Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2

TELEKOMUNIKASI DIGITAL
Channel and Multiplexing

Oleh
I PUTU SUDHARMA YOGA
1705541002

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
Channel dan Multiplexing
1. Channel
a. Point to Point Channel
Merupakan koneksi permanen antara pengirim dan penerima, penerima dapat
didesain dan dioptimalisasi berdasarkan sinyal yang akan diterima. Data transmisi dapat
berupa kontinyu atau dibagi ke frame.

b. Broadcast Chanel
Dimana banyak nodes atau station mengakses broadcast channel secara parallel.
Channel ini dibagi ke semua station, transmisi dari sebuah station mencapai seluruh station.
Penerima dapat menerima beberapa transmisi yang berbeda dalam power level dan
synchronization dan harus dapat beradaptasi untuk perbedaan dan single out transmisi.
Transmisinya biasanya dimulai dengan sebuah preample untuk mendapatkan
sinkronisasi . contoh broadcast channel ada di Local Arena Network / Ethernet , system
seluler.

2. Multiplexing
Kapasistas fisik dari sebuah channel dapat dibagi untuk mendapatkan subchannel
dengan kecepatan rendah. Masing masing subchannel didefinisikan secara exclusive
berdasarkan dari parameter fisiknya seperti frequency, waktu, code, wavelength dan
sebagainya

a. FDM ( Frequency Division Multiplexing)


Masing masing channel fisik dapat dikarakterisasi berdasarkan bandwidth yang
tersedia. Dan bandwidth dapat dibagi menjadi subchannel dan dapat diasosiasi ke masing
masing subchannel dalam sebuah komunikasi.
Sinyal yang berhubungan dalam satu komunikasi difilter dan dimodulasikan (
frekuensinya digeser) dengan tujuan untuk menyocokan kedalam satu subchannel
b. TDM ( Time Division Multiplexing)
Teknik ini digunakan untuk sinyal digital/biner. Diberikan sebuah channel dengan
kapasitas C. kita definisi interval waktu (name slots), dimana durasi adalah sebuah multiple
dari durasi bit tb=1/C

Masing masing sumber/ pengirim dapat menggunakan satu buah time slot setiap
N. karenanya didefinisikan sebuah frame structure dimana sebuah frame dikonstituse olah
N konsekutive time slots.
c. CDM (Code Division Multiplexing)
Teknik CDM terdiri atas mixing N lajur bit (N transmission), hanya setelah di
kalikan masing masing dengan sebuah codeword Ci, dipilih diantara N codewords dari
orthogonal code. Code words dikonsitusi dengan N symbol biner, disebut chips

d. WDM ( Wavelength Division Multiplexing)


Ini sama seperti FDM, dikatakan WDM karena alas an historis yang memiliki
hubungan untuk medevelop fiber optic. Sinyal yang berbeda dimodulasikan menggunakan
panjang gelombang yang berbeda di fiber optic. Masing masing wavelength dapat
membawa jumlah informasi yang sangat besar (5-10Gbit/s). Batas teknologinya
berhubungan pada stabitilas dari LED/laser yang digunakan dalam memodulasi sinyal.

3. Multiple Access
Ini sama dengan Multiplexing namun secara konsep sangatlah berbeda. Faktanya
bahwa multiple access sangat berhubungan dengan broadcast channel. Karenanya
stasiun/node yang mengakses bradcast channel cukup jauh. Karena ini secara fisik sangat
berbeda tempatnya kemungkinan terpisah sangat jauh jadi memerlukan koordinat untuk
mengakses channel tanpa adanya collision
a. FDMA ( Frequency Division Multiplexing)
Ini mirip seperti FDM namun yang membedakan adalah node yang berbeda perlu koordinat
untuk mengakses channelnya. Contoh dari FDMA adalah Stasiun Broadcast TV atau
Radio, sistem seluler TACS
b. TDMA ( Time Division Multiple Access)
Mirip seperti TDM namun sangat penting bagi stasiun untuk koordinat antara dirinya
tuntuk menemukan common timing refrence, sinkronisasinya tidak dapat secara sempurna.
Guard time sangat pending untuk menghindari overlapping
c. CDMA ( Code Division Multiple Access
CDMA memiliki sinkronisasi yang sempurna diantara node yang berdesa saat transmisinya
4. Radio Access
Radio access memiliki permasalahan yang berhubungan pada cara yang mana users pada
cell berbagi radio resources. Pada saat downlink menggunakan multiplexing dan pada saat
uplink menggunakan multiple access.

Anda mungkin juga menyukai