OLEH
SUPARMAN LATIF
811416063
1
- 2 gelas air putih - Air isi ulang (AQUA) - 19 L
- Air Putih
- 19 L
- Air isi ulang (AQUA)
- 2
- nasi - beras
Malam sendok
- ikan goreng - ikan
Rumah 19.00 s.d - 25 gr
- Air isi ulang
20.30 - 400 ml
- Air Putih (RO)
1. Hari kedua : selasa, 2 Oktober 2018
Tabel 5 Menu Makanan Yang Dikonsumsi
Pola Makan diatas merupakan pola makan yang sering saya konsumsi.
Makanan-makanan yang dikonsumsi merupakan makanan olahan rumah
tangga dan sebagian juga merupakan olahan pabrik. Dihari kedua ini saya
makan makanan yang beragam dari pagi sampai malam. Mulai dari sarapan
pagi sampai makan malam, kemudian siangnya nasi dan biscuit, dan
malamnya ada nasi goreng dan martabak.
Tabel 7 Formulir Food Diary
Makanan dan
Tempat
Waktu minuman yang Nama dagang Jumlah
makan
dikonsumsi
Rumah Pagi - Kentang goreng - kentang - 150 gr
07.30 – - Air Putih - air isi ulang - 400 ml
08.00 (AQUA)
Rumah Siang - Nasi - beras - 100 gr
13.30- - Ikan - ikan - 25 gr
15.20 - Air putih - air isi ulang - 19 L
(AQUA)
- Biskuit - better - 44 gr
Malam - Nasi goreng - Beras - 100 gr
Rumah 20.00- - Martabak
21.20 - Martabak Cokelat - 90 gr
2. Hari ketiga : Rabu, 3 Oktober 2018
Tabel 9 Menu Makanan Yang Dikonsumsi
Menu sarapan pagi 08.10 s.d 08.30 WITA
No
Jenis makanan Gambar
2
Air putih (400 ml)
Binte Biluhuta (1
1
mangkok
Dari daftar makanan yang tercantum diatas, ada makanan yang sering
saya konsumsi setiap harinya seperti nasi, ikan kecil (acar), tahu, dan kacang –
kacangan, dan ada pula makanan yang jarang saya konsumsi seperti udang,
mentega, dsb. Adapula makanan yang tidak pernah di konsumsi seperti Alkohol.
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas pola konsumsi selama 3 hari yang
dikonsumsi sebagian besar makanan dan minuman jarang dikonsumsi. Seperti
sudah terpapar diatas pada hari pertama disarapan pagi terdapat pisang goreng,
air, dan biscuit. Pada makan siang terdapat nasi, ikan dan snack, lalu pada
malam harinya ada nasi, ikan dan air. Kemudian pada hari kedua sarapannya
kentang goring dan susu, dilanjt sengan siangnya nasi ikan dan biscuit, lalu
malam harinya terdapat nasi goreng dan martabak cokelat makanan tersebut
hanya dikonsumsi pada hari-hari tertentu. Pada hari terakhir praktikum banyak
mengonsumsi nasi baik sarapan maumpun makan malam berupa nasi goreng.
Makanan - makanan tersebut adalah olahan rumah tangga seperti martabak,
kentang goreng,nasi goreng, milu siram. Namun selain makanan olahan rumah
tanggan ada juga makan yang dikonsumsi hasil olahan pabrik seperti biskuit
dan, cemilan. Untuk suplemen vitamin, sayuran saya sangat jarang
mengkonsumsinya.
Berdasarkan Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat,
Serat dan Air perorang peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi
Bangsa Indonesia pada laki laki usia 19-29 tahun dengan berat badan 60 kg,
tinggi badan 169 cm memiliki energy 2250 kkal, protein 56 gram, lemak 75
gram, vitamin A 500 mcg, dan vitamin C 75 mcg.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selama 3 hari berturut-turut
menunjukkan bahwa Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat,
Serat dan Air saya belum memenuhi standar dengan status gizi normal
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan 2010. Hal ini dapat
dilihat dari berat badan 60 kg dan tinggi badan 165 cm.
