PELAKSANA
OLEH :
DOSEN PEMBIMBING
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karea telah
melimpahkan rahmat dan taufik-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek. Dalam melengkapi
persyaratan akademis yang ditetapkan oleh jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Gorontalo maka setiap mahasiswa sebelum membuat tugas
akhir diharuskan melaksanakan tugas Kerja Praktek sesuai kurikulum yang
berlaku saat ini.
Bapak Dr. Eng. Rifadli Bahsuan, S.T., M.T., Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Gorontalo.
Ibu Aryati Alitu, S.T,. M.T., Selaku Ketua Jurusan dan Koordinator Kerja
Praktek Teknik Sipil Universitas Negeri Gorontalo.
Bapak Arfan Utiarahman S.T, M.T., Selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktek Teknik Sipil Universitas Negeri Gorontalo.
Pimpinan PT. Mulya Dharma Nusa yang berkenan memberi izin untuk
melaksanakan kerja praktek pada proyek yang sedang berjalan.
Pelaksana Lapangan CV. Pesona Consultan yang banyak membantu penulis
selama pelaksanaan Kerja Praktek.
Serta kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang tak bisa
disebutkan satu persatu.
ii
Demikian laporan Kerja Praktek ini telah penulis susun sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
dengan hati yang terbuka penulisakan menerima sumbang saran dan kritik yang
bersifat konstruktif demi kelengkapan laporan ini.
Akhirnya besar harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Tujuan Pelaksanaan ...................................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah ........................................................................................... 4
1.4. Metode dan Sistematika Pembahasan .......................................................... 4
1.5. Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ............................................................... 4
1.6. Ruang Lingkup Pekerjaan Kerja Praktek ..................................................... 4
iv
4.2.1. Pemilik Proyek ............................................................................ 13
4.2.2. Konsultan Pengawas .................................................................... 14
4.2.3. Pelaksana / Kontraktor ................................................................ 18
4.3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 08 ....................................................... 24
4.3.4. Tugas-tugas lain dari PPK selain tersebut di atas antara lain
mengusulkan kepada PA/KPA: .................................................................. 25
4.3.5. Tanggung jawab Pejabat Pembuat Komitmen / PPK: ................. 26
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan pertumbuhan lalu lintas yang makin meningkat dan pesat,
maka sangat mutlak dibutuhkan suatu jalan yang memadai, sehingga arus lalu
lintas yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya semakin lancar.
Tingkat pelayanan prasarana jalan dan jembatan yang lancar maka berbagai
keuntungan akan didapatkan, antara lain :
1
Kabupaten Gorontalo. Paket pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh jasa kosntruksi
PT. MULYA DHARMA NUSA.
Pembangunan jalan ini juga akan sangat berpengaruh dalam kehidupan dari
berbagai sisi dan aspek, masyarakat akan mendapatkan berbagai keuntungan
dalam pembangunan jalan ini, karena setiap aktivitas masyarakat tidak lepas dari
jalan, oleh karena itu pembangunan jalan adalah hal yang sangat penting bagi
masyarakat.
2
pada lokasi pelaksanaan pembangunan untuk memperdalam pemahaman terhadap
teori-teori yang didapat saat perkuliahan.
3
1.3. Batasan Masalah
Ruang lingkup yang akan dibahas dalam laporan ini adalah Talud Penahan
Tanah untuk badan jalan di Peningkatan Jalan Pongongaila-Buhu (Jl. Runi
Hemeto).
4
BAB II
2.1. Umum
Lokasi proyek yang menjadi tempat Kerja Praktek terletak di Desa
Talumolo, Kec. Dumbo Raya, Kota Gorontalo dengan gambaran umum proyek
sebagai berikut:
5
Gambar 2.1. Potongan Melitang Jalan
6
2.2.4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Penerapan program K3 pada kegiatan proyek konstruksi jalan raya
merupakan suatu faktor yang menentukan keberhasilan proyek sesuai tujuan
pelaksanaan konstruksi yaitu biaya yang sesuai dengan perencanaan, waktu yang
sesuai penjadwalan, mutu yang sesuai dengan standart dan spesifikasi. Penerapan
program K3 pada proyek mempunyai pengaruh positif dalam meningkatkan
kinerja K3 diproyek, sehingga apabila dilakukan dengan baik akan dapat
memberikan konstribusi yang cukup besar untuk jasa konstruksi jalan raya.
