Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMBIDAIAN

DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

OLEH:

OLEH :
RATNA NUR UTAMI
G3A018088

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2019
ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMBIDAIAN

Nama Mahasiswa : Ratna Nur Utami


NIM : G3A018088
Ruang : IGD RSUP Dr. Kariadi
Tanggal : 16 Desember 2019, Pukul 08.30 WIB

1. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 50 Tahun
No. RM : C791417

2. Diagnosa Medis
Fraktur Clavicula Sinistra

3. Dasar Pemikiran
Fraktur clavicula adalah terputusnya hubungan tulang clavicula yang disebabkan oleh
trauma langsung dan tidak langsung pada posisi lengan terputus atau tertarik keluar
(outstretched hand) karena trauma berlanjut dari pergelangan tangan sampai clavicula.
Biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh dari kendaraan bermotor, menangis
saat menggerakkan lengan.

4. Analisa Sintesa
Kecelakaan Lalu Lintas (KLL)

Diskontinuitas jaringan

Terjadi Fraktur

Fraktur Clavicula Prosedur Operasi

Terasa nyeri saat bergerak


Pembidaian menggunakan Mitella (ARM Sling)

Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah serta Mengurangi terjadinya
cedera baru disekitar bagian tulang yang patah

5. Tindakan Keperawatan
Pembidaian menggunakan Mitella (ARM Sling)

6. Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisik (Trauma)

7. Data Fokus
DS :
- Pasien mengatakan nyeri pada bahu kiri
- Pasien juga mengatakan mual tapi tidak muntah
DO :
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak memegangi bagian bahu sebelah kiri
- P : Nyeri dirasakan saat bergerak
- Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
- R : Nyeri pada bahu sebelah kiri
- S : Skala nyeri 6
- T : Nyeri dirasakan terus menerus
TTV
- GCS : 15 (E : 4, M : 6, V : 5)
- TD : 142/84 mmHg
- HR : 101 x/menit
- RR : 24 x/menit
- SPO2 : 93%
- S : 36,80C

8. Prinsip-Prinsip Tindakan
a. Bahan yang digunakan sebagai bidai tidak mudah patah atau tidak terlalu
lentur
b. Panjang bidai mencakup dua sendi
c. Ikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu longgar
d. Prinsip pertolongan pertama pada patah tulang
e. Pertahankan posisi periksa jika adanya fraktur terbuka
f. Cegah resiko terjadinya infeksi
g. Atasi syok dan perdarahan
h. Imobilisasi (fiksasi dengan pembidaian)

9. Tujuan Tindakan Keperawatan


a. Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah
b. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah
c. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah
d. Mengurangi rasa nyeri
e. Mempercepat penyembuhan

10. Bahaya Yang Mungkin Muncul


Jika pemasangan/pembidaian tidak tepat dan benar maka justru dapat memperparah
keadaan pasien yang mengalami fraktur. Contoh jika pembidaian terlalu kencang
maka akan mengakibatkan pasien semakin nyeri.

11. Evaluasi
DS :
- Pasien mengatakan nyeri pada bahu kiri
DO : Setelah dilakukan tindakan pembidaian diharapkan tidak memperparah fratur
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak memegangi bagian bahu sebelah kiri
- P : Nyeri dirasakan saat bergerak
- Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
- R : Nyeri pada bahu sebelah kiri
- S : Skala nyeri 6
- T : Nyeri dirasakan terus menerus
TTV
- GCS : 15 (E : 4, M : 6, V : 5)
- TD : 142/84 mmHg
- HR : 101 x/menit
- RR : 24 x/menit
- SPO2 : 93%
- S : 36,80C

A: Masalah Keperawatan Belum Teratasi


P : Lanjutkan intervensi dan monitor keadaan umum
- Kolaborasikan tindakan keperawatan dengan tim medis terkait tindakan
operasi
- Edukasi keluarga dan pasien tentang prosedur tindakan operasi yang akan
dilakukan
- Kolaborasikan tindakan keperawatan dengan dokter terkait pemberian terapi
medik

Anda mungkin juga menyukai