Berdasarkan hasil yang telah didapat menunjukan bahwa energi yang
diperoleh selama 3 hari belum memenuhi syarat dan yang anjurkan untuk
setiap individu adalah 2250 kkal. Untuk energi hari pertama 1606 kkal, hari
kedua 2221, hari ketiga 1230 kkal. Pada protein masih belum memenuhi
syarat dengan ketetapan protein yaitu 56 gram untuk hari pertama 63.7 gram,
hari kedua 89 gram, dan hari ketiga 54.4 gram. Untuk hari ketiga protein
mendekati angka ketetapan normal.
Angka kecukupan lemak yang dianjurkan setiap individu adalah 75 gram.
Sedangkan angka kecukupan lemak yang diperoleh belum memenuhi syarat
dengan hari pertama 39.3 gram, hari kedua 55.35 gram, dan hari ketiga 21.6
gram. Angka kecukupan vitamin A yang dianjurkan setiap individu adalah
500 mcg sedangkan yang diperoleh belum memenuhi syarat dengan hari
pertama 7053 mcg, hari kedua 7712 mcg, dan hari ketiga 6040 mcg. Angka
kecukupan vitamin C yang dianjurkan setiap individu adalah 75 mcg
sedangkan yang diperoleh belum memenuhi syarat karena melewati batas
normal ketetapan dengan hari pertama 113 mcg, hari kedua 83.8 mcg, dan
hari ketiga 85 mcg.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan selama 3 hari yaitu
dari hari Sabtu sampai dengan hari Senin menunjukkan bahwa konsusmsi
makanan individu belum memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Oleh karena
itu diperlukan makan dan minuman yang bergizi. Dari hasil yang telah diamati
bahwa tidak adanya mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran. Makan dari itu
untuk memperoleh gizi yang seimbang harus mengkonsumsi buah dan sayur
yang memiliki vitamin yang sangat berguna bagi tubuh.
Makanan yang di kosumsi selama 3 hari merupakan pola makan yang
pada umumnya sering dikonsumsi tetapi ada makanan yang hanya secara
kebetulan di makan pada hari tertentu. Makanan-makanan tersebut yang
dikonsumsi merupakan makanan olahan rumah tangga dan sebagian juga
merupakan bahan makanan instan atau olahan pabrik.
1. Hari pertama : Senin, 1 Oktober 2018
Tabel 13 Formulir Penilaian Konsumsi Makanan
Jenis
makanan/ Jumlah Vitam Vitami
Fraksi Energy Protein Lemak Iron
minuman yang URT in A nC
dikonsumsi
4 ptg
pisang 1x 52 0.4 0.2 0.3 130 24
sdg
2 ptg
Nangka 1x 106 1.2 0.3 0.9 330 7
sdg
1 ptg
Ikan laut 1x 113 17 4.5 0 150 0
sdg
Sayur 2 sdm 1x 54 3.6 0.4 0 4800 76
Biskuit 65 ml 1x 52 3.3 2.5 0 73 0
Air putih 1 gls 7x 0 0 0 0 0 0
Susu 1 gls 1x 509 24.6 30 0 1570 6
Jumlah 1606 63.7 39.3 1.2 7053 113
Lee RD dan Nieman DC, 1996. Nutritional Assesment. Second edition. New York
: Mosby.
Weinsier RI, Hunker EM, Krumidieck CL, dan Butterwoth CE. A, 1974.
Prospective Evaluation Of General Medical Patients During The Course
Of Hospitalization. American Journal of Clinical Nutrition;32418426.
Zeman FJ dan Ney DM, 1988. Applications of Clinical Nutrition. New Jersey :
Prentice Hall, Enbglewood cliffs. Hal 31-41.
PRAKTIKUM II
A. Judul Praktikum
Pengukuran Aktifitas Fisik.
B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menggunakan salah satu bentuk pengukuran aktifitas fisik.
2. Mahasiswa dapat mengukur besar energi yang digunakan dalam sehari-hari.
C. Dasar Teori
Aktifitas fisik adalah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktifitas fisik yang tidak ada (kurang
aktifitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan
secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global.