Dalam hal ini penerapan K3 dalam proyek ini belum terealisasikan dengan
baik dikarenakan banyaknya pekerja yang belum menggunakan alat pelindung diri
yang memadai, contohnya antara lain pada proses pekerjaan yang menggunakan
alat berat yang bisa saja beresiko kematian.
7
Pekerjaan timbunan.
Pekerjaan penyiapan badan jalan.
Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B.
Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A.
Pekerjaan prime coat (Lapis resap pengikat-Aspal cair) dan Laston lapis
antara AC-BC.
Pekerjaan teak coat (Lapis perekat-Aspal cair) dan Laston lapis aus AC-
WC.
Pekerjaan bahan aditif (anti pengelupasan).
Marka Jalan Thermoplastic.
Pekerjaan struktur (pasangan batu).
Pekerjaan Drainase
Manajemen Lalu Lintas
8
BAB III
PROSES TENDER
9
2. Pelelangan Terbatas, adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang
dilakukan diantara pemborong rekanan yang dipilih yang tercatat di dalam
daftar rekanan mampu sesuai dengan bidang usaha atau ruang lingkupnya
atau kualifikasi kemampuannya.
10
10. Surat jaminan pelaksanaan
Dalam surat perjanjian, pimpinan proyek bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah dan Direktur Kontraktor dalam hal ini bertindak atas nama
perusahaannya yang ditunjuk dan melakukan kesepakatan bersama atas isi dan
maksud yang tertuang dalam kontrak, baik itu berupa hak dan kewajiban serta
ketentuan-ketentuan lain sesuai aturan yang berlaku. Surat perjanjian
pemborongan sekurang-kurangnya memuat :
Pokok-pokok pekerjaan yang dijanjikan dengan uraian yang jelas jenis dan
jumlahnya.
Harga yang tetap dan pasti serta syarat-syarat penyerahannya.
Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terinci.
Jangka waktu penyelasaian atau penyerahan serta syarat-syarat
penyerahannya.
Jaminan teknis pekerjaan yang dilaksanakan.
Sanksi dalam hal rekanan ternyata tidak memenuhi kewajiban.
Penyelesaian tindak lanjut surat perjanjian pemborong/kontrak dalam hal ini
salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya.
Penyelesaian perselisihan.
Status hukum
11
BAB IV
ORGANISASI PROYEK
4.1. Umum
Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana
ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat lintas
fungsi organisasi sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari
berbagai profesi dan organisasi. Setiap proyek adalah unik, bahkan tidak ada dua
proyek yang persis sama. (Istimawan Dipohuso, 1995)menyatakan bahwa suatu
proyek merupakan upaya yang mengerahkan sumber daya yang tersedia, yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu serta
harus diselesaikan dalam jangka waktu terbatas sesuai dengan kesepakatan.
12
pekerjaannya akan memperoleh hasil yang baik. Untuk lebih jelasnya, struktur
organisasi dapat dilihat Gambar 4.1
PEMILIK PROYEK
DINAS PUPR PROV. GORONTALO
KONSULTAN PENGAWAS
PT. PESONA CONSULTAN
PELAKSANA
PT. MULYA DHARMA NUSA
13
2. Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner :
Membuat surat perintah kerja ( SPK )
Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.
Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan konstruksi.
Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak
dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.
Misalnya pelaksanaan pembangunann dengan bentuk dan material yang
tidak sesuai dengan RKS.
Ramli, S.T.,
Site Engineer
Jubaidi
Inspector II
Muh. Maulana M.
Ibrahim
Inspector IV
14
Adapun penjelasan dari struktur organisasi konsultan yaitu:
1. Site Engineer
Berikut adalah beberapa Tugas fungsi site engineering yang antara lain adalah:
Mampu Mengkoordinir pembuatan master schedule dan breakdown
aktivitas bulanan dan mingguan.
Mampu Mengkoordinir penentuan schedule material dan persetujuan
material dari owner.
Mampu Mengkoordinir pembuatan shop drawing.
Mampu Memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan value engineering
(VE).
Mampu Mengkoordinir pembuatan laporan progres pelaksanaan proyek
secara periodik.
