Anda di halaman 1dari 7

Nama : Safira Fatmawati Rumampuk

Nim : 173052013

Pengaruh Dakwah Ustadz Husni Idrus terhadap jama’ah kulia


ba’da subuh muhammadiyah kota gorontalo

Manajemen dakwah addalah terminologi yang terdiri dari dua kata, yakni
manajemen dan dakwah. Kedua kata ini berangkat dari dua disiplin ilmu yang sangat
berbeda sama sekali. Istilah yang pertama, berangkat dari disiplin ilmu yang sekuler,
yakni ilmu ekonomi. Ilmu ini diletakan diatas paradigma metrealistis. Prinsipnya
adalah dengan modal yang sekecil kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar besarnya. Sementara istilah yang kedua berasal dari lingkungan agama,
yakni ilmu dakwah. Ilmu ini diletakan diatas prinsip, ajakan menuju keselamatan
dunia dan ahirat, tanpa paksaan dan intimidasi serta tanpa bujukan dan iming –
imging meterial. Ia datang dengan tema menjadi rahmat bagi semesta alam.

Secara sederhana, manajemen adalah upaya mengatur dan mengarahkan


berbagai sumber daya, mencakup manusia (man), uang (money), barang (material),
mesin dan masih banyak lagi. Dari penjelassan diatas, kita bisa menarik benang
merahnya bahwa, manajemen itu mengandung arti proses kegiatan. Proses tersebut
dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
dengan menggunkan sumber daya manusia dan sumebr daya lainya. Seluruh
proses tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu da’a, yad’u,
da’wan, du’a. Yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan,
permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah
istilah tablig, amr ma’ruf dan nahi munkar, mau’idhoh hasanah, tabsyir, indzahr,
washiyah, tarbiyah, ta’lim, dan khotbah.

Pada tataran praktik dakwah harus mengandung dan melibatkan tiga unsur,
yaitu : peyampaian pesan, informmasi yang disampaikan, dan penerima pesan.
Namun dakwah mengandung makna sebagai aktivitas menyampaikan ajaran islam,
menyeruh berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar, serta memberi kabar
gembira dan peringatan bagi manusia.
Istilah dakwah dalam Al-Qur’an diungkapkan daam bentuk fi’il maupun
masdar sebanyak lebih dari seratus kata. Al-Qur’an menggunakan kata dakwah
untuk mengajak kepada kebaikan yang disertai dengan resiko masing – masing
pilihan. Dalam Al-Qur’an, Dakwah dalam arti mengajak ditemukan sebanyak 46 kali,
39 kali dalam arti mengajak kepada islam dan kebaikan, dan 7 kali mengajak ke
neraka atau kejahatan. Disamping itu, dalam konteks yang berbeda.

Kegiatan dakwah itu bukan hanya mencakup sisi ajakan (materi dakwah),
tetapi juga sis pelakunya (da’i), juga pesertanya (mad’u), ia juga mempunyai metode
beragam yang telah digariskan oleh Al-Qur’an dan dipraktikan oleh rasulullah SAW,
yakni bil hikmah, al mauidzoh hasanah, bil mujadallah bilati hiya ahsan, interaksi
aktif berdasarkan pemahaman yang komprehensif terhadap unsur unsur dakwah
diatas, niscaya akan berbeda baik pada pilihan aktivitas, maupun kepada
kemungkinan hasil yang bisa diraih.

Istilah komunikasi sering digunakan oleh banyak disiplin ilmu yang berlainan.
Kita dapat menemukan istilah ini misalnya dalam bidang ilmu pegetahuan teknik
atau elektronika, yang mana komunikasi diartikan sebagai hubungan antaraf dua titik
melalui penggunaan alat – alat listrik, telefon, telex, internet, telekonprence dan
teknik – teknik telekomunikasi lainya. Dalam transfortasi lalu lintas, komunikasi
diartikan sebagai prasarana atau sarana yang memungkinkan pengangkutan orang
orang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Komunikasi juga sering diartikan
sebagai dua bejana yang dihungkan oleh sekerat pipa satu sama lain. Dalam biologi
pengertian komunikasi sebagai persenyawaan atau hubungan antara dua sel atau
sebagai jaringan syaraf dalam tubuh manusia, seperti hubungan antara mata dan
otak.