Aktifitas fisik merupakan salah satu bentuk penggunaan energi tubuh, jika
asupan kalori berlebihan dan tidak diikuti aktifitas fisik yang tinggi akan
menyebabkan kelebihan berat badan. Aktifitas fisik merupakan salah satu
komponen yang berperan dalam penggunaan energi. Penggunaan energi tiap jenis
aktifitas itu berbeda tergantung dari tipe, lamanya dan berat badan orang yang
melakukan aktifitas tersebut. Semakin berat aktifitas, semakin lama waktunya dan
semakin berat tubuh orang yang melakukannya maka energi yang dikeluarkanpun
lebih banyak. Olahraga jika dilakukan remaja secara teratur dan cukup takaran akan
memberikan keuntungan. Keuntungan tersebut menjaga kesehatan sepanjang
hidup dan mencegah penyimpangan perilaku makan (eating disorders) dan
obesitas.
Pengukuran aktiffitas fisik adalah mengukur tingkat aktifitas seseorang atau
populasi baik secara kuantitatif, kualitatif atau semi-kuantitatif artinya jumlah
banyaknya aktifitas tertentu yang dilakukan dalam satuan waktu. Kualitatif artinya
jenis/tipe aktifitas yang dilakukan, baik dalam waktu bekerja maupun diluar jam
kerja, sedangkan semi kuantitatif artinya menentukan jumlah waktu yang dilakukan
pada setiap jenis aktifitas.
Pengukuran aktifitas banyak digunakan dalam bidang gizi terutama dalam
mengukur jumlah kalori yang digunakan oleh setiap individu atau populasi dalam
melaksanakan kegiatan tertentu yang lebih dikenal dengan ‘energy expenditure’.
Energi ini nantinya diperlukan dalam menentukan kebutuhan gizi seseorang atau
dalam penyusunan rekomendasi. Pengukuran ini sangat penting terutama pada
mereka yang memerlukan pengaturan penggunaan energi misalnya pada orang
yang sedang dalam program diet atau penurunan berat badan.
Aktifitas fisik dibagi 3 yaitu ringan, sedang dan berat. Aktifitas fisik ringan
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan menggerakkan tubuh, aktifitas
fisik sedang adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga
cukup besar, dengan kata lain adalah bergerak yang menyebabkan nafas sedikit
lebih cepat dari biasanya, sedangkan aktifitas fisik berat adalah pergerakan tubuh
yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang cukup banyak (pembakaran kalori)
sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya.
Aktifitas fisik maksimal dapat meningkatkan konsumsi oksigen 100-200 kali
lipat karena terjadi peningkatan metabolisme di dalam tubuh. Peningkatan
penggunaan oksigen terutama oleh otot-otot yang berkontraksi, menyebabkan
terjadinya peningkatan kebocoran elektron dan mitokondria yang akan menjadi
SOR (Senyawa Oksigen Reaktit). Umumnya 2-5% dan oksigen yang digunakan dalam
proses metabolisme di dalam tubuh akan menjadi ion superoksid sehingga saat
aktifitas fisik berat terjadi peningkatan produksi radikal bebas. Kehidupan dengan
aktifitas fisik berat serta pengaruh lingkungan menyebabkan radikal bebas sulit
dihindari sehingga perlu diusahakan untuk meningkatkan antioksidan di dalam
tubuh. Antioksidan berfungsi untuk melindungi tubuh dan efek destruktif yang
ditimbulkan radikal bebas. Antioksidan dapat melindungi tubuh dari sejumlah
penyakit berat seperti penyakit jantung, kanker, stroke, artritis, serta berbagai
kondisi kesehatan lainnya. Antioksidan diyakini dapat melindungi biomolekul
terhadap stres oksidatif sehingga dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler.
Akhir-akhir ini dalam bidang epidemiologi gizi, pengukuran aktifitas banyak
dihubungkan dengan timbulnya atau terjadinya suatu penyakit utamanya penyakit
generatif seperti penyakit koroner, hipertensi, dan diabetes. Pengukuran ini yang
disebut dengan indikator fungsional dari kesehatan dan gizi. Mereka dengan
aktifitas rendah mempunyai risiko penyakit tertentu yang lebih tinggi dibanding
dengan mereka yang mempunyai aktifitas yang tinggi. Serta aktifitas sebagai
indikator fungsional juga sering dihubungkan dengan timbulnya penyakit tertentu
misalnya kegiatan jalan baik, jalan cepat, atau jalan biasa (jogging) dihubungkan
dengan menurunnya risiko penyakit diabetes.
