbah yang tidak berdampak kepada lingkungan
serta efisien dalam penggunaan energi.
1.3 Skema Tahapan Perancangan