2. Quantity/Quality Engineer
15
benar paham mengenai semua standar prosedur pengujian laboratorium yang
ditetapkan dalam Dokumen Kontrak dan mempunyai pengetahuan mengenai
teknologi bahan serta kendali mutu.
16
Mengawasi dan memberi laporan kepada dinas tetang pengujian lab.
terhadap hasil pelaksanaan dilapangan yang akan ditagihkan kontraktor;
Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan bulanan,
jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain.
3. Inspector
Inspector adalah salah satu bagian tugas dalam tim pengawasan yang di
bentuk oleh Konsultan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam
Kerangka Acuan Tugas. Inspector ini merupakan perangkat Konsultan di lokasi
proyek yang bertanggung jawab dimana ditugaskan untuk melaksanakan tugas-
tugas guna membantu pengawas.
17
1. Tugas konsultan pengawas adalah :
Menyelenggarakana dministrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.
Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan
proyek.
Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh
pemilik proyek.
Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada
pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.
Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor
sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek
namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja kontruksi yang sudah dibuat
sebelumnya.
18
Rahmad S. Hemeto, S.E.,
Direktur
Farid Hamdani, S.T., Masdiyanto Mohamad Ir. Ramli Ida Rodjah, S.T.,
Pel. Quality Control Tek. Laboratorium Pel. Quantity Control Petugas K-3
Seorang direktur atau dewan direksi dalam jumlah direktur dalam suatu
perusahaan (minimal satu), yang dapat dicalonkan sebagai direktur, dan cara
pemilihan direktur ditetapkan dalam anggaran dasar perusahaan. Pada umumnya
direktur memiliki tugas antara lain:
19
2. General Superintendent
General Superintendent adalah unit organisasi kontraktor pelaksana yang
berada dilapangan. General Superintendent merupakan wakil mutlak dari
perusahaan. Adapun tugas dan tanggungjawab serta wewenang dari General
Superintendent yaitu:
20
Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan
kualifikasi.
Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya
organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.
4. Teknisi Laboratorium
Teknisi Laboratorium mempunyai tugas pokok membantu Team Leader
dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas, Tenaga teknisi
laboratorium mempunyai rincian tugas sebagai berikut :
Memahami jenis dan mutu campuran aspal yang tertuang dalam kontrak dan
pengujiannya.
Menguasai sifat dan karekteristik material dasar pembentuk
campuran aspal.
21
Merancang dan menguji campuran aspal berdasarkan metode dan prosedur
yang disyaratkan dalam spesifikasi termasuk persyaratkan standar mutu
yang harus dipenuhi.
Melakukan perhitungan terhadap hasil setiap pengujian dan
melaporkan kepada atasannya secara lengkap
Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait dengan
pengendalian mutu pekerjaan aspal
5. Quantity Control
Quantity Control menjamin bahwa metoda pelaksanaan pekerjaan
kontraktor dilapangan sesuai dengan ketentuan yang ada, dan cara pengukuran
kuantitas hasil pekerjaan kontraktor sesuai dengan ketentuan dalam dokumen
kontrak. Adapun tugas dan tanggungjawab nya sebagai berikut.
Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Site Engineer dalam
melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality
Engineer untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan di
laboratorium.
Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua lokasi
pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan
segera kepada Site Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak
memenuhi/sesuai dokumen kontrak.
Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Site
Engineer pada hari itu juga.
Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua
hasil pengukuran, perhitungan kuantitas dan sertiflkat pembayaran serta
menjamin bahwa pembayaran terhadap kontraktor sudah benar dan sesuai
dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.
Bersama-sama kontraktor setiap hari membuat ringkasan/risalah tentang
kegiatan konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan
keadaan tenaga kerja, peralatan yang digunakan, jumlah pekerjaan yang
telah diselesaikan, pengukuran dilapangan, Kejadian-kejadian khusus dan
22
sebagainya dengan menggunakan formulir laporan standar (Laporan Harian)
yang harus diserahkan/dikirim kepada Site Engineer dan Satuan Kerja Fisik
tiap hari setelah selesai kerja.
Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap semua
pekerjaan harian (day work), termasuk membuat catatan mengenai
peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang digunakan kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan harian tersebut.
Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Kontraktor dan evaluasi
hasil pekerjaan (performa pekerjaan) dilapangan.
