Anda di halaman 1dari 8

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

No Dokumen :
No Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : Oktober 2019
Halaman : 1-6
UPTD
Puskesmas Dr. Leni Marlina
Alai Ilir NIP.197707052005012010

1. Pengertian Pencegahan dan pengendalian infeksi adalah suatu usaha yang dilakukan
untuk menghindari terjadinya resiko penularan infeksi mikro organisme
dari lingkungan klien dan tenaga kesehatan ( NAKES )

2. Tujuan Sebagai acuan langkah- langkah untuk pencegahan dan pengendalian


infeksi dan memberikan perlindungan bagi pasien dan tenaga kesehatan

3. Kebijakan Sebagai pedoman dalam upaya pencegahan dan penularan infeksi

4. Referensi Buku pedoman PPI


5. Alat dan Bahan -

6. Prosedur 1. Kebersihan Tangan


a. Kuku harus selalu terpotong pendek, tidak boleh memakai
perhiasan dan tidak boleh memakai kuku palsu saat merawat
pasien
b. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan
dengan 6 (enam ) langkah pada saat :
1) Sebelum dan setelah melepas sarung tangan
2) Sebelum tindakan aseptis : pemasangan cateter
intravena,kateter urin dan urin dan vaskuler perifer
3) Sebelum dan setelah kontak langsung dengan kulit pasien
4) Setelah menyentuh darah ,cairan tubuh,sekresi,ekskresi kulit
yang tidak utuh,ganti verband
5) Setelah kontak denganlingkungan dan benda mati(alat
medic,tempat tidur meja saklar lampu)diarea pasien
6) Setelah makan minum dan menggunakan toilet
7) Setelah menyentuh cairan tubuh pasien
8) Bila kontak dengan diduga spora, karena alkoho;, klorhexidin,
iodoform aktifitasnya lemah terhadap spora
9) Sebelum keluar ruangan pasien
c. Cuci tangan bisa dilakukan dengan sabun dan air mengalir atau
dengan alcohol handsdrub(bila tangan tidak tampak kotor)
2. Alat pelindung diri (APD) :
- Sarung tangan
- Masker
- Kaca mata pelindung
- Pelindung wajah
- Gaun
- Sepatu tertutup
a. Gunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan
b. Gunakan APD yang sesuai,bila ada kemungkinan terkontaminasi
darah, cairan tubuh,sekresi,ekresi dan bahan terkontaminasi,
mucus membrane dan kulit yg tidak utuh,kulit utuh yg potensial
terkontaminasi
c. Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien
d. Pakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk
membersihkan lingkungan
e. Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai,sebelum
menyentuh benda dan permukaan yang tidak
terkontaminasi,sebelum beralih ke pasien lain
f. Jangan memakai sarung tangan yang sama untuk pasien yang
berbeda
g. Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh
terkontaminasi ke area bersih
h. Pakailah kaca mata goggle untuk melindungi konjungtiva, mucus
membrane mata, hidung, mulut selama melaksakan prosedur dan
aktifitas perawatan pasien yang beresiko terjadi cipratan atau
semprotan dari darah, cairan tubuh,sekresi dan ekresi
i. Secara umum, dapat digunakan masker bedah untuk mencegah
transmisi melalui partikel besar dari droplet saat kontak erat
(<3m) dari pasien saat batuk atau bersin.pakailah selama tindakan
yang menimbulkan aerosol walaupun pada pasien tidak diduga
infeksi
j. Kenakan gaun (bersih,tidak steril) untuk melindungi kulit,
mencegah baju menjadi kotor,kulit terkontaminasi selama
merawat pasien yang memungkinkan terjadinya percikan atau
semprotan cairan tubuh pasien
k. Bila gaun tembus cairan, perlu dilapisi apron tahan cairan
mengantisipasi semprotan atau cipratan cairan infeksius
l. Pakailah sepatu boot untuk melindungi kaki dari cipratan atau
semprotan dari darah, cairan tubuh,sekresi dan ekresi
3. Peralatan perawatan pasien
a. Buat SPO untuk menampung,transportasi,pengelolaan peralatan
yang mungkin terkontaminasi darah atau cairan tubuh
b. Lepaskan bahan organic dari peralatan dengan bahan pembersih
yang sesuai sebelum di Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau
disterilkan
c. Tangani peralatan pasien yang terkena darah,cairan
tubuh,sekresi,ekresi dengan benar sehingga kulit dan mucus
membrane terlindungi, cegah baju terkontaminasi,cegah transfer
mikroba ke pasien lain dan lingkungan
d. Pastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius telah
dibersihkan dan tidak dipakai untuk pasien lain. Pastikan
peralatan sekali pakai dibuang dan dimusnahkan secara benar dan
peralatan pakai ulang diproses dengan benar
e. Peralatan yang terkontaminasi didesinfeksi setelah dipakai dan