Pada praktikum ini akan di bahas sedikit tentang berbagai metode yang
digunakan dalam mengukur aktifitas, dari metode yang sederhana seperti
pengunaan kuisioner sampai dengan metode yang canggih yang memerlukan
peralatan yang mahal.
Pengukuran aktifitas secara umum dibagi ke dalam 3 kelompok :
a) Pencatatan aktifitas dan kemudian menentukan besar energi yang
digunakan dalam aktifitas tersebut. Cara ini dikenal dengan ‘time and
motion study’ penggunaan kuisioner dimasukan kedalam kelompok ini.
b) Pengukuran energy expenditure secara fisiologis seperti pada pengukuran
denyut jantung dan pengukuran produksi CO2 dengan menggunakan
‘doublydabeled water’
c) Pengukuran pergerakan atau perpindahan anggota tubuh dengan
menggunakan “motion sensor” seperti pedometer, accelerometer, dan
actometer.
Berdasarkan tabel akumulasi energi diatas dari tiga hari tersebut, didapat
jumah energi yang digunakan selama 3 hari tersebut diantaranya pada hari ke-I
digunakan energi sebanyak 29,1 kkal/kg/hari, hari ke-II digunakan energi sebanyak
29,9 kkal/kg/hari, sedangkan pada hari ke-III pengukuran diketahui energi yang
digunakan sebanyak 27,69 kkal/kg/hari. Sehingga dalam 3 hari tersebut jumlah
energi yang digunakan sebanyak 86,69 dengan rata-rata energi yang digunakan
untuk menunjang aktifitas seharinya adalah sebanyak 28,9 kkal/kg/hari.
Dalam kehidupan sehari-hari seorang individu harus membutuhkan energi
untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktifitas
fisik, faktor aktifitas juga berperan penting terhadap kebutuhan energi setiap orang.
Rata-rata semua orang pasti memiliki aktifitas masing-masing. Aktifitas fisik
merupakan gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tubuh dan sistem penunjangnya.
Secara umum ada tiga kategori aktifitas fisik yang dilakukan yaitu ringan,
sedang, dan berat. Untuk tiap kelompok aktifitas fisik kemudian ditetapkan suatu
faktor aktifitas.
1) Ringan
75% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri. 25% waktu untuk berdiri
atau bergerak.
Laki-laki : 1.56 dan perempuan : 1.55
2) Sedang
40% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri. 60% waktu untuk
aktifitas pekerjaan tertentu.
Laki-laki : 1.76 dan perempuan : 1.70
3) Berat
25% waktu digunakan untuk duduk atau berdiri. 75% waktu untuk
aktifitas pekerjaan tertentu.
Laki-laki : 2.10 dan perempuan : 2.00
Setelah mendapatkan komponen yang dibutuhkan, maka total kalori (TK)
sehari ini bisa dihitung dengan rumus:
Rumus untuk menaksir nilai AMB dari berat badan sendiri adalah :
Kelompok umur Laki-laki Perempuan
(Tahun)
0–3 60,9 B – 54 61,0 B – 51
3 – 10 22,5 B + 499 22,5 B + 499
10 – 15 17,5 N + 651 12,2 B + 746
18 – 30 15,3 B + 679 14,7 B + 496
30 – 60 11,6 B + 879 8,7 B + 829
≥ 60 13,5 B + 487 10,5 B 596
Sumber : FAO/WHO/USU, Energi and Protein Requirements, 1985
Ket : B = Berat badan dalam Kg.
Berdasarkan rumus ini maka taksiran kebutuhan energi perhari saya seorang
mahasiswa berumur 21 tahun dengan BB 60 kg dan tinggi 165 cm dapat dilihat sbb :
Dik : BB = 60 kg
TB = 165 cm
Penye :
1. Kebutuhan energi untuk angka metabolisme basal adalah :
AMB = (nilai BB AMB x BB) + nilai AMB laki-laki
= (15,3 x 60) + 679
= 1597 kkal
Kristanti. 2010. Penyakit Akibat Kelebihan dan Kekurangan Vitamin, Mineral dan
Elektrolit. Yogyakarta : Citra Pustaka.