Membantu Site Engineer mengadakan pengukuran akhir secara keseluruhan
dari bagian pekerjaan yang telah diselesaikan yang mutunya memenuhi
syarat.
6. Petugas K-3
Tugas dan tanggungjawab petugas K-3 ialah sebagai berikut.
Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait
K3 Konstruksi
Mengevaluasi dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
Mengevaluasi program K3
Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3
Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 konstruksi
Mengevaluasi perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3,
jika diperlukan
Mengevaluasi penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat
Berikut ini juga tugas dan tanggung jawab kontraktor sebagai pelaksana
proyek yaitu:
23
Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan dilapangan.
Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali metode pelaksanaan
konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.
Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan
harian kepada pelaksana pekerjaan.
Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.
Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi
keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan.
Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses
berita acara kemajuan pekerjaan di lapangan.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode
kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.
Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur
pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.
Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat di
lapangan.
Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil
pekerjaan di lapangan.
Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
24
ABDUL FANDIT AHMAD, S.T., M.M
PPK 08
PPTK
RIZAL PATEMPOI
Pengawas Lapangan
4.3.4. Tugas-tugas lain dari PPK selain tersebut di atas antara lain
mengusulkan kepada PA/KPA:
Perubahan paket pekerjaan, dan/atau
Perubahan jadwal kegiatan pengadaan
25
Menetapkan tim pendukung
Menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis untuk membantu
pelaksanaan tugas Unit Layanan Pengadaan
Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia
barang/jasa.
26
BAB V
METODE PELAKSANAAN
Dalam hal ini untuk direksi keet dialpangan tidak tersedia dalam
pelaksanaan proyek konstruksi jalan tersebut.
27
1. Pembuatan Job Mix Design
2. Mobilisasi Alat
1 Dump Truck 10
10Ton
Ton 6 Unit
2 Dump Truck 3.5 Ton 4 Unit
3 Stone Crusher 30 Ton/Jam 1 Unit
4 Aspal Mixing Plant (AMP) 800 kg/Batch)* 1 Unit
5 Asphalt Finisher 8 Ton 1 Unit
6 Tandem Roller 8 Ton 1 Unit
7 Pneumatic Tire Roller 8-10 Ton 1 Unit
8 Motor Grader 100 HP 1 Unit
9 Excavator 0.9 M3 1 Unit
10 Vibrator Roller 5-9 Ton 1 Unit
Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau
memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m). Dump
Truck biasa digunakan untuk mengangkut material alam seperti tanah, pasir, batu
split, danjugamaterial olahan seperti beton kering pada proyek konstruksi.
28
Umumnya material yang dimuat pada dump truck oleh alat pemuat seperti
excavator backhoe atau loader. Untuk membongkar muatan material bak dump
truck dapat terbuka dengan bantuan sistem hidrolik. Dump truck digunakan pada
saat membawa meterial timbunan pilihan serta mengangkut aspal dari AMP
Pulubala.
Stone Crucher adalah sebuah alat yang didesain untuk memecahkan batu
dari ukuran yang besar menjadi ukuran yang lebih kecil. Selain untuk
memecahkan batuan, stone crucher juga berfungsi untuk memisahkan butir-butir
batuan yang telah dipecahkan menggunakan screen atau saringan. Dengan screen,
batuan dapat dikelompokkan sesuai ukuran yang kita inginkan.
29
c. AMP (Asphalt Mixing Plant)
Salah satu komponen penting pada struktur jalan adalah Beton Aspal atau
Laston Aspal. Laston Aspal biasa diproduksi di sebuah mesin besar bernama
Asphalt Mixing Plant/ AMP. Pengertian Asphalt Mixing Plant adalah suatu tempat
yang terdiri dari beberapa alat- alat berat dan mesin yang berfungsi untuk
memproduksi Beton Aspal / Hotmix dalam skala besar. Kapasitas produksi dari
AMP sangat tergantung dari jenis dan spesifikasi alat. Adapun jenis- jenis aspal
yang bisa diproduksi oleh Asphalt Mixing Plant antara lain AC-BC, AC-WC, Ac-
Base dan lain- lain.
d. Asphalt Finisher
Alat ini berfungsi untuk menghamparkan aspal olahan dari mesin pengolah
aspal, serta meratakan lapisannya. Konstruksi Asphalt Finisher cukup besar
sehingga membutuhkan trailer untuk mengangkut alat ini ke medan proyek.