Kenapa komunikasi? Karena, menurut peneliti, antara komunikasi dan


dakwah adalah dua elemen yang tidak dapat dipisahkan. Dakwah dan komunikasi
sebagai aktivitas manusia, sama sama tua, setua sejarah manusia itu sendiri.
Komunikasi ada sejak kelahiran manusia, demkian pula dakwah sebagai kegiatan
dan proses sudah ada sejak kelahirnnya. Dakwah dikembangkan dengan ilmu
komunikasi, dan ilmu komunikasi juga mengalami perluasan area dan
perkembangan melalui intensitas dakwah, yang selalu membutuhkan kreatifitas dan
penegmbangan metode.
Jadi komunikasi dakwah adalah suatu proses penyampaian pesan yang
bersumber dari al’quran dan hadis dengan media tertentu, untuk mengajak kepada
jalan kebaikan menurut Allah ajaran dan perintah dari SWT.

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi islam yang cukup besar di


indonesia dan keberadaanya juga cukup menjadi perhatian baik dikalangan
masyarakat juga dikalangan pemerintah. Nama organisasi muhammadiyah ini
diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga muhammadiyah juga dapat
dikenal sebagai orang orang yang menjadi pengikut nabi muhammad Saw.

Oragnisasi muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad dahlan di kampung


kauman yogyakarta pada tanggal 18 novembeer 1912 (8 djulhija 1330 H). Pada
awalnya persayrikatan muhammadiyah ini didirikan untuk mendukung usah k.h
ahmad dahlan atau nama kecilnya akrab dipanggil muhammad darswis itu, untuk
mumurnikan ajaran islam yang menurut anggapanya, banyak yang dipengaruhi oleh
hal – hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita
dan kaum muda berupa pengajian sidratul muntah. Selain itu peran dalam
pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan yang
dikenal sebagai hagore school moehammadijah dan selanjutnya berganti nama
menjadi kwuuk school moehammadijah (sekarang diekanl dengan madrasah
mu’alimin muhammadiyah yogyakarta).

Dari sejak awal muhammadiyah berdiri, organisasi ini aktif dalam gerakan
pendidikan, kesehatan, dan bidang sosial. Muhammadiyah juga menampilkan islam
bukan sekedar agama yang bersifat individual saja dan statis, tetapi dinamis dan
bekedudukan sebagai sisitem kehidupan manusia dalam segala aspek. Adapun
tujuan dari organisasi muhammadiyah itu sendiri adalah, “menegakan dan
menjunjung tinggi ajaran islam sehingga terwujudnya masayrakat islam yang
sebenar – benarnya”. Dan juga landasan kenapa muhammadiyah diidrikan pada
masa itu merupakan rujukan dari qur’an surah ali imran ayat 104 yang artinya
“hendaklah ada segolongan umat diantara kamu yang menyeruh kepada kebaikan
dan mencegah dari munkar sesungguhnya mereka adalah orang – orang yang
beruntung”. Dari surah inilah kemudian muncul ide dari muhammad darwis sapaan
akrabnya sewaktu kecil, untuk mendirikan sebuah organisasi yang kemudian itu
dinamakan Muhammadiyah bersama beberapa orang temannya.
Bukan hanya dijakarta atau diyogyakarta, oraganisasi muhammadiyah juga
cukup diperhitungkan dalam kehidupan masyarakat khususnya yang berada
diprovinsi gorontalo dan lebih mengerucut pada kota gorontalo. Dibuktikan dengan
sejak pertama kalinya muhammadiyah berada digorontalo yaitu dengan
diadakannya musyawarah pertama pada bulan oktober tahun 1967. Pada saat itu
muhammadiyah masih mewilayahi kabupaten dan kota madya pada saat itu.
Muhammadiyah itu sendiri baru mendapatkan pengakuan dari pimpinan pusat
muhammadiyah ditandai dengan telah dikeluarkanya surat pengesahan dari
pimpinan pusat muhammadiyah pada bulan januari 1970. Terhitung sudah selama 3
tahun muhammadiyah berkiprah diprovinsi gorontalo tapi baru mendapat pengakuan
yang sah dari pimpinan pusat muhammadiyah itu sendiri.

