Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

OLEH

SUPARMAN LATIF
811416063

PEMINATAN GIZI KESMAS


JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
PRAKTIKUM I
A. Judul
Penilaian Konsumsi Makanan Individu
B. Tujuan Praktikum
1. Dapat menggunakan metode dietary record untuk mengukur kandungan
gizi yang biasa dikonsumsi.
2. Dapat menilai kebiasaan makan berdasarkan angka kecukupan gizi yang
dianjurkan.
C. Cara pengukuran
1. Estimated food record (Mencatat makanan dengan menaksir )
2. Subjek diminta mancatat, pada saat mengkonsumsi, seluruh makanan dan
minuman (termasuk snack) yang dikonsumsi pada periode waktu tertentu.
3. Dekskripsi detail tentang seluruh makanan dan minuman yang dikonsumsi
(termasuk nama dagangnya) dan metode pembuatannya dicatat.
4. Makanan campuran seperti “Gado-gado” harus diketahui masing-masing
bahannya, dan berat/jumlah terakhir setelah dimasak harus dicatat, apabila
memungkinkan.
5. Ukuran porsi dapat ditaksir oleh responden dengan menggunakan
beberapa cara tergantung dari presi (tingkat ketepatan) yang diinginkan,
6. Ukuran RT yang sudah terstandarisasi seperti mangkok, sendok, serta luas
(dalam sentimeter) dari daging atau kue cake dapat digunakan.
7. Pengukuran biasanya dirubah ke gram oleh peneliti sebelum menghitung
intake zat gizi.
8. Kesalahan dapat terjadi bila ketidakmampuan responden menghitung
ukuran porsi yang dikonsumsi dan akibat kesulitan yang berhubungan
dengan konversi penaksiran volume untuk jumlah dalam gram.
9. Biasanya subjek (orang tua anak, pengasuh anak) dapat melengkapi
formulir yang diberikan, walaupun pada negara berkembang seorang
petugas lapangan dapat mengerjakannya.
10. Jumlah hari yang diperlukan pada umumnya 3,5,6 hari.
11. Hari diakhir pekan (sabtu dan ahad) harus dimasukan dalam penelitian.
12. Balum ada kesepakatan, berapa hari yang diperlukan untuk mencatat
sehingga memberikan enstimasi yang paling tepat untuk intake rata-rata.
D. Dasar Teori
Penilaian konsumsi makanan dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan,
mulai dari tingkat nasional, keluarga dan individu. Pada tingkat nasional,
konsumsi makanan digunakan untuk menghitung besarnya asupan setiap zat
gizi rata-rata dan juga menghitung ketersediaan pangan di lapangan baik itu
sebagai kebutuhan pokok manusia seperti beras maupun kebutuhan untuk
ternak misalnya saja untuk makan ternak. Dari data tingkat nasional akan
dilakukan kebijakan-kebijakan pangan secara nasional termasuk beberapa
pangan yang harus diimpor dari negara lain apabila produksi dalam negeri
tidak mencakup kebutuhan (Gibson, 1993).
Pada tingkat rumah tangga, pengukuran konsumsi makanan salah satunya
digunakan untuk mengetahui ketahanan pangan tingkat rumah tangga (house
hold food security) yang ada dimasyarakat. Ketahanan pangan disini, sesuai
dengan hasil rumusan kongres internasional gizi (di Roma, tahun 1992)
diartikan “adalah kemampuan rumah tangga untuk mmenuhi kecukupan
pangan anggotanya dari waktu ke waktu agar dapat hidup sehat dan mampu
melakukan kegiatan sehari-hari”. Dengan mengukur asupan makanan dalam
rumah tangga juga akan diketahui distribusi makanan dalam rmah tangga
(intrafamily food distribution). Pada daerah-daerah tertentu seorang bapak
akan mempunyai prioritas utama dalam mengkonsumsi makanan-makanan
yang kaya gizi (seperti susu, daging, telur). Disamping itu dibeberapa tempat,
mengutamakan anak laki-laki dari pada anak perempuan merupakan suatu
kebiasaan pada tingkat konsumsi makanan pad rumah tangga.
Kali ini yang menjadi bahan atau acuan praktikum mata kuliah ilmu Gizi
dasar adalah konsumsi makanan pada tingkat individu. Konsumsi makanan
pada tingkat individu utamanya ditujukan untuk mengetahui cukup tidaknya
asupan zat gizi dari setiap individu, kesukaan terhadap makanan tertentu, atau
pantangan terhadap suatu makanan, tempat yang paling sering digunakan
untuk mengkonsumsi dan jenis pengolahan makanan yang sering digunakan.
Kesemuanya ini ada hubungannya dengan “gaya hidup” seseorang. Konsumsi
makanan pada tingkat individu ini sangat penting apabila dihubungkan dengan
pencegahan penyakit, terapi suatu penyakit, dan pencegahan timbulnya efek
samping terutama pada penderita penyakit penyakit degenerative seperti
diabetes, dll.
Langkah Penilaian Konsumsi Gizi Perorangan
Ada tiga langkah yang dilakukan dalam melakukan penilaian konsumsi
gizi perorangan.
1) Pertama, adalah mengumpulkan informasi tentang asupan
makanan/minuman dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2) Kedua, adalah mengukur nilai gizi pada setiap jenis makanan yang
dikonsumsi oleh pasien.
3) Ketiga, adalah membandingkan nilai gizi yang dikonsumsi dan kebutuhan
yang diperlukan oleh pasien.
1. Mengukur asupan makanan dan faktor yang mempengaruhinya
Pengukuran asupan makanan individu dapat dilakukan dengan
berbagai macam metode. Metode biasanya dipilih berdasarkan pada tujuan
yang ingin diperoleh dan adanya dana atau fasilitas yang tersedia. Diantara
metode yang sering digunakan ada yang mencari faktor-faktor yang
mempengaruhi asupan makana seseorang. Oleh karena itu, apabila tujuan
yang ingin diperoleh ingin mendapatkan gambaran faktor yang
mempengaruhi asupan makanan seseorang maka metode yang harus
dilakukan adalah metode seperti ini, tentu harus disertai dana serta petugas
yang tersedia. Dibawah ini akan diberikan beberapa metode yang sering
digunakan yaitu 24-jam Recall, food frequency, food diary, dan diet
history.
1) 24-jam Recall
Metode merupakan metode yang paling sering sederhana dan
mudah dilakukan yaitu dengan meminta kepada individu untuk
mengingat seluruh makanan yang dikonsumsi selama 24 jam
sebelumnya. Dengan keahlian wawancara yang baik semua makanan
yang dikonsumsi sehari sebelumnya termasuk metode memasak dan
nama dagang, sekaligus supplement seperti vitamin dan mineral,
dicatat oleh pewawancara (petugas gizi). Pada umumnya digunakan
suatu formulir standar untuk mempermudah pewawancara.
Untuk mempermudah pewawancara dan responden dalam
memberikan jumlah makanan yang dikonsumsi maka digunakan “food
model”. Alat ini terdiri dari beberapa bentuk (model) makanan yang
seringkali dikonsumsi dengan beberapa ukuran yang sering
digunakan. Umumnya ukuran yang digunakan adalah ukuran sedang.
Setiap “model” telah dilengkapi dengan kandungan zat gizi yang
sesuai sehingga mempermudah dalam minilainya. Kadang-kadang
“food model” ini diganti dengan “potret” dari makanan tersebut. Hal
ini memudahkan dalam hal pelaksanaan wawancara di tempat yang
jauh karena tidak perlu membawa “model” tersebut kemana-mana,
walaupun dalam kegiatannya di lapangan tetap “food model” yang
lebih baik.
2) Food diary (food record)
Metode ini ingin memperoleh kebiasaan makan yang lebih akurat
dari individu. Dengan metode ini seseorang diminta mencatat semua
makanan yang dikonsumsi pada periode tertentu, umumnya 3-5 hari.
Seperti halnya metode sebelumnya, pasien diminta mencatat makanan
yang dikonsumsi dengan menggunakan ukuran rumah tangga. Metode
ini lebih akurat dari metode 24-jam recall apabila ingin diketahui rata-
rata asupan makan individu. Pada metode ini tempat dari setiap
makanan dikonsumsi harus dicatat. Hal ini perlu oleh karena dari
informasi ini dapat dilihat apakah ada kebiasaan – kebiasaan seseorang
dalam mengkonsumsi makanan-makanan tertentu. Seringkali
kebiasaan-kebiasaan seperti ini dapat dihubungkan dengan asupan
kalori ata zat gizi tertentu yang berlebihan atau berpengaruh negative
pada kesehatan. Dengan mengetahui kebiasaan ini aka dilakukan terapi
perilaku agar mereka dapat merubah kebiasaan tersebut sehingga
memperoleh jumlah atau komposisi makanan yang seimbang , adekuat,
atau yang tidak merugikan kesehatan.
3) Food Frequency
Metode ini merupakan perolehan informasi kualitatif dariu pola
makan dalam jangka waktu yang lama. Daftar jenis makanan diberikan
dan individu atau pasien diminta member jawaban frekuensi
mengkonsumsi dari makanan tersebut apakah setiap hari, setiap
minggu, setiap bulan atau setiap tahun. Metode ini dapat dilakukan
dengan cepat baik diisi sendiri oleh pasien atau dengan wawancara.
Disamping itu tidak merepotkan pasien disbanding metode lainnya.
Kadang – kadang frekuensi konsumsi dari setiap jenis makanan
diberikan skor dan dengan skor dapat dilekukan perhitungan asupan
sehingga dapat diketahui estimasi asupan dari orang tersebut.
Disamping itu dari metode ini dapat dibedakan mereka yang
mengkonsumsi suatu makanan tertentu, pada tingkat yang rendah,
sedang atau tinggi. Cara seperti ini yang paling sering digunakan oleh
para ahli epidemiologi gizi dalam melihat hubungan asupan makanan
dengan terjadinya suatu penyakit pada suatu populasi. Untuk itu jenis
makanan yang ditanyakan pada setiap kuesioner berbeda tergantung
dari tujuan peneliti. Pada penelitian yang ingin meneliti hubungan
asupan makanan dengan penyakit kanker misalnya maka daftar
makanan yang akan ditnyakan tentunya adalah jenis makanan yang
dicurigai berhubungan dengan penyakit kanker yang dimaksud.
4) Diet history
Metode ini paling baikdigunakan apabila ingi mengetahui
informasi kebiasaan asupan makanan serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Ada tiga komponen yang tercakup dari metode ini
yaitu 24 jam recall, food frekuensi, dan wawancara mendalam. Seperti
yang dikemukakan sebelumnya bahwa metode 24 jam recall
merupakan metode sederhana untuk memperoleh gambaran pola
makan secara umum dan food frekuensi disini digunakan untuk
melakukan “cross check” tentang informasi yang diperoleh dari
metode sebelumnya dengan menanyakan frekuensi konsumsi jenis
makanan yang diketahui dari metode 24 jam recall.
2. Estimasi nilai gizi makanan
Dengan melakukan estimasi ini dapat diketahui apakah pasien
mempunyai resiko mallnutrisi untuk zat gizi tertentu. Ada dua metode
yang sering digunakan untuk estimasi ini yaitu pertama dengan
menggunakan daftar penukar bahan makanan dan dengan menggunakan
daftar komposisi bahan makanan.
Cara pertama adalah dengan menggunakan sistem pengelompokkan
makanan yang mengandung nilai gizi yang hampir sama dan fungsinya
terhadap tubuh. Cara kedua adalah dengan menggunakan daftar komposisi
bahan makanan. Cara ini lebih banyak digunakan saat ini karena dengan
bantuan komputer hasil analisis dengan cepat dapat diperoleh.
3. Evaluasi kecukupan diet
Apabila nilai gizi yang terkandung dalam makanan telah diketahui, aka
tibalah saatnya untuk mengetahui apakah asupan makanan pasien sesuai
dengan kebutuhannya. Pada pasien dengan kondisi normal dapat
digunakan angka kecukupan energi yang direkomendasi sesuai dengan
umur, jenis kelamin dan aktivitasnya. Pada pasien yang memerlukan
asuhan nutrisi khusus maka hasil evalusai ini akan digunakan dalam
perencanaan asuhan nutrisi.
E. Bahan
1. Formulir pencatatan makanan (dietary record) 3 buah
2. Formulir penilaian konsumsi makanan
3. Formulir penilaian rata-rata konsumsi
4. Daftar komposisi bahan makanan
5. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
F. Hasil Pengamatan
1. Hari pertama : Senin, 1 Oktober 2018
Tabel 1 Menu Makanan Yang Dikonsumsi
Menu sarapan pagi 08.00 s.d 11.00 WITA
No
Jenis makanan Gambar