Asphalt Finisher memiliki roda yang berbentuk kelabang atau disebut dengan
crawler track dengan hopper yang tidak beralas. Sedangkan di bawah hopper
tersebut terdapat pisau yang juga selebar hopper. Pada saat proses penghamparan,
awalnya dimulai dengan memasukkan aspal ke hopper. Kemudian aspal akan
langsung turun ke permukaan dan disisir oleh pisau. Untuk mendapatkan tingkat
kerataan yang diinginkan akan diatur oleh pisau tersebut.
30
Gambar 5.4. Asphalt Finisher
e. Tandem Roller
Alat untuk memadatkan timbunan atau tanah yang akan diratakan sehingga
tanah atau timbunan menjadi padat. Dalam pengerjaannya alat berat ini biasanya
digunakan dalam pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan dengan
perkerasan lentur maupun perkerasan kaku.
31
Gambar 5.6. Pneumatic Tire Roller
g. Motor Grader
h. Excavator
Bukan hanya itu saja, excavator juga dapat melakukan pekerjaan kontruksi
yakni memuat ke dumptuck (loading), membuat kemiringan (sloping), memecah
batu (breaker), dan sebagainya.Karena perannya yang serbaguna, maka excavator
selalu dibutuhkan dalam berbagai jenis pekerjaan berat baik di darat maupun di
atas air.
32
Gambar 5.8. Excavator
i. Vibrator Roller
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penangan proyek ini terdiri atas :
Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.
Tenaga operasional lapangan terdiri dari pelaksana, pengawas, dan mandor.
33
Tenaga terampil yang sudah berpengalaman cukup lama mengerjakan
pekerjaan konstruksi jalan.
Pekerja diambil dari tenaga lokal.
Papan nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi proyek yang akan
dilaksanakan yang dibuat dengan ukuran dan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Bahan dari papan nama proyek ini biasa memakai kayu, baliho serta alat lainnya,
lalu dipasang dipangkal dan ujung lokasi proyek agar dapat diketahui oleh
masyarakat bahwa akan dilaksanakannya proyek dilokasi tersebut.
34
Timbunan tanah biasa ini dihampar pada wilayah yang akan dibentuk bahu jalan
rencana sebagai levelling bahu jalan sesuai gambar rencana.
2. Pekerjaan Struktur
Pekerjaan ini mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air
dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu
dasar yang telah disiapkan memenuhi garis. Batu ditanam dengan kuat di atas
35
landasan adukan semen sedemekian rupa sehingga satu batu berdekatan dengan
lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana tebal ini
akan diukur tegak lurus terhadap lereng.
1. Batu
2. Semen (PC)
3. Pasir
4. Perkerasan Berbutir
a. Lapis Pondasi Agergat Kelas B
Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B (LPB) adalah mutu lapis pondasi
atas untuk lapisan dibawah lapisan kelas A. Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas
B dengan ketentuan sesuai spesifikasi teknis. Menurut (Sukirman, 1999) lapis
pondasi bawah terlelak di antara lapis pondasi atas dengan lapisan tanah dasar.
36
Lapis pondasi agregat kelas B ini merupakan campuran dari berbagai fraksi
agregat dengan ketentuan gradasi sesuai dengan Tabel SNI.
Proporsi campuran:
1. Batu Pecah 3/4 = 30 %
2. Batu Pecah 1/4 = 35 %
3. Pasir urug/sirtu = 35 %
Material kelas B diambil dari sungai molalahu di Kecamatan Tibawa
menggunakan dump truck, khusus batu pecah diangkut menuju ke AMP untuk
dipecahkan dengan menggunakan stone crusher untuk dipecahkan menjadi 2
fraksi, jarak pengambilan material batu pecah ke AMP sekitar ± 6 KM, lalu jarak
AMP ke lokasi proyek ± 3 KM.
a. Metode Penghamparan
Lapis Fondasi Agregat dibawa ke badan jalan dan dihampar menggunakan
alat motor grader.
Setiap lapis dihampar dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal
padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan.
Material agregat dihampar dengan kondisi cuaca yang normal.
Material lapis pondasi agregat kelas B dihampar dalam keadaan gembur
dengan ketebalan 25cm.
Sebelum dipadatkan lapis pondasi agregat harus disemprot dengan air
menggunakan water tank, agar kadar air material agregat tetap terjaga.