selanjutnya di DTT atau sterilisasi sesuai dengan kebutuhan
f. Bersihkan dan diinfeksi yang benar peralatan terapi pernafasan
terutama setelah dipakai pasien infeksi saluran nafas, bila perlu
memakai sungkup disposable
g. Alat makan dicuci dengan detergen setiap setelah makan benda
disposable dibuang ditempat sampah
4. Pengendalian lingkungan
a. Fasilitas kesehatan harus membuat dan melaksanakan prosedur
rutin untuk pembersihan, desinfeksi permukaan lingkungan
tempat tidur, peralatan disamping tempat tidur dan
pinggirannya,permukaan yang sering tersentuh dan pastikan
kegiatan ini dimonitor (diawasi secara rutin dan berkala)
b. Pembersihan harus mengawali desinfeksi. Benda dan permukaan
tidak dapat didesinfeksi sebelum dibersihkan dari bahan organic
(eksresi,sekresi pasien,kotoran)
Desinfeksi yang bisa dipakai : Na hipoklorit (pemutih), alcohol,
komponen phenol, komponen ammonium,quarternary,komponen
peroxigen. Ikuti aturan pabrik cairan desinfektan, waktu kontak dan
cara pengencerannya. Pembersihan area sekitar pasien :
a. Pembersihan permukaan horizontal sekitar pasien harus
dillakukan secara rutin setiap hari dan lebih teliti setiap pasien
pulang
b. Untukm mencegah aerosolisasi pathogen i9nfksi saluran nafas,
hindari sapu,tp gunakan cara basah (kain basah)
c. Ganti cairan pembersih, lap kain, kepala mop setelah dipakai (
terkontaminasi)
d. Peralatan pembersih harus dibersihkan, dikeringkan tiap kali
setelah pakai.Mop dicuci, dikeringkan tiap hari sebelum disimpan
dan dipakai kembali
e. Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien dari
benda-benda atau peralatan yang tidak perlu
f. Jangan lakukan fogging dengan disinfektan, tidak terbukti
mengendalikan infeksi dan bisa berbahaya
5. Penatalaksanaan Linen
Letakkan linen kedalam kantong linen, hindari menyortir linen
diruang rawat pasien. Cuci linen dengan air panas 70 ̊c,minimal 25
menit,bila dipakai suhu < 70 ̊c pilih zat kimia yang sesuai.Petugas
yang menangani linen harus mengenakan APD yang sesuai
6. Kesehatan Karyawan
a. Setiap petugas harus waspada dalam bekerja, untuk mencegah
luka atau cedera saa tmelakukan tindakan menggunakan jarum,
scalpel dan alat tajam lain, saat melakukan prosedur, saat
membersihkan instrument dan saat membuang jarum
b. Jangan tutup / recap jarum yang telah dipakai, memanipulas jarum
dengan tangan, menekuk arum, mematahkan, melepaskan jarum
dari spuit. Buang jarum,spuit,pisau scalpel dan perlatan tajam
habis pakai kedalam wadah tahan tusukan/safety box sebelum
dibuang kedalam incinerator Pakai mouthpiece resusitasi bag atau
peralatan ventilasi lain pengganti metode resusitasi mulut ke
mulut
c. Jangan mengarahkan bagian tajam jarum kebagian tubuh selain
akan menyuntik
7. Penempatan Pasien
a. Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan
atau yang tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan kedalam
ruang rawat yang terpisah
b. Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, upayakan agar prinsip
pemisahan tetap terjadi
c. Cara penempatan sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi
infeksi
8. Hygiene respirasi / Etika batuk Pasien, petugas, pengunjung dengan
gejala infeksi saluran nafas harus :
a. Menutup mulut dan hidung dengan lengan atas saat batuk atau
bersin
b. Pakai tisu,saputangan,masker kain/medis bila tersedia ,buang ke
tempat sampah (yang terlebih dahulu dilapisi kantong plastik)
tertutup
c. Lakukan cuci tangan sesuai standar
Manajemen fasilitas kesehatan harus promosi hygiene respirasi atau
etika batuk :
a. Promosi kepada semua petugas, pasien, keluarga dengan infeksi
saluran nafas dengan demam
b. Edukasi petugas,pasien,keluarga,pengunjung akan pentingnya
kandungan aerosol dan sekresi dari saluran nafas dalam mencegah
transmisi penyakit saluran nafas
c. Menyediakan sarana untuk kebersihan tangan ( alcohol handrub
wastafel – antiseptic, tissue towel, terutama area tunggu harus
diprioritaskan
9. Praktek menyuntik yang aman
Pakai jarum yang steril, sekali pakai tiap kali penyuntikan untuk
mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi. Bila
memungkinkan gunakan juga vial sekali pakai walaupun multidose.
Jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial
multidose dapat menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat
menyebar saat obat dipakai untuk pasien lain
7. Diagram Alir