1 Pisang goreng ( 200 gr )

2 Air (400 ml)

3 Biskuit (120 gram)


Menu makan siang 14.30 s.d 15.50 WITA

1 Nasi ( 100 gr) telur


( 25 gr)

2 Air (600 ml)

Menu makan malam 19.00 s.d 20.30 WITA

1. Nasi (100 gr) ikan (25 gr)


2. Air Putih (400 ml)

Tabel 2 Formulir 24-Jam Recall


Jumlah
Waktu
No Jenis makanan Pengolahan/cara masak (ukuran
dikonsumsi
RT)
Makan pagi - Pisang Goreng - Buah pisang di goreng - 4 potong

1
- 2 gelas air putih - Air isi ulang (AQUA) - 19 L

Snack - Biskuit - Olahan pabrik - 1


bungkus
Makan - Nasi - Beras di nanak -3L
siang - Telur - Di goreng - 1 butir
2

- 3 gelas air putih - Air isi ulang (AQUA) - 19 L


Makan - Beras di nanak
- 3L
malam - Nasi
- 3
- Di goreng
poton
- ikan
3 g

- Air Putih
- 19 L
- Air isi ulang (AQUA)

Tabel diatas merupakan pola makan yang sering saya konsumsi.


Makanan-makanan yang dikonsumsi merupakan makanan olahan rumah
tangga dan sebagian juga merupakan olahan pabrik. Dihari pertama ini saya
mengonsumsi olahan buah pisang yang di goreng. Dihari itu juga saya
mengonsumsi snack atau makanan ringan yang diolah namun masih dalam
batas sewajarnya. Karena snack tidak baik jika dimakan terlalu banyak untuk
kesehatan. Saya juga mengonsumsi makanan pokok yaitu nasi dan lauk. Dan
tidak lupa pula saya mengonsumsi air mineral sebanyak mungkin.