Kadar air optimum 7,70%
b. Metode Pemadatan
Pekerjaan pemadatan ini bergerak secara gradual dari pinggir ketengah.
Material agregat kelas B dipadatkan dengan alat Vibrator Roller sebanyak 9
pasing, untuk area yang tidak bisa dijangkau oleh alat dirapikan para pekerja.
Pemadatan dilakukan bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di
bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum, di mana
kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering
37
maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI 1743:2008,
metode D.
Kegiatan penggilasan dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit ke arah sumbu jalan, Kegiatan penggilasan harus dilanjutkan sampai
seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara
merata.
Material agregat kelas B dipadatkan sampai ketebalan 20cm.
Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A (LPA) adalah mutu lapis pondasi
atas untuk lapisan dibawah lapisan beraspal. Bahan material kelas A terdiri dari
campuran agregat dengan berbagai fraksi dan material yang digunakan untuk
pondasi perkerasan aspal maupun perkerasan beton.
Proporsi campuran:
1. Batu pecah ¾ = 30%
2. Batu pecah ½ = 40%
3. Pasir Urug = 30%
38
a. Metode Penghamparan
Lapis Fondasi Agregat dibawa ke badan jalan dan dihampar menggunakan
alat motor grader.
Setiap lapis dihampar dengan takaran yang merata agar menghasilkan tebal
padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan.
Material agregat dihampar dengan kondisi cuaca yang normal.
Material lapis pondasi agregat kelas A dihampar dalam keadaan gembur
dengan ketebalan 20cm.
Sebelum dipadatkan lapis pondasi agregat harus disemprot dengan air
menggunakan water tank, agar kadar air material agregat tetap terjaga.
Kadar air optimum 7,21%
b. Metode Pemadatan
Pekerjaan pemadatan ini bergerak secara gradual dari pinggir ketengah.
Material agregat kelas A dipadatkan dengan alat Vibrator Roller sebanyak 9
pasing, untuk area yang tidak bisa dijangkau oleh alat dirapikan para pekerja.
Pemadatan dilakukan bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di
bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum, di mana
kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering
maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI 1743:2008,
metode D.
Kegiatan penggilasan dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit ke arah sumbu jalan, Kegiatan penggilasan harus dilanjutkan sampai
seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara
merata.
Material agregat kelas A dipadatkan sampai ketebalan 15cm.
39
Gambar 5.14. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A
c. Uji Sandcone
5. Perkerjaan Aspal
a. Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
Pekerjaan lapis resap pengikat ini dilaksanakan pada permukaan badan jalan
baru yang dibentuk setelah permukaan badan jalan ditimbun oleh perkerasan
berbutir kelas A.
40
Fungsi dari lapis resap pengikat adalah untuk memberikan daya ikat antara
lapis pondasi agregat dengan campuran aspal, mencegah lepasnya butiran lapis
pondasi agregat jika di lewati kenderaan sebelum dilapis dengan aspal.
Pekerjaan AC-BC ini merupakan lapis sub base badan jalan yang dilakukan
setelah dihampar lapis resap pengikat diatas LPA kelas A. AC-BC adalah
campuran agregat kasar, halus dengan aspal, yang dicampur di Asphalt Mixing
Plant (AMP), dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu hamparan
min 120℃.
41
Semua jenis AC-BC dirancang menggunakan prosedur khusus yang
diberikan didalam spesifikasi ini, untuk menjamin bahwa rancangan yang
berkenan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan
yang sesuai. AC-BC terdiri dari agregat, filler serta zat aditif dapat ditambahkan
untuk menghasilkan sifat-sifat khusus apal untuk AC-BC yang memenuhi semua
kriteria rancanagan harus mendekati ≥ 1%.
AC-WC adalah campuran agregat kasar, halus, dengan aspal, yang dicampur
di unit pencampur aspal (UPA), dihampar dan dipadatkan dalam keadan panas
pada suhu hamparan min 120℃. Semua jenis AC-WC dirancang menggunakan
prosedur khusus yang diberikan didalam spesifikasi ini.untuk menjamin bahwa
rancangan yang berkenan dengan kadar aspal,rongga udara, stabilitas,kelenturan
dan keawetan yang sesuai. AC-WC terdiri dari agregat, filler serta zat aditif dapat
42
ditambahkan untuk menghasilkan sifat-sifat khusus aspal untuk AC-WC yang
memenuhi semua kriteria rancangan harus mendekati ≥ 1%.