Adapun visi dari oragnisasi muhammadiyah seperti yang telah kita ketahui
bersama ialah sebagai gerakan islam yang berlandaskan al – qur’an dan as sunah.
Dengan watak tajdid yang dimiliknya senantiasa istiqomah dan aktif dalam
melaksanakan dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar.

Adapun misi dari muhammadiyah adalah menegakan keyakinan tauhid yang


murni sesuai dengan ajaran Allah SWT.

Melihat dari gerakan muhammadiyah yang bergerak dalam bidang


pendidikan, kesehatan, dan bidang sosial. Peneliti tertarik ingin sedikit membahas
tentang dakwah yang dilakukan oleh pimpinan daerah Muhammadiyah dalam bidang
sosial yaitu “kuliah ba’da subuh kota gorontalo”.

Kulia ba’da subuh adalah kegiatan pengkajian yang rutin dilakukan oleh
persyarikatan muhammadiyah kota gorontalo setiap ahad pagi. Kegiatan ini menurut
peneliti sangat baik dan posistif pasalnya dalam kulia ba’da subuh ini menyelipkan
sedikit tausiyah atau ceramah ceramah yang dapat menggunggah hati para
pendengar atau para jama’ah, ramai sekali orang - orang yang berdatangan
ditempat ini, meskipun kegiatannya cukup dibilang pagi pagi sekali, akan tetapi tidak
sedikit orang yang antusias dengan kegiatan ini. Dibuktikan dengan meskipun
kegiatan ini dilakukan diberbagai rumah, berbagai masjid, yang jaraknya agak sedikit
jauh dari rumah rumah tapi tidak sedikit orang yang datang bahkan sejak dimulainya
kuliah ba’da subuh ini dilakukan.
46 tahun sudah kegiatan ini rutin dilakukan, dan penggas kegiatan kulia ba’da
subuh pertama kali yaitu bapak alm. Yusuf polapa yang sekarang telah tutup usia.
Dan kegiatan ini pertama dilakukan dimasjid wal fajri kelurahan padebulo, dan
hingga sekarang masih antusias wakrga untuk mengikuti kegiatan ini. Mulai dari
anak – anak, orang tua, ibu – ibu dan bapak – bapak lansia pun ikut meramaikan
kegiatan kulia ba’da subuh ini, dan juga tidak jarang pemandangan anak muda
menghiasi kegiatan ba’da subuh ini.

Ustadz husni idrus merupakan da’i kondang atau da’i yang cukup polpoler di
kota gorontalo lebih kshusnya jam’ah kulia ba’da subuh muhammadiyah kota
goorntalo. Ketika mendengar suara ustdaz husni saja jam’ah langsung bisa
menerka, oh ini pasti ustadz husni ujar beberapa jama’ah, nah ini kemudian menjadi
cukup pembuktian bahwa ustadz husni cukup populer dikalangan jam’ah.

Kenapa ustadz husni yang dipilih peneliti ? kerana, menurut peneliti ustadz
husni ini sudah cukup malang melintang untuk menjadi seorang da’i atau
penceramah. Makanya peneliti ingfin sedikit mengulik tentang respons masyarakat
atau tentang sudah sesuai kebutuhna kah ceramah yang disampaikan ustadz husni
atau tidak.

Ahad 10 november peneliti kemudian memulai penelitianya dipantai kota ratu


yang berada di boalemo. Bertepatan dengan dirangkaikanya milad muhammadiyah
kemarin dengan dakwwah wisata, pengurus daerah muhammadiyah kota gorontalo
kemudian mengundang ustadz hasni sebagai penceramah. Baru sata ustadz naik ke
atas panggung, dari bawah ada beberapa jama’ah yang mengatakan “asyik ustadz
husni” ujar beberapa jama’ah. Dari kata yang keluar dari bibir jama’ah tadi peneliti
berhipotesa bahwa beberapa jama’ah sudah tidak sabar untuk mendengarkan
tausiyah yang akan disampaikan oleh ustadz husni tersebut.