Tabel 3 Formulir Food Diary


Makanan dan
Tempat
Waktu minuman yang Nama dagang Jumlah
makan
dikonsumsi
Pagi - Pisang Goreng - Pisang - 4 buah
08.00 s.d
11.00
- Air putih - Air isi ulang - 400 ml
Rumah
(AQUA)

- Biskuit - Oreo - 120 gram


Siang - Nasi - beras - 2 sendok
14.30 s.d - Telur goreng - telur - 25 gr
Rumah 15.50 - Air putih - Air isi ulang - 600 ml
(AQUA)

- 2
- nasi - beras
Malam sendok
- ikan goreng - ikan
Rumah 19.00 s.d - 25 gr
- Air isi ulang
20.30 - 400 ml
- Air Putih (RO)
1. Hari kedua : selasa, 2 Oktober 2018
Tabel 5 Menu Makanan Yang Dikonsumsi

No Menu sarapan pagi 07.30 – 08.00 WITA


Jenis makanan Gambar

Kentang goreng (150


1
gram)

2 Air putih (400 ml)

Menu makan siang 13.30-15.20 WITA

Nasi (100 gram) dan ikan


1
(25 gram)
2 Air putih (200 ml)

3 Biskuit (44 gram)

Menu makan malam 20.00 – 21. 20 WITA

Nasi Goreng ( 100 gr)


1
telur (25 gr)

Martabak Cokelat Kacang


2
(90 gram)
Tabel 6 formulir 24-jam recall
Jumlah
Waktu
No Jenis makanan Pengolahan/cara masak (ukuran
dikonsumsi
RT)
Makan pagi - Kentang goreng - Goreng - 150 gr
1
- Air Putih - Air isi ulang (AQUA) - 400 ml

Makan - Nasi - Beras dinanak. - 2L


siang
- Ikan - Ikan di goreng - 25 gr

- Air putih - Air isi ulang (AQUA) - 19 L

Snack - Biskuit - Diolah di pabrik - 2 bungkus


Makan - Nasi goreng - Beras dinanak - 100 gr
malam kemudian di olah dgn
cara di goreng
Snack - telur - Di goreng - 25 gr
3
- Martabak
Cokelat - Dipanggang - 1 porsi

Pola Makan diatas merupakan pola makan yang sering saya konsumsi.
Makanan-makanan yang dikonsumsi merupakan makanan olahan rumah
tangga dan sebagian juga merupakan olahan pabrik. Dihari kedua ini saya
makan makanan yang beragam dari pagi sampai malam. Mulai dari sarapan
pagi sampai makan malam, kemudian siangnya nasi dan biscuit, dan
malamnya ada nasi goreng dan martabak.
Tabel 7 Formulir Food Diary
Makanan dan
Tempat
Waktu minuman yang Nama dagang Jumlah
makan
dikonsumsi
Rumah Pagi - Kentang goreng - kentang - 150 gr
07.30 – - Air Putih - air isi ulang - 400 ml
08.00 (AQUA)
Rumah Siang - Nasi - beras - 100 gr
13.30- - Ikan - ikan - 25 gr
15.20 - Air putih - air isi ulang - 19 L
(AQUA)
- Biskuit - better - 44 gr
Malam - Nasi goreng - Beras - 100 gr
Rumah 20.00- - Martabak
21.20 - Martabak Cokelat - 90 gr
2. Hari ketiga : Rabu, 3 Oktober 2018
Tabel 9 Menu Makanan Yang Dikonsumsi
Menu sarapan pagi 08.10 s.d 08.30 WITA
No
Jenis makanan Gambar

Nasi (100 gram) dan ikan


1
(35 gram)

2
Air putih (400 ml)

Menu makan siang 15.52 s.d 16.40 WITA

Binte Biluhuta (1
1
mangkok

2 Air putih (600 ml)


Menu makan malam 20.30 s.d 22.00 WITA

Kentang Goreng (150


1
gram)

2 Air putih (200 ml)

Tabel 10 Formulir 24-Jam Recall


Jumlah
Waktu
No Jenis makanan Pengolahan/cara masak (ukuran
dikonsumsi
RT)
Makan pagi - Nasi - Beras dinanak - 100 gr

1 - Ikan - Digoreng dan disaus - 35 gr

- Air putih - Air isi ulang (AQUA) - 19 L


Makan - Binthe Biluhuta - Direbus dan -1
siang dicampurkan bahan mangkok
2
dan rempah
- Air putih - Air isi ulang (AQUA) - 19 L
Makan - kentang Goreng - Di goreng - 1L
malam
3
- Air putih - Air isi ulang (RO) - 19 L
Pola makan diatas merupakan pola makan yang sering saya konsumsi.
Makanan-makanan yang dikonsumsi merupakan makanan olahan rumah
tangga. Pagi hari saya sarapan nasi putih, memang agak berat untuk
dikonsumsi namun pagi itu makanan yang tersedia adalah nasi dan ikan. Lalu
siangnya saya makan Binthe Biluhuta atau Milu siram makanan khas daerah
Gorontalo yang banyak mengandung protein yang berasal dari jagung.
Kemudian malamnya saya makan kentang goreng yang saya buat sendiri

Tabel 11 Formulir Food Diary


Makanan dan
Tempat Nama
Waktu minuman yang Jumlah
makan dagang
dikonsumsi
Rumah Pagi - Nasi - Bera - 100
08.10 – - Ikan gram
08.30 - Ikan
- Air isi - 35 gr
ulang
- Air putih (AQUA) - 19 L
Rumah Siang - Binte Biluhuta - Milu Siram - 1
15.52 – - Air putih - Air isi Mangkok
16.40 ulang - 19 L
(AQUA)
- Kentang goreng - kentang - 150 gr
Malam
Rumah 20.30 –
- air putih - air minum
22.00
isi ulang - 19 L
(AQUA)
Tabel 12 Formulir Food Frequency
Jumlah per Jumlah per
Jenis Makanan Jarang Tidak pernah
hari minggu
Nasi 2 kali 14 kali - -
Jagung 1 kali 2 kali  -
Ubi – ubian - -  -
Kentang 1 4  -
Roti 1 kali 4 kali - -
Ikan besar 2 kali 6 kali  -
Ikan kecil 2 kali 14 kali - -
Udang/shellfish - -  -
lainnya - -  -
Daging - -  -
Kambing/sapi/lainnya - -  -
Dagiang ayam - - - -
Jeroan/hati - -  -
Ikan kering - -  -
Telur 1 kali 5 kali - -
Tempe - - - -
Tahu 1 kali 10 kali - -
Kacang-kacangan 1 kali 6 kali  -
Susu 1 kali 3 kali  -
Ice-cream 1 kali 2 kali  -
Mentega - -  -
Sayuran daun hijau 1 kali 4 kali  -
Sayuran warna kuning - -  -
Sayuran lainnya 1 kali 5 kali  -
Buah-buahan 1 kali 2 kali - 
Permen 2 kali 14 kali - -
Kopi - -  -
Teh 1 kali 4 kali - -
Soft drink - -  -
Alcohol - -  