1. Kebersiha 2. Alat Pelindung Diri


n Tangan (APD)

3. Peralatan
perawatan pasien

4. Pengendalian
lingkungan

5. Penatalaksanaan
Linen

6. Kesehatan karyawan

7. Penempatan pasien

8. Hygiene respirasi /
9. Praktek
Etika batuk Pasien,
menyuntik
petugas,
yang aman
pengunjung dengan
gejala infeksi
saluran nafas

8. Unit terkait 1. Unit Layanan Obat


2. Unit Poli umum
3. Unit pelayanan Laboratorium
4. Unit Poli Gigi
5. Unit layanan 24 Jam/UGD
6. Unit Rawat Inap
7. Unit Poli KIA/KB
8. Pengelola sampah infeksius/petugas kebersihan

9. Rekaman Historis
Perubahan No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal
perubahan
DAFTAR TILIK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUANG :
BULAN :
SANGAT SANGAT
NO INDIKATOR TINDAKAN BAIK CUKUP KURANG
BAIK KURANG
1 Cuci tangan 1. Air bersih mengalir
2. Sabun cair
3. Lap kering dan bersih
4. Petugas tampak mencuci
5. tangan dan mengeringkan tangan
6. Melepaskan sarung tangan setelah
kontak dengan pasien
2. Alat pelindung 1. Sarung tangan bersih
diri 2. Sarung tangan steril
3. Sarung tangan rumah tangga
4. Masker
5. Gaun/schort
6. Pelindung wajah
7. Pelindung kaki
8. Tutup kepala
3. Dekontaminasi 1. Larutan klorin
alat 2. Wadah plastik
3. Alat direndam dalam klorin 10
menit
4. Alat steril disimpan dalam wadah
kering dan bersih
4 Pengolahan alat 1. Wadah tahan tusukan
tajam 2. Isi wadah kurang dari ¾ penuh
3. Tidak ada bagian tajam yang keluar
4. Jarum tidak disarungkan
5. Penyarungan satu tangan
5 Limbah 1. Sampah dipisahkan sesuai jenis
2. Tidak ada sampah terkontaminasi
3. Increnarator dan atau IPAL
berfungsi dengan baik.
Keterangan
Sangat baik : ≥ 90% PETUGAS PATUH MENGIKUTI PROSEDUR
Baik : 70 – 89% PETUGAS PATUH MENGIKUTI PROSEDUR
Cukup : 60 – 69% PETUGAS PATUH MENGIKUTI PROSEDUR
Kurang : 50 – 59% PETUGAS PATUH MENGIKUTI PROSEDUR
Sangat Kurang : ≤ 50% PETUGAS PATUH MENGIKUTI PROSEDUR

Anda mungkin juga menyukai