1. Metode penghamparan:
Permukaan harus bersih
Alat penghampar harus dipanaskan terlebih dahulu agar suhu asphalt finisher
sama dengan suhu material
Mengamati mekanisme kerja asphalt finisher agar penebaran merata
2. Metode pemadatan
a. Pemadatan awal (Breakdown Rolling)
dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja (Steel wheel roller/Tandem
Roller).
Penggilasan awal dioperasikan dengan roda penggerak berada didekat alat
penghampar.
Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan penggilasan
awal.
b. Pemadatan antara (Intermediate Rolling)
Dilakasnakan dengan alat pemadat roda karet (Pneumatic Tire Roller)
Jumlah lintasan (passing) sebanyak 9 kali.
Selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang
dicampur deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan.
Proses pemadatan harus terus menerus tidak boleh terputus.
43
c. Pemadatan akhir (Finish Rolling)
Dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja (Steel wheel roller/Tandem
Roller)
Tanpa penggetar sampai jejak bekas pemadatan roda karet hilang.
Roda baja harus dibasahi dengan air agar aspal tidak menempel pada roda
baja, hindari penggunaan air yang berlebihan.
Pelaksanaan pada sambungan melintang dilakukan dengan terlebih dahulu
memasang dua buah balok kayu.
44
BAB VI
6.1. Umum
Masalah dan kendala tidak dapat di pisahkan dalam suatu proyek konstruksi.
Pada tahap pelaksanaan fisik suatu proyek sangat mungkin timbul masalah-
masalah yang tak terduga dan tidak sesuai dengan gambar rencana yang telah
direncanakan. Berdasarkan pengamatan dilapangan dalam pekerjaan Proyek
Pembangunan Jalan Pongongaila – Buhu (Jl. Runi Hemeto) juga tidak terlepas
dari suatu masalah dan kendala.
6.2. Masalah
1. Adanya ketidaktelitian saat proses pengukuran.
2. Pada proses penghamparan agregat sering terhambat disebabkan motor
grader yang sering rusak dikarenakan usia alat tersebut yang sudah tua.
3. Penundaan proses pencampuran di AMP PULUBALA yang disebabkan
adanya sistem antri dan keterlambatan masuknya aspal cair di AMP
PULUBALA.
4. Adanya pekerja-pekerja yang tidak mendapat alat pelindung diri, padahal
kesehatan dan keselamatan pekerja sangat penting.
6.3. Kendala
1. Cuaca yang sering berubah sehingga tidak dapat di prediksi. Selain itu,
cuaca yang berubah mengakibatkan waktu pelaksanaan tidak berjalan sesuai
waktu yang telah direncanakan.
2. Pekerja yang meninggalkan lokasi pekerjaan dengan beberapa alasan
menyebabkan kekurangan tenaga kerja pada saat pelaksanaan pekerjaan.
45
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Berbagai hal yang dapat disimpulkan dari pekerjaan selama kerja praktek di
Proyek Pembangunan Jalan Pongongaila – Buhu (Jl. Runi Hemeto) diantaranya
adalah :
7.2. Saran
1. Pengawas hendaknya melakukan pengawasan secara ketat terhadap time
schedule , tenaga kerja, dan mutu material.
2. Untuk pengawas K3, agar lebih melakukan pengawasan lagi terhadap
pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri. Dan harus menambah lagi
jumlah alat pelindung diri karena banyak pekerja yang tidak
mendapatkannya.
3. Untuk tim engineering, agar lebih banyak waktu untuk terjun langsung ke
lapangan agar bisa mengetahui ketersediaan kebutuan di lapangan.
4. Untuk Mahasiswa, sebaiknya sebelum terjun langsung ke proyek yang
menjadi lokasi kerja praktek, para mahasiswa sudah mengetahui metode -
metode setiap jenis pekerjaan di lapangan agar sesampai disana para
mahasiswa sudah mendapat gambaran tentang apa yang dilakukan dan tidak
kebingungan.
46
DAFTAR PUSTAKA
Ir. Soeharto Iman. (1999). Manajemen Proyek Edisi II. Jakarta: Erlangga.
47