Dari daftar makanan yang tercantum diatas, ada makanan yang sering
saya konsumsi setiap harinya seperti nasi, ikan kecil (acar), tahu, dan kacang –
kacangan, dan ada pula makanan yang jarang saya konsumsi seperti udang,
mentega, dsb. Adapula makanan yang tidak pernah di konsumsi seperti Alkohol.
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas pola konsumsi selama 3 hari yang
dikonsumsi sebagian besar makanan dan minuman jarang dikonsumsi. Seperti
sudah terpapar diatas pada hari pertama disarapan pagi terdapat pisang goreng,
air, dan biscuit. Pada makan siang terdapat nasi, ikan dan snack, lalu pada
malam harinya ada nasi, ikan dan air. Kemudian pada hari kedua sarapannya
kentang goring dan susu, dilanjt sengan siangnya nasi ikan dan biscuit, lalu
malam harinya terdapat nasi goreng dan martabak cokelat makanan tersebut
hanya dikonsumsi pada hari-hari tertentu. Pada hari terakhir praktikum banyak
mengonsumsi nasi baik sarapan maumpun makan malam berupa nasi goreng.
Makanan - makanan tersebut adalah olahan rumah tangga seperti martabak,
kentang goreng,nasi goreng, milu siram. Namun selain makanan olahan rumah
tanggan ada juga makan yang dikonsumsi hasil olahan pabrik seperti biskuit
dan, cemilan. Untuk suplemen vitamin, sayuran saya sangat jarang
mengkonsumsinya.
Berdasarkan Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat,
Serat dan Air perorang peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi
Bangsa Indonesia pada laki laki usia 19-29 tahun dengan berat badan 60 kg,
tinggi badan 169 cm memiliki energy 2250 kkal, protein 56 gram, lemak 75
gram, vitamin A 500 mcg, dan vitamin C 75 mcg.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selama 3 hari berturut-turut
menunjukkan bahwa Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat,
Serat dan Air saya belum memenuhi standar dengan status gizi normal
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan 2010. Hal ini dapat
dilihat dari berat badan 60 kg dan tinggi badan 165 cm.
Berdasarkan hasil yang telah didapat menunjukan bahwa energi yang
diperoleh selama 3 hari belum memenuhi syarat dan yang anjurkan untuk
setiap individu adalah 2250 kkal. Untuk energi hari pertama 1606 kkal, hari
kedua 2221, hari ketiga 1230 kkal. Pada protein masih belum memenuhi
syarat dengan ketetapan protein yaitu 56 gram untuk hari pertama 63.7 gram,
hari kedua 89 gram, dan hari ketiga 54.4 gram. Untuk hari ketiga protein
mendekati angka ketetapan normal.
Angka kecukupan lemak yang dianjurkan setiap individu adalah 75 gram.
Sedangkan angka kecukupan lemak yang diperoleh belum memenuhi syarat
dengan hari pertama 39.3 gram, hari kedua 55.35 gram, dan hari ketiga 21.6
gram. Angka kecukupan vitamin A yang dianjurkan setiap individu adalah
500 mcg sedangkan yang diperoleh belum memenuhi syarat dengan hari
pertama 7053 mcg, hari kedua 7712 mcg, dan hari ketiga 6040 mcg. Angka
kecukupan vitamin C yang dianjurkan setiap individu adalah 75 mcg
sedangkan yang diperoleh belum memenuhi syarat karena melewati batas
normal ketetapan dengan hari pertama 113 mcg, hari kedua 83.8 mcg, dan
hari ketiga 85 mcg.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan selama 3 hari yaitu
dari hari Sabtu sampai dengan hari Senin menunjukkan bahwa konsusmsi
makanan individu belum memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Oleh karena
itu diperlukan makan dan minuman yang bergizi. Dari hasil yang telah diamati
bahwa tidak adanya mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran. Makan dari itu
untuk memperoleh gizi yang seimbang harus mengkonsumsi buah dan sayur
yang memiliki vitamin yang sangat berguna bagi tubuh.
Makanan yang di kosumsi selama 3 hari merupakan pola makan yang
pada umumnya sering dikonsumsi tetapi ada makanan yang hanya secara
kebetulan di makan pada hari tertentu. Makanan-makanan tersebut yang
dikonsumsi merupakan makanan olahan rumah tangga dan sebagian juga
merupakan bahan makanan instan atau olahan pabrik.
1. Hari pertama : Senin, 1 Oktober 2018
Tabel 13 Formulir Penilaian Konsumsi Makanan
Jenis
makanan/ Jumlah Vitam Vitami
Fraksi Energy Protein Lemak Iron
minuman yang URT in A nC
dikonsumsi

Nasi putih 2 gls 1x 720 13.6 1.4 0 0 0

4 ptg
pisang 1x 52 0.4 0.2 0.3 130 24
sdg
2 ptg
Nangka 1x 106 1.2 0.3 0.9 330 7
sdg
1 ptg
Ikan laut 1x 113 17 4.5 0 150 0
sdg
Sayur 2 sdm 1x 54 3.6 0.4 0 4800 76
Biskuit 65 ml 1x 52 3.3 2.5 0 73 0
Air putih 1 gls 7x 0 0 0 0 0 0
Susu 1 gls 1x 509 24.6 30 0 1570 6
Jumlah 1606 63.7 39.3 1.2 7053 113

2. Hari kedua : Selasa, 2 Oktober 2018


Tabel 14 Formulir Penilaian Konsumsi Makanan
Jenis makanan/
Jumlah
minuman yang Fraksi Energy Protein Lemak Iron Vit. A Vit. C
URT
dikonsumsi

Nasi putih 2 gls 1x 720 13.6 1.4 0 0 0


Puding 100 gr 1x 194 1.9 0 0.2 0 1.8

Tepung 90 gr 1x 365 8.9 1.3 1.2 0 0


1 ptg
Ikan laut 1x 113 17 4.5 0 150 0
sdg
Sayur 2 sdm 1x 54 3.6 0.4 0 4800 76
Biskuit 65 ml 2x 104 6.6 6.25 0 292 0
Air putih 1 gls 7x 0 0 0 0 0 0
Susu 1 gls 1x 509 24.6 30 0 1570 6
Telur 2 butir 1x 162 12.8 11.5 0 900 0
Jumlah 2221 89 55.35 1.4 7712 83.8
3. Hari ketiga : Rabu, 3 Oktober 2018

Tabel 15 Formulir Penilaian Konsumsi Makanan


Jenis
makanan/ Jumlah Vit.
Fraksi Energy Protein Lemak Iron Vit. A
minuman yang URT C
dikonsumsi

Nasi putih 2 gls 2x 720 13.6 1.4 0 0 0

Jagung 4 buah 1x 129 4.1 1.3 9 117 9


Telur 1 buah 1x 162 12.8 11.5 0 900 0
1 ptg
Ikan laut 1x 113 17 4.5 0 150 0
sdg
Sayur 2 sdm 1x 54 3.6 0.4 0 4800 76
Biskuit 65 ml 1x 52 3.3 2.5 0 73 0
Air putih 1 gls 7x 0 0 0 0 0 0
Jumlah 1230 54.4 21.6 9 6040 85

Formulir Penilaian Rata - Rata Kosumsi Makanan


Jenis Makanan/
minuman yang Energi Protein Lemak Iron Vit.A Vit. C
di kosumsi
Total Hari I 1606 63.7 39.3 1.2 7053 113

Total hari II 2221 89 55.35 1.4 7712 83.8

Total hari III 1230 54.4 21.6 9 6040 85

Rata - Rata 1685 69 116.25 3.9 6935 94


Daftar Pustaka

Gibson Rl. 1993. Nutritional assessment. A laboratory Manual. Oxford :Oxford


University Press.