Mulailah ustadz husni dengan salamnya, pembukaan dan isi materi dakwah
yang cukup panjang, kurang lebih 2 jam lebih, akan tetapi jama’ah masih tetap stend
bay duduk antusias dengan ceramah yang disampaikannya, meskipun ada
beberapa yang beranjak dari tempat duduk untuk keluar melihat pemandangan
pantai. Dari tempat duduk peneliti pun mulai berbalik arah kepada jama’ah untuk
sedikit menananyakan atau mewawwancarai jama’ah. “ibu kenal dengan ustadz
husni?” tanya peneliti. “siapa yang tidak kenal dengan ustadz husni, ustadz yang
cukup terkenal apalagi dikalangan ibu – ibu “ ujar ibu ningsi. Bukan hanya dikota
goorntalo, ustadz juga cukup terkenal dikabupaten boalemo. “ibu, apakah ustadz
husni sering mengisi tausidyha disni?” tanya peneliti. “oh iya, ustdz husnin sering
diundang kalau ada acara perkawainan, ta’ziah, sering juga ustadz mengisi majelis
ta’lim, dan ustadz juga sering kalau dalam lagi musim kampanye sering mingisi
ceramah disni.” Ujar ibu ningsi lagi sambil sedikit tertawa. Peneliti pun sedkit
bergerak dari tempat dudun untk mencari jama’ah yang ingin diwawancarai. Ibu nur
pun menjadi salah satu target peneliti. “ ibu, apakah kenal dengan ustadz hasni?”
tanya peneliti. “iya kenal, siapa yang tidak kenal dengan ustadz husni sekaligus
imam besar dimasjid sabilulrasyad” kata ibu nur yang ternyata warga kota gorontalo.
“pandangan ibu tentang isi ceramah ustd husni aoakah sudah sesuai kebutuhan
atau tidak?” ujar peneliti. “ akalu menurut saya pribadi sudah cukup memenuhi
kebutuhan, karena ustadz husni sering sekali mengangkat hal – hal yang menjad
trending, seperti panah waer yang lagi musim – musimnya.” Ujar ibu nur.

Peneliti pun sedikit mrncari nerasumber yang masih sedkiti mudah. Anita
namanya gadis 20 tahun yang kuliah diumgor. “apakah sering mendengrakan
ceramah ustadz hasni ?” ujar peneliti. “tidak sering tapi suka” ujar anita. “kenapa
suka? Dan apakah menurut anita ceramah yang disampaikan ustadz sudah sukup
memenuhu kebutuhan masyarakat atau tidak ?” peneliti kembali bertanya. “ suka
kerna ustadz kalau menyampaikan materi atau dakwah itu selalu menggunakan dalil
– dalil atau hadits yang kuat, dan sering juga menggunakan literatul yang sanagt
banyak referensinya. Dan kalau berbicara apakah sudah sesuia kebutuhan, ya iya.
Karen, ceramah ustadz tidak monoton itu itu saja. Banyak yang diangkat, tentang
kalau sekarang maulid nabi itu yang dingkat, kalau ada isu – isu terkini seperti pana
waer itu yang diangkat, dan juga ustadz sering mengangkat realita sekarang tentang
dunia yang semakin tidak baik baikm saja.” Ujar anita salah satu mahasiswa umgor
yang juga sebagai pengunjung pantai kota ratu.

Dari 3 narasumber itu sebenarnya belum bisa menjadi pembuktian apakah


ceramah ustadz husni sudah cukup memenuhi kebutuhan masyarakat atau tidak.
Karena keterbatasan waktu jadi peneliti masih memerlukan banyak lagi referensi.
DAFTAR PUSTAKA

Munir dan Ilahi Wahyu, Manajemen Dakwah, (Jakarta ; Prenada Media


Group, 2009).

Pakaya Nurdin, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Limboto Barat : Sultan Amai


Press IAIN Sultan Amai Gorontalo, 2009).

Ruben D Brent dan Stewart Lea, Komunikasi Dan Perilaku Manusia, (Jakarta;
PT Raja Grafindo Persada, 2013).

Anda mungkin juga menyukai