Kadir, sunarto, 2018. Penuntun praktikum. Gizi kesmas. Universitas negeri


gorontalo.

Lee RD dan Nieman DC, 1996. Nutritional Assesment. Second edition. New York
: Mosby.

Mahan LK danArlin M. Nutritional Care Process. In: Krause’s Food, Nutrition


and Diet Teraphy. Edisi ke-8. London :W.B. Saunders Company, 199 Hal
415-430.

Starker PM, 1990. Nutritional Asessment Of The Hospitalized Patient. Advacd in


Nutritional Research;8:109-118.

Weinsier RI, Hunker EM, Krumidieck CL, dan Butterwoth CE. A, 1974.
Prospective Evaluation Of General Medical Patients During The Course
Of Hospitalization. American Journal of Clinical Nutrition;32418426.

Zeman FJ dan Ney DM, 1988. Applications of Clinical Nutrition. New Jersey :
Prentice Hall, Enbglewood cliffs. Hal 31-41.
PRAKTIKUM II
A. Judul Praktikum
Pengukuran Aktifitas Fisik.
B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menggunakan salah satu bentuk pengukuran aktifitas fisik.
2. Mahasiswa dapat mengukur besar energi yang digunakan dalam sehari-hari.
C. Dasar Teori
Aktifitas fisik adalah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktifitas fisik yang tidak ada (kurang
aktifitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan
secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global.
Aktifitas fisik merupakan salah satu bentuk penggunaan energi tubuh, jika
asupan kalori berlebihan dan tidak diikuti aktifitas fisik yang tinggi akan
menyebabkan kelebihan berat badan. Aktifitas fisik merupakan salah satu
komponen yang berperan dalam penggunaan energi. Penggunaan energi tiap jenis
aktifitas itu berbeda tergantung dari tipe, lamanya dan berat badan orang yang
melakukan aktifitas tersebut. Semakin berat aktifitas, semakin lama waktunya dan
semakin berat tubuh orang yang melakukannya maka energi yang dikeluarkanpun
lebih banyak. Olahraga jika dilakukan remaja secara teratur dan cukup takaran akan
memberikan keuntungan. Keuntungan tersebut menjaga kesehatan sepanjang
hidup dan mencegah penyimpangan perilaku makan (eating disorders) dan
obesitas.
Pengukuran aktiffitas fisik adalah mengukur tingkat aktifitas seseorang atau
populasi baik secara kuantitatif, kualitatif atau semi-kuantitatif artinya jumlah
banyaknya aktifitas tertentu yang dilakukan dalam satuan waktu. Kualitatif artinya
jenis/tipe aktifitas yang dilakukan, baik dalam waktu bekerja maupun diluar jam
kerja, sedangkan semi kuantitatif artinya menentukan jumlah waktu yang dilakukan
pada setiap jenis aktifitas.
Pengukuran aktifitas banyak digunakan dalam bidang gizi terutama dalam
mengukur jumlah kalori yang digunakan oleh setiap individu atau populasi dalam
melaksanakan kegiatan tertentu yang lebih dikenal dengan ‘energy expenditure’.
Energi ini nantinya diperlukan dalam menentukan kebutuhan gizi seseorang atau
dalam penyusunan rekomendasi. Pengukuran ini sangat penting terutama pada
mereka yang memerlukan pengaturan penggunaan energi misalnya pada orang
yang sedang dalam program diet atau penurunan berat badan.
Aktifitas fisik dibagi 3 yaitu ringan, sedang dan berat. Aktifitas fisik ringan
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan menggerakkan tubuh, aktifitas
fisik sedang adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga
cukup besar, dengan kata lain adalah bergerak yang menyebabkan nafas sedikit
lebih cepat dari biasanya, sedangkan aktifitas fisik berat adalah pergerakan tubuh
yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang cukup banyak (pembakaran kalori)
sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya.
Aktifitas fisik maksimal dapat meningkatkan konsumsi oksigen 100-200 kali
lipat karena terjadi peningkatan metabolisme di dalam tubuh. Peningkatan
penggunaan oksigen terutama oleh otot-otot yang berkontraksi, menyebabkan
terjadinya peningkatan kebocoran elektron dan mitokondria yang akan menjadi
SOR (Senyawa Oksigen Reaktit). Umumnya 2-5% dan oksigen yang digunakan dalam
proses metabolisme di dalam tubuh akan menjadi ion superoksid sehingga saat
aktifitas fisik berat terjadi peningkatan produksi radikal bebas. Kehidupan dengan
aktifitas fisik berat serta pengaruh lingkungan menyebabkan radikal bebas sulit
dihindari sehingga perlu diusahakan untuk meningkatkan antioksidan di dalam
tubuh. Antioksidan berfungsi untuk melindungi tubuh dan efek destruktif yang
ditimbulkan radikal bebas. Antioksidan dapat melindungi tubuh dari sejumlah
penyakit berat seperti penyakit jantung, kanker, stroke, artritis, serta berbagai
kondisi kesehatan lainnya. Antioksidan diyakini dapat melindungi biomolekul
terhadap stres oksidatif sehingga dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler.
Akhir-akhir ini dalam bidang epidemiologi gizi, pengukuran aktifitas banyak
dihubungkan dengan timbulnya atau terjadinya suatu penyakit utamanya penyakit
generatif seperti penyakit koroner, hipertensi, dan diabetes. Pengukuran ini yang
disebut dengan indikator fungsional dari kesehatan dan gizi. Mereka dengan
aktifitas rendah mempunyai risiko penyakit tertentu yang lebih tinggi dibanding
dengan mereka yang mempunyai aktifitas yang tinggi. Serta aktifitas sebagai
indikator fungsional juga sering dihubungkan dengan timbulnya penyakit tertentu
misalnya kegiatan jalan baik, jalan cepat, atau jalan biasa (jogging) dihubungkan
dengan menurunnya risiko penyakit diabetes.

Pada praktikum ini akan di bahas sedikit tentang berbagai metode yang
digunakan dalam mengukur aktifitas, dari metode yang sederhana seperti
pengunaan kuisioner sampai dengan metode yang canggih yang memerlukan
peralatan yang mahal.
Pengukuran aktifitas secara umum dibagi ke dalam 3 kelompok :
a) Pencatatan aktifitas dan kemudian menentukan besar energi yang
digunakan dalam aktifitas tersebut. Cara ini dikenal dengan ‘time and
motion study’ penggunaan kuisioner dimasukan kedalam kelompok ini.
b) Pengukuran energy expenditure secara fisiologis seperti pada pengukuran
denyut jantung dan pengukuran produksi CO2 dengan menggunakan
‘doublydabeled water’
c) Pengukuran pergerakan atau perpindahan anggota tubuh dengan
menggunakan “motion sensor” seperti pedometer, accelerometer, dan
actometer.

Di bawah ini akan dikemukakan keuntungan dan keterbatasan dari beberapa


metode yang termasuk pada ketiga kelompok di atas :
1. Pencatatan/pengamatan aktfitas (time-metion teehniques)
Metode pengukuran dapat dilakukan dengan melakukan pencatatan
recording baik oleh orang lain pengamat-observasi maupun subjek itu sendiri
yang menulisnya dalam bentuk diary. Pengamatan juga dapat dilakukan
dengan bantuan kamera untuk merekam segala kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dapat berupa waktu-waktu tertentu atau dalam 24 jam.
Pencatatan aktivitas seseorang dapat juga dilakukan terhadap aktifitas
yang dilakukan beberapa hari sebelumnya dengan menggunakan sebuah
kuisioner. Kuisioner ini dapat diisi oleh objek sendiri atau dengan
menggunakan pewawancara yang terlatih. Biasanya kuisioner yang
digunakan sudah diuji reabilitas dan validitas sebelumnya. Pertanyaan dalam
kuisioner biasanya sudah dikelompok menjadi beberapa kelompok aktifitas
untuk mempermudah diingat dan juga biasanya untuk mudah
menghubungkannya dengan status kesehatan tertentu pada saat dianalisis.
Beberapa keuntungan yang biasa diperoleh dari metode ini adalah :
a. Pencatatan waktu memberikan informasi tingkah laku (behavior)
dari aktifitas secara kualitatif atau semi kuatitatif. Hal ini dapat
berupa pola aktifitas, jenis aktifitas atau kerja yang dilakukan,
frekuensi dari aktifitas tertentu dan waktu yang digunakan untuk
jenis aktifitas tertentu.
b. Adanya kombinasi waktu dan jumlah energi yang digunakan
memberikan informasi kuantitatif dari energi yang digunakan
(energy expenditure) dalam periode tertentu.
c. Rata-rata pengunaan energi dari hampir seluruh aktifitas perberat
badan dapat dilakukan pada suatu populasi dengan umur dan
training yang sama.
Disamping keuntungan diatas, beberapa hambatan utama dari metode
ini adalah :
a. Pengamatan secara langsung adalah suatu pekerjaan yang berat dan
memerlukan satu pengamat untuk satu orang.
b. Pengamat haruslah orang yang akrab dengan subjek untuk
meminimalkan kemungkinan perubahan behavior akibat adanya orang
lain.
c. Pencatatan aktifitas setiap hari (daily recording) adalah pekerjaan yang
memerlukan ketelitian dan cara ini mempunyai keajekan yang rendah
apabila jarak waktu antara aktifitas dan penulisan tersebut agak lama.
2. Pengukuran Energy Expenditure
Ada beberapa cara yang yang telah digunakan dalam pengukuran energi
seperti pengukuran denyut jantung, pengukuran konsumsi oksigen melalui
‘Doubly labeled water method’. Tekhnik yang paling sering digunakan adalah
dengan mengukur denyut jantung, hal ini didasari oleh kenyataan bahwa
denyut jantung meningkat sehubungan dengan aktifitas dan peningkatan
tersebut berhubungan secara linear dengan konsumsi oksigen. Oleh karena
itu pengukuran denyut jantung dapat mengestimasi konsumsi oksigen (VO2)
dan energy expenditure dihitung secara ‘indirect calorimetry’. Ada dua
komponen dari metode ini yaitu :
a. Menentukan rumus yang digunakan dalam melihat hubungan antara
denyut jantung dengan energy expenditure.
b. Menghitung jumlah denyut jantung.
Beberapa keuntungan dari metode ini :
a. Tidak memerlukan pengamatan langsung terhadap subjek dan tidak
ada yang menggangu/mempengaruhi aktifitas dari subjek tersebut.
b. Kecilnya energi yang dipakaikan kepada subjek tidak sampai
menggangu aktifitas dari subjek.
c. Jumlah energi yang digunakan pada saat diluar jam kerja (leisure
time) juga tidak diganggu metode ini.
d. Hanya membutuhkan sedikit petugas disbanding dengan metode
pencatatan/pengamatan.
3. Pengukuran pergerakan/perpindahan
Metode ini mengukur gerakan dari sebagian anggota tubuh dengan
menggunakan suatu instrument. Dengan metode diperoleh informasi semi-
kuantitatif dari aktifitas fisik. Dari beberapa penelitian diperoleh suatu
korelasi yang sangat signifikan antara hasil pengukuran dengan metode ini
dengan metode mengukur energy expenditure.
Beberapa keuntungan dari metode ini :
a. Tidak menggangu aktifitas yang biasa dilakukan oleh subjek.
b. Alat yang digunakan bukan suatu yang mahal.
c. Cara ini menentukan apakah satu kelompok lebih atau kurang aktif
dibanding kelompok lainnya.
Akan tetapi ada beberapa keterbatasan dari metode ini :
a. Sensitivitas dan spesificitas belum diketahui banyak mengenai alat
ini.
b. Ketepatannya dalam mengukur energy expenditure belum diuji
dengan kalorimetri baik yang langsung maupun tidak langsung.
c. Tidak memberikan jenis aktifitas dan juga pola aktifitas.
d. Alat ini tidak bisa mengukur gerakan tertentu dari tubuh.
Beberapa alat yang sering digunakan untuk metode ini adalah :
a) Actometer, alat ini mengukur pergerakan yang horizontal dan
vertical
b) Pedometer or step counter, alat ini terlihat seperti jam tangan yang
diletakkan pada kaki sehingga setiap melangkah akan tercatat pada
alat ini. Jadi alat ini hanya menghitung jumlah langkah dari subjek
sehingga gerakan lainnya seperti yang dikerjakan oleh tangan tidak
dapat dihitung.
c) Accelerometers, alat ini ditempatkan pada beberapa bagian tubuh
dan mengukur meningkatnya suatu perpindahan. Alat ini akan
memberikan signal elektronik yang kemudian disimpan dan
kemudian dijumlahkan, serta alat ini juga sangat kompleks.
D. Hasil dan Pembahasan
a) Tabel formulir pencatatan aktifitas setiap hari :
1. Hari pertama, Senin 01 Oktober 2018
Tabel 1.1 Pencatatan Aktifitas Fisik Hari Pertama

Waktu Jenis kegiatan Kode Lama (menit)

06.00 – 07.00 Tidur 00 60 menit


07.00 – 08.00 Tidur 00 60 menit
08.00 – 09.00 Berjalan datar 37 8 menit
Membersihkan 35 25 menit
Makan 12 15 menit
Berbicara 18 12 menit
09.00 – 10.00 Mengurus diri 28 50 menit
Berjalan datar 37 10 menit
10.00 – 11.00 Mengemudi 14 35 menit
Berjalan cepat 43 12 menit
Berbicara 09 13 menit
11.00 – 12.00 Menulis 10 17 menit
Membaca 08 43 menit
12.00 – 13.00 Berbicara 09 12 menit
Membaca 08 28 menit
Berjalan datar 37 8 menit
Makan 12 12 menit
13.00 – 14.00 Berbicara 09 12 menit
Mengetik (Hp) 11 20 menit
Berjalan datar 07 8 menit
Membaca 08 20 menit
14.00 – 15.00 Menulis 10 42 menit
Membaca 08 18 menit
15.00 – 16.00 Berbicara 09 20 menit
Berjalan datar 37 5 menit
Mengemudi 14 35 menit
16.00 – 17.00 Istirahat 01 20 menit
Mencuci piring 21 18 menit
Membersihkan 35 20 menit
Berbicara 18 2 menit
17.00 – 18.00 Mengurus diri 28 50 menit
Menyanyi 22 8 menit
Berbicara 09 2 menit
18.00 – 19.00 Makan 12 15 menit
Mengetik (Hp) 11 27 menit
Berbicara 09 18 menit
19.00 – 20.00 Membaca 08 31 menit
Menulis 10 16 menit
Berbicara 09 10 menit
Menyanyi 22 3 menit
20.00 – 21.00 Nonton TV 05 60 menit
21.00 – 22.00 Nonton TV 05 60 menit
22.00 – 23.00 Tidur 00 60 menit
23.00 – 00.00 Tidur 00 60 menit

2. Hari kedua, Selasa 02 Oktober 2018


Tabel 2.1 Pencatatan Aktifitas Fisik Hari Kedua

Waktu Jenis kegiatan Kode Lama (menit)

06.00 – 07.00 Makan 12 5 menit


Mengurus diri 28 25 menit
Mengemudi 14 30 menit
07.00 – 08.00 Berjalan datar 37 10 menit
Mengetik (Hp) 11 20 menit
Menulis 10 30 menit
08.00 – 09.00 Membaca 08 17 menit
Menulis 10 35 menit
Berbicara 09 8 menit
09.00 – 10.00 Mengetik (Leptop) 11 41 menit
Membaca 08 19 menit
10.00 – 11.00 Berbicara 09 15 menit
Berjalan datar 37 5 menit
Membaca 08 25 menit
Berbicara 09 15 menit
11.00 – 12.00 Menulis 10 16 menit
Membaca 08 32 menit
Berbicara 09 12 menit
12.00 – 13.00 Berjalan datar 37 5 menit
Mengemudi 14 35 menit
Makan 12 15 menit
Berbicara 18 5 menit
13.00 – 14.00 Istirahat 01 60 menit
14.00 – 15.00 Istirahat 01 60 menit
15.00 – 16.00 Berbicara 09 35 menit
Berjalan datar 37 10 menit
Mengetik (Hp) 11 15 menit
16.00 – 17.00 Nonton TV 05 60 menit
17.00 – 18.00 Membersihkan 35 25 menit
Pindahkan barang 33 15 menit
Mencuci piring 21 18 menit
Berbicara 18 2 menit
18.00 – 19.00 Mengurus diri 28 40 menit
Makan 12 15 menit
Berbicara 18 5 menit
19.00 – 20.00 Membaca 08 25 menit
Mengetik (Hp) 11 20 menit
Berbicara 09 15 menit
20.00 – 21.00 Nonton TV 05 60 menit
21.00 – 22.00 Nonton TV 05 60 menit
22.00 – 23.00 Nonton TV 05 47 menit
Mengetik (Hp) 11 13 menit
23.00 – 00.00 Tidur 00 60 menit

3. Hari ketiga, Rabu 03 Oktober 2018


Tabel 3.1 Pencatatan Aktifitas Fisik Hari Ketiga

Waktu Jenis kegiatan Kode Lama (menit)

06.00 – 07.00 Tidur 00 60 Menit


07.00 – 08.00 Tidur 00 60 Menit
08.00 – 09.00 Tidur 00 60 Menit
09.00 – 10.00 Membersihkan 35 30 menit
Mencuci piring 21 15 menit
Memasak 20 8 menit
Makan 12 7 menit
10.00 – 11.00 Berjalan datar 37 10 menit
Mengurus diri 28 42 menit
Berbicara 09 8 menit
11.00 – 12.00 Nonton TV 05 60 Menit
12.00 – 13.00 Nonton TV 05 60 Menit
13.00 – 14.00 Nonton TV 05 43 menit
Mengetik (Hp) 11 17 menit
14.00 – 15.00 Berbicara 09 25 menit
Berjalan datar 37 5 menit
Makan 12 15 menit
Mengetik (Hp) 11 15 menit
15.00 – 16.00 Istirahat 01 60 Menit
16.00 – 17.00 Istirahat 01 60 Menit
17.00 – 18.00 Membersihkan 35 30 menit
Mencuci piring 21 20 menit
Berjalan datar 37 3 menit
Berbicara 09 7 menit
18.00 – 19.00 Mengurus diri 28 55 menit
Mengetik (Hp) 11 5 menit
19.00 – 20.00 Makan 12 17 menit
Berbicara 09 33 menit
Berjalan datar 37 10 menit
20.00 – 21.00 Mengemudi 14 13 menit
Berbicara 09 47 menit
21.00 – 22.00 Mengemudi 14 13 menit
Nonton TV 05 20 menit
Mengetik (Hp) 11 27 menit
22.00 – 23.00 Tidur 00 60 Menit
23.00 – 00.00 Tidur 00 60 Menit

b) Kalkulasi energi yang digunakan setiap hari :


1. Hari pertama, Senin 01 Oktober 2018
Tabel 1.1 Kalkulasi energi yang digunakan setiap hari
MET Total
Jenis Aktifitas Lama (menit) (Factor (kkal/kg/
Energy) hari)
Tidur 4 jam 0,9 3,6
Berjalan datar 39 menit 2,9 1,89
Berjalan cepat 12 menit 3,5 0,7
Membersihkan 45 menit 3,7 2,78
Duduk makan 42 menit 2,1 1,48
Berdiri berbicara 14 menit 1,4 0,33
Duduk berbicara 1 jam 27 menit 1,2 1,74
Duduk menulis 1 jam 15 menit 1,4 1,75
Duduk membaca 2 jam 20 menit 1,2 2,8
Mengurus diri 1 jam 40 menit 2,9 4,84
Mengemudi 1 jam 10 menit 2,1 2,45
Mengetik (hp) 47 menit 1,7 1,33
Istirahat 20 menit 1,0 0,34
Mencuci piring 18 menit 2,7 0,81
Menyanyi 11 menit 1,4 0,26
Nonton TV 2 jam 1,0 2,0
Jumlah 1080/18 jam - 29,1

Berdasarkan dari tabel kalkulasi energi diatas yang digunakan


pada hari senin tanggal 01 Oktober 2018, energi yang digunakan
untuk aktifitas dalam satu hari yaitu yang dimana dari jam 06.00 –
24.00 WITA di dapatkan sebanyak 29,1 kkal/kg/hari. Energi tertinggi
yang digunakan untuk melakukan aktifitas adalah sebanyak 4,84
kkal/kg/hari untuk aktifitas mengurus diri yang dimana sebanyak 100
menit (1 jam 40 menit) sedangkan energi terendah yang digunakan
adalah sebanyak 0,7 kkal/kg/hari yang dimana digunakan untuk
aktifitas berjalan cepat selama 12 menit dalam sehari.
2. Hari kedua, Selasa 02 Oktober 2018
Tabel 2.1 Kalkulasi energi yang digunakan setiap hari
MET Total
Jenis Aktifitas Lama (menit) (Factor (kkal/kg/
Energy) hari)
Tidur 1 jam 0,9 0,9
Berjalan datar 30 menit 2,9 1,45
Pindahkan barang 15 menit 3,7 0,93
Membersihkan 25 menit 3,7 1,55
Duduk makan 35 menit 2,1 1,23
Berdiri berbicara 12 menit 1,4 0,28
Duduk berbicara 1 jam 40 menit 1,2 2,0
Duduk menulis 1 jam 21 menit 1,4 1,89
Duduk membaca 1 jam 58 menit 1,2 2,36
Mengurus diri 1 jam 5 menit 2,9 5,3
Mengemudi 1 jam 5 menit 2,1 2,27
Mengetik (Hp/Leptop) 1 jam 49 menit 1,7 3,15
Istirahat 2 jam 1,0 2,0
Mencuci piring 18 menit 2,7 0,81
Nonton TV 3 jam 47 menit 1,0 3,78
Jumlah 1080/18 jam - 29,9

Berdasarkan dari tabel kalkulasi energi diatas yang digunakan


pada hari selasa tanggal 02 Oktober 2018, energi yang digunakan
untuk aktifitas dalam satu hari yaitu dari jam 06.00 – 24.00 WITA
digunakan sebanyak 29,9 kkal/kg/hari. Energi tertinggi yang
digunakan untuk melakukan aktifitas adalah sebanyak 5,3 kkal/kg/hari
untuk aktifitas mengurus diri selama 65 menit (1 jam 5 menit),
sedangkan energi terendah yang digunakan adalah sebanyak 0,9
kkal/kg/hari yang dimana digunakan untuk aktifitas tidur pada waktu
malam selama 1 jam.
3. Hari ketiga, Rabu 03 Oktober 2018
Tabel 2.1 Kalkulasi energi yang digunakan setiap hari
MET Total
Jenis Aktifitas Lama (menit) (Factor (kkal/kg/
Energy) hari)
Tidur 5 jam 0,9 4,5
Berjalan datar 28 menit 2,9 1,36
Membersihkan 1 jam 3,7 3,7
Memasak 8 menit 1,9 0,26
Duduk makan 39 menit 2,1 1,37
Duduk berbicara 2 jam 1,2 2,4
Mengurus diri 1 jam 37 menit 2,9 4,69
Mengemudi 26 menit 2,1 0,91
Mengetik (Hp) 1 jam 4 menit 1,7 1,82
Istirahat 2 jam 1,0 2,0
Mencuci piring 35 menit 2,7 1,58
Nonton TV 3 jam 3 menit 1,0 3,1
Jumlah 1080/18 jam - 27,69

Berdasarkan dari tabel kalkulasi energi diatas yang digunakan


pada hari rabu tanggal 03 Oktober 2018, energi yang digunakan untuk
aktifitas dalam satu hari yaitu yang dimana dari jam 06.00 – 24.00
WITA di dapatkan sebanyak 27,69 kkal/kg/hari. Energi tertinggi yang
digunakan untuk melakukan aktifitas adalah sebanyak 5,69
kkal/kg/hari untuk mengurus diri selama 1 jam 37 menit (97 menit),
sedangkan energi terendah yang digunakan adalah sebanyak 0,26
kkal/kg/hari yang dimana digunakan untuk aktifitas memasak
makanan instan pada pagi hari selama 8 menit.
c) Akumulasi energi yang digunakan selama tiga hari
Tabel 1 Akumulasi energi yang digunakan selama tiga hari
Total Energi yang digunakan
Waktu pengukuran
(kkal/kg/hari)
Total hari I 29,1
Total hari II 29,9
Total hari III 27,69
Jumlah 86,69
Rata-rata 28,9

Berdasarkan tabel akumulasi energi diatas dari tiga hari tersebut, didapat
jumah energi yang digunakan selama 3 hari tersebut diantaranya pada hari ke-I
digunakan energi sebanyak 29,1 kkal/kg/hari, hari ke-II digunakan energi sebanyak
29,9 kkal/kg/hari, sedangkan pada hari ke-III pengukuran diketahui energi yang
digunakan sebanyak 27,69 kkal/kg/hari. Sehingga dalam 3 hari tersebut jumlah
energi yang digunakan sebanyak 86,69 dengan rata-rata energi yang digunakan
untuk menunjang aktifitas seharinya adalah sebanyak 28,9 kkal/kg/hari.
Dalam kehidupan sehari-hari seorang individu harus membutuhkan energi
untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktifitas
fisik, faktor aktifitas juga berperan penting terhadap kebutuhan energi setiap orang.
Rata-rata semua orang pasti memiliki aktifitas masing-masing. Aktifitas fisik
merupakan gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tubuh dan sistem penunjangnya.
Secara umum ada tiga kategori aktifitas fisik yang dilakukan yaitu ringan,
sedang, dan berat. Untuk tiap kelompok aktifitas fisik kemudian ditetapkan suatu
faktor aktifitas.
1) Ringan
75% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri. 25% waktu untuk berdiri
atau bergerak.
Laki-laki : 1.56 dan perempuan : 1.55
2) Sedang
40% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri. 60% waktu untuk
aktifitas pekerjaan tertentu.
Laki-laki : 1.76 dan perempuan : 1.70
3) Berat
25% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri. 75% waktu untuk
aktifitas pekerjaan tertentu.
Laki-laki : 2.10 dan perempuan : 2.00
Setelah mendapatkan komponen yang dibutuhkan, maka total kalori (TK)
sehari ini bisa dihitung dengan rumus:

TK = Faktor aktivitas x AMB

Rumus untuk menaksir nilai AMB dari berat badan sendiri adalah :
Kelompok umur Laki-laki Perempuan
(Tahun)
0–3 60,9 B – 54 61,0 B – 51
3 – 10 22,5 B + 499 22,5 B + 499
10 – 15 17,5 N + 651 12,2 B + 746
18 – 30 15,3 B + 679 14,7 B + 496
30 – 60 11,6 B + 879 8,7 B + 829
≥ 60 13,5 B + 487 10,5 B 596
Sumber : FAO/WHO/USU, Energi and Protein Requirements, 1985
Ket : B = Berat badan dalam Kg.

Berdasarkan rumus ini maka taksiran kebutuhan energi perhari saya seorang
mahasiswa berumur 21 tahun dengan BB 60 kg dan tinggi 165 cm dapat dilihat sbb :
Dik : BB = 60 kg
TB = 165 cm
Penye :
1. Kebutuhan energi untuk angka metabolisme basal adalah :
AMB = (nilai BB AMB x BB) + nilai AMB laki-laki
= (15,3 x 60) + 679
= 1597 kkal

2. Kebutuhan energi total dengan aktifitas fisik adalah :


TK = Faktor aktifitas x AMB
= 1,56 x 1597 kkal
= 2491 kkal
Jadi taksiran kebutuhan energi seharinya adalah sebanyak 2491
kkal.
E. Rekomendasi
Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan,
tubuh memperoleh energi dari makanan yang dimakan, dan energi dalam makanan
ini terdapat sebagai energi kimia yang dapat diubah menjadi energi bentuk lain.
Untuk kehidupan sehari-hari seorang individu harus membutuhkan energi
untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktifitas
fisik, faktor aktifitas juga berperan penting terhadap kebutuhan energi setiap orang.
Rekomendasi saya untuk bisa mencapai standar energi yang telah ditetapkan
khususnya untuk saya seorang mahasiswa,sebaiknya kedepannya saya disamping
melakukan aktifitas ringan juga harus lebih sering melakukan aktifitas-aktifitas
sedang/berat lainnya sehingga dapat memenuhi standar energi yang harus
digunakan oleh laki-laki berumur 21 tahun tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia.

Gibney, M. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Kristanti. 2010. Penyakit Akibat Kelebihan dan Kekurangan Vitamin, Mineral dan
Elektrolit. Yogyakarta : Citra Pustaka.

Team Teaching. 2018. Modul Penuntun Praktikum Gizi Kesehatan Masyarakat.


Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo.

Anda mungkin